Anda di halaman 1dari 4

Struktur Teks Ulasan Nasihat untuk Anakku

Struktur Isi
Orientasi Cerita pendek Nasihat untuk Anakku adalah karya ke-9 Motinggo
Busye yang bernama asli Bustami Djalid.Cerita pendek ini menceritakan
tentang perubahan keadaan dunia,perjuangan hidup,dan di cerita ini
terdapat banyak nasihat

Tafsiran Pada paragraf pertama teks ini menceritakan tentang keadaan negara
indonesia berubahnya keadaan negara Indonesia.Di paragraf selanjutnya
teks ini menceritakan tentang betapa sulitnya untuk menjalankan
kehidupan membutuhkan perjuangan yang berat untuk bisa memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dan akses transportasi yang sangat buruk.Pada
teks paragraf ke-4 dan selanjutnya menceritakan penulis cerita ini/nasihat
merayakan ulang tahun karena pada saat hari itu sang Ayah sedang
berulang tahun.Sang Ayah membawa temannya ke warung kopi untuk
merayakan hari ulang tahunnya.Di paragraf selanjutnya teks ini
menceritakan tentang rencana apa yang akan digunakan dari hasil terbitnya
buku sang Ayah.Di pertengahan teks cerita pendek ini sang Ayah
mendengar temannya telah melakukan bunuh diri dengan cara memotong
nadinya dengan silet.Hal itu sangat memalukan. Mendekati akhir cerita teks
ini memberi tahu jangan takut membela kebenaran memang terkadang
kebenaran dikalahkan oleh kenyataan . Pada bagian akhir cerpen ini
berisikan nasihat agar memilih pilihan yang benar yang tidak merugikan diri
sendiri dan orang lain

Evaluasi Cerita pendek yang ditulis oleh Motinggo Busye disajikan dengan bahasa
yang sulit dimengerti.Tetapi teks ini apabila pembaca sudah memahami teks
ini maka pembaca akan tersihir dengan ini cerita pendek.Di cerita pendek ini
banyak berisi nasihat yang sangat penting bagi kita semua.

Rangkuman Dengan mengesampingkan kekurangan tsb, teks ini benar benar dibutuhkan
oleh remaja di Indonesia karena banyak sekali nasihat dan motivasi yang
sangat dibutuhkan bagi kita semua
Unsur Intrinsik teks Ulasan Nasihat Untuk Anakku

1) Tema
= Kehidupan dan kegigihan agar jadi lebih baik
2) Alur/Plot
= Maju mundur
= Dimulai dari kisah ayahnya yang melalui kehidupan yang sangat sulit,
penuh dengan cobaan .. hingga sang anak bertanya dimana arloji milik
ayahnya, dan hingga ibunya memberi nasihat agar memilih jalan yang
benar, yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain
3) Tokoh dan perwatakan
1. Ibu = baik
2. Anak = baik
3. Ayah = baik, pekerja keras, tak pernah putus asa
4) Latar

-) Latar Tempat

1. Salemba adalah tempat yang bersejarah bagiku


2. Warung kopi itu sangat ramai didatangi pembeli
3. Banyak orang yang sering kecelakaan di jalan raya itu

-) Latar Waktu

1. Aku bangun lebih cepat pagi hari ini


2. Aku sering menyanyikan lagu itu pada siang hari
3. Malam hari ini sunyi sekali

-) Latar Suasana

1. Keadaan di dalam bus itu membuatku sesak


2. Hujan itu tak berhenti hingga tadi pagi
3. Panas sekali cuaca hari ini
5) Sudut Pandang
=
6) Amanat
= Kita harus belajar dari pengalaman orang lain. Kita harus menjadi yang
lebih baik. Jika kita diberi nasihat, kita ambil yang baik dan jauhi yang
buruk, dan kita harus memilih pilihan yang baik, yang tak merugikan diri
sendiri juga orang lain
7) Majas (Gaya Bahasa)

1. Bus kedua yang datang kemudian juga penuh sesak sehingga orang-orang
di dalam bus itu seperti ikan pepesan layaknya.
2. Kemudian, lalu lintas yang terganggu itu terganggu lagi oleh beberapa buah
oto pemadam kebakaran lewat yang bunyinya meratap-ratap di jalan raya
3. Orang menyebut kemerdekaan sebagai lambang rasa hormat pada diri
sendiri, suatu kepuasan duniawi yang menghauskan hatinya sampai mati
4. Apa saja bisa kutulis, dan aku takkan bisa didakwa atau ditangkap oleh
tulisan itu
5. Aku bisa memaki langit-langit, gedung-gedung, mobil-mobil, orang-orang
dari tingkat dan pangkat apa pun juga
6. Besok pagi Ayahmu bermaksud ikut menggali kubur untuk membenamkan
mayat temanku itu ke dalam bumi ini
7. Sekiranya engkau jadi penerbang ruang angkasa, sekiranya, dan
penerbanganmu itu gagal sehingga kau dilontarkan kembali ke bumi dalam
keadaan selamat, janganlah engkau malu.

Unsur Ekstrinsik teks Ulasan Nasihat untuk Anakku

1) Latar belakang pengarang

= Motinggo Busye memiliki nama asli Bustami Djalid. Lahir di Kupang , 21


November 1937 meninggal di Jakarta, 18 Juni 1999 pada umur 61 tahun. Dia
adalah seorang sastrawan, sutradara, dan seniman . Masa kecil Motinggo
berbarengan dengan masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kondisi perang
yang tidak menentu memberikan efek yang luar biasa bagi kesejahteraan
rakyat. Jangankan untuk sekolah, kebutuhan pokok seperti makan saja tidak
terpenuhi dengan baik. Oleh sebab itu, hampir sebagian besar teman-teman
sebaya Motinggo tidak bersekolah. Hal lain yang menyebabkan berkurangnya
kesempatan belajar di sekolah formal dikarenakan hanya anak-anak yang
orang tuanya mempunyai kedudukan dalam pemeritahan dan keturunan
bangsawan saja yang dapat bersekolah

Anda mungkin juga menyukai