Anda di halaman 1dari 11

MENGANALISIS KEBAHASAAN TEKS PROSEDUR

Disusun oleh :

Kelompok 5 Kelas XI MIPA III

1. Aji Guntara

2. Alma Qanita

3. Alya’ Salsabillah Azis

4. Muhammad Fazriel Haikal

5. Muhammad Rizky Fadillah

6. Ryo Mahardika Cristyantho

SMA NEGERI 2 TARAKAN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena
dengan izinnya lah kami dapat membuat makalah ini dengan mudah dan tepat waktu. Kami
dari kelompok 5 membuat makalah yang berjudul “Menganalisis Kebahasaan Teks Prosedur”.
Kami harap dengan adanya makalah ini para pembaca dimudahkan da diluaskan ilmu
pengetahuannya serta makalah ini dapat menjadi sumber referensi bagi teman-teman sekalian
yang ingin belajar lebih mengenai unsur kebahasaan yang terdapat pada teks prosedur.
Demikianlah laporan ini kami buat. Besar harapan kami teman-teman mendapat ilmu yang
bermanfaat dari makalah ini. Apabila terdapat kesalahan pengetikan atau kata-kata yang belum
tepat mohon dimaafkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tarakan, 22 Agustus 2019

KELOMPOK 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam teks prosedur terdapat banyak unsur kebahasaan yang dapat kita identifikasi
melalui kalimat atau kata-kata yang terdapat di dalamnya. Untuk itu, maka diperlukan berbagau
informasi untuk mengetahui berbagai macam unsur kebahasaan yang terdapat di dalamnya
yang akan dirangkum dalam makalah ini dengan sistematis sehingga memudahkan untuk
dipelajari jenis-jenisnya.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa saja jenis unsur kebahasaan yang terdapat di dalam teks prosedur?
b. Bagaimana mengetahui suatu unsur kebahasaan yang digunakan dalam teks prosedur?

C. TUJUAN
Membahas lebih lanjut tentang unsur kebahasaan dalam teks prosedur. Seperti kata
penanda wacana, kata ganti atau pronomina, konjungsi, kalimat imperative, deklaratif, dan
interogatif.
BAB II

A. MENGANALISIS UNSUR KEBAHASAAN TEKS PROSEDUR

Teks prosedur memiliki ciri kebahasaan berupa penanda wacana, kata ganti, konjungsi,
kalimat imperatif, deklaratif, dan interogatif. Berikut adalah penjelasannya.

1. PENANDA WACANA

Penanda wacana adalah sebuah kata atau rangkaian kata yang berfungsi untuk
menghubungkan atau merangkai berbagai bagian dari sebuah bacaan sehingga menjadi bacaan
yang lebih padu. Adapun fungsi dari penanda wacana yaitu

-Menunjukkan pertautan dari segi kronologi

-Memperjitu organisasi penulisan

-Menghubungkan fakta atau ide dengan ide yang lain

Contoh :

1. Setelah nasi matang, matikan penanak nasi dengan menekan tombol off dan mencabut
steker dari stopkontak.

2. Kemudian, tuangkan adonan kedalam loyang yang sudah diolesi mentega.

3. Selanjutnya, kue pun siap untuk disantap selagi hangat.

2. KATA GANTI (PRONOMINA)

Pronomina atau Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda
atau orang. Tujuan penggunaan kata ganti ini adalah untuk memperhalus bahasa yang kita
gunakan, dan membuat kalimat lebih efektif serta tidak berulang – ulang sehingga kalimat yang
digunakan tidak terkesan bertele – tele. Pronomina dapat ditemukan di dalam teks prosedur.
Namun, tidak semuanya melainkan hanya beberapa saja. Berikut adalah contohnya.
A. Kata Ganti Petunjuk

Kata ganti petunjuk adalah kata ganti yang digunakan untuk menunjukan letak suatu
benda. Kata ganti petunjuk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Kata Ganti Petunjuk umum

- Cara membuat makanan ini sangatlah mudah.

- Prosesnya sangatlah mudah dan kita tidak perlu pusing memikirkan itu karena kita
akan dibantu dengan teks prosedur yang telah kami buat ini.

2. Kata Ganti Petunjuk Letak/Tempat

- Jalanlah sejauh 100m, di sana anda akan menemukan pos polisi.

- Rumput laut merupakan komoditas yang mudah ditemukan di sini.

3. Kata Ganti Penunjuk Ikhwal

- Dengan begitu, maka bau amis dari rumput laut akan hilang.

- Dengan begini, pekerjaan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

B. Kata Ganti Penghubung

Kata ganti penghubung adalah kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak
kalimat dengan induk kalimat.

Contoh :

1. Gunakan rumput laut yang telah dikeringkan.

2. Pisahkan susu bubuk coklat dan stroberi yang sudah diayak menggunakan saringan.

C. Kata Ganti Tak Tentu

Kata ganti tak tentu adalah kata ganti yang digunakan untuk menunjukan sesuatu yang
belum jelas jumlah dan bentuknya.

Contoh :

1. Tuangkan susu masing-masing dua sendok makan.

2. Tambahkan gula masing-masing sesuai takaran.


3. KATA HUBUNG (KONJUNGSI)

Konjungsi merupakan kata hubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Di dalam
teks prosedur terdapat berbagai macam jenis konjungsi, diantaranya :

1. Konjungsi Aditif

Konjungsi aditif adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua kata,
klausa, frasa, atau kalimat yang kedudukannya sederajat. Contoh kata penghubung aditif: dan,
lagi pula, lagi, dan serta.

Contoh kalimat : Tuangkan garam,lada, serta gula ke dalam wajan.

2. Konjungsi Waktu

Konjungi waktu adalah kata penghubung yang menjelaskan hubungan waktu antara dua
hal atau peristiwa. Contohnya: seperti, bilamana, sejak, sementara, bila, sebelum, sedari.

Contoh kalimat: Tambahkan vanili sebelum adonan dicampur.

3. Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan merupakan kata penghubung yang fungsinya untuk


menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal tersebut. Kata-kata yang
sering dipakai adalah: sebagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, daripada, seperti, sebagaimana,
bagai, umpama.

Contoh kalimat: Tambahkan gula sebagai pemanis tambahan pada adonan.

4. Konjungsi Urutan

Konjungsi urutan yaitu konjungsi yang menyatakan urutan akan sesuatu hal. Contoh kata
penghubung urutan: mula-mula, lalu, dan kemudian.

Contoh kalimat: Mula-mula panaskan wajan dengan api berukuran sedang.

5. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan merupakan konjungsi yang menegaskan perlawanan atau


pertentangan dalam suatu kalimat. Contohnya adalah namun.

Contoh kalimat : Campurkan adonan yang sudah kering saja. Namun jangan lupa untuk
mengecilkan api

6. Konjungsi Pembetulan

Konjungsi pembetulan adalah konjungsi yang berfungsi untuk menegaskan kembali suatu
kalimat dalam teks agar tidak terjadi kesalahan. Contohnya adalah hanya dan melainkan.

Contoh kalimat : Jangan gunakan gula kasar, melainkan gunakanlah gula halus.
7. Konjungsi Penyamaan

Konjungsi penyamaan merupakan kata hubung yang memperjelas kesamaan antar dua
klausa. Contohnya yaitu,adalah, ialah, dan yakni.

Contoh kalimat : Campurkan margarin yakni sebanyak 2sdm ke dalam mixer.

8. Konjungsi Penyimpulan

Konjungsi penyimpulan merupakan konjungsi yang berfungsi memperjelas hasil


atau,suatu kesimpulan dalam kalimat. Contohnya adalah oleh karena itu, dengan demikian, dan
oleh sebab itu.

Contoh kalimat : Oleh sebab itu pembuatan winko rumput laut ini sangatlah di dukung oleh
masyarakat.

9. Konjungsi Persyaratan

Konjungsi persyaratan adalah konjungsi yang menegaskan penjelasan syarat dalam suatu
kalimat. Contohnya adalah jika, kalau, asalkan.

Contoh kalimat : Jika menyukai kayu manis boleh ditambahkan lebih banyak atau sesuai
selera.

10. Konjungsi Tujuan

Konjungsi tujuan merupakan konjungsi yang menghubungkan kalimat penjelas tujuan


pada suatu teks. Contohnya adalah agar, supaya, untuk.

Contoh kalimat : Tambahkan gula sambil terus diaduk agar adonan tidak menggumpal.

11. Konjungsi Penyungguhan

Konjungsi penyungguhan adalah konjungsi yang menekankan penyungguhan suatu klausa


dalam sebuah kalimat. Contohnya adalah meski, biar, dan walau.

Contoh kalimat : Walau hanya lebih sedikit, penambahan vanili dapat mempengaruhi aroma
kue yang dipanggang.

12. Konjungsi Kesewaktuan

Konjungsi kesewaktuan adalah kata hubung yang menyatakan waktu pada suatu kalimat.
Contohnya adalah ketika, waktu, sewaktu, saat, tatkala, selagi, sebelum, sesudah, setelah, sejak,
semenjak, dan sementara.

Contoh kalimat : Balik adonan sebelum menaikkan suhu oven.


13. Konjungsi Pemilihan

Konjungsi pemilihan adalah kata hubung untuk menjelaskan hubungan kata dan pemilihan
suatu kata dalam kalimat. Contohnya adalah atau.

Contoh kalimat : Tambahkan daun pandan atau perisa vanili dalam adonan.

4. KALIMAT IMPERATIF, DEKLARATIF, DAN INTEROGATIF

1. Kalimat Imperatif

Kalimat imperatif Menurut Rahardi, 2005:80, kalimat imperatif merupakan kalimat yang
mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur atau orang lain menuruti
sesuatu yang diminta oleh si penutur. Kalimat ini terkadang disebut juga sebagai jenis-jenis
kalimat perintah. Isi kalimat imperatif bisa berupa perintah yang sangat keras atau kasar, hingga
permohonan yang sangat halus dan santun. selain itu, kalimat tersebut bisa juga berisi
pembiaran terhadap suatu perbuatan atau pelarangan suatu tindakan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kalimat imperatif adalah
kalimat yang bersifat memerintah atau memberi komando, mempunyai hak memberi komando,
dan bersifat mengharuskan. Dengan kata lain, kalimat imperatif adalah kalimat yang di
dalamnya mengandung perintah. Kalimat ini berfungsi untuk meminta / melarang seseorang
untuk melakukan sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa kalimat imperatif adalah kalimat yang
berutujuan untuk memerintah suatu orang baik perintah keras atau kasar dan sebaliknya.

1.1 Ciri Kalimat Imperatif

- Intonasi yang rendah di akhir kalimat.


- Adanya artikel penegas, penghalus, ajakan, harapan, permintaan, dan larangan.
- Susunan kalimatnya inversi, sehingga subjek dan predikatnya tidak pasti.
- Pelaku tindakannya tidak selalu terungkap.
- Umumnya diakhiri contoh penggunaan tanda seru (!) yang terdapat di akhir kalimat

1.2 Contoh Kalimat Imperatif

- Tempelkan payet menggunakan lem.

- Mula-mula, tuangkan segelas air ke dalam mangkuk.

- Nyanyikanlah dengan suara lantang!


2. Kalimat Deklaratif

Kalimat deklaratif merupakan sebuah kalimat yang berisi statement dan bersifat fakta atau
opini. Kalimat deklaratif biasanya disebut sebagai kalimat berita. Kalimat deklaratif digunakan
untuk memberikan suatu informasi berita atau peristiwa kepada seseorang tanpa mengharapkan
respon khusus.

2.1 Ciri-Ciri Kalimat Deklaratif

- Intonasinya yang netral, tidak ada bagian yang dipentingkan dari yang lainnya.

- Bagian dari kalimat berita dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hal ini, bagian tersebut
dapat ditempatkan pada awal kalimat atau bagian akhir kalimat.

- Susunan kalimat tidak dapat dijadikan sebagai ciri-ciri karena hampir sama saja dengan
kalimat yang lainnya.

2.2 Contoh Kalimat Deklaratif

- Bawang dipotong menyerong dengan menggunakan pisau

- Gula halus diayak untuk memisahkan gumpalan-gumpalan gula.

3. Kalimat Interogatif

Kalimat interogatif merupakan kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada
seseorang. Kalimat interogatif dibentuk untuk mendapatkan responsi berupa jawaban. Pada
umumnya, kalimat ini selalu diakhiri dengan tanda tanya. Kalimat interogatif biasanya ditandai
dengan sebuah kata tanya seperti apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana dan lain sebagainya.

3.1 Ciri-Ciri Kalimat Interogatif

- Kalimat dibaca dengan nada bertanya

- Terdapat tanda tanya (?) di akhir kalimat

3.2 Contoh Kalimat Interogatif

- Bagaimana hasil kue yang sudah jadi ?

- Apakah bahan-bahan yang digunakan mudah diperoleh?


BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Teks prosedur memiliki berbagai banyak jenis unsur kebahasaan. Diantaranya yaitu
penanda wacana, kata ganti, konjungsi, kalimat imperatif, deklaratif, dan imperatif. Dari tiap
unsur kebahasaan dibagi lagi menjadi berbagai macam jenis. Teks prosedur akan lebih mudah
dipelajari dan dipahami setelah mengetahui unsur kebahasaan yang terdapat di dalamnya.

B. SARAN

Pada akhir makalah ini kami telah menilai dan mengevaluasi pengerjaan makalah.
Diharapkan kedepannya tiap-tiap anggota dapat konsisten dan tepat waktu dalam
mengumpulkan materi dan menguasai materi agar tidak tergesa-gesa dan menghambat
penyelesaian materi dalam makalah maupun presentasi.
DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai