Anda di halaman 1dari 64

e-Modul

Mata Pelajaran Bahasa


Indonesia

Modul Elektronik (e-Modul)

SMAN 1 SUMBAWA BESAR

Penyusun :
menu
Sri Wahyuni Darmayanti,S.Pd.
(Guru SMAN 1 Sumbawa Besar)
Editor :
Aminu Irfanda S, S.Pd. M.Pd.
Agus Surya Pratama, S.Pd.
Drs. Lalu Karna
Anna Nurhasanah, S.Pd. M.Pd.
Mulyawansyah, S.PdT.
Ade Maulana, S.Pd
Daftar Isi

COVER
PENGEMBANG
DAFTAR ISI
PETUNJUK
GLOSARIUM
PENDAHULUAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN I
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
B. Tujuan Pembelajaran
C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot
D. Rangkuman
E. Latihan
F. Rubrik Penilaian Latihan
G. Penilaian Diri
KEGIATAN PEMBELAJARAN II
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
B. Tujuan Pembelajaran
Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan
C.
Kebahasaannya
D. Rangkuman
E. Latihan
F. Rubrik Penilaian Latihan
G. Penilaian Diri
EVALUASI AKHIR PEMBELAJARAN
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Istilah

1. Anekdot : cerita singkat dan lucu yang


digunakan untuk menyampaikan
kriitik melalu sindiran terhadap
kejadian menyangkut orang banyak
atau perilku tokoh publik.
2. Humor : cerita lucu yang tujuannya semata-
mata untuk menghibur.
3. Abstraksi : cerita pembuka yag akan
menggambarkan awal cerita.
4. Orientasi : peninjauan yang menggambarkan
situasi awal cerita. Tujuannya
untuk membangun konteks
pembaca dengan cerita.
5. Krisis : bagian cerita yang menggambarkan
keadaan genting atau konflik.
6. Reaksi : tanggapan tokoh terhadap konflik
yang muncul.
7. Koda : bagian penutup atau akhir cerita.
8. Kalimat : kalimat tanya yang tidak
retoris memerlukan jawaban.
9. Kata : kelas kata yang menyatakan suatu
kerja tindakan, keberadaan, pengalaman,
atau pengertian dinamis lainnya.
Jenis kata ini umumnya menjadi
predikat dalam suatu frasa atau
kalimat.
Kamu dapat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian dalam modul
ini, karena masing-masing saling berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi
dengan latihan, dan evaluasi. Latihan dan evaluasi menjadi alat ukur tingkat
penguasaan kamu setelah mempalajari materi dalam modul ini. Jika kamu belum
menguasai 75 % dari setiap kegiatan, maka kamu dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam modul ini. Apabila kamu masih
mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam modul ini, silahkan
diskusikan dengan teman atau guru kamu. Selamat mempelajari modul ini,
semoga kamu berhasil dan sukses selalu.

menu Next
Pendahuluan

Halo generasi emas Indonesia, tetap semangat belajar untuk membanggakan


Indonesia. Pada e-modul ini, kalian akan mempelajari materi tentang
menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur dan kebahasaannya sehingga
dapat menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan
kebahasaannya. Seperti kalian ketahui bahwa teks anekdot adalah salah satu
cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat. Cerita lucu tersebut bisa jadi
hanya merupakan cerita rekaan atau didasarkan kejadian nyata. Pastinya, dalam
kehidupan sehari-hari kalian seringkali mendengar atau membaca cerita lucu
tentunya. Apakah teks anekdot itu adalah cerita lucu? Apakah teks anekdot
memiliki ciri khusus yang berbeda dengan teks lainnya pada pelajaran bahasa
Indonesia?

Nah, berdasarkan uraian di atas, maka e-modul ini pun dibagi menjadi dua
kegiatan pembelajaran, yaitu:

Kegiatan pembelajaran 1:
Menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur dan unsur kebahasaannya

Kegiatan pembelajaran 2:
Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan.

Sebagai kelengkapan e-modul ini, setiap kegiatan pembelajarannya pun diakhiri


dengan soal-soal latihan untuk mengukur keberhasilan pemahaman kalian
tentang materi analisis teks anekdot. Oleh karena itu, untuk kelancaran kalian
berlatih menganalisis teks anekdot, e-modul ini menyajikan teks anekdot yang
disertai contoh hasil analisis berdasarkan struktur teks anekdot dan unsur
kebahasaannya.

Adapun manfaat yang akan kalian peroleh setelah mempelajari e-modul ini
adalah mahir dalam menganalisis struktur teks anekdot dan unsur kebahasaannya
serta dapat menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur
dan kebahasaannya. Di samping itu, jika kalian ingin mencoba mengirimkan
hasil analisis teks anekdot lainnya atau menulis teks anekdot ke media cetak.
Kalian pun akan mendapatkan tambahan uang saku. So pasti itu adalah sesuatu
yang menyenangkan dan membahagiakan untuk kalian.

Prev menu Next


Petunjuk Penggunaan e-Modul

Teks Anekdot

Bagaimana sudah siapkah kalian mempelajari materi pembelajaran e-modul


berikut ini?

Apabila kalian sudah siap, ingat bahwa untuk memudahkan kalian belajar materi
pada e-modul ini, perlu kalian perhatikan hal-hal berikut ini:

1. Bacalah contoh teks anekdot yang tersaji dengan saksama!


2. Gunakan kamus jika menemukan kata-kata yang maknanya sulit dipahami!
3. Perkaya pengetahuan kalian tentang analisis teks anekdot dengan buku-
buku yang berhubungan dengan analisis teks anekdot
4. Pahami setiap langkah-langkah dalam menganalisis teks anekdot
berdasarkan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
5. Pahami contoh-contoh hasil analisis teks anekdot berdasarkan struktur dan
unsur kebahasaannya.
6. Kerjakan soal-soal latihan yang ada pada e-modul dengan teliti dan
saksama!

Keberhasilan pemahaman kalian akan diukur dalam sebuah uji kompetensi, jika
jawaban kalian benar lebih dari 75%, maka kalian dapat melanjutkan untuk
mempelajari materi pembelajaran dalam modul berikutnya. Jika belum, pelajari
kembali materi pada e-modul ini, terutama pelajari bagian yang belum kalian
pahami.

Selamat belajar!

Prev menu Next


Kegiatan Pembelajaran 1

Prev menu Next


STRUKTUR DAN KEBAHASAAN
TEKS ANEKDOT

Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Kegiatan Pembelajaran 1 yaitu :

3.6.1 Mengidentifikasi struktur teks anekdot.


3.6.2 Menganalisis unsur kebahasaan teks anekdot.
Prev menu Next
STRUKTUR DAN KEBAHASAAN
TEKS ANEKDOT

Tujuan Pembelajaran

Untuk mengetahui keberhasilan dari akhir kegiatan pembelajaran ini, sebaiknya


kalian mengetahui tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu :

1. Mengidentifikasi struktur teks anekdot


2. Menganalisis unsur kebahasaan teks anekdot

Prev menu Next


MATERI 1

STRUKTUR DAN UNSUR


KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

Benarkah teks anekdot hanya sekadar cerita lucu seperti yang disampaikan pada
pendahuluan? Sebelum kalian mempelajari materi ini lebih lanjut, ada baiknya
kalian mengetahui terlebih dahulu apakah teks anekdot itu. Kalian pasti pernah
membaca atau mendengar cerita sesuatu yang lucu, menarik, dan sering isinya
merupakan sindiran kepada seseorang.

Kalian juga mungkin pernah menyaksikan sebuah tayangan di televisi berjudul


stand up comedy, Nah, istilah stand up comedy ini juga dapat dijadikan contoh
yang konsepnya menyerupai anekdot. Lebih jelasnya, perhatikan contoh teks
anekdot berikut.
Aksi Maling Tertangkap CCTV

Seorang warga melapor kemalingan.


Pelapor : “Pak saya kemalingan.”
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...”
Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”
Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan
jelas.Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”
Pelapor : “Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”
Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya)

Bila diperhatikan teks cerita di atas, maka dapat dapat diidentifikasi bahwa teks
tersebut termasuk teks anekdot. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teks
anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan,
biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang
sebenarnya.

Ada pengertian lain bahwa teks anekdot dapat merupakan cerita rekaan yang
tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Yang menjadi
partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting. Teks anekdot
juga dapat berisi peristiwa yang membuat jengkel atau konyol partisipan yang
mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol seperti itu merupakan krisis yang
ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman,
puas dan frustrasi, serta tercapai dan gagal.

Perlu kalian ingat bahwa teks anekdot bukanlah sekadar hanya lelucon semata,
karena tujuan utamanya tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk
mengungkapkan suatu kebenaran yang sudah umum yang di dalamnya ada
sindiran secara tidak langsung.

1. STRUKTUR TEKS ANEKDOT

Teks anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya.
Menurut kalian bagaimanakah struktur teks anekdot tersebut? Setelah kalian
baca teks anekdot di atas, kemudian kalian cermati analisis strukturnya pada
format di bawah ini:

Abstrak Seorang warga melapor kemalingan


Orientasi Pelapor : “Pak saya kemalingan.”

Polisi : “Kemalingan apa?”


Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...”
Krisis Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”
Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam
dengan jelas.Saya bisa melihat dengan jelas wajah
malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”

Reaksi Pelapor : “Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh


keheranan.
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”
Koda Pelapor: (hanya bisa pasrah tak berdaya)

Maka, struktur berikut dapat kalian ingat sebagai struktur dari teks anekdot.

Berdasarkan keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa penjelasan


struktur teks anekdot terdiri atas lima bagian, yaitu:

1. Abstrak, yaitu bagian awal teks anekdot yang berfungsi memberikan


gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik
yang akan ada di dalam teks. Abstrak dapat disebut sebagai tahap
pembukaan.
2. Orientasi, yaitu bagian tes yang menunjukkan awal kejadian cerita
atau latar belakang suatu peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita
dengan detil di bagian ini. Orientasi ini berfungsi untuk membangun
teks.
3. Krisis, yaitu bagian teks yang menunjukkan hal atau masalah yang
unik dan tidak biasa yang terjadi pada penulis atau orang yang
diceritakan.Krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau
kejanggalan.
4. Reaksi, yaitu bagian teks yang menerangkan cara penulis atau orang
yang diceritakan dalam menyelesaikan masalah yang timbul di bagian
krisis. Reaksi itu berkenaan dengan tanggapan.
5. Koda, yaitu bagian akhir dari cerita unik tersebut yang menjelaskan
simpulan tentang kejadian yang diceritakan oleh penulis. Koda sama
dengan penutup.

Bagian abstrak dan koda merupakan struktur yang bersifat opsional, yaitu
boleh ada atau tidak ada pada sebuah teks anekdot.

Demikianlah analisis teks anekdot berdasarkan strukturnya, apakah kalian


sudah cukup jelas?

2. UNSUR KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT


Sebelum menganalisis teks anekdot berdasarkan unsur kebahasaannya, Bacalah
teks anekdot di bawah ini secara saksama!

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum


menyerang saksi.

“Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa Anda menerima lima ribu dolar
untuk berkompromi dalam kasus ini?”
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.

“Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk


berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata,

“Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”


“Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia
tadi berbicara dengan Anda.”

Hasil analisis teks anekdot berdasarkan unsur kebahasaannya, sebagai


berikut:

No. Unsur Contoh Kalimat


Kebahasaan
1. Kalimat yang Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa
menyatakan penuntut umum menyerang saksi.
peristiwa masa
lalu
2. Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa Anda
menerima lima ribu dolar untuk berkompromi
dalam kasus ini?”
3. Penggunaan Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab
konjungsi yang pertanyaan Jaksa.”
menyatakan
hubungan waktu
4. Penggunaan kata Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak
kerja aksi mendengar pertanyaan.
5. Penggunaan “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
kalimat perintah
6. Penggunaan “Oh, maaf.”
kalimat seru

Berdasarkan contoh tersebut, maka teks anekdot memiliki unsur


kebahasaan yang khas yaitu (a) menggunakan kalimat yang menyatakan
peristiwa masa lalu, (b) menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan
yang tidak membutuhkan jawaban, (c) menggunakan konjungsi (kata
penghubung) yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan
sebagainya, (d) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca,
berjalan, dan sebagainya; (e) menggunakan kalimat perintah (imperatif
sentence); dan (f) menggunakan (kalimat seru). Khusus untuk anekdot
yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat
dominan.

Next
STRUKUR DAN UNSUR
KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

Rangkuman Materi

1.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teks anekdot:

1. Struktur dalam teks anekdot


Abstraksi
Orientasi
Krisis
Reaksi
Koda

2. Analisis kebahasaan teks anekdot


Kalimat yang menyatakan masa lalu
Kalimat retoris
Konjungsi hubungan waktu dan konjungsi sebab akibat
Kata kerja aksi
Kalimat seru
Kalimat perintah

3. Analisis isi/pokok cerita berupa kritik atau sindirin yang menyangkut


permasalahan publik.

Prev menu Next


STRUKTUR DAN UNSUR
KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

Latihan

Bacalah teks anekdot berikut dengan saksama!

MEJA REPLIKA

Seorang kakek tua tinggal bersama anak, menantu, dan cucu yang
berusia 6 tahun. Keluarga tersebut biasa makan malam bersama.
Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Mata
rabun dan tangan yang bergetar membuatnya susah menyantap
makanan, sehingga sendok dan garpunya kerap kali jatuh. Oleh
anaknya, si kakek diberi meja kecil terpisah di pojok dengan alat
makan serba melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga
sedang makan, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut
ruangan. Namun anak dan menantunya mengomel agar si kakek
tidak menghamburkan makanan lagi. Si cucu yang berusia 6
tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari sang
ayah memperhatikan anaknya sedang membuat repika mainan
kayu. “Kau sedang membuat meja kayu ya sayang?” tanya ayah
pada anaknya. Dengan polosnya si anak menjawab, “Ya, aku
membuat meja ini persiapan untuk ayah dan ibu bila aku besar

nanti!”. Ayah anak itu langsung terdiam. Setelah kejadian itu si
ayah berjanji dalam hati, kakek akan kembali makan di meja yang
sama, tak ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau
taplak ternoda kuah.

Tugas/Latihan
Jawablah soal berikut dengan tepat!
1. Identifikasilah struktur dalam teks anekdot tersebut dan sertakan kalimat
bukti!
2. Analisislah unsur kebahasaan dalam teks anekdot tersebut dan sertakan
kalimat bukti!
3. Analisislah isi/pokok cerita berupa kritik atau sindiran dalam teks anekdot
tersebut!

Prev menu Next


STRUKUR DAN UNSUR
KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

Rublik Penilaian Latihan

Perhitungan nilai:
Jumlah skor yang diperoleh x 100 = ...
Skor maksimal

Prev menu Next


Penilaian Diri

Nama Peserta : Ketikkan Nama

Kelas : Ketikkan Kelas

Mata pelajaran : Ketikkan Mapel

Periksa

NO. PERNYATAAN YA TIDAK


1 Saya mampu mengidentifikasi struktur teks
anekdot
2 Saya mampu menganalisis unsur kebahasaan
teks anekdot
3 Saya mampu menganalisis isi / pokok cerita
berupa kritik atau sindiran yag terdapat dalam
teks anekdot
4 Saya mampu menganalisis isi / pokok cerita
berupa kritik atau sindiran yag terdapat dalam
teks anekdot
5 Saya mampu menganalisis isi / pokok cerita
berupa kritik atau sindiran yag terdapat dalam
teks anekdot
HASIL PENILAIAN DIRI
NAMA : undefined TINGKAT
PENCAPAIAN
KELAS : undefined 0%

MATA PELAJARAN : undefined

Pelajari Lagi | Lanjutkan


Kegiatan Pembelajaran 2

Prev menu Next


MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS
ANEKDOT DENGAN
MEMERHATIKAN STRUKTUR DAN
KEBAHASAANNYA

Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Kegiatan Pembelajaran 2 yaitu :

4.6.1 Menceritakan kembali isi teks anekdot dengan pola penyajian yang
berbeda
4.6.2 Menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang
banyak atau perilaku seorang tokoh publik
Prev menu Next
MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS
ANEKDOT DENGAN
MEMERHATIKAN STUKTUR DAN
KEBAHASAANNYA

Tujuan Pembelajaran

Untuk mengetahui keberhasilan dari akhir kegiatan pembelajaran ini, sebaiknya


kalian mengetahui tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu :

1. Menciptakan kembali teks anekdot dengan pola penyajian yang berbeda.


2. Menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang
banyak atau perilaku seorang tokoh publik.

Prev menu Next


MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS
ANEKDOT DENGAN
MEMERHATIKAN STUKRUR DAN
KEBAHASAANNYA

1. Pola Penyajian Teks Anekdot

Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot
yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja
menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap
harus memerhatikan struktur dan kebahasaannya.

Setelah memahami struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot, berikutnya


siswa akan belajar menulis teks anekdot. Untuk dapat menulis teks anekdot,
terlebih dulu, belajarlah menuliskan kembali teks anekdot yang kamu baca
dengan pola penyajian berbeda.

Pola penyajian dalam teks anekdot disajikan dalam dua bentuk, yakni narasi dan
dialog.

Berikut contoh pola penyajian narasi dalam teks anekdot:

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum


menyerang saksi.

“Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa Anda menerima lima ribu dolar
untuk berkompromi dalam kasus ini?”
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.

“Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk


berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata,

“Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”


“Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia
tadi berbicara dengan Anda.”

Pola penyajian teks anekdot di atas, dapat pula diubah dalam bentuk dialog tanpa
merubah struktur dan unsur kebahasaannya. Berikut contohnya:

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi


Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum
menyerang saksi.

Jaksa : “Apakah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk
berkompromi dalam kasus ini?”
Saksi : (menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan).

Pengacara pun turun tangan bertanya kepada saksi.

Pengacara : “Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar


untuk berkompromi dalam kasus ini?”

Saksi : (masih tidak menanggapi).

Akhirnya, hakim berbicara.

Hakim :“Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”

Saksi : (terkejut mendengar suara hakim). “Oh, maaf. Saya pikir dia tadi
berbicara dengan Anda.”

2. Langkah-langkah Penyusunan Teks


Anekdot

Dalam menyusun teks anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan terlebih
dahulu. Hal tersebut adalah tema, masalah yang dikriitik, kelucuan, tokoh,
struktur, pola penyajian, dan alur. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu
untuk belajar menyusun teks anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh
penyusunan anekdot agar nantinyakamu dapat menyusun anekdotmu sendiri.
Dalam contoh berikut, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun.
langkah-langkah penyusunan anekdot disajikan dalam bentuk tabel, dengan
penyelesaian pada kolom ketiga.

No Aspek Isi
1. Tema Kasus korupsi
2. Masalah yang Hakim yang melakukan korupsi namun tidak
dikritik diadili secara hukum
3. Humor/kelucuan Seorang saksi yang tidak mau menjawab
pertanyaan pada persidangan karena menurutnya
pertanyaan itu ditujukan untuk hakim
4. Tokoh Hakim, jaksa penuntut, pengacara, dan saksi
5. Struktur Abstraksi: Puncak pengadilan tindak pidana
korupsi.

Orientasi: Jaksa penuntut umum menyerang saksi


dengan pertanyaan.

Krisis: Saksi menatap keluar jendela seolah-olah


tidak mendengar jaksa. Pengacara pun turun
tangan untuk bertanya. Saksi masih tidak
menanggapi.

Reaksi: hakim meminta saksi untuk menjawab


pertanyaan jaksa.

Koda: saksi terkejut mendengar suara hakim


karena mengira pertanyaan tersebut yang hakim.
6. Pola penyajian Narasi

7. Alur Dalam sidang tindak pidana korupsi, seorang saksi


diberikan pertanyaan oleh jaksa penuntut umum.
Ketika ditanya ia hanya terdiam, kemudian
pengacara memberi pertanyaan yang sama, namun
tidak ada tanggapan dari saksi. Akhirnya, hakim
meminta saksi untuk menanggapi pertanyaan yang
disampaikan oleh jaksa dan pengacara, saksi pun
terkejut mendengar suara hakim karena mengira
pertanyaan yang diberikan oleh jaksa dan
pengacara untuk hakim tersebut.

Prev menu Next


MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS
ANEKDOT DENGAN
MEMERHATIKAN STRUKTUR DAN
KEBAHASAANNYA

Rangkuman

1. Pola Penyajian Teks Anekdot


Pola penyajian dalam teks anekdot disajikan dalam dua bentuk, yakni narasi dan
dialog.

2. Langkah-langkah Penyusunan Teks Anekdot


Beberapa hal yang harus ditentukan sebelum menulis teks anekdot:

Tema
Masalah yang dikritik
Humor atau kelucuan
Tokoh
Struktur
Alur
Pola penyajian
Prev menu Next
MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS
ANEKDOT DENGAN
MEMERHATIKAN STRUKTUR DAN
KEBAHASAANNYA

Latihan

1. Bacalah teks anekdot di bawah ini, kemudian ubahlah pola penyajiannya


menjadi narasi!

Baju Termahal Di Indoneisa

Suatu hari, ada dua politisi muda yang sedang berdiskusi


di warung kopi. Mereka berdiskusi masalah teman-teman
mereka yang banyak terjun ke dunia politik.
Iqbal : “Dam, teman-teman kita yang terjun ke dunia
politik sekarang sudah mulai kaya ya”
Adam : “Kalau itu sih, aku sudah tau sejak dulu Bal!”
Iqbal : “Saking kayanya nih, banyak banget teman kita
yang punya baju termahal di Indonesia!”
Adam : “Lho, maksud kamu baju termahal itu apa Bal?”
Iqbal : ”Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK!”
Adam : “Kok baju tahanan KPK?”
Iqbal : “Coba deh kamu pikir-pikir, seorang politisi
minimal “nyolong” uang negara 1 milyar dulu baru bisa
pakai baju tahanan KPK.”
Adam : “Oh, maksud kamu gitu toh, aku baru ngerti,
susah juga ya jadi politisi kalau belum siap iman.”
Iqbal : “Betul sekali itu, mari kita pesan kopi lagi untuk
mengenang teman-teman kita yang sudah bisa pakai baju
termahal itu.”

Dan mereka berdua pun melanjutkan minum kopi di


warung tersebut.

2. Buatlah teks anekdot dengan tema pendidikan karakter pada anak berdasarkan
struktur dan unsur kebahasaannya!

Prev menu Next


MENVIPTAKAN KEMBALI TEKS
ANEKDOT DENGAN
MEMERHATIKAN STRUKTUR DAN
KEBAHASAANNYA

Rublik Penilaian Latihan

1. Mengubah pola penyajian teks anekdot dari dialaog menjadi narasi:

2. Menulis teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasannya:


Perhitungan nilai:
Jumlah skor yang diperoleh x 100 = ...
Skor maksimal

Prev menu Next


Penilaian Diri

Nama Peserta : Ketikkan Nama

Kelas : Ketikkan Kelas

Mata pelajaran : Ketikkan Mapel

Periksa

NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mampu menciptakan kembali teks anekdot
dengan pola penyajian berbeda
2 Saya mampu menyusun teks anekdot
berdasarkan strukturnya
3 Saya mampu menyusun teks anekdot
berdasarkan unsur kebahasaannya
4 Saya mampu menyusun teks anekdot
berdasarkan unsur kebahasaannya
5 Saya mampu menyusun teks anekdot
berdasarkan unsur kebahasaannya
HASIL PENILAIAN DIRI
NAMA : undefined TINGKAT
PENCAPAIAN
KELAS : undefined 0%

MATA PELAJARAN : undefined

Pelajari Lagi | Lanjutkan


EVALUASI AKHIR PEMBELAJARAN

MULAI
SOAL EVALUASI AKHIR
PEMBELAJARAN

Kerjakanlah soal-soal berikut dengan memilih jawaban yang paling tepat!

Soal 1

KUHP DALAM ANEKDOT

Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberi


kuliah hukum pidana. Saat tiba sesi tanya jawab Ali bertanya pada
dosen, ”Apa kepanjangan dari KUHP, Pak?” Lalu dosen tidak
menjawab sendiri, melainkan melemparkannya pada Ahmad.
“Saudara Ahmad, coba coba dijawab pertanyaan saudara Ali tadi,”
pinta pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang
Habis Perkara, Pak...!”

Mahasiswa lain tentu tertawa, sedang pak dosen hanya


menggeleng-gelengkan kepala, seraya menambahkan pertanyaan
pada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban
itu?” dasar Ahmad, pertanyaan tersebut dijawabnya dengan tegas,
“Peribahasa Inggris mengatakan ‘Pengalaman adalah guru yang
terbaik’ begitu, Pak!” semua mahasiswa di kelas itu tercengang.
Mereka berpandang-pandangan. Lalu mereka tertawa terbahak-
bahak. Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.

Orientasi pada teks anekdot tersebut adalah kalimat ....

Seorang dosen memberikan kuliah


A.
hukum pidana
B Suasana kelas biasa-biasa saja
KUHP diplesetkan menjadi “Kasih
C.
Uang Habis Perkara”
Mahasiswa tercengang dan tertawa,
D. sedangkan dosen menggeleng-
gelangkan kepala
E. Kelas kembali berlangsung normal

Soal 2

Bagian krisis pada teks anekdot di atas adalah …

Seorang dosen memberikan kuliah


A.
hukum pidana
B. Suasana kelas biasa-biasa saja
KUHP diplesetkan menjadi “Kasih
C.
Uang Habis Perkara”
Mahasiswa tercengang dan tertawa,
D. sedangkan dosen menggeleng-
gelangkan kepala
E. Kelas kembali berlangsung normal

Soal 3

Di bawah ini termasuk unsur kebahasaan pada teks anekdot, kecuali ….

A. Pengunaan kalimat perintah


B. Penggunaan kalimat seru
C. Penggunaan kata kerja aksi
D. Penggunaan kalimat interogatif
E. Penggunaan konjungsi waktu

Soal 4

Unsur kebahasaan pada teks anekdot di antaranya adalah


menggunakan kalimat retoris. Yang dimaksud dengan kalimat
retoris adalah….

Kalimat yang mengandung


A.
pesan moral
Kalimat yang tidak memerlukan
B.
jawaban
Kalimat yang menggunakan kata
C.
kerja aksi
Kalimat yang penuh dengan
D.
kelucuan
Kalimat yang di dalamnya
E.
terdapat dialog

Soal 5

KUHP DALAM ANEKDOT

Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberi


kuliah hukum pidana. Saat tiba sesi tanya jawab Ali bertanya pada
dosen, ”Apa kepanjangan dari KUHP, Pak?” Lalu dosen tidak
menjawab sendiri, melainkan melemparkannya pada Ahmad.
“Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan saudara Ali tadi,” pinta
pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis
Perkara, Pak...!” Mahasiswa lain tentu tertawa, sedang pak dosen
hanya menggeleng-gelengkan kepala, seraya menambahkan
pertanyaan pada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu
jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan tersebut
dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan
‘Pengalaman adalah guru yang terbaik’ begitu, Pak!” Semua
mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-pandangan.
Lalu mereka tertawa terbahak-bahak. Gelak tawa mereda. Kelas
kembali berlangsung normal.
Kelucuan teks anekdot terdapat pada bagian …

Dosen sedang memberi kuliah


A.
hukum pidana.
Saat sesi tanya jawab antara
B.
mahasiswa dan dosen.
Saat Ahmad memplesetkan
C. KUHP menjadi Kasih Uang
Habis Perkara.
Para mahasiswa tertawa
D.
mendengar jawaban Ahmad
Para mahasiswa menertawakan
E. keluguan Ahmad menjawab
pertanyaan dosen.

Soal 6

Unsur kebahasaan yang menunjukkan kalimat yang


menggunakan konjungsi waktu pada teks anekdot di atas adalah

Seorang dosen fakultas hukum


A. suatu universitas sedang
memberi kuliah hukum pidana
Saat tiba sesi tanya jawab Ali
B.
bertanya pada dosen
Dosen tidak menjawab sendiri,
C. melainkan melemparkannya
pada Ahmad
Mahasiswa lain tentu tertawa,
D. sedang pak dosen hanya
menggeleng-gelengkan kepala
Kelas kembali berlangsung
E.
normal

Soal 7

Unsur kebahasaan pada teks anekdot di atas yang menggunakan


kalimat retoris adalah...

Seorang dosen fakultas hukum suatu


A. universitas sedang memberi kuliah
hukum pidana
Seorang mahasiswa yang bertanya
B. kepada dosennya tentang
kepanjangan KUHP
Seorang dosen yang bertanya kepada
C. mahasiswa tentang kepanjangan
KUHP
Dosen tidak menjawab sendiri,
D. melainkan melemparkannya pada
Ahmad
Saat dosen bertanya kepada
E. mahasiswa tentang darimana asal
jawaban KUHP

Soal 8

Holmes dan Watson sedang mengikuti perkemahan musim semi .Di


tengah malam, Holmes terbangun dan membangunkan Watson.“Watson,”
katanya,”Lihat ke langit dan katakan apa yang kamu lihat”.“Saya melihat
jutaan bintang, Holmes,” kata Watson.
“Dan apa kesimpulannya, Watson?”
Watson berpikir sejenak. “Baik,” katanya, “Berdasarkan astronomi, ada
jutaan galaksi dan mungkin milyaran planet. Menurut astrologi, saya
mengamati bahwa Saturnus berada di dalam Leo.Menurut horologi, saya
menyimpulkan bahwa waktu mendekati tiga seperempat pagi, menurut
meteorology, saya kira besok harinya bagus. Menurut teologi, saya lihat
bahwa Tuhan Mahakuasa dan kita begitu kecil tak berarti. Menurutmu
sendiri apa, Holmes?”
“Watson, tenda kita dicuri orang!”

Unsur kebahasaan pada teks anekdot di atas yang menunjukkan kalimat


seru adalah ......
“Watson,” katanya,”Lihat ke langit
A.
dan katakan apa yang kamu lihat.”
“Saya melihat jutaan bintang,
B.
Holmes,” kata Watson.
C. “Dan apa kesimpulannya, Watson?”
Watson berpikir sejenak. “Baik,”
D.
katanya,
E. “Watson, tenda kita dicuri orang!”

Soal 9

Suatu kali, Kabayan menunjukkan keahliannya sebagai orang yang


mampu menguasai bahasa burung. Kepala kampong mendengar hal itu
dan membawa Kabayan pergi berburu ke hutan. Di hutan, mereka
melihat sebuah pohon yang tumbang dan seekor burung hantu
membangun sarang di atasnya. Bertanyalah kepala kampung kepada
Kabayan, “Coba beri tahu aku apa yang dikatakan burung hantu itu!”.
“Ia bilang” kata Kabayan, “Jika kepala kampung tidak berhenti
menyusahkan warganya, kekuasannya akan segera tumbang seperti
pohonku ini.”......

Pesan yang terkandung di dalam anekdot di atas adalah …


seorang harus bersikap adil seperti
A.
halnya burung hantu
perbuatan menyengsarakan rakyat
B. akan berakibat pada status
kepemimpinannya
berbaik-baiklah pada siapapun, tidak
C.
boleh menyusahkan rakyat
untuk menjadi pemimpin harus
D.
memahami keinginan rakyatnya
kesadaran seorang pemimpin sangat
E.
diperlukan kapan pun dan dimana pun

Soal 10

Kelucuan yang tampak pada anekdot di atas adalah …

A. Penyampaian kritik secara langsung


Kritik yang dikemas secara diam-
B.
diam
C. Kontradiksi karakter dua tokoh
Pemanfaatan dua sifat tokoh yang
D.
berbeda
Keluguan seorang tokoh yang
E.
dimanfaatkan tokoh lain

Simpan »
Hasil Latihan Soal

Maaf..., nilai Anda 0


Anda belum mencapai KKM, silahkan belajar lagi !!

NO JAWABAN KUNCI KETERANGAN


1 - - ??
2 - - ??
3 - - ??
4 - - ??
5 - - ??
6 - - ??
7 - - ??
8 - - ??
9 - - ??
10 - - ??

menu Next
Daftar Pustaka

1. Darmawati, Uti dan Y. Budi Artati. 2016. Bahasa Indonesia


SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester I. Klaten: PT. Intan Pariwara.
2. Suherli, dkk. 2016. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat. Jakarta: Gramedia.

Selesai

menu

Anda mungkin juga menyukai