Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKS CERPEN

Disusun Oleh :
Nurfaridah
Kelas : XI Farmasi

SMK SETYA BHAKTI TASIKMALAYA


TAHUN PELAJARAN
2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, Juni 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 2
A. Pengertian Cerpen............................................................................................. 2
B. Unsur Intrinsik Cerpen.....................................................................................
C. Unsur Ekstrinsik Cerpen...................................................................................
D. Ciri-Ciri Cerpen................................................................................................
E. Struktur Cerpen.................................................................................................
F. Menentukan Nilai-Nilai Cerpen.......................................................................
G. Mengidentifikasi Konflik Dalam Cerpen ........................................................
H. Hal-hal Yang Harus Diperhatiakan Dalam Menulis Cerpen............................
BAB III SIMPULAN DAN SARAN..........................................................................
A. Simpulan...........................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat suatu bab yang menerengkan tentang
kesastraan/sastra Indonesia. Dan perlu kita ketahui sebelum kita membahas lebih dalam
mengenai sastra, kita harus tahu terlebih dahulu arti satra tersebut.
Sastra berasal dari dua kata, yaitu “sas” dan “tra”, “sas” yaitu tulisan sedangkan “tra”
ajaran.  Jadi dapat kita simpulkan sastra yaitu ajaran yang mengandung tulisan.
            Perlu kita ketahui bahwa sastra terbagi tiga, yaitu puisi, prosa, dan drama. Yang akan
penulis bahas dalam kesempatan kali ini yaitu mengenai cerpen yang merupakan bagian dari
prosa. Prosa adalah Prosa adalah suatu karya sastra yang berbentuk tulisan dan bersifat bebas,
yang dimaksud dengan bersifat bebas adalah karya sastra ini tidak terikat oleh aturan-aturan
penulisan karya sastra lainnya seperti rima, irama, diksi, dan lain-lain.
Begitu pula dengan cerpen yaitu cerita pendek yang hanya bisa dibaca sekali duduk.

B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian cerpen ?
b. Apa saja unsur intrinsik dan ekstinsik yang ada pada cerpen ?
c. Apa saja ciri-ciri yang ada pada cerpen ?
d. Apa saja struktur cerpen ?
e. Bagaimna cara menentukan nilai-nilai yang ada pada cerpen ?
f. Bagaimna cara mengidentifikasi konflik dalam cerpen ?
g. Apa saja hal-hal Yang harus diperhatiakan dalam menulis cerpen ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian cerpen.
2. Untuk mengetahui unsur intrinsik dan ekstinsik yang ada pada cerpen.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri yang ada pada cerpen.
4. Untuk mengetahui struktur cerpen.
5. Untuk mengetahui cara menentukan nilai-nilai yang ada pada cerpen.
6. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi konflik dalam cerpen.
7. Untuk mengetahui hal-hal Yang harus diperhatiakan dalam menulis cerpen.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau cerita pendek yang sering disingkat sebagai prosa fiksi naratif.
Cerita pendek cenderung padat dan ke titik lain karya fiksi lagi, seperti novel (dalam
pengertian modern) dan novel. Karena pendek, cerita pendek mengandalkan teknik sastra
seperti sukses karakter, plot, tema, bahasa dan wawasan yang lebih besar dari fiksi lagi.
Cerita bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi
yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba di tempat tujuan, dengan tradisi paralel
cerita lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai
sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya ETA Hoffmann dan Anton
Chekhov.
Pengertian Cerita Pendek Menurut Para Ahli
 a.      Sumardjo
Fiksi cerita pendek atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa terjadi kapan saja dan di mana
saja di mana cerita ini relatif singkat.
b.      Menurut KBBI
Cerita pendek berasal dari dua kata yang berarti pidato yang adalah kisah tentang bagaimana
dan cerita pendek berarti pendek (tidak lebih dari 10.000 kata) yang memberikan kesan
dominan dan berkonsentrasi hanya pada satu tokoh saja dalam cerita. Menurut dia tidak ada
cerita pendek hingga 100 halaman.
a.      Nugroho Notosusanto dalam Tarigan
Cerpen adalah kisah cerita pendek mulai dari 5000 kata-kata atau memperkirakan 17 pp
kuarto spasi ganda dan berpusat pada dirinya sendiri.
b.      Hendy
Cerita pendek adalah sebuah cerita pendek yang berisi narasi tungal.
c.       Aoh. K.H
Cerpen yang merupakan salah satu cerita pendek yang ditulis oleh fiksi atau fantasi disebut
naratif prosa pendek.
d.      J.S. Badudu
Cerita pendek adalah cerita yang mengarah dan terfokus pada satu acara.

2
B. Unsur Intrinsik Cerpen
Upaya memahami karya sastra dapat dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur
dalam (intrinsik). Unsur-unsur dalam sebuah karya sastra memiliki keterkaitan satu dengan
lainnya.
Berikut ini unsur-unsur intrinsik yang ada dalam karya sastra.
   1  .       Tema
Dapat kita peroleh setelah kita membaca secara menyeluruh (close reading) isi cerita.
Tema yang diangkat biasanya sesuai dengan amanat atau pesan yang hendak disampaikan
oleh pengarangya. Tema menyangkut ide cerita. Tema menyangkut keseluruhan isi cerita
yang tersirat dalam cerpen.
Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan, cinta kasih,
permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok adalah tema berhubungan dengan sikap dan
pengamatan pengarang terhadap kehidupan. Pengarang menyatakan idenya dalam unsur
keseluruhan cerita.
   2.       Jalan cerita dan alur
Alur tersembunyi dibalik jalan cerita. Alur merupakan bagian rangkaian perjalanan
cerita yang tidak tampak. Jalan cerita dikuatkan dengan hadirnya alur. Sehubungan dengan
naik turunnya jalan cerita karena adanya sebab akibat, dapat dikatakan pula alur dan jalan
cerita dapat lahir karena adanya konflik. Konflik tidak harus berisikan pertentangan antar
orang per orang. Konflik dapat hadir dalam diri sang tokoh dengan dirinya maupun dengan
lingkungan disekitarnya.
Hal yang menggerakan kejadian cerita adalah plot. Suatu kejadian baru dapat disebut
cerita kalau di dalamnya ada perkembangan kejadian. Dan suatu kejadian berkembang  kalau
ada yang menyebabkan terjadinya perkembangan konflik.
Adapun kehadiran konflik harus ada sebabnya. Secara sederhana, konflik lahir dari
mulai pengenalan hingga penyelesaiaan konflik. Untuk lebih jelasnya, urutan tingkatan
konflik adalah sebagai berikut.
   3.       Tokoh dan Perwatakan
Cara tokoh dalam manghadapi masalah maupun kejadian tentunya berbeda-beda. Hal
ini disebabkan perbedaan latar belakang (pengalaman hidup) mereka. Dengan
menggambarkan secara khusus bagaimna suasana hati tokoh, kita lebih banyak diberi tahu
latar belakang kepribadiannya . penulis yang berhasil menghidupkan watak tokoh-tokoh
ceritanya berate berhasil pula dalam menghidupkan tokoh.
Dalam perwatakan tokoh dapat diamati dari hal-hal berikut :
3
a. Apa yang diperbuat oleh para tokoh;
b. Melalui ucapan-ucapan tokoh;
c. Melalui penggambaran tokoh;
d. Melalui pikiran-pikirannya;
e. Melalui penerangan langsung.
   4.       Latar (setting)
Latar (setting) merupakan salah satu bagian cerpen yang dianggap penting sebagai
penggerak cerita. Setting mempengaruhi unsur lain, semisal tema atau penokohan. Setting
tidak hanya menyangkut lokasi di mana para pelaku cerita terlibat dalam sebuah kejadian.
Adapun penggolongan setting dapat dikelompokan dalam setting tempat, setting waktu, dan
setting sosial.
   5.       Sudut pandang (Point of View)
Point of view berhubungan dengan siapakah yang memceritakan kisah dalam cerpen?
Cara yang dipilih oleh pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Hal ini
dikarenakan watak dan pribadi si pencerita…akan banyak menentukan cerita yang dituturkan
pada pembaca.
Adapun sudut pandang pengarang terdiri dari empat macam, yaitu sebagai berikut.
a.      Objective point of view
Dalam teknik ini pengarang hanya menceritakan  apa yang terjadi, seperti anda
melihat film dalam televisi. Para tokoh hadir dengan karakter masing-masing. Pengarang
sama sekali tidak mau masuk ke dalam pikiran para pelaku.
b.      Omniscient poin of view
Dalam teknik ini, pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya.
Ia biasa menciptakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga
mencapai efek yang diinginkannya.
c.       Point of view (orang pertama)
Teknik ini lebih populer dikenal di Indonesia. Tekni ini dikenal pula dengan teknik
susut pandang “aku”. Hal ini sama halnya seperti seseorang mengajak berbicara pada orang
lain.
d.      Point of view (orang ketiga)
Teknik ini biasa digunakan dalam penuturan pengalaman seseorang sebagai pihak
ketiga. Jadi, pengarang hanya “menitipkan” pemikirannya dalam tokoh orang ketiga. Orang
ketiga (“dia”) dapat juga menggunakan nama orang.

4
   6.       Gaya
Gaya menyangku cara khas pengarang dalam mengungkapkan ekspresi berceritanya
dalam cerpen yang ia tulis. Gaya tersebut menyangkut bagaimna seorang pengarang memilih
tema, persoalan, dan menceritakannya dalam sebuah cerpen.
   7.       Amanat
Amanat adalah bagian akhir yang merupakan pesan dari cerita yang dibaca. Dalam hal
ini, pengarang “menitipkan” nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari cerpen yang
dibaca. Amanat menyangkut bagaimana sang pembaca memahami dan meresapi cerpen  yang
i abaca. Setiap pembaca akan merasakan nilai-nilai yang berada dari cerpen yang dibacanya.
Hal lain yang termasuk unsur sastra adalah unsur ekstrinsik. Unsur ini berada diluar karya
sastra itu sendiri. Misalnya nama, penerbit, tempet lahir pengarang, harga buku, hingga
keadaan disekitar saat karya sastra tersebut ditulis. (Adi abdul somad et.al 65 : 2009)

C. Unsur Ekstrinsik Cerpen


Unsur ekstrinsik cerpen merupakan sebuah unsur yang membentuk cerpen dari luar,
berbeda dengan unsur intrinsik cerpen yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur ekstrinsik
cerpen tidak terlepas dari keadaan masyarakat saat dimana cerpen tersebut dibuat oleh
pengarang. Unsur ini sangat memiliki banyak sekali pengaruh terhadap penyajian amanat
ataupun latar belakang dari cerpen tersebut. Berikut unsur ekstrinsik cerpen. 
   1.       Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat yaitu suatu pengaruh dari kondisi latar belakang
masyarakat terhadap terbentuknya sebuah jalan cerita. Pemahaman tersebut dapat berupa
pengkajian Ideologi negara, kondisi politik, sosial masyarakat, sampai dengan kondisi
ekonomi pada masyarakat itu sendiri.
   2.       Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang dapat meliputi pemahaman pengarang terhadap sejarah
hidup serta sejarah hasil karangan yang telah dibuat sebelumnya.
1.       Biografi
Biografi biasanya berisikan tentang riwayat hidup pengarang cerita tersebut yang
ditulis secara keseluruhan.
2.       Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis berisi tentang pemahaman kondisi mood ketika pengarang menulis
kisah cerita tersebut.

5
3.       Aliran Sastra
Aliran sastra seorang pengarang pastinya akan mengikuti suatu aliran sastra tertentu.
Hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap gaya penulisan yang dipakai oleh pengarang
dalam menciptakan sebuah kisah dalam cerpen tersebut.

D. Ciri-Ciri Cerpen
1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata
3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang
digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga pada
tahap penyelesainnya.
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca
dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat.

E. Struktur Cerpen
   1.       Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan dikembangkan
menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga sebagai gambaran awal dalam
cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat
struktur abstrak tersebut.
    2.       Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan dengan jalan
cerita dari cerpen tersebut.
   3.       Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan
akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari berbagai tokoh
cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.

6
   4.       Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah
mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.
   5.       Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.   
   6.       Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita
pendek tersebut oleh pembacanya. Tersedia (http://gopengertian.blogspot.com)

F. Menentukan Nilai-Nilai Cerpen


Saat selesai membaca sebuah karya sastra, mungkin anda pernah merasakan ada nilai-
nilai yang sesuai untuk dijalankan dalam keseharian. Bisa juga isi cerita tersebut mengandung
nilai kehidupan yang menyentuh hati dan membawa pengalaman batin. Hal tersebut
merupakan keunikan sastra yang memiliki fungsi sebagai bahan pembelajaran bagi
pembacanya. Jadi, selain sebagai hiburan, sastra pun berfungsi sebagai penyampai nilai-nilai
moral.
Moral pada karya sastra merupakan unsur yang disampaikan pengarang dan
merupakan makna terdalam dari sebuah karya sastra. Secara umum, moral menyarankan pada
pengertian ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dan sebagainya. Moral pun berhubungan dengan ahlak, budi pekerti, ataupun
susila.
Sebuah karya fiksi ditulis pengarang untuk menawarkan model kehidupan yang
diidealkannya. Fiksi mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh
sesuai dengan pandangannya tentang moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh,
pembaca dapat memetik pembelajaran berharga. Dalam hal ini, pesan moral pada cerita fiksi
berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan. Sifat-sifat luhur ini hakikatnya bersifat
universal. Artinya, sikap ini diakui oleh dunia. Jadi, tidak lagi bersifat kebangsaan, apalagi
peseorangan.
Wujud moral dalam karya fiksi dapat berupa hal hal-hal berikut :
1.       Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
2.       Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial;
3.       Hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya;
4.       Hubungan manusia dengan tuhannya.

7
Pesan moral yang sampai kepada pembaca dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh
pembaca. Hal ini berhubungan dengan cara pembaca mengapresiasi isi cerita. Pesan moral
tersebut dapat berupa cinta kasih, persahabatan, kesetiakawanan sosial, sampai rasa takjub
kepada tuhan.

G. Mengidentifikasi Konflik Dalam Cerpen


Jika para slanker emosinya tidak terendam, maka akan menimbulkan konflik.
Kericuhan akan terjadi dan pada akhirnya acara itu akan terganggu dan bahkan gagal. Konflik
seperti itu tidak hanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Konflik sering diangkat oleh para
penulis dalam karangannya.

H. Hal-hal Yang Harus Diperhatiakan Dalam Menulis Cerpen


Menulis cerpen tidak sama dengan menulis karya ilmiah. Crita pendek termasuk cerita
fiksi. Oleh karena itu, dalam menulis cerpen harus ada dasar/pertentangan, klimaks, dan
akhir/penyelesaian. Jalan ceritanya pun harus ada ketegangan (suspense), sehingga pembaca
tidak bosan dan selalu ingin tahu kelanjutannya. Secara sederhana jalan cerita dalam cerpen
dapat disekemakan sebagai berikut.
Klimaks 2
1  Dasar/pertentangan                               3 Penyelesaian/akhir
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis cerpen adalah sebagai berikut.
1. Adanya ketegangan (suspense): caranya dengan menceritakan secara sedikit demi
sedikit peristiwa/kejadian yang ingin dituju.
2. Adanya pelaku, baik pelaku utama maupun pelaku pembantu; disarankan hanya
ada satu atau dua pelaku utama. Pelaku-pelaku ini mempunyai karakter masing-
masing yang akan menimbulkan kesan dakam cerpen.
3. Adanya kemampuan membayangkan suatu kejadian yang akan datang /akan
terjadi; tujuannya untuk membangkitkan perhatian pembaca terhadap masalah itu.
4. Penggunaan bahasa yang efektif dan tegas agar semua unsur tersebut dapat
menimbulkan suatu kesan yang hidup.
(Ichanu Sahid Warsanto et.al 20 : 2014)

8
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

C. Simpulan
Dengan ini saya menyimpulkan bahwa cerpen adalah cerita pendek yang dibaca
hanya dalam sekali duduk dan cerpen memilki banyak unsure yang membangunnya seperti
tokok, latar, peristiwa, konflik dan masih banyak lagi yang sudah dijabarkan di dalam
pembahasan di atas.
Setelah kita belajar cerpen yang dapat diambil keuntungannya adalah kita bisa
mengetahui tentang apa itu cerpen cerpen dapat diambil dari nilai-nilai kehidupan dalam
peran masing-masing tokoh. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat dijadikan teladan bagi
pembacanya. Langkah untuk menulis cerpen yaitu menentuka tema, alur, tokoh, sudut
pandang, latar, amanat. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia yang penuh
pertikaian, mengharukan / menyenangkan dan mengundang pesan yang tidak mudah
dilupakan.

D. Saran
Pada saat Anda menulis cerpen sebaiknya Anda menyajikan beberapa unsur penting
cerpen yang sesuai dengan daya kreasi Anda. Unsur-unsur penting itu meliputi: tema,
plot/alur, tokoh, latar/setting,amanat dan sudut pandang. Jadi, Anda harus mengembangkan
tema, menyajikan rangkaian peristiwa, tokoh, latar, amanat dan sudut pandang dengan
menarik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Somad A.A. et.al. 2009. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Bandung: pusat perbukuan
departemen pendidikan nasional.
Djuharmie, et.al. 2005. Bahasa Indonesia. Bandung: CV regina.
Warsanto Sahid I, et.al. 2004. Kaji Latih Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: bumi aksara.
Fitri A.A. (2016). pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.
[online] Tersedia : http://gopengertian.blogspot.com[12 maret 2016]

10

Anda mungkin juga menyukai