Anda di halaman 1dari 17

makalah cerpen

Jumat, 18 Maret 2016

karya tulis ilmiah makalah cerpen

Cerpen

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata pelajaran bahasa Indonesia

Description: D:\IMAGE\logo\MAN.png

oleh

Adi Adaul Fitri


MAN 1 KOTA TASIKMALAYA

CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA

2016

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul cerpen telah diterima pada


hari…………………………..tanggal………………………..bulan…………………………..2016.

oleh

Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

………………………………………
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi hidayah dan inayah-Nya
pada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis
panjatkan kepada nabi Muhammad SAW.

Makalah dengan judul cerpen ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa
indonesia, selain itu juga dibuatnya makalah ini agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan
penulis dalam belajar hususnya mata pelajaran bahasa indonesia. Serta tak lupa pula kami kami ucapkan
terima kasih pada Guru mata pelajaran yang selalu memotivasi penulis supaya terlaksananya tugas
makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu kritik dan
saran kami harapkan demi kemajuan penulis.

Tasikmalaya, 2016

penyusun
DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan .....................................................................................................................1

D. Manfaat……....………………………………………………………………………………….2

E. Prosedur Penulisan……………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. pengertian cerpen………………………………………………………………………………..3

B. unsur intrinsik cerpen…………………………………………………………………………….4

C. unsur ekstinsik cerpen…………….………………………………………………………………7

D. ciri-ciri cerpen ……………………………..……………………………………………………..8

E. struktur cerpen…………………………………………………………………………………….9

F. menentukan nilai-nilai pada cerpen ……………….………………………………………..……10

G. mengidentifikasi konflik dalam cerpen …………………………………………………………..11

H. hal-hal Yang harus diperhatiakan dalam menulis cerpen ………….....................……………….12


BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat suatu bab yang

menerengkan tentang kesastraan/sastra Indonesia. Dan perlu kita ketahui sebelum kita membahas lebih
dalam mengenai sastra, kita harus tahu terlebih dahulu arti satra tersebut.

Sastra berasal dari dua kata, yaitu “sas” dan “tra”, “sas” yaitu tulisan sedangkan “tra” ajaran. Jadi dapat
kita simpulkan sastra yaitu ajaran yang mengandung tulisan.

Perlu kita ketahui bahwa sastra terbagi tiga, yaitu puisi, prosa, dan drama. Yang akan penulis
bahas dalam kesempatan kali ini yaitu mengenai cerpen yang merupakan bagian dari prosa. Prosa adalah
Prosa adalah suatu karya sastra yang berbentuk tulisan dan bersifat bebas, yang dimaksud dengan
bersifat bebas adalah karya sastra ini tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan karya sastra lainnya
seperti rima, irama, diksi, dan lain-lain.

Begitu pula dengan cerpen yaitu cerita pendek yang hanya bisa dibaca sekali duduk.

B. Rumusan masalah

a. Apa pengertian cerpen ?

b. Apa saja unsur intrinsik dan ekstinsik yang ada pada cerpen ?

c. Apa saja ciri-ciri yang ada pada cerpen ?

d. Apa saja struktur cerpen ?


e. Bagaimna cara menentukan nilai-nilai yang ada pada cerpen ?

f. Bagaimna cara mengidentifikasi konflik dalam cerpen ?

g. Apa saja hal-hal Yang harus diperhatiakan dalam menulis cerpen ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian cerpen.

2. Untuk mengetahui unsur intrinsik dan ekstinsik yang ada pada cerpen.

3. Untuk mengetahui ciri-ciri yang ada pada cerpen.

4. Untuk mengetahui struktur cerpen.

5. Untuk mengetahui cara menentukan nilai-nilai yang ada pada cerpen.

6. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi konflik dalam cerpen.

7. Untuk mengetahui hal-hal Yang harus diperhatiakan dalam menulis cerpen.

D. Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka manfaat makalah adalah sebagai berikut :

1. Kita dapat mengetahui pengertian cerpen.

2. Kita dapat mengetahui unsur intrinsik dan ekstinsik yang ada pada cerpen.

3. Kita dapat mengetahui ciri-ciri yang ada pada cerpen.

4. Kita mengetahui struktur cerpen.

5. Kita dapat mengetahui cara menentukan nilai-nilai yang ada pada cerpen.

6. Kita dapat mengetahui cara mengidentifikasi konflik dalam cerpen.

7. Kita dapat mengetahui hal-hal Yang harus diperhatiakan dalam menulis cerpen.

E. Prosedur Penulisan
Dalam prosedur penulisan ini, penulis mencari sumber dari berbagai buku yang ada di
perpustakaan sekolah dan memanfaatkan internet yang ada, lalu penulis memahami semua sumber
tersebut dan kemudian menuangkanyya dalam sebuah makalah.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Cerpen

Cerita pendek atau cerita pendek yang sering disingkat sebagai prosa fiksi naratif. Cerita pendek
cenderung padat dan ke titik lain karya fiksi lagi, seperti novel (dalam pengertian modern) dan novel.
Karena pendek, cerita pendek mengandalkan teknik sastra seperti sukses karakter, plot, tema, bahasa
dan wawasan yang lebih besar dari fiksi lagi.

Cerita bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan
singkat yang dengan cepat tiba di tempat tujuan, dengan tradisi paralel cerita lisan. Dengan munculnya
novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam
cerita-cerita karya ETA Hoffmann dan Anton Chekhov.

Pengertian Cerita Pendek Menurut Para Ahli

a. Sumardjo

Fiksi cerita pendek atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa terjadi kapan saja dan di mana saja di mana
cerita ini relatif singkat.

b. Menurut KBBI

Cerita pendek berasal dari dua kata yang berarti pidato yang adalah kisah tentang bagaimana dan cerita
pendek berarti pendek (tidak lebih dari 10.000 kata) yang memberikan kesan dominan dan
berkonsentrasi hanya pada satu tokoh saja dalam cerita. Menurut dia tidak ada cerita pendek hingga 100
halaman.
a. Nugroho Notosusanto dalam Tarigan

Cerpen adalah kisah cerita pendek mulai dari 5000 kata-kata atau memperkirakan 17 pp kuarto spasi
ganda dan berpusat pada dirinya sendiri.

b. Hendy

Cerita pendek adalah sebuah cerita pendek yang berisi narasi tungal.

c. Aoh. K.H

Cerpen yang merupakan salah satu cerita pendek yang ditulis oleh fiksi atau fantasi disebut naratif prosa
pendek.

d. J.S. Badudu

Cerita pendek adalah cerita yang mengarah dan terfokus pada satu acara.

2. Unsur Intrinsik Cerpen

Upaya memahami karya sastra dapat dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur dalam (intrinsik).
Unsur-unsur dalam sebuah karya sastra memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.

Berikut ini unsur-unsur intrinsik yang ada dalam karya sastra.

1 . Tema

Dapat kita peroleh setelah kita membaca secara menyeluruh (close reading) isi cerita. Tema yang
diangkat biasanya sesuai dengan amanat atau pesan yang hendak disampaikan oleh pengarangya. Tema
menyangkut ide cerita. Tema menyangkut keseluruhan isi cerita yang tersirat dalam cerpen.

Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan, cinta kasih, permusuhan, dan lain-lain.
Hal yang pokok adalah tema berhubungan dengan sikap dan pengamatan pengarang terhadap
kehidupan. Pengarang menyatakan idenya dalam unsur keseluruhan cerita.

2. Jalan cerita dan alur

Alur tersembunyi dibalik jalan cerita. Alur merupakan bagian rangkaian perjalanan cerita yang tidak
tampak. Jalan cerita dikuatkan dengan hadirnya alur. Sehubungan dengan naik turunnya jalan cerita
karena adanya sebab akibat, dapat dikatakan pula alur dan jalan cerita dapat lahir karena adanya konflik.
Konflik tidak harus berisikan pertentangan antar orang per orang. Konflik dapat hadir dalam diri sang
tokoh dengan dirinya maupun dengan lingkungan disekitarnya.

Hal yang menggerakan kejadian cerita adalah plot. Suatu kejadian baru dapat disebut cerita kalau di
dalamnya ada perkembangan kejadian. Dan suatu kejadian berkembang kalau ada yang menyebabkan
terjadinya perkembangan konflik.
Adapun kehadiran konflik harus ada sebabnya. Secara sederhana, konflik lahir dari mulai pengenalan
hingga penyelesaiaan konflik. Untuk lebih jelasnya, urutan tingkatan konflik adalah sebagai berikut.

Rounded Rectangle: Pengenalan konflik > timbul permasalahan > permasalahan > memuncak >
permasalahan mereda > penyelesaian masalah

3. Tokoh dan Perwatakan

Cara tokoh dalam manghadapi masalah maupun kejadian tentunya berbeda-beda. Hal ini disebabkan
perbedaan latar belakang (pengalaman hidup) mereka. Dengan menggambarkan secara khusus
bagaimna suasana hati tokoh, kita lebih banyak diberi tahu latar belakang kepribadiannya . penulis yang
berhasil menghidupkan watak tokoh-tokoh ceritanya berate berhasil pula dalam menghidupkan tokoh.

Dalam perwatakan tokoh dapat diamati dari hal-hal berikut :

a. Apa yang diperbuat oleh para tokoh;

b. Melalui ucapan-ucapan tokoh;

c. Melalui penggambaran tokoh;

d. Melalui pikiran-pikirannya;

e. Melalui penerangan langsung.

4. Latar (setting)

Latar (setting) merupakan salah satu bagian cerpen yang dianggap penting sebagai penggerak cerita.
Setting mempengaruhi unsur lain, semisal tema atau penokohan. Setting tidak hanya menyangkut lokasi
di mana para pelaku cerita terlibat dalam sebuah kejadian.

Adapun penggolongan setting dapat dikelompokan dalam setting tempat, setting waktu, dan setting
sosial.

5. Sudut pandang (Point of View)

Point of view berhubungan dengan siapakah yang memceritakan kisah dalam cerpen? Cara yang dipilih
oleh pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Hal ini dikarenakan watak dan pribadi si
pencerita…akan banyak menentukan cerita yang dituturkan pada pembaca.

Adapun sudut pandang pengarang terdiri dari empat macam, yaitu sebagai berikut.
a. Objective point of view

Dalam teknik ini pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seperti anda melihat film dalam
televisi. Para tokoh hadir dengan karakter masing-masing. Pengarang sama sekali tidak mau masuk ke
dalam pikiran para pelaku.

b. Omniscient poin of view

Dalam teknik ini, pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya. Ia biasa
menciptakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang
diinginkannya.

c. Point of view (orang pertama)

Teknik ini lebih populer dikenal di Indonesia. Tekni ini dikenal pula dengan teknik susut pandang “aku”.
Hal ini sama halnya seperti seseorang mengajak berbicara pada orang lain.

d. Point of view (orang ketiga)

Teknik ini biasa digunakan dalam penuturan pengalaman seseorang sebagai pihak ketiga. Jadi, pengarang
hanya “menitipkan” pemikirannya dalam tokoh orang ketiga. Orang ketiga (“dia”) dapat juga
menggunakan nama orang.

6. Gaya

Gaya menyangku cara khas pengarang dalam mengungkapkan ekspresi berceritanya dalam cerpen yang
ia tulis. Gaya tersebut menyangkut bagaimna seorang pengarang memilih tema, persoalan, dan
menceritakannya dalam sebuah cerpen.

7. Amanat

Amanat adalah bagian akhir yang merupakan pesan dari cerita yang dibaca. Dalam hal ini, pengarang
“menitipkan” nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari cerpen yang dibaca. Amanat menyangkut
bagaimana sang pembaca memahami dan meresapi cerpen yang i abaca. Setiap pembaca akan
merasakan nilai-nilai yang berada dari cerpen yang dibacanya.

Hal lain yang termasuk unsur sastra adalah unsur ekstrinsik. Unsur ini berada diluar karya sastra itu
sendiri. Misalnya nama, penerbit, tempet lahir pengarang, harga buku, hingga keadaan disekitar saat
karya sastra tersebut ditulis. (Adi abdul somad et.al 65 : 2009)

3. Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen merupakan sebuah unsur yang membentuk cerpen dari luar, berbeda dengan
unsur intrinsik cerpen yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur ekstrinsik cerpen tidak terlepas dari
keadaan masyarakat saat dimana cerpen tersebut dibuat oleh pengarang. Unsur ini sangat memiliki
banyak sekali pengaruh terhadap penyajian amanat ataupun latar belakang dari cerpen tersebut. Berikut
unsur ekstrinsik cerpen.
1. Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat yaitu suatu pengaruh dari kondisi latar belakang masyarakat terhadap
terbentuknya sebuah jalan cerita. Pemahaman tersebut dapat berupa pengkajian Ideologi negara,
kondisi politik, sosial masyarakat, sampai dengan kondisi ekonomi pada masyarakat itu sendiri.

2. Latar Belakang Pengarang

Latar belakang pengarang dapat meliputi pemahaman pengarang terhadap sejarah hidup serta sejarah
hasil karangan yang telah dibuat sebelumnya.

1. Biografi

Biografi biasanya berisikan tentang riwayat hidup pengarang cerita tersebut yang ditulis secara
keseluruhan.

2. Kondisi Psikologis

Kondisi psikologis berisi tentang pemahaman kondisi mood ketika pengarang menulis kisah cerita
tersebut.

3. Aliran Sastra

Aliran sastra seorang pengarang pastinya akan mengikuti suatu aliran sastra tertentu. Hal tersebut
sangatlah berpengaruh terhadap gaya penulisan yang dipakai oleh pengarang dalam menciptakan
sebuah kisah dalam cerpen tersebut. Tersedia (http://gopengertian.blogspot.com )

4. Ciri-Ciri Cerpen

1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel

2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata

3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari

4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang
digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga pada tahap
penyelesainnya.

6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.

7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat ikut
merasakan kisah dari cerita tersebut.

8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.

9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.

10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat.

Tersedia (http://gopengertian.blogspot.com)

5. Struktur Cerpen

1. Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan dikembangkan menjadi sebuah
rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat
opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak tersebut.

2. Orientasi

Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen
tersebut.

3. Komplikasi

Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada komplikasi,
biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini
karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.

4. Evaluasi

Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai mendapatkan
penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.

5. Resolusi

Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.

6. Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita pendek tersebut oleh
pembacanya. Tersedia (http://gopengertian.blogspot.com)

6. Menentukan Nilai-Nilai Cerpen

Saat selesai membaca sebuah karya sastra, mungkin anda pernah merasakan ada nilai-nilai yang sesuai
untuk dijalankan dalam keseharian. Bisa juga isi cerita tersebut mengandung nilai kehidupan yang
menyentuh hati dan membawa pengalaman batin. Hal tersebut merupakan keunikan sastra yang
memiliki fungsi sebagai bahan pembelajaran bagi pembacanya. Jadi, selain sebagai hiburan, sastra pun
berfungsi sebagai penyampai nilai-nilai moral.

Moral pada karya sastra merupakan unsur yang disampaikan pengarang dan merupakan makna terdalam
dari sebuah karya sastra. Secara umum, moral menyarankan pada pengertian ajaran tentang baik buruk
yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral pun berhubungan
dengan ahlak, budi pekerti, ataupun susila.

Sebuah karya fiksi ditulis pengarang untuk menawarkan model kehidupan yang diidealkannya. Fiksi
mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan pandangannya
tentang moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh, pembaca dapat memetik pembelajaran
berharga. Dalam hal ini, pesan moral pada cerita fiksi berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan.
Sifat-sifat luhur ini hakikatnya bersifat universal. Artinya, sikap ini diakui oleh dunia. Jadi, tidak lagi
bersifat kebangsaan, apalagi peseorangan.

Wujud moral dalam karya fiksi dapat berupa hal hal-hal berikut :

1. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;

2. Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial;

3. Hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya;

4. Hubungan manusia dengan tuhannya.

Pesan moral yang sampai kepada pembaca dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh pembaca. Hal ini
berhubungan dengan cara pembaca mengapresiasi isi cerita. Pesan moral tersebut dapat berupa cinta
kasih, persahabatan, kesetiakawanan sosial, sampai rasa takjub kepada tuhan. (Adi Abdul Somad et.al
65 : 2009)

7. Mengidentifikasi Konflik Dalam Cerpen

Jika para slanker emosinya tidak terendam, maka akan menimbulkan konflik. Kericuhan akan terjadi dan
pada akhirnya acara itu akan terganggu dan bahkan gagal. Konflik seperti itu tidak hanya terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Konflik sering diangkat oleh para penulis dalam karangannya.
Dalam karangan, semacam karangan pendek, kehadiran konflik sangat penting. Jika tidak ada konflik
maka cerpen itu tidak boleh jadi hanya semacam kisah perjalanan atau laporan peristiwa. Konflik itulah
yang menggerakkan alur dan yang menjadikan cerpen itu menjadi menarik.

Konflik merupakan inti dari sebuah alur. Konflik dapat diartikan sebagai sesuatu pertentangan. Bentuk-
bentuk pertentangan itu, sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sangatlah bermacam-
macam. (E.K. Djuharmie et.al 112 : 2005)

8. Hal-hal Yang Harus Diperhatiakan Dalam Menulis Cerpen

Menulis cerpen tidak sama dengan menulis karya ilmiah. Crita pendek termasuk cerita fiksi. Oleh karena
itu, dalam menulis cerpen harus ada dasar/pertentangan, klimaks, dan akhir/penyelesaian. Jalan
ceritanya pun harus ada ketegangan (suspense), sehingga pembaca tidak bosan dan selalu ingin tahu
kelanjutannya. Secara sederhana jalan cerita dalam cerpen dapat disekemakan sebagai berikut.

Klimaks

1 Dasar/pertentangan 3 Penyelesaian/akhir

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis cerpen adalah sebagai berikut.

1. Adanya ketegangan (suspense): caranya dengan menceritakan secara sedikit demi sedikit
peristiwa/kejadian yang ingin dituju.

2. Adanya pelaku, baik pelaku utama maupun pelaku pembantu; disarankan hanya ada satu atau dua
pelaku utama. Pelaku-pelaku ini mempunyai karakter masing-masing yang akan menimbulkan kesan
dakam cerpen.

3. Adanya kemampuan membayangkan suatu kejadian yang akan datang /akan terjadi; tujuannya
untuk membangkitkan perhatian pembaca terhadap masalah itu.

4. Penggunaan bahasa yang efektif dan tegas agar semua unsur tersebut dapat menimbulkan suatu
kesan yang hidup.

(Ichanu Sahid Warsanto et.al 20 : 2014)

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Dengan ini saya menyimpulkan bahwa cerpen adalah cerita pendek yang dibaca hanya dalam sekali
duduk dan cerpen memilki banyak unsure yang membangunnya seperti tokok, latar, peristiwa, konflik
dan masih banyak lagi yang sudah dijabarkan di dalam pembahasan di atas.

Setelah kita belajar cerpen yang dapat diambil keuntungannya adalah kita bisa mengetahui tentang apa
itu cerpen cerpen dapat diambil dari nilai-nilai kehidupan dalam peran masing-masing tokoh. Nilai-nilai
kehidupan tersebut dapat dijadikan teladan bagi pembacanya. Langkah untuk menulis cerpen yaitu
menentuka tema, alur, tokoh, sudut pandang, latar, amanat. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan
manusia yang penuh pertikaian, mengharukan / menyenangkan dan mengundang pesan yang tidak
mudah dilupakan.

2. Saran

Pada saat Anda menulis cerpen sebaiknya Anda menyajikan beberapa unsur penting cerpen yang sesuai
dengan daya kreasi Anda. Unsur-unsur penting itu meliputi: tema, plot/alur, tokoh, latar/setting,amanat
dan sudut pandang. Jadi, Anda harus mengembangkan tema, menyajikan rangkaian peristiwa, tokoh,
latar, amanat dan sudut pandang dengan menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Somad A.A. et.al. 2009. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Bandung: pusat perbukuan departemen
pendidikan nasional.

Djuharmie, et.al. 2005. Bahasa Indonesia. Bandung: CV regina.

Warsanto Sahid I, et.al. 2004. Kaji Latih Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: bumi aksara.

Fitri A.A. (2016). pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.

[online] Tersedia : http://gopengertian.blogspot.com[12 maret 2016]


Adi Adaul di 07.54

Berbagi

3 komentar:

Adi Adaul18 Maret 2016 08.03

siip bagus

Balas

Dwi seftyo4 September 2017 04.27

izin copy dan edi dikit

Balas

Dwi seftyo4 September 2017 04.27

izin copy dan edi dikit

Balas

Muat yang lain...

Beranda
Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Adi Adaul

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai