Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah Pendalaman Materi Cerpen, makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Bireuen, 25 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ !
KATA PENGANTAR....................................................................................... !!
DAFTAR ISI..................................................................................................... !!!
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ........................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................... 1
BAB II KERANGKA PEMBAHASAN....................................................... 2
2.1 Pengertian cerpen.................................................................... 2
2.2 Struktur cerpen......................................................................... 3
2.3 Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen...................................... 4
2.4 Menentukan nilai cerpen.......................................................... 7
2.5 Contoh cerpen.......................................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan............................................................................... 11
3.2 Saran. ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………….................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat suatu bab yang


menerengkan tentang kesastraan/sastra Indonesia. Dan perlu kita ketahui sebelum kita
membahas lebih dalam mengenai sastra, kita harus tahu terlebih dahulu arti satra tersebut.
Sastra berasal dari dua kata, yaitu “sas” dan “tra”, “sas” yaitu tulisan
sedangkan“tra” ajaran. Jadi dapat kita simpulkan sastra yaitu ajaran yang mengandung
tulisan.
Perlu kita ketahui bahwa sastra terbagi tiga, yaitu puisi, prosa, dan drama. Yang
akan penulis bahas dalam kesempatan kali ini yaitu mengenai cerpen yang merupakan
bagian dari prosa. Prosa adalah Prosa adalah suatu karya sastra yang berbentuk tulisan
dan bersifat bebas, yang dimaksud dengan bersifat bebas adalah karya sastra ini tidak
terikat oleh aturan-aturan penulisan karya sastra lainnya seperti rima, irama, diksi, dan
lain-lain.
Begitu pula dengan cerpen yaitu cerita pendek yang hanya bisa dibaca sekali duduk.

1.2 Rumusan Masalah

2. Bagaimana pengertian cerpen ?


3. Bagaimana struktur cerpen ?
4. Apa saja unsur intrisik dan ekstrinsik ?
5. bagaimana contoh cerpen ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian cerpen


2. Mengetahui bagaimana struktur cerpen
3. Mengetahui unsur intrisik dan ekstrinsik
4. Mengetahui bagaiman contoh cerpen

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cerpen


Cerita pendek (cerpen) merupakan sebuah bentuk karya sastra berupa prosa
naratif yang bersifat fiktif. Isinya tidak lebih dari 10.000 kata. Cerita pendek atau sering
disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek
cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih
panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-
cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi
yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang
dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan
munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur,
dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

 Ciri-Ciri Cerpen

- Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.


- Selesai dibaca dengan sekali duduk.
- Bersifat fiktif.
- Hanya mempunyai 1 alur saja (alur tunggal).
- Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
- Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
- Bentuk tulisan yang singkat (lebih pendek dari Novel).
- Penokohan dalam cerita pendek sangat sederhana.
- Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.
- Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut
merasakan isi dari cerita pendek tersebut.

2
2.2 Struktur Cerpen

Di bawah ini akan dijelaskan struktur cerpen beserta penjelasannya meliputi


abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi dan koda selengkapnya.
1. Abstrak
Abstrak termasuk struktur cerpen di awal cerita. Pengertian abstrak pada cerpen
adlaah gambaran awal dari cerita yang akan diceritakan. Abstrak bersifat optional
pada cerpen, artinya boleh ada namun boleh juga jika cerpen tidak memiliki
abstrak.
2. Orientasi
Orientasi menjadi salah satu struktur teks cerpen yang selanjutnya. Pengertian
orientasi pada cerpen berhubungan dengan waktu, suasana dan tempat di dalam
cerita pendek tersebut, yang menjawab pertanyaan kapan, dimana serta
bagaimana.
3. Komplikasi
Struktur teks cerpen berikutnya adalah komplikasi. Pengertian komplikasi pada
cerpen adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat.
Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur komplikasi ini yang
menggambarkan plot cerita.
4. Evaluasi
Evaluasi menjadi jenis struktur cerpen yang selanjutnya. Pengertian evaluasi pada
cerpen adalah konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks. Dalam evaluasi,
konflik sudah mulai mendapatkan solusi dan penyelesaian serta menuju ke tahap
akhir.
5. Resolusi
Resolusi merupakan salah satu dari struktur teks cerpen. Pengertian resolusi pada
cerpen adalah ketika pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang
dialami tokoh dalam cerpen. Dalam resolusi, masalah sudah mendapat
penyelesaian di tahap akhir cerita.
6. Koda
Struktur cerpen berikutnya dan yang terakhir adalah koda. Pengertian koda pada
cerpen adalah nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh

3
pembaca. Pesan dan amanat menjadi intisari cerita yang bisa dipetik oleh
pembaca setelah membaca teks cerpen.
Nah itulah referensi penjelasan struktur-struktur cerpen yang ada pada tiap cerita
pendek. Secara umum struktur teks cerpen adalah abstrak, orientasi, komplikasi,
evaluasi, resolusi dan koda. Semoga info tersebut bisa menjadi referensi dan
menambah wawasan.

2.3 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen

Cerpen memiliki dua unsur pembangun, diantaranya adalah unsur intrinsik dan
ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu
sendiri. Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-
komponen bangunan tersebut.
Salah satu poin saja hilang, maka bangunan tersebut akan roboh. Begitupun dengan unsur
intrinsik, jika salah satu unsur ini hilang, maka karya tulis tersebut tidak bisa disebut
sebagai cerpen.
Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya
bahasa, sudut pandang dan amanat. Berikut penjelasannya:
1. Tema
Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema. Dalam sebuah cerpen tema
merupakan ruh atau nyawa dari setiap karya cerpen. Dengan kata lain tema
merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang
ada dari cerpen.
Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan
sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri,
pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain.
2. Tokoh dan Penokohan
Unsur intrinsik cerpen yang kedua adalah tokoh. Tokoh atau penokohan adalah
salah satu bagian yang wajib ada dalam sebuah cerpen.
Namun, yang perlu diketahui adalah tokoh dan penokohan merupakan dua hal
yang berbeda dalam sebuah penulisan cerpen.

4
Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut.
Sedangkan penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam
cerita. Watak yang diberikan dapat digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran
dan pandangan dalam melihat suatu masalah.
Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:
- Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai
sifat yang baik.
- Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada
tokoh protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri,
dengki, sombong, angkuh, congkak dan lain-lain.
- Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara
antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
- Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan
warna dalam cerita.
Penokohan watak dari 4 tokoh diatas akan disampaikan dengan 2 metode,
diantaranya:
Analitik, yaitu sebuah metode penyampaian oleh penulis mengenai sifat atau
watak tokoh dengan cara memaparkan secara langsung. Seperti : keras kepala,
penakut, pemberani, pemalu dan lain sebagainya.
Dramatik, yaitu sebuah metode penyampaian sifat tokoh secara tersirat. Biasanya
disampaikan melalui tingkah laku si tokoh dalam cerita.
3. Alur (Plot)
Unsur intrinsik yang ketiga adalah alur. Alur adalah urutan jalan cerita dalam
cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan cerita, ada tahapan-
tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
- Tahap perkenalan
- Tahap penanjakan
- Tahap klimaks
- Anti klimaks
- Tahap penyelesaian

5
Tahap-tahap alur tersebut harus ada di dalam sebuah cerita. Hal ini bertujuan agar
cerita tidak membingungkan orang yang membacanya. Ada 2 macam alur yang
kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan
tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir
penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang
runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut.
Bisa saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok
kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi.[/su_note]
4. Setting (Latar)
Setting atau latar mengacu pada waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita
tersebut. Latar akan memberikan persepsi konkret pada sebuah cerita pendek. Ada
3 jenis latar dalam sebuah cerpen yakni latar tempat, waktu dan suasana.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk
menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga. Bahkan
acapkali para penulis menggunakan sudut pandang orang yang berada di luar
cerita.
6. Gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan ciri khas sang penulis dalam menyampaikan tulisannya
kepada publik. Baik itu penggunaan majasnya, diksi dan pemilihan kalimat yang
tepat di dalam cerpennya.
7. Amanat
Amanat (Moral value) adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita petik
dari cerita pendek tersebut. Di dalam suatu cerpen, moral biasanya tidak ditulis
secara langsung, melainkan tersirat dan akan bergantung sesuai pemahaman
pembaca akan cerita pendek tersebut.

6
 Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Akan
tetapi, secara tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen.
Unsur ekstrinsik cerpen antara lain:
1. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar yang
mempengaruhi penulis dalam membuat cerpen tersebut. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi penulis, diantaranya sebagai berikut:
- Ideologi Negara
- Kondisi Politik
- Kondisi Sosial
- Kondisi Ekonomi
2. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang
mendorong penulis dalam membuat cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari
beberapa faktor, diantaranya adalah:
- Riwayat Hidup Penulis
- Kondisi Psikologis
- Aliran Sastra Penulis
3. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
Ada beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen. Dan nilai-
nilai tersebut diantaranya adalah:
- Nilai Agama
- Nilai Sosial
- Nilai Moral
- Nilai Budaya

2.4 Menentukan Nilai-Nilai Cerpen

Saat selesai membaca sebuah karya sastra, mungkin anda pernah merasakan ada
nilai-nilai yang sesuai untuk dijalankan dalam keseharian. Bisa juga isi cerita tersebut
mengandung nilai kehidupan yang menyentuh hati dan membawa pengalaman batin. Hal

7
tersebut merupakan keunikan sastra yang memiliki fungsi sebagai bahan pembelajaran
bagi pembacanya. Jadi, selain sebagai hiburan, sastra pun berfungsi sebagai penyampai
nilai-nilai moral.
Moral pada karya sastra merupakan unsur yang disampaikan pengarang dan
merupakan makna terdalam dari sebuah karya sastra. Secara umum, moral menyarankan
pada pengertian ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral pun berhubungan dengan ahlak, budi pekerti,
ataupun susila.
Sebuah karya fiksi ditulis pengarang untuk menawarkan model kehidupan yang
diidealkannya. Fiksi mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para
tokoh sesuai dengan pandangannya tentang moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku
tokoh, pembaca dapat memetik pembelajaran berharga. Dalam hal ini, pesan moral pada
cerita fiksi berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan. Sifat-sifat luhur ini
hakikatnya bersifat universal. Artinya, sikap ini diakui oleh dunia. Jadi, tidak lagi bersifat
kebangsaan, apalagi peseorangan.
Wujud moral dalam karya fiksi dapat berupa hal hal-hal berikut :
- Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
- Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial;
- Hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya;
- Hubungan manusia dengan tuhannya.
Pesan moral yang sampai kepada pembaca dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh
pembaca. Hal ini berhubungan dengan cara pembaca mengapresiasi isi cerita. Pesan
moral tersebut dapat berupa cinta kasih, persahabatan, kesetiakawanan sosial, sampai
rasa takjub kepada tuhan. (Adi Abdul Somad et.al 65 : 2009)

8
2.5 Contoh Cerpen

Jatuh Cinta
Cerpen Karangan: Nisa Syahru Ramadani
Kategori: Cerpen Cinta

Salah satu sifat alamiah manusia adalah merasakan apa itu yang namanya cinta.
Cinta kepada Tuhannya, cinta kepada makhluk lain ciptaan-Nya, maupun cinta kepada
lawan jenis.
Aku pernah merasakan apa itu jatuh, sakit memang tapi aku tak apa apa. Sekarang
aku pun bisa merasakan jatuh lagi, tapi yang ini berbeda. Jatuh yang kumaksud adalah
‘Jatuh Cinta’. Indah rasanya, hingga aku lupa dengan keadaan sekitarku. Aku terlalu
menikmatinya ‘Kasmaran’. Kata yang sering digunakan oleh remaja saat ini
Sering aku tersenyum sendiri, melamunkan dirinya. Salah tingkah pun tak bisa lepas
dariku bila dia berada di depanku. Ingin rasanya memeluk dirinya, tapi malu bila aku
langsung memeluknya tiba tiba. Hhmm mungkin itu akan selalu masuk ke dalam angan
anganku.
Aku akan mati kutu, tak bisa berbuat apa apa di depannnya. Hanya sekedar
menyapanya saja bibirku kelu. Padahal, aku ingin berbicara dengannya, terlalu banyak
pertanyaan yang ingin kutanyakan. Tapi, aku adalah aku yang akan canggung berhadapan
dengan orang yang kukagumi sekaligus kucintai.
Aku akan terlihat sangat bodoh, bila dia tersenyum kepadaku. Bukan senyum
khusus untuk orang yang dicintainya. Hanyalah senyum biasa yang ia lemparkan jika
bertemu seseorang. Tapi rasanya senyum itu seolah olah hanya untukku. Beribu ribu kupu
kupu menari di dalam perutku, geli.
Semakin kesini aku semakin gila. Gila karena cinta. Aku sering ceroboh, fokus
berkurang, dan nilaiku menurun. Orangtuaku sering memarahiku. Karena, aku tidak
seperti biasanya. Hingga aku akan dipanggilkan psikiater, aku membantah. Mereka pikir
aku gila sungguhan, tapi tidaklah seperti itu.
Hingga aku sadar, aku tak akan bisa menggapai dia. Dia terlalu tinggi untukku,
terlalu sempurna. Aku coba melupakannya perlahan demi perlahan. Lega rasanya bisa

9
melupakannya. Tapi, aku tak bisa benar benar melupakannya. Ia masih berada di ruang
hatiku, hingga saat ini.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dengan ini saya menyimpulkan bahwa cerpen adalah cerita pendek yang dibaca hanya
dalam sekali duduk dan cerpen memilki banyak unsure yang membangunnya seperti tokok,
latar, peristiwa, konflik dan masih banyak lagi yang sudah dijabarkan di dalam pembahasan di
atas.
Setelah kita belajar cerpen yang dapat diambil keuntungannya adalah kita bisa
mengetahui tentang apa itu cerpen cerpen dapat diambil dari nilai-nilai kehidupan dalam
peran masing-masing tokoh. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat dijadikan teladan bagi
pembacanya. Langkah untuk menulis cerpen yaitu menentuka tema, alur, tokoh, sudut
pandang, latar, amanat. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia yang penuh
pertikaian, mengharukan / menyenangkan dan mengundang pesan yang tidak mudah
dilupakan.

3.2 SARAN

Pada saat Anda menulis cerpen sebaiknya Anda menyajikan beberapa unsur penting
cerpen yang sesuai dengan daya kreasi Anda. Unsur-unsur penting itu meliputi: tema,
plot/alur, tokoh, latar/setting,amanat dan sudut pandang. Jadi, Anda harus mengembangkan
tema, menyajikan rangkaian peristiwa, tokoh, latar, amanat dan sudut pandang dengan
menarik.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://sule-epol.blogspot.com/2016/02/makalah-cerpen.html

http://adiadaul.blogspot.com/

http://definisipengertian.net/pengertian-cerpen-struktur-unsur-unsur-cerpen/#

https://www.zonareferensi.com/struktur-cerpen/

12

Anda mungkin juga menyukai