PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.
2. Mengetahui perubahan daya hantar pada titrasi asam basa
3. Mengetahui beda hantar dari senyawa yang berbeda
1
BAB II
PEMBAHASAN
Macam-macam Elektrolit
Elektrolit sendiri terbagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit
lemah. Istilah elektrolit kuat dan lemah bukanlah pengelompokan dengan
pemisahan tajam, karena elektrolit kuat dapat kuat-lemah, cukup kuat, kuat,
sangat kuat dan seterusnya. Elektrolit lemah juga dapat diperinci secara sama.
Artinya, terdapat semua derajat lemah dan kuat, sehingga garis batas antara
keduanya tidak terlalu jelas. (Keenan,
2
Elektrolit kuat adalah elektrolit yang terbentuk dari terlarutnya senyawa
elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat
terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Arus listrik merupakan arus elektron. Pada saat dilewatkan ke dalam larutan
elektrolit kuat, elektron tersebut dapat dihantarkan melalui ion-ion dalam
larutan, seperti dihantarkan oleh kabel. Akibatnya, lampu pada alat uji
elektrolit akan menyala dikarenakan zat tersebut memiliki ion-ion yang
bergerak bebas di dalam larutan tersebut. ion-ion inilah yang nantinya akan
menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula
larutan tersebut menghantarkan listrik.
Ciri-ciri elektrolit kuat adalah:
1. Menghasilkan banyak ion
2. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
3. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang
dihasilkan banyak, lampu menyala
5. Penghantar listrik yang baik
6. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1. (Sutresna, 2007)
Contoh elektrolit kuat:
1. HCl
HCl akan berasap tebal di udara lembab. Gasnya berwarna
kuning kehijauan dan berbau merangsang. Larutan ini juga dapat
larut dalam alkali hidroksida, kloroform dan eter. HCl mempunyai
afinitas yang besar terhadap unsur-unsur lainnya sehingga dapat
beracun bagi pernapasan. (
2. NaCl
3. H2SO4
4. NaOH
NaOH (Natrium hidroksida) berwarna putih atau praktis
putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau
bentuk lain. Bersifat sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan
pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap
3
karbondioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan
dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318°C serta
titik didih 1390°C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2 dan 1
molekul air NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air,
NaOH murni merupakan padatan berwarna putih, densitas NaOH
adalah senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion
natrium dan hidroksida.
5. KOH
Elektrolit lemah adalah elektrolit yang tidak memberikan
gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gelembung gas. Jika
elektrolit lemah dilarutkan mengion, maka derajat ionisasinya
kecil (mendekati 0). Elektrolit lemah mempunyai daya hantar
yang relatif buruk meskipun konsentrasinya relatif besar.
4
untuk menghasilkan selulosa etanoat (untuk polivinil asetat).
Senyawa ini juga dapat dibuat dari fermentasi alkohol, dijumpai
dalam cuka makan yang dibuat dari hasil fermentasi bir, anggur
atau air kelapa. Beberapa jenis cuka makan dibuat dengan
menambahkan zat warna.
2. NH4OH
Zat ini tidak dapat diisolasi dan termasuk dalam contoh
larutan yang tidak Stabil. Natrium Hidroksida juga merupakan
larutan basa sehingga mudah larut dalam air dan bersifat
autoniosasi.
3. HF
2.2 Hukum
Hukum Faraday I
Michael Faraday telah menemukan hubungan antara jumlah
listrik yang mengalir dengan jumlah zat yang terjadi, baik di anode
maupun katode. Hukum Faraday I menyatakan bahwa
“Massa zat yang timbul pada elektrode karena elektrolisis
berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.”
F disebut bilangan Faraday, satu Faraday adalah jumlah listrik
yang pada elektrolisis menghasilkan 1 gram-ekivalen zat. Dapat
dikatakan bahwa 1 faraday adalah 1 grek listrik.
5
q = muatan listrik (coulomb)
Hukum Faraday II
Massa dari bermacam-macam zat yang timbul pada elektrolisis
dengan jumlah listrik sama, berbanding lurus dengan berat
ekuivalennya.
6
M = massa zat yang dihasilkan (gram)
PBO = jumlah elektron yang dilepas / koefisien zat
Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan besarnya jumlah beda potensial suatu
benda dibagi jumlah arus benda tersebut. Satu volt per ampere dalam
satuan SI disebut juga satu Ohm.
Hukum Fourier
Laju perpindahan kalor secara konduktivitas dapat dihitung
berdasarkan hukum Fourier. Dimana laju perpindahan panas konduksi
pada suatu plat sebanding dengan beda temperatur diantara dua sisi
plat dan luasan perpindahan panas, tetapi berbanding terbalik dengan
tebal plat.
7
Hukum Disosiasi Arhenius
Konduktivitas merupakan suatu besaran yang diturunkan,
karena tak dapat diukur langsung. Untuk larutan elektrolit,
biasanya menyatakan besaran yang disebut dengan konduktivitas
molar. Hukum yang berkaitan dengan konduktivitas molar adalah
Hukum Disosiasi Arhenius yang menyatakan kenaikan konduktivitas
molar sesuai dengan teori Arhenius diakibatkan oleh kenaikan derajat
disosiasi dan nilai batas itu sesuai dengan disosiasi yang sempurna.
(Dogra, 2002)
PENUTUP
8
3.1 KESIMPULAN
Elektrolit merupakan senyawa lelehan atau larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik, memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau
timbulnya gelembung gas dalam larutan. Elektrolit sendiri terbagi menjadi dua
yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Bagi para pembaca makalah ini,
sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari
berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam
materi larutan elektrolit
DAFTAR PUSTAKA
9
http://wwwmakalahkimiadasar.blogspot.com/2015/11/makalah-larutan-elektrolit-
dan-non.html
http://endahsetyani.blogspot.com/2017/04/laporan-praktikum-daya-hantar-
larutan.html
10