Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah tentang Plantae (Tumbuhan), makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Bireuen, 29 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ........................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
2.1 Tumbuhan Lumut .................................................................... 2
2.2 Tumbuhan Paku .................................................................... 8
2.3 Tumbuhan Biji .................................................................... 13
BAB III PENUTUP........................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan............................................................................... 17
3.2 Kesimpulan............................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ……………………….................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang banyak dimanfaatkan


manusia. Hewanpun bergantung pada tumbuhan sebagai sumber energi. Dalam klasifikasi,
makhluk hidup yang tergolong tumbuhan adalah semua organisme eukaryotik
multiselulerfotosintetik yang memiliki klorofil, menyimpan karbohidrat yang biasanya berupa
tepung, dan embryonya dilindungi oleh jaringan tumbuhan parental.
Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadu tumbuhan tidak berpembuluh atau non-
traecheophyta dibagi dalam dan tumbuhan berpembuluh atau tracheophyta (yunani, trachoia =
Saluran Kecil, phyton = Tumbuhan). Tumbuhan non-tracheophyta adalah kelompok lumut
sedangkan kelompok tracheophyta adalah tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Dengan
mempelajari taksonomi tumbuhan, kita dapat membedakan berbebagai jenis tumbuhan yang
termasuk tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tinggkat tinggi.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian tumbuhan lumut ?


2. Bagaimana pengertian tumbuhan paku ?
3. Bagaimana pengertian tumbuhan biji ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui tentang tyumbuhan lumut


2. Untuk mengetahui tentang tumbuhan paku
3. Untuk mengetahui tentang tumbuhan biji

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Kingdom Plantae Atau Yang Lebih Dikenal Dengan Tumbuhan Ialah Salah Satu
Organisme Eukariotik Multiseluler Yang Mempunyai Dinding Sel Dan Klorofil. Klorofil Yaitu
Zat Hijau Daun Yang Fungsinya Untuk Fotosintesis Yang Sehingga Tumbuhan Mampu
Membuat Makanannya Sendiri Atau Yang Sifatnya Autotrof. Inilah Yang Membedakan Antara
Kingdom Plantae Dan Kingdom Animalia. Perbedaan Lainnya Dari Kingdom Plantae Tidak
Bisa Bergerak Bebas Seperti Kingdom Animalia.
Tumbuhan Lumut Yaitu Suatu Kumpulan Tumbuhan Kecil, Yang Hidup Di Darat Dan
Biasanya Tumbuh Ditempat Lembab, Tidak Mmepunyai Akar, Batang Dan Daun Sejati, Serta
Tidak Mempunyai Pembuluh Pengangkut (Xilem Dan Floem), Merupakan Sebuah Tumbuhan
Peralihan Antara Tumbuhan Ber-Talus (Talofita) Dengan Tumbuhan Ber-Kormus (Kormofita)
Dan Mengalami Suatu Pergiliran Keturunan

 Cara Hidup Dan Habitat Tumbuhan Lumut


Lumut memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Sebagian besar lumut
merupakan tumbuhan terestrial atau hidup di daratan. Lumut mudah ditemukan,
terutama di tempat yang lembap (higrofit), di tanah, tembok, bebatuan lapuk, dan
menempel (epifit) di kulit pohon . Namun, ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit),
misalnya Ricciocarpus natans. Di tempat yang lembap dan teduh, lumut tumbuh subur
dan tampak sebagai hamparan hijau. Contohnya lumut gambut (Sphagnum) yang
tumbuh di bioma tundra di daerah kutub utara.

 Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


 Talofita Yaitu Tumbuhan Yang Tidak Bisa Dibedakan Antara Akar, Batang Dan
Daun.
 Kormofita Yaitu Suatu Tumbuhan Yang Sudah Bisa Dibedakan Antara Akar,
Batang Dan DaunTumbuhan Lumut Disebut Juga Dengan Tumbuhan Peralihan
Karena Ada Berupa Tumbuhan Yang Masih Berupa Talus (Lembaran, Yakni Lumut
Hati), Tetapi Ada Juga Yang Sudah Mempunyai Struktur Tubuh Mirip Dengan
Akar, Batang Dan Daun Sejati (Lumut Daun).

2
 Tumbuhan Lumut Juga Merupakan Suatu Tumbuhan Pelopor (Vegetasi Perintis),
Yang Tumbuh Disuatu Tempat Sebelum Tumbuhan Lain Mampu Tumbuh
 Tumbuhan Ini Berukuran : Makroskopis 1-2 Cm, Dan Ada Juga Yang Mencapai 40
Cm.
 Tumbuhan Ini Tubuh Nya Berbentuk : Mempunyai Dua Bentuk Generasi, Yakni
Generasi Gametofit Dan Generasi Sporofit.

 Reproduksi Tumbuhan Lumut


Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis
sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh
menjadi gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual (vegetatif) juga dapat
dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas)
dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya). Sementara reproduksi seksual terjadi
melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut
akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek; sekitar 3-6 bulan.

Siklus hidup lumut daun (Contohnya Polytrichum commune)


Dalam siklus hidupnya, lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara
generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dengan generasi sporofit yang
berkromosom diploid (2n). Bentuk gametofit lebih sering kita temukan karena
gametofit lebih dominan dan memiliki masa hidup yang lebih lama daripada bentuk
sporofit. Metagenesis pada siklus hidup lumut daun dapat digambarkan sebagai
berikut.

3
Skema pergiliran keturunan (metagenesis) pada lumut
Spora berkromososm haploid (n) yang jatuh di habitat yang cocok akan berkecambah,
sel-selnya membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi protonema yang haploid (n).
Protonema akan tumbuh menjadi gametofit (tumbuhan lumut) jantan dan betina yang
haploid (n).Tumbuhan lumut yang sudah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan
(anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium).
Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagel yang berkromosom haploid (n).
Arkegonium menghasilkan ovum yang berkromosom haploid (n). Ovum memproduksi
zat gula dan protein yang merangsang pergerakan spermatozoid menuju ovum.
Pergerakan spermatozoid disebut kematotaksis.
Fertilisasi ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot yang berkromosom diploid
(2n). Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi embrio (2n).
Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Sporofit akan membentuk
sporongium (2n) yang memiliki kotak spora (sporangium).Di dalam kotak spora
terdapat sel induk spora diploid (2n) yang akan membelah secara meiosis dan
menghasilkan spora-spora yang haploid (n).

 Klasifikasi Tumbuhan Lumut


Terdapat sekitar 16.000 spesies lumut yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Lumut
diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hepaticopsida (lumut hati),
Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Bryopsida (lumut daun).
 Hepaticopsida (Lumut Hati)
Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran, piph,
dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun,

4
misalnya Marchantia dan Lunularia. Namun, ada lumut hati yang berdaun,
misalnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada substrat
dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati banyak ditemukan di tanah yana
glembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh di permukaan air,
misalnya Ricciocarpus natans.

Pada beberapa jenis lumut hati, misalnya Marchantia dan Lunularia, gametofit
memliki struktur khas berbentuk seperti mangkok yag disebut gemmae cup (piala
tunas). Gemmae cup berfungsi sebagai alat reproduksi secara vegetatif karena di
dalamnya terdapat gemmae atau tumbuhan lumut kecil yang bila terlepas dan
terpelanting oleh air hujan akan tumbuh menjadi lumut baru. Selain dengan gemmae
cup , reproduksi vegetatif lumut hati juga dapat dilakukan dengan cara fragmentasi
(pemutusan sebagian tubuhnya). Pada umumnya, lumut hati berumah dua,
misalnya Marchantia sp. Namun, ada pula yang berumah satu. Pada lumut hati yang
berumah dua, gametofit betina membentuk arkegoniofor yang di bagian ujung
tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram atau payung dengan tepi berlekuk ke
dalam seperti jejari. Di bagian bawah cakram terdapat arkegonium. Arkegonium
membentuk sel kelamin betina (ovum). Sementara itu, gametofit jantan membentuk
anteridiofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cawan
dengan tepi berlekuk tidak dalam. Di bagian atas cawan terdapat anteridium yang
menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) berflagel dua. Bila spermatozoid
membuahi ovum maka terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit
terletak tersembunyi di bagian bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n) akan
membentuk sporogonium yang akan menghasilkan spora (n).
Terdapat sekitar 6.500 spesies lumut hati, antara lain Marchantia polymorpha,
Ricciocarpus natans, Reboulia bemisphaerica, Pella calcynia, dan Riccardia indica.

 Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)

Anthocerotopsida atau hirnwort berbentuk seperti lumut hati, tetapi sporofitnya


berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung kutikula. Sporofit

5
tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Setelah sporofit masak, bagian ujungnya
akan terbelah dua. Sporogonium memiliki benang-benang elater yang mengatur
pengeluaran spora, dan pada kapsulnya terdapat stomata. Anteridium dan arkegonium
ada yang terletak pada talus yang sama (berumah satu), ada pula yang terletak pada
talus yang berbeda (berumah dua).
Lumut tanduk tumbuh di batuan atau tanah yang lembap. Terdapat sekitar 100 spesies
lumut tanduk, antara lain Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis,
Folioceros, dan Leiosporoceros.

 Bryopsida (Lumut Daun)

Bryopsida merupakan lumtu sejati. Jumlahnya paling banyak dibandingkan spesies


dari dua kelas yang lain dan menutupi sekitar 3% dari permukaan daratan bumi.
Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau
menempel di kulit pohon. Di atas permukaan tanah yang lembap, lumut daun tumbuh
rapat, menyokong satu sama lain, dan memiliki sifat seperti busa yang
memungkinkannya menyerap dan menahan air.
Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak. Pada
umumnya tinggi lumut ini kurang dari 10 cm, namun ada pula yang mencapai 40 cm,
misalnya Polytrichum commune. Bila diperhatikan dengan cermat, tubuh lumut daun
merupakan kormus yang memiliki bagian akar sederhana (rizoid), batang, dan daun.
Rizoid tersusun dari banyak sel (multiseluler) dan bercabang. Batang lumut daun
bercabang-cabang, tetapi ada pula yang tidak bercabang. Daun berukuran kecil dan
berkedudukan tersebar di sekeliling batang.
Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit dengan sporofit.
Gametofit dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang akan
menghasilkan spermatozoid, sedangkan alat kelamin betina (arkegonium) akan
menghasilkan ovum. Ada yang berumah satu dan ada pula yang berumah dua.
Fertilisasi ovum oleh spermatozoid akan megnhasilkan zigot yang kemudian tumbuh
menjadi sporofit. Sporofit membentuk sporogonium yang bentuknya bervariasi, antara
lain bulat, kapsul horizontal, kapsul tegak, atau kerucut berparuh. Sporogonium
memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak spora. Spora dapat tumbuh
menjadi lumut daun yang baru bila jatuh pada habitat yang cocok. Selain dengan
spora, lumut daun Spaghnum dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi.
Terdapat sekitar 10.000 spesies lumut daun, antara lain Polytrichum commune,
Polytrihum hyperboreum, Sphagnum squarrosum, Sphagnum palustre,
Dichodonitum, dan Campylopus.

6
 Manfaat Tumbuhan Lumut
- Mampu menghasilkan oksigen yang merupakan udara untuk bernafas mahluk
hidup.
- Beberapa jenis lumut bisa digunakan sebagai tanaman hias.
- Bisa di manfaatkan sebagai bahan pembuat pembalut.
- Beberapa jenis tanaman lumut bisa digunakan sebagai bahan obat-obatan.
- Sebagai indikator biologi untuk mengetahui bagaimana degradasi lingkungan.
- Mampu membantu menahan erosi.
- Mampu membantu mengurangi bahaya banjir.
- Mampu membantu menyediakan air saat musim kemarau.
- Ada lumut yang mampu merangsang pertumbuhan rambut.
- Lumut yang tumbuh pada batang pohon mampu mendeteksi tingkat polusi,
semakin banyak lumut yang tumbuh berarti semakin baik kualitas udara di tempat
tersebut.

7
2.2 Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku adalah sekelompok tumbuhan yang memiliki sistem pembuluh sejati
(Tracheophyta), meskipun tumbuhan ini tidak pernah menghasilkan biji untuk berkembang
biak. Tumbuhan paku disebut juga sebagai paku-pakuan atau pakis-pakisan. Dalam bahasa
Inggris tumbuhan ini dikenal sebagai ‘fern’.

 Cara Hidup dan Habitat Pteridophyta –


Tanaman paku adalah organisme fotoautotrofik. Arti fotoautotrof adalah bisa
menghasilkan makanan sendiri dengan cara fotosintesis. Tanaman paku bisa tumbuh di
habitat manapun, terutama di tempat yang lembab atau higrofitik, di air atau hidrofit,
permukaan batu, tanah, dan terpaku atau epifit di kulit pohon. Contoh jenis tanaman
kuku yang tumbuh di tanah adalah Adiantum cuneatum (suplir) dan Alsophila glauca
(tiang kuku). Contoh tanaman kuku yang hidup di air adalah Azolla pinnata dan
salvinia natans. Contoh tanaman kuku yang menempel pada pohon adalah Platycerium
bifurcatum (tanduk rusa) dan Asplenium nidus (sarang sarang burung walet). Tanaman
kuku akan tumbuh pada waktu fajar di hutan hujan tropis.

 Ciri-Ciri Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Sampailah kepada tema diatas yaitu ciri-ciri tumbuhan paku (pteridophyta). Ciri-ciri
tumbuhan paku adalah sebagai berikut...
 Memiliki akar, batang dan daun (kormophyta berspora)
 Memiliki pembuluh angkut xilem dan floem
 Tumbuhan paku memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, dari tinggi sekitar 2 cm
sampai 5 m
 Bentuk Tubuh tumbuhan paku bervariasi seperti lembaran, perdu atau pohon
seperti tanduk rusa
 Tumbuhan paku memiliki batang yang bercabang-cabang menggarpu atau berupa
rizoma tumbuh dibawah permukaan tanah.
 Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis), dari generasi
sporofit dan generasi gametofit. generasi sporofit adalah generasi penghasil spora
dan gametofit adalah penghasil gamet
 Generasi sporofit memiliki hidup yang lebih lama dan memiliki ukuran yang lebih
besar dibandingkan dengan generasi gametofit.
 Tumbuhan paku berhabitat darat terutama hutan hujan tropis dan ada juga sebagian
di air.

8
 Kutikula berada pada bagian luas
 Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya fotoautotrof.
 Tumbuhan paku yang masih mudah, biasanya menggulung dan bersisik

 Reproduksi Tumbuhan Paku


Tumbuhan paku atau dikenal dengan (Pterydophyta) adalah kelompok kingdom
Plantae yang secara evolusi lebih maju dibandingkan Bryophyta (Lumut) karena sudah
mempunyai jaringan pengangkut Xilem dan Floem (Tracheophyta) , selain akarnya
sudah jelas dan membentuk sistem perakaran serabut.
Secara keseluruhan Paku dan Lumut mempunyai persamaan adanya metagenesis ,
yaitu adanya peristiwa pergiliran keturunan dari fase sexual ke fase asexual ke fase
sexual lagi sehingga membentuk daur/cyclus.
Karakter khas pada Pteridophyta ( tumbuhan paku) Tumbuhan paku dewasa yang
dijumpai di alam merupakan fase sporofit yang menghasilkan spora sebagai alat
perkembangbiakan seksual. Spora yang jatuh ditempat lembab akan tumbuh menjadi
protalium atau prothallus yang merupakan fase gametofit yang berwujud tumbuhan
kecil berupa lembaran berwarna hijau Fase gametofitnya lebih pendek daripada fase
sporofitnya. Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri
dari dua fase , yaitu fase gametofit dan fase sporofit.
Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena
menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus)
atau protalium (prothallium), Prothallium berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran
berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai
penggantinya) tidak berbatang, tidak berdaun.
Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab.
Dari prothallium tumbuh anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau
sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel
telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid
berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang
pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Tumbuhan paku berupa tumbuhan yang dewasa yang berakar, berbatang dan berdaun.
Daun yang muda menggulung. Daunnya ada yang berukaran besar (makrofil) maupun
kecil ( mikrofil ) dan ditemukan pula dau sporofil ( daun penghasil spora) dan
Tropofil( daun untuk fotosintesis yang sering pula disebut daun steril. Daun sporofil
dibagian permukaan bawahnya terdapat sporogonium penghasil spora sehingga
permukaan daun bagian bawahnya tidak rata. Karena serig dijumpai dialam tentu ia
lebih lama hidupnya maka pada paku Fase sporofit lebih dominan / lebih lama
hidupnya dibandingkan dengan fase gametofitnya yang berupa fase gametofit.
Tumbuhan paku juga berepsoduksi secara vegetative dengan rizom,. Rizom tumbuh
menjalar ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Rizom
adalah batang yang tumbuh di dalam tanah.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan tumbuhan paku dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Tumbuhan paku homospora
9
Tumbuhan paku homospora hanya memproduksi satu macam ukuran spora. Sering
pula disebut tumbuhan paku berumah satu, contohnya Lycopodium clavatum (paku
kawat). Tumbuhan ini batangnya seperti kawat , hidup memanjat pada tumbuhan
lain . Tumbuhan paku homospora memiliki metagenesis sebagai berikut.
2. Tumbuhan Paku Heterospora
Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang berukuran
kecil dan berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran besar dan
berkelamin betina disebut makrospora.Mikrospora akan tumbuh menjadi
mikroprotalium Sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium.
Mikroprotalium membentuk mikrogametofot yang akan menghasilkan anteredium,
sednagkan makroprotalium membentuk arkegonium. Anteredium menghasilkan
sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi antara sperma dan ovum
menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang akan
menghasilkan spora.
3. Tumbuhan Paku Peralihan dari Homospora ke Heterospora
Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora yang berukuran sama, tetapi dapat
dibedakan antara spora jantan (spora +) dengan spora betina (spora -). Contohnya
paku ekor kuda (Equisetum debile)

 Klasifikasi Tumbuhan Paku


Klasifikasi tumbuhan paku dapat dibedakan berdasarkan jenis sporanya. Selain itu,
tumbuhan paku juga dapat klasifikasikan berdasarkan perbedaan morfologinya.
Dibawah ini akan kita lihat masing-masing klasifikasi tumbuhan paku tersebut:
 Klasifikasi Tumbuhan Paku Berdasarkan Spora
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut:
- Paku Homospora: Paku homospora adalah jenis tumbuhan paku yang
menghasilkan satu jenis spora. Contoh paku homospora adalah paku
kawat (Lycopodium cernuum) dan suplir (Adiantum Cuneatum).
- Paku Heterospora: Paku heterospora adalah jenis tumbuhan paku yang
menghasilkan dua jenis spora yang berlainan, yaitu mikrospora yang berkelamin

10
jantan dan makrospora yang berkelamin betina. Contoh paku heterospora adalah
semanggi (Marsilea crenata) dan paku rane (Selaginella).
- Paku Peralihan: Paku peralihan adalah jenis tumbuhan paku yang menghasilkan
spora dengan bentuk dan ukuran sama, tetapi jenis kelaminnya berbeda. Jenis
tumbuhan paku tersebut merupakan peralihan antara tumbuhan paku homospora
dan heterospora. Contoh paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum
debile).
 Klasifikasi Tumbuhan Paku Berdasarkan Morfologi
Berdasarkan morfologinya, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi 4
macam, yaitu:
- Paku kawat (Lycophyta), memiliki struktur daun berbentuk mirip rambut sisik
dengan batang seperti kawat sehingga sering disebut paku kawat. Sporangium
terdapat pada sisi daun yang berkumpul membentuk kerucut yang disebut
strobilus. Contoh paku kawat: Lycopodium clavatum, paku tanduk
rusa (Lycopodium sp.)
- Paku ekor kuda (Sphenophyta), yaitu jenis paku yang berdaun kecil seperti selaput
dan tersusun melingkar. Batangnya mirip daun cemara, berongga, dan tumbuh
tegak. Umumnya jenis paku mi hidup di dataran tinggi. Contoh paku ekor kuda:
paku ekor kuda (Equisetum debile) dan Selaginela sp.
- Paku purba (Psilophyta), sebagian besar jenisnya telah punah. Tumbuhan paku ini
belum memiliki daun dan akar, batangnya bercabang menggarpu dengan
sporangium terdapat pada ujung cabangnya, dan telah memiliki berkas
pengangkut. Contoh paku purba: Psilotum nodum, Rhynia major.
- Paku sejati (Pterophyta), merupakan jenis paku yang banyak dijumpai, umumnya
disebut pakis. Tumbuhan ini berdaun lebar dan mudah menggulung. Sporangium
terdapat pada sporofil. Contoh paku sejati: Paku sampan (Azolla
pinnata), semanggi (Marsilea crenata),suplir (Adiantum cuneatum), dan paku
sarang burung (Asplenium nidus).

 Manfaat Tumbuhan Paku bagi Manusia


- Sebagai tanaman hias, contohnya Adiantum (suplir), Platycerium sp (paku tanduk
rusa), Asplenium nidus (paku sarang burung), Nepholepism dan Alsophila
glauca (paku tiang).
- Bermanfaat sebagai bahan obat-obatan seperti Equisetum (paku ekor kuda) yang
mempunyai fungsi diuretik. Diuretik adalah melancarkan pengeluaran urine
dan Selaginella(obat luka).
- Sebagai bahan-bahan makanan seperti sayuran, misalnya Marsilea
crenata (semanggi) dan Pteridium aquilinum (paku garuda).
- Sebagai pupuk hijau, seperti Azolla pinnata bersimbiosis dengan ganggang
biru Anabaena azollae yang mampu mengikat gas nitrogen (N2) bebas.
- Sebagai bahan pembuatan petasan seperti pyrotechnics, dengan menggunakan
sporaLycopodium sp.
- Sebagai tiang bangunan, seperti Alsophila glauca

11
- Bermanfaat sebagai penggosok atau ampelas, seperti tumbuhan paku Equisetum
sp
- Sebagai salah satu bahan dalam membuat karangan bunga, seperti Lycopodium
cernum

2.3 Tumbuhan Biji

12
Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji , phyton=tumbuhan)
adalah kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa
biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon
individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian
yang diikuti oleh pembuahan.
Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat. Namun, tumbuhan berbiji ada yang
hidup mengapung di air, misalnya teratai. Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan foto
autotrof.

 Cara Hidup dan Habitat


Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat. Namun, tumbuhan berbiji ada yang
hidup mengapung di air, misalnya teratai. Tumbuhan berbiji merupakan organisme
fotoautotrof.

 Ciri-Ciri Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)


 Tumbuhan Berbiji Mempunyai Generasi Sporofit Lebih Kompleks Dibanding
Dengan Lumut Dan Paku. Alat Perkembangbiakan Terdapat Pada Organ Bunga
(Kumpulan Sporofil) Atau Berupa Strobilus. Sementara Itu, Pada Tumbuhan Paku
Kumpulan Sporofil Belum Membentuk Bunga.
 Sel Kelamin (Gamet) Jantan Berada Dalam Serbuk Sari Dan Gamet Betina Berada
Pada Kantong Embrio. Proses Pada Penggabungan Sel Gamet Jantan (Sperma)
Dan Sel Gamet Betina (Sel Telur) Terjadi Melalui Sebuah Buluh Serbuk Sari. Oleh
Karena Itu, Spermatophyta Disebut Juga Dengan Embryophyta Siphonogama.
 Tumbuhan Berbiji Bisa Dibedakan Secara Jelas Bagian Akar, Batang, Dan
Daunnya.
 Tubuhnya Tersusun Dari Banyak Sel Atau Sifatnya Multiseluler Dengan Ukuran
Tubuhnya Besar Atau Makroskopis Dan Memiliki Ketinggian Bermacam-Macam.

13
 Tumbuhan Berbiji Memiliki Jaringan Pembuluh Yang Bervariasi Dan Terdiri Dari
Floem Yang Fungsinya Untuk Membawa Bahan Makanan Yang Berasal Dari Daun
Ke Seluruh Tubuh Tanaman, Serta Xylem Yang Fungsinya Sebagai Pengangkut Air
Dan Mineral Dari Tanah.
 Pada Umumnya, Tumbuhan Berbiji (Kecuali Tumbuhan Parasit) Sifatnya Autotrof
Atau Bisa Mensintesis Makanan Sendiri Melalui Fotosintesis. Oleh Karena Itu,
Tumbuhan Berbiji Yaitu Organisme Fotoautotrof.
 Sebagian Besar Tumbuhan Berbiji Mempunyai Habitat Di Darat Seperti: Mangga,
Rambutan, Dan Jambu. Ada Pula Tumbuhan Berbiji Yang Hidup Mengapung Di
Atas Air Seperti: Enceng Gondok.
 Tumbuhan Biji Berkembangbiak Nya Secara Aseksual Maupun Secara Seksual.

 Reproduksi Tumbuhan Berbiji


Didalam tumbuhan berbiji memiliki alat perkembangbiakan yang berupa bunga,
dengan kata lain bahwa tumbuhan biji memiliki bunga sebagai alat reproduksi.
Adapun reproduksi pada jenis tumbuhan yang berbiji adalah antara lain dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Pertama-tama proses reproduksi diawali dengan adanya proses penyerbukan atau
disebut juga menempelnya serbuk sari ke-kepala putik dan dibarengi
dengan proses pembuahan atau dengan kata lain penyerbukan sel telur dan kantong
lembaga pada bakal biji dengan inti yang asalnya dari serbuk sari.
2. Kemudian selanjutnya zlg0t berkembang menjadi embrio dan kemudian setelah itu
menjadi buah.
Adapun pembuahan yang telah terjadi pada tumbuhan berbiji disebut
dengan pembuahan ganda, karena dua inti generatif tersebut masing-masing
membuahi sel telur, dimana sel telur tersebut yang akan menjadi lembaga, selanjutnya
inti kandung lembaga akan menjadi endos-perm.

 Klasifikasi Tumbuhan Biji


Berdasarkan posisi biji terhadap daun buahnya, Spermatophyta dibedakan menjadi
Gymnospermae dan Angiospermae.
 Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)
Pada Gymnospermae bakal biji tidak dilindungi oleh daun buah, tetapi tersusun
dalam strobilus. Berdasarkan struktur strobilusnya, Gymnospermae dibedakan
menjadi empat kelas sebagai berikut.
- Cycadinae
Ciri-ciri Cycadinae yaitu tubuh menyerupai pohon kelapa, batang berbentuk tiang,
daun majemuk menyirip, daun tersusun berjejal di ujung batang, daun yang muda
menggulung, sporofil tersusun dalam strobilus jantan dan betina, serta umumnya
berumah satu. Contoh Cycas rumphii, Zamia
sp., Microcycas sp., dan Dioon sp.
- Ginkgoinae
Ginkgoinae merupakan satu-satunya kelompok Gymnospermae yang mempunyai
spesies paling sedikit sehingga dianggap sebagai tumbuhan primitif. Ciri-ciri
14
Ginkgoinae yaitu berumah dua, termasuk pohon meranggas, serta daun lebar dan
berbentuk kipas dengan tulang daun mirip rusuk yang menonjol. Contoh Ginkgo
biloba .
- Gnetinae
Ciri-ciri Gnetinae yaitu berumah dua, ada anggotanya yang memiliki percabangan
banyak dan ada yang tidak bercabang, pertulangan daun menyirip, serta bunga
tersusun berkarang. Gnetinae lebih maju dibandingkan kelas-kelas lain karena
mempunyai perhiasan pada strobilus. Contoh Gnetum gnemon (melinjo).
- Coniferinae
Ciri-ciri Coniferinae yaitu batang besar berkayu, daunnya berbentuk jarum, ada
yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta strobilus betina lebih besar
dibanding strobilus jantan dan terletak di ketiak daun atau di ujung batang berupa
kerucut sehingga disebut tumbuhan berkerucut. Contoh podokarpus (Podocarpus
imbricatus), cemara ( Cupressus lusitanica), dan pinus ( Pinus merkusii).
Tumbuhan dalam kelompok ini memiliki ciri khas selalu hijau sepanjang tahun
sehingga disebut juga
tumbuhan evergreen.

 Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)


Pada Angiospermae bakal biji tumbuh di dalam daun buah. Angiospermae sering
disebut pula Anthophyta atau tumbuhan berbunga. Angiospermae dibagi menjadi
dua kelas berikut.
- Monocotyledoneae (monokotil)
Ciri-cirinya mempunyai satu daun lembaga, akar serabut, tulang daun sejajar atau

15
melengkung, batang tidak bercabang dengan ruas yang jelas, tidak
berkambium, dan perhiasan bunganya berjumlah 3 atau kelipatannya.
Kelas Monocotyledoneae terdiri atas beberapa famili berikut.
a) Liliaceae, contoh kembang sungsang.
b) Poaceae atau Gramineae, contoh padi, alang-alang, dan jagung.
c) Zingiberaceae, contoh jahe, lengkuas, dan kencur.
d) Musaceae, contoh pisang.
e) Orchidaceae, contoh anggrek.
f) Arecaceae, contoh kelapa dan palem.
- Dicotyledoneae (dikotil)
Ciri-cirinya mempunyai dua daun lembaga, akar tunggang, tulang daun menyirip
atau menjari, batang bercabang-cabang dengan ruas tidak jelas, mempunyai
kambium, dan perhiasan bunganya berjumlah 2, 4, 5, atau kelipatannya.
Kelas Dicotyledoneae terdiri atas beberapa famili berikut.
a) Euphorbiaceae, contoh karet.
b) Moraceae, contoh beringin.
c) Papilionaceae, contoh kacang tanah.
d) Labiatae, contoh kentang.
e) Convolvulaceae, contoh kangkung.
f) Apocynaceae, contoh kamboja.
g) Rubiaceae, contoh kopi.
h) Verbenaceae, contoh jati.
i) Myrtaceae, contoh cengkih.
j) Rutaceae, contoh jeruk.
k) Bombacaceae, contoh durian.
l) Malvaceae, contoh waru.
m) Mimosaceae, contoh putri malu.
n) Caesalpiniaceae, contoh asam.

 Manfaat Tumbuhan Berbiji bagi Manusia


Jenis tumbuhan berbiji yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia antara lain
sebagai berikut:
 Gandum, padi, jagung dan sagu ialah makanan utama sebagian besar penduduk di
dunia.
 Kacang, tomat, kol, kentang dan wortel ialah sayuran sebagai sumber serat, protein
dan vitamin.
 Kapas dan rami sebagai bahan sandang.
 Kayu sebagai bahan papn dan perabotan.
 Kumis kucing, mengkudu, daun dewa dan adas sebagai bahan obat-obatan.
 Pohon angsana, jati, mahoni dan pinus sebagai peneduh, penyimpanan air,
penyerap karbon dioksida dan sumber oksigen.
 Berbagai jenis bunga untuk dekorasi, upacara adat dan agama, serta kosmetik.

BAB III
PENUTUP

16
3.1 KESIMPULAN

Tumbuhan Lumut Yaitu Suatu Kumpulan Tumbuhan Kecil, Yang Hidup Di Darat Dan
Biasanya Tumbuh Ditempat Lembab,
Tumbuhan paku adalah sekelompok tumbuhan yang memiliki sistem pembuluh sejati
(Tracheophyta), meskipun tumbuhan ini tidak pernah menghasilkan biji untuk berkembang
biak.
Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji , phyton=tumbuhan)
adalah kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa
biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon
individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian
yang diikuti oleh pembuahan.

3.2. SARAN

Siswa sebaiknya lebih mempelajari tentang ilmu tumbuhan serta klasifikasinya karena
pemamfaantannya bagi kehidupan sehari hari sangat banyak
Dengan uraian diatas, semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik san saran yang dari
pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

https://aslam02.wordpress.com/materi/kelas-x-2/kingdom-plantae/tumbuhan-berbiji-
spermatophyta/
17
http://tersains.blogspot.com/2015/10/ciri-ciri-klasifikasi-dan-reproduksi.html
https://ceycieenajwa.wordpress.com/category/spermatophyta/

18

Anda mungkin juga menyukai