Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Coelenterata (dalam bahasa yunani, ‘coilos’ (berongga) dan ‘enteron’ (usus) adalah
invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat
pencernaan (gastrovaskuler). Coelenterata disebut juga Cnidaria karena sesuai dengan
cirinya yang memiliki sel penyengat dan memiliki rongga di tengan tubuhnya. Sel
penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya. Coelenterata memiliki
struktur tubuh yang lebih kompleks. Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk
jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana. Karang yang ada di pantai terbentuk
dari kerangka luar tubuh salah satu jenis coelenterata.
Ubur-ubur, anemon laut, karang, dan hydra adalah beberapa spesies yang termasuk
filum Cnidaria. Selain ini, sekitar 130 spesies lain dari Cnidaria telah ditemukan di Sydney
Harbor. Sedangkan 9.000 spesies yang termasuk filum ini telah ditemukan dalam keadaan
hidup di berbagai belahan dunia.
Coelenterata dianggap salah satu yang paling basal dari semua hewan, kecuali spons,
dengan fosil hidup sekitar 580 juta tahun yang lalu. Coelenterata meninggalkan sejumlah
ciri yang dapat diidentifikasi dengan jelas sebagai fosil binatang. Ada lebih dari 10.000
spesies Coelenterata, yang dibagi menjadi tiga kelas utama: Hydrozoa (Obelia, Aequorea,
dan Hydra), Anthozoa (anemon, karang), dan Scyphozoa (Aurelia aurita).
Coelenterata memiliki tubuh yang indah, namun sengatnya sangat menyakitkan, atau
bahkan mematikan. Tersengat ubur-ubur dapat mengakibatkan rasa sakit yang hebat bagi
banyak orang, dan bahkan kematian dalam beberapa kasus. Di Australia dan tempat-tempat
berisiko tinggi lainnya, beberapa pantai pilihan diberi pagar menggunakan jaring, untuk
melindungi penyelam dari sentuhan Coelenterata menyakitkan. Coelenterata yang paling
berbahaya adalah ubur-ubur kotak, dan satu spesies, Irukandji ubur-ubur, dianggap salah
satu hewan yang paling berbisa di planet ini.
Coelenterata (karang) membuat superorganism terbesar di dunia, Great Barrier Reef
di Australia, yang meliputi wilayah sekitar 344.400 km persegi (132.974 sq mi). Karang
ini, telah tumbuh sedikit demi sedikit selama ribuan tahun, sebagai polip karang mati,
kemudian tunas lepas untuk membentuk bentangan karang baru. Terumbu karang adalah
rumah bagi banyak hewan laut.
1
BAB 2
PEMBAHASAN

Klasifikasi Filum Cnidaria

Cnidaria (Coelenterata) adalah filum dalam kerajaan hewan yang memiliki hampir
lebih dari puluhan ribu spesies aquatic. Istilah Cnidaria berasal dari 'cnidocytes'. Kata
Cnidocytes (penyengat) adalah sel fungsional tertentu yang mengandung organel
menyengat atau cnidocysts. Kata cnidocyst berasal dari istilah Yunani ‘Cnidos’ yang
berarti 'jarum penyengat atau jelatang'. Serangan dan mekanisme pertahanan cnidaria
ditandai dengan menyengat mangsanya dengan organel yang disebut nematocysts (juga
disebut cnidocytes atau cnidoblasts). Berdasarkan kemampuannya untuk menyengat
dengan bantuan cnidocytes, maka filum ini diberi nama Cnidaria.
Anggota filum Cnidaria dibedakan dan diklasifikasikan berdasarkan bentuk tubuh
mereka. Ada yang berbentuk medusa (berenang) atau bentuk polip sessile (terpasang
secara permanen). Ada yang mengklasifikasikan filum ini menjadi tiga kelas, yaitu:
Anthozoa, Scyphozoa, dan Hydrozoa. Dan ada juga yang mengklasifikasikannya menjadi
empat kelas, yaitu: Anthozoa, Scyphozoa, Hydrozoa, dan Cubozoa.
Bentuk medusa ditandai oleh organisme berbentuk payung yang memiliki pinggiran
tentakel, mulut rongga di sisi bawah menghadap bel, dan rongga gastrovascular. Bentuk ini
paling sering dikaitkan dengan ubur-ubur dewasa.
Polip adalah struktur yang memiliki bukaan mulut di atas, banyak tentakel
bermunculan keluar dari tepi pembukaan mulut, dan tangkai silinder tubuh yang melekat
pada substrat di bagian dasar. Bentuk ini paling sering dikaitkan dengan anemon laut,
koral, dan Hydra.

A. Kelas Anthozoa

Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthos = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak
tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,
hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata
lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara
aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual dengan menghasilkan
gamet.

2
Cnidaria dari kelas Anthozoa ini ditandai dengan penampilan medusanya (jika ada)
yang berbentuk seperti bunga. Karakteristik utama lainnya dari spesies ini adalah bahwa
mereka hidup menetap, yaitu dengan melekat secara permanen pada substrat di dasar, dan
tidak bisa bergerak bebas. Kelas ini di dominasi oleh fase polip.
Eksoskeleton Anthozoa terlihat sangat jelas ketika organisme tersebut mati.
Eksoskeleton Anthozoa yang terlihat akan menunjukkan adanya sekat-sekat radial yang
dikenal sebagai skleroseptum (sklerosepta = jamak). Beberapa pola eksoskeleton yang
dijumpai pada Anthozoa yaitu:
1. Pola tabulata
Dicirikan oleh adanya sekat horizontal pada eksoskeleton yang membentuk
stuktur seperti meja (tabula = table).
2. Pola rugosa
Dicirikan dengan sklerosepta tersusun radial , dengan titik pusat asimetris.
3. Pola skleractinia
Sklerosepta pada pola skleraktinia tersusun radial, dengan titik pusat yang
konsentris dan simetris.
Anthozoa diklasifikasikan ke dalam 2 subkelas yaitu:
1. Subkelas Hexacorallia (Zoantharia)
Subkelas Hexacorallia diklasifikasikan ke dalam 7 ordo, yaitu:
a) Ordo Actiniaria; beranggotakan 41 familia taksa koral lunak dengan anggota jenis
berkisar antara 800 jenis yang dikenal sebagai anemon.
b) Ordo Corallimorpharia; anggota Corallimorpharia merupakan koral lunak yang
semuanya bersifat soliter.
c) Ordo Scleractinia; beranggotakan taksa yang semuanya bersifat hermapitik. Semua
jenis ordo tersebut bersimbiosis dengan alga uniselluler yaitu
Zooxanthellae/Zoochlorellae. Pada anggota ordo tersebut
mesentri dan sklerosepta jelas terlihat. Beberapa karakter
morfologi yang biasa dipergunakan untuk mengidentifikasi
Scleractinia secara teknis yaitu:
 Callice: jarak (diameter) rongga polip sebelah dalam.
 Corralite: jarak(diameter)antar dinding luar polip.
 Septum: sekat sebelah dalam endoskeleton.
 Coenosarc: jarak antar polip.

3
Beberapa jenis yang umum dijumpai misalnya: Acropora, Fungia,dan Poccilopora.

d) Ordo Zoanthinaria (Zoanthidea); polip bersifat koloni ataupun soliter, ordo ini
dikelompokkan dalam 3 familia.
e) Ordo Ceriantharia; beranggotakan 3 familia. Anggota ordo ini semuanya bersifat
soliter, tinggal di dalam selubung berupa tabung vertikal dan terpendam dalam
sedimen yang lunak. Spesies pada ordo tersebut mempunyai daerah oral yang
berbentuk diskus dengan 2 bentukan tentakel oral. Contoh genus: Ceriantharia.
f) Ordo Ptychodactiaria; anggota ordo tersebut berbentuk seperti anemon dan hanya
dijumpai secara lokal di perairan dingin di samudra antartika dan artika.
g) Ordo Antipatharia; dikenal sebagai koral hitam. Karakteristik utama ordo ini
adalah bahan eksoskeleton dari material protein yang sangat keras, membentuk
struktur serupa pohon. Nilai ekonomis ordo tersebut adalah manfaat farmakologis
eksoskeleton aksial dan manfaatnya untuk perhiasan.
2. Subkelas Octocorallia (Alcyonaria)
Subkelas Octocorallia (Alcyonaria) diklasifikasikan ke dalam 8 ordo dengan
beberapa ordo utama yaitu:
a) Ordo Stolonifera; hanya dijumpai di lautan tropis indo-pasifik. Berbentuk selubung
polip berbentuk tabung. Jenis yang umum dijumpai adalah
Tubipora musica.
b) Ordo Gorgonacea; morfologi koloni serupa kipas, bahan skeleton tersusun atas
protein yang dikenal sebagai gorgonin.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon
laut), dan turbinaria. Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis
dengan ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka
pada koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi
ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora. Rangka koral tersusun dari zat
kapur. Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu
karang) atau atol (pulau karang). Contoh lainnya adalah Anthopleura xanthogrammica,
Ptilosarcus gurneyi, Iciligorgia schrammi, dan Heteroxenia fuscescens.
Ciri-ciri kelas Anthozoa antara lain: Dalam daur hidupnya hanya mempunyai fase
polip. Hidupnya secara soliter, memiliki tentakel beraneka ragam warna yang bentuknya
mengelilingi celah mulut dan tersusun menyerupai mahkota bunga. Bila mendapat
gangguan, tentakel akan ditarik masuk ke dalam celah mulut dan mengerutkan tubuhnya.

4
Contoh : Karang Suling ( Tubifora musica), Akar bahar (Euplxaura antiphetes), Hewan
karang (Acrophora sp)

B. Kelas Scyphozoa

Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scyphos = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk
dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-
ubur. Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan
seksual. Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual.
Spesies dalam Kelas Scyphozoa memiliki karakter seperti cangkir terbalik. Tidak
seperti Anthozoa, spesies Scyphozoa bebas bergerak dan tidak sessile. Mereka hanya ada
dalam bentuk medusa sepanjang siklus hidup mereka.
Scyphozoa diklasifikasikan ke dalam 4 ordo, yaitu:
a) Ordo Stauromedusa; ordo ini menunjukkan beberapa karakteristik yang berbeda
dengan tipikal scyphozoa. Ordo tersebut selalu dijumpai dalam
bentuk sesil dengan perkembangan scyphistoma yang tidak
pernah melewati fase strobila, sehingga menyebabkan satu
larva planula hanya berkembang menjadi satu scyphistoma.
Selain itu, memiliki bentuk larva planula yang berbeda dengan
larva planula tipikalnya, yaitu absennya silia pada larva
planula stauromedusae. Contoh genus: Haliclystus.
b) Ordo Coronatae; beranggotakan takson yang hidup di perairan dalam,
beranggotakan 7 familia. Contoh genus: Stephanoscyphus.
c) Ordo Semaeostomeae; dikenal karena ukuran medusanya mencapai 2 meter dan
nematocyst pada tentakelnya menghasilkan racun yang sangat
menyakitkan. Contoh genus: Aurelia.
d) Ordo Rhizostomeae; dikarakteristikkan oleh keberadaan mulut yang terletak di
tengah, dengan beberapa mulut-mulut kecil yang juga

5
bermuara di sistem kanal yang ada. Contoh genus:
Stomolophus.
Fase medusanya yang dominan ini dikenal sebagai 'ubur-ubur sejati'. Beberapa
contohnya adalah Cyanea capillata, Olindias formosa, Rhizostoma pulmo, Aurelia aurita /
ubur-ubur, dan Chrysaora hysoscella.
Ciri-ciri kelas Schypozoa antara lain: Pencernaannya berlangsung secara ekstraseluler
didalam rongga gastrovaskuler (terdiri atas sebuah rongga sentral dan empat kantong
gastrovaskuler). Tiap kantong gastrovaskuler dilengkapi tentakel dan nematokist.
Reproduksi secara metagenesis, yaitu reproduksi seksual (medusa) yang diikuti reproduksi
aseksual (polip) dalam satu generasi. Tubuhnya transparan.

Contoh : Aurelia aurita (ubur-ubur), Cynea sp, Chrysaora fruttescents, Pelagia sp

6
C. Kelas Hydrozoa

Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki
pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Hydrozoa dapat hidup secara
solitary maupun dalam koloni yang luas. Kebanyakan cnidaria dari kelas hydrozoa
mengalami metagenesis pada tahap polypoid dan medusoid selama siklus hidup mereka.
Sebagian besar spesies dari kelas ini berkembang di air asin, tetapi beberapa dari mereka
tinggal di air tawar juga.
Ciri-ciri dari kelas Hydrozoa ini antara lain: Memiliki tentakel (4–6 buah) yang
berfungsi untuk alat gerak dan membantu dalam menangkap mangsa. Pada tentakel
terdapat sel–sel knidoblast yang mengandung nematokist.
Hydrozoa diklasifikasikan dalam 7 ordo, yaitu:
a) Ordo Hydroidea, (terdiri dari 3sub-ordo), antara lain:
1. Sub-ordo Anthomedusae; dicirikan oleh absennya lapisan kitin pada hydranth.
Kebanyakan Anthomedusae hidup dilaut, hanya 1 jenis
yang hidup di air tawar, yaitu Hydra sp.
2. Sub-ordo Leptomedusae; ciri yang menonjol pada subordo ini adalah hydranth yang
dilapisi oleh lapisan kitin. Anggota sub-ordo
Leptomedusae yang banyak dikenal adalah Obelia sp.

7
3. Sub-ordo Limnomedusae; didominasi oleh anggota-anggota yang bersifat air tawar,
yang umum dikenal yaitu fase medusa berbentuk ubur-
ubur.
b) Ordo Milleporina
Anggota utama ordo ini dikenal sebagai terumbu api. Karena sifat sengatannya yang
panas dan berbahaya. Contoh spesies yang banyak dikenal adalah Millepora sp.
c) Ordo Stylasterina
Bersifat hermatipik bersama dengan terumbu karang. Contoh spesies yang umum
dijumpai adalah Allopora sp.
d) Ordo Trachylina
Kebanyakan bersifat marin. Ordo ini tidak pernah melewati fase polip. Anggota ordo
yang umum dijmpai adalah Liriope sp.
e) Ordo Siphonophora
Bentuk medusa berbentuk seperti balon gas, mengambang dengan koloni polimorfik
yang menempel pada struktur balon. Memiliki nematocyst yang bersifat paralyzing
yang berbahaya bagi manusia.
f) Ordo Chondrophora
Pada ordo ini dijumpai struktur gelembung pada fase medusa. Bersifat marin dan
mengalami metagenesis dalam hidupnya. Anggota ordo yang umum dijumpai adalah
Porpita sp.
g) Ordo Actinulida
Dikenal karena bentuk anggotanya yang berukuran relatif kecil. Bersifat marin,
soliter, tanpa mempunyai fase medusa.
Contoh spesies dari kelas Hydrozoa antara lain :
1) Hydra sp
Hidup soliter di air tawar, memiliki bentuk polip dan tidak melalui stadium
medusa, memiliki 6 – 10 tentakel yang mengelilingi. Berkembang biak secara seksual
maupun aseksual. Secara seksual melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma
(dari testis) membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula kemudian
membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di
tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Bila keadaan lingkungan
membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.

8
Secara aseksual melalui pembentukan tunas/budding

2) Obelia sp
Hidup berkoloni di air laut, memiliki bentuk polip maupun medusa, mengalami
metagenesis, memiliki rangka luar dari zat kitin. Ada 2 macam bentuk polip, yaitu polip
hidrant yang berfungsi untuk pencernaan makanan, dan polip gonangium yang berfungsi
menghasilkan sel kelamin.

3) Physalia sp
Hidup di laut, ada 3 macam bentuk polip , yaitu polip gastrozoid (mencerna
makanan, polip gonozoid (reproduksi), polip daktilozoid (menangkap mangsa).

9
Contoh lain spesies dari kelas ini antara lain: Craspedacusta sowerbyi, Macrorhynchia
Philippina, dan Tubularia.
Ciri-ciri Filum Cnidaria
Tubuh Coelenterata terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan luar yang dikenal sebagai
epidermis, lapisan tengah disebut mesoglea, dan lapisan dalam disebut gastrodermis.
Epidermis berisi koleksi berbagai jenis sel, diantaranya sel epitheliomuscular yaitu
tubuhnya membentuk bagian epitelium tapi yang dasarnya meluas membentuk serat-serat
otot pada baris-baris sejajar. Serat-serat lapisan sel yang menghadap keluar ini umumnya
tegak lurus pada serat-serat dari lapisan sel yang menghadap kedalam yang berkontraksi
dan memungkinkan gerakan; sel-sel interstitial yang tak terspesialisasi, dan dapat
menggantikan sel-sel yang hilang atau rusak dengan berubah menjadi tipe yang sesuai. Sel-
sel ini terdapat di antara dasar sel-sel otot menimbulkan banyak tipe sel lainnya seperti
telur dan sperma; cnidocytes merupakan sel-sel khusus yang unik untuk Coelenterata yang
dalam beberapa jenis mengandung struktur menyengat, sel mukus yaitu sel kelenjar yang
mengeluarkan lendir, reseptor dan sel saraf yang berada di antara atau kadangkala di atas
sel-sel otot, dan berkomunikasi melalui sinapsis (celah yang dilalui sinyal kimia) dengan
sel saraf motor, yang terutama terletak di antara dasar dari sel-sel otot untuk
mengumpulkan dan mengirimkan informasi sensorik. Coelenterata memiliki kantung
internal pencernaan yang disebut rongga gastrovaskuler. Tentakel memancar ke luar dari
tepi mulut. Pada Anthozoa (anemon laut, koral, dan lain-lain) dan Scyphozoa (ubur-ubur),
mesogleanya juga terdapat sel-sel otot. Selain itu, ciri-ciri dari Cnidaria meliputi:
 memiliki rongga tubuh (coelom) berupa rongga gastrovasculer yang berfungsi
sebagai alat pencernakan dan sirkulasi makanan. Sistem pencernaan berlangsung
secara ekstraseluler (dalam gastrovaskuler) dan intraseluler (dalam sel endoderm).
 sistem syaraf dengan membentuk jala.
 Sistem gerak dengan menggunakan tentakel yang terdapat pada sekitar mulut.
Tentakel juga berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan. Pada ujung
tentakel terdapat sel knidoblast, setiap knidoblast mengandung alat penyengat yang
10
dinamakan nematokist, yang berfungsi untuk mempertahankan diri dan
melumpuhkan mangsa kedalam tubuhnya.
 Habitat umumnya di laut, kecuali Hydra sp (di air tawar).

1. Simetri radial
Cnidaria memiliki rongga gastrovaskuler, tentakel, dan mulut sejajar seperti jika
menggambar garis imajiner melalui pusat tubuh mereka, dari atas tentakel mereka
melalui dasar tubuh mereka. Maka hewan tersebut dapat diubah dengan sumbu dan itu
akan terlihat hampir sama di setiap sudut di belokan. Cara lain untuk melihat ini adalah
bahwa Coelenterata adalah silinder dan memiliki atas dan bawah tapi tidak ada sisi kiri
atau kanan.
Ada beberapa sub-jenis simetri radial yang kadang-kadang didefinisikan tergantung
pada detail struktur halus dari suatu organisme. Sebagai contoh, banyak ubur-ubur
memiliki empat lengan mulut yang diperpanjang kebawah tubuh dan struktur tubuh
mereka sehingga dapat dibagi menjadi empat bagian yang sama. Jenis simetri radial
disebut sebagai tetramerism. Selain itu, dua kelompok Coelenterata, karang dan
anemon laut, menunjukkan enam atau delapan kali lipat simetri. Jenis simetri yang
disebut sebagai hexamerism dan octamerism. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
simetri radial memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Dalam istilah awam, organisme yang radial simetris tidak menunjukkan sisi kiri
atau kanan terpisah.
 Mereka telah dibedakan antara sisi dorsal dan ventral (atas dan bawah). Ketika
dipotong sepanjang sumbu apapun, organisme ini mengakibatkan pembentukan
segmen identik.
 Cnidaria radial simetris memiliki mulut, tentakel, dan rongga gastrovascular yang
tampak sama bila dilihat dari sudut manapun atau melalui sumbu apapun.
 Simetri Radial bisa empat kali lipat (tetramerism), seperti pada ubur-ubur, atau bisa
enam kali lipat atau delapan kali lipat (hexamerism dan octamerism), seperti pada
karang dan anemon laut.
 Fakta yang menarik tentang Cnidaria adalah bahwa mereka hanya memiliki satu
bukaan (rongga) di dalam tubuh mereka. Rongga ini digunakan untuk mengambil
makanan dan membuang sampah sisa pencernaan.

11
2. Diploblastik

 Merupakan suatu kondisi di mana tubuh dan tentakel pada Cnidaria 'memiliki dua
lapisan embrional, yaitu ektoderm atau epidermis (lapisan luar sel untuk
perlindungan), dan endoderm atau gastroderm (lapisan dalam sel untuk
pencernaan).
 Ektoderm ini terdiri dari sel-sel epitheliomuscular (bertanggung jawab untuk
kontraksi dan gerakan), cnidocytes (sel penyengat), sel-sel saraf (bertanggung
jawab untuk pengiriman dan penerimaan informasi sensorik), dan sel interstitial
(bertanggung jawab untuk pengembangan telur dan sperma).
 Dalam kebanyakan Cnidaria, gastroderm yang terdiri dari sel-sel kelenjar berfungsi
untuk mensekresikan enzim pencernaan. Beberapa spesies mungkin memiliki
gastroderm yang berisi sejumlah cnidocytes, yang digunakan untuk mencari
mangsa dan untuk perlindungan.
 Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol
adalah pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang masuk ke dalam
gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel
gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan
ekstraseluler. Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel
gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.
Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler. Sari
makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi. Begitu pula
untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida juga dilakukan secara
difusi.
 Sebuah massa non-granuler / non-seluler, transparan, dan seperti jelly yang disebut
lapisan mesoglea memisahkan dua lapisan diploblastik tersebut. Lapisan ini
berfungsi sebagai kerangka internal yang mendukung spesies cnidaria. Mesoglea
merupakan lapisan yang elastis dan memiliki daya apung air untuk
mempertahankan bentuk stabil organisme. Tanpa daya apung ini, mesoglea
kehilangan kekakuan yang menyebabkan Cnidaria runtuh ketika dibawa keluar dari
air.
 Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk jala dan
berfungsi untuk mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.

12
 Pada beberapa spesies cnidaria seperti hydra, mesoglea-nya lebih tipis
dibandingkan dengan yang terdapat di ubur-ubur.

3. Daya penggerak
 Karena polip Cnidaria yang melekat secara permanen pada substrat tidak bisa
bergerak, maka hanya Cnidaria yang berbentuk medusa saja yang mampu berenang
dan bergerak dengan bebas. Otot-otot di dalam lonceng berbentuk payung
mengeluarkan air dari rongga gastrovascular, dan pada saat yang sama daya apung
dari mesoglea memicu pukulan mundur. Kontraksi berulang dan aktivitas mundur
mendorong organisme bergerak dalam arah yang diinginkan.
 Medusa cukup sulit untuk berenang di air dengan cepat dan kuat, karena jaringan
tubuh mereka terlalu tipis dan tidak tahan kekuatan arus.
 Polip seperti hydra dan anemon laut mampu melakukan gerakan terbatas dengan
merayap, merangkak, berjungkir balik, atau menggeliat.
 Beberapa Cubozoa dan Scyphozoa yang berenang bebas memiliki indera
penyeimbang statokista dan ada yang punya ropalia, suatu struktur pengindera
kompleks yang dapat termasuk mata pembentuk citra dengan lensa dan retina yang
sederhana.

4. Respirasi dan Ekskresi


 Tidak ada anggota dari filum Cnidaria yang memiliki organ pernapasan seperti
paru-paru atau insang. Sebenarnya, Cnidaria tidak membutuhkan sistem
pernapasan. Hal ini karena, setiap sel tubuh mereka selalu langsung bersentuhan
dengan air tawar yang mengalir. Jadi, setiap saat, oksigen dan karbon dioksida
dapat dengan mudah menyebar ke dalam dan dari tubuh organisme itu.
 Demikian pula, Cnidaria tidak perlu sistem ekskretoris. Setiap jenis limbah atau
sisa digesti dieliminasi dari tubuh mereka melalui kulit dengan difusi (proses di
mana ada gerakan dari suatu zat dari daerah konsentrasi tinggi bahwa zat ke daerah
konsentrasi rendah, sampai keadaan kesetimbangan dicapai).
 Respirasi dan pertukaran gas pada Cnidaria berlangsung di seluruh permukaan
tubuh mereka. Lapisan epitel pada organisme menyerap oksigen dan melepaskan
karbon dioksida ke-air di sekitarnya. Pertukaran ini terjadi baik melalui rongga
gastrovascular atau difusi melalui kulit tersebut.

13
5. Nutrisi
Pertukaran gas berlangsung secara langsung di permukaan tubuh sedangkan limbah
mereka dilepaskan baik melalui rongga gastrovaskuler atau dengan difusi melalui kulit
mereka.
Semua Cnidaria adalah makhluk karnivora. Mereka memenuhi kebutuhan makanan
dalam berbagai cara, termasuk menggerogoti crustacea, ikan, dan bahkan kadang-kadang
Cnidaria lainnya. Mereka menyaring makanan dari air sekitarnya, menyerap bahan kimia
organik terlarut dari itu, atau simbiotik berasal dari nutrisi alga yang tumbuh di dalam sel
mereka. Mereka menangkap mangsanya dengan cara agak pasif yaitu dengan melayang
melalui tentakel mereka serta melepaskan nematocysts untuk menyengat dan
melumpuhkan mangsanya. Nematocysts hadir di ujung tentakel serta mengandung racun
yang disuntikkan ke dalam tubuh korbannya setelah mereka menyengat dan
melumpuhkannya. Racun ini fatal dan menyebabkan kematian instan mangsa. Mereka
menggunakan tentakel untuk menarik makanan ke dalam mulut dan rongga gastrovaskuler.
Setelah di rongga gastrovaskuler, enzim disekresikan dari gastrodermis untuk memecah
makanan. Rambut seperti flagela kecil yang melapisi gastrodermis, mengaduk
pencampuran enzim dan makanan sampai makanan telah sepenuhnya dicerna menjadi unit-
unit yang lebih kecil. Nutrisi kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh cnidaria dengan
cara difusi. Setiap material tanpa dicerna yang tetap dikeluarkan melalui mulut dengan
kontraksi cepat dari tubuh.

6. Reproduksi
Anggota filum Cnidaria mampu bereproduksi secara seksual maupun aseksual.
Reproduksi aseksual adalah proses yang sederhana, dilakukan dengan pembentukan tunas
pada fase polip. Dalam beberapa polip hydrozoa, itu dibawa oleh 'pemula'. Sebuah tunas
jatuh dari organisme induk dan tumbuh menjadi polip baru, sedangkan beberapa hydrozoa
medusa dapat berkembang biak dengan membelah di tengah. Beberapa spesies Anthozoa
bahkan mampu bereproduksi secara aseksual dengan membelah horizontal, sehingga polip
yang baru mampu bereproduksi secara seksual juga. Contoh Coelenterata (Cnidaria)
berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.
a. Siklus Hidup – Tahap polip
Polip adalah bentuk sesil yang melekat pada dasar laut dan sering membentuk koloni
besar. Bentuk polip yang berkoloni dinamakan polimorfisme. Struktur polip terdiri dari
disk basal yang melekat pada substrat, batang tubuh silindris, di dalamnya ada rongga

14
gastrovaskuler, pembukaan mulut berada di bagian atas polip, dan banyak tentakel yang
memancar keluar dari seluruh tepi pembukaan mulut.
Beberapa Coelenterata tetap polip untuk seumur hidup mereka, sementara yang lain
melewati bentuk tubuh medusa. Coelenterata dengan bentuk polip yang terkenal misalnya
karang, hydra, dan anemon laut.
Cnidocytes paling terkonsentrasi dalam epidermis dari tentakel. Cnidocytes tersebut
mengandung organel yang disebut cnidea. Ada beberapa jenis cnidea yang meliputi
nematocist, spirocysts, dan ptychocysts. Yang paling terkenal di antaranya adalah
nematocist. Nematosis terdiri dari kapsul yang mengandung benang digulung dan duri
yang dikenal sebagai stylets. Nematosis, bila habis, memberikan racun menyengat yang
berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan memungkinkan Coelenterata untuk menelan
korbannya. Spirocysts adalah cnidea yang ditemukan di beberapa karang dan anemon laut
yang terdiri dari benang lengket dan membantu menangkap mangsa hewan dan menempel
pada permukaan. Ptychocysts yang ditemukan pada anggota kelompok Coelenterata
tersebut dikenal sebagai Ceriantaria. Kelompok ini mengeluarkan ptychocysts ke substrat
yang membantu mereka membangun suatu pegangan yang aman.
Hydra dan ubur-ubur memiliki sel-sel cnidocytes yang berbulu kaku dan keluar dari
permukaan epidermis. Bulu ini disebut cnidocyl (tidak hadir dalam karang dan anemon
laut, yang justru memiliki struktur serupa yang disebut kerucut silia). Cnidocyl berfungsi
sebagai pemicu untuk melepaskan nematocyst tersebut.
Sedangkan pada fase medusa, Cnidaria selalu bereproduksi secara seksual. Mereka
menghasilkan sperma dan telur yang dilepaskan ke dalam air di sekitarnya. Setelah telur
dibuahi, mereka membentuk polip baru, yang tumbuh lebih lanjut untuk menghasilkan
medusa baru, dan siklus terus berulang.
b. Siklus Hidup – Tahap Medusa
Bentuk medusa adalah struktur yang berenang bebas dan terdiri dari badan berbentuk
payung (seperti lonceng), pinggiran tentakel yang menggantung dari tepi lonceng,
pembukaan mulut berada di bagian bawah lonceng, dan sebuah rongga gastrovaskuler.
Memiliki mesoglea sebagai lapisan dinding tubuh yang tebal dan seperti jelly. Beberapa
Coelenterata hanya menunjukkan bentuk Medusa sepanjang hidup mereka, sementara yang
lainnya terlebih dahulu melewati fase polip sebelum dewasanya masuk ke dalam bentuk
Medusa.

15
Bentuk medusa paling sering dikaitkan dengan ubur-ubur dewasa. Meskipun melewati
ubur-ubur melalui planula dan tahap polip dalam siklus hidup mereka, itu adalah bentuk
medusa yang paling dikenal dengan kelompok hewan ini.

7. Manfaat Cnidaria

Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen
utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan
tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang, baik untuk tempat persembunyian
maupun perkembangbiakan ikan. Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling
tinggi terdapat di Asia Tenggara, seperti Filipina dan Indonesia hingga Great Barrier Reef

16
di Australia. Beberapa jenis koral, melakukan simbiosis mutualisme dengan Dinoflagellata.
Koral dengan polipnya melindungi dinoflagella, sedangkan dinoflagella menyediakan
oksigen dan mendaur ulang sisa metabolisme koral. Dua puluh lima persen ikan yang
dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Terumbu karang memiliki nilai estetis
atau keindahan sebagai taman laut yang memberikan pemandangan yang indah sehingga
dapat di jadikan objek wisata, serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi, misalnya pada
jenis batu karang merah.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang (barier) dapat melindungi pantai
dari abrasi air laut (penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai). Batu karang
merupakan bahan untuk membuat kapur. Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan
Indonesia dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tepung ubur-ubur, kemudian diolah
menjadi bahan kosmetik / kecantikan, selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk bahan
makanan. Kerangka akar bahar (Euplxaura antiphetes) dapat digunakan sebagai gelang.
Selain itu, karang dan spons mampu memproduksi zat kimia yang menjadi
perlindungan diri terhadap infeksi dan kontaminasi. Studi dan penelitian telah
menunjukkan bahwa bahan kimia ini dapat digunakan untuk memproduksi obat anti-
kanker. Cnidaria adalah harta nyata - makhluk yang memiliki nilai-nilai penyembuhan,
penampilan yang menakjubkan, dan cara-cara eksklusif hidup.

8. Ukuran dan bentuk tubuh


Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam. Ada yang panjangnya beberapa milimeter,
misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea. Tubuh Coelenterata
simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip. Medusa berbentuk seperti lonceng
atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel). Polip berbentuk seperti
tabung atau seperti medusa yang memanjang.

9. Struktur dan fungsi tubuh


Sistem saraf terdapat pada mesoglea, yaitu berupa ganglion syaraf. Gastrodermis
tersusun dari bahan gelatin. Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian
kaki, tubuh, dan mulut. Mulut dikelilingi oleh tentakel. Coelenterata yang berbentuk
medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan
mengeluarkan sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus. Tentakel berfungsi
untuk menangkap mangsa dan memasukkan makanan ke dalam mulut. Pada permukaan

17
tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas. Setiap knidosit
mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).

10. Cara hidup


Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan
kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk
dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut
maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang
melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk
bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.

18
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cnidaria (Coelenterata) adalah filum dalam kerajaan hewan yang memiliki
hampir lebih dari puluhan ribu spesies aquatic. Istilah Cnidaria berasal dari
'cnidocytes'. Kata Cnidocytes (penyengat) adalah sel fungsional tertentu yang
mengandung organel menyengat atau cnidocysts. Kata cnidocyst berasal dari istilah
Yunani ‘Cnidos’ yang berarti 'jarum penyengat atau jelatang'. Serangan dan
mekanisme pertahanan cnidaria ditandai dengan menyengat mangsanya dengan
organel yang disebut nematocysts (juga disebut cnidocytes atau cnidoblasts).
Berdasarkan kemampuannya untuk menyengat dengan bantuan cnidocytes, maka
filum ini diberi nama Cnidaria.
Ciri-ciri umum Cnidaria diantaranya:
 Simetri radial; tidak menunjukkan sisi kiri atau kanan terpisah, telah dibedakan
antara sisi dorsal dan ventral (atas dan bawah), memiliki mulut, tentakel, dan
rongga gastrovascular yang tampak sama bila dilihat dari sudut manapun atau
melalui sumbu apapun, simetri radialnya ada yang tetramerism (ubur-ubur),
hexamerism (karang), dan octamerism (anemon laut).
 Diploblastik; merupakan suatu kondisi di mana tubuh dan tentakel pada Cnidaria
'memiliki dua lapisan embrional, yaitu ektoderm atau epidermis (lapisan luar sel
untuk perlindungan), dan endoderm atau gastroderm (lapisan dalam sel untuk
pencernaan).
 Daya penggerak; hanya Cnidaria yang berbentuk medusa saja yang mampu
berenang dan bergerak dengan bebas. Kontraksi berulang dan aktivitas mundur dari
mesoglea mendorong organisme bergerak ke arah yang diinginkan.
 Respirasi dan ekskresi; respirasi dan ekskresi pada Cnidaria berlangsung di seluruh
permukaan tubuh mereka secara difusi.
 Nutrisi; semua Cnidaria adalah makhluk karnivora yang memenuhi kebutuhan
makanannya dalam berbagai cara, termasuk menggerogoti crustacea, ikan, dan
bahkan kadang-kadang Cnidaria lainnya.
 Reproduksi; reproduksi aseksualnya dilakukan dengan pembentukan tunas pada
fase polip, sedangkan reproduksi seksualnya dengan peleburan sel gamet pada fase
medusa.

19
 Manfaat; sebagai komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang, tempat
hidup beragam jenis hewan dan ganggang, memiliki nilai estetis atau keindahan
sebagai taman laut yang memberikan pemandangan yang indah sehingga dapat di
jadikan objek wisata, serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi, misalnya pada
jenis batu karang merah, melindungi pantai dari abrasi air laut (penahan ombak
untuk mencengah pengikisan pantai), bahan untuk membuat kapur, untuk
pembuatan tepung ubur-ubur yang kemudian diolah menjadi bahan kosmetik /
kecantikan, untuk bahan makanan, akar bahar digunakan sebagai gelang, mampu
memproduksi zat kimia yang menjadi perlindungan diri terhadap infeksi dan
kontaminasi, memproduksi obat anti-kanker.
 Ukuran dan bentuk tubuh; ada yang panjangnya beberapa milimeter, misal Hydra
dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea. Tubuh Coelenterata
berupa medusa (seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan”
/tentakel) atau polip (berbentuk seperti tabung/seperti medusa yang memanjang).
 Struktur dan fungsi tubuh; sistem sarafnya terdapat pada mesoglea berupa ganglion
syaraf. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin. Tubuh Coelenterata yang
berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut yang dikelilingi oleh
tentakel. Coelenterata yang berbentuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut
berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena
Coelenterata tidak memiliki anus. Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa
dan memasukkan makanan ke dalam mulut. Pada permukaan tentakel terdapat sel-
sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas. Setiap knidosit mengandung
kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).
 Cara hidupnya; bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan
kecil di air. Habitat seluruhnya di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian
besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan
atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip,
sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
 Cnidaria dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
1. Hydrozoa; membentuk koloni-koloni kecil dengan bentuk dominan polip.
Beberapa jenis polip membentuk medusa dengan jalan pembentukan tunas.
Medusa memiliki velum, yaitu bentkan serupa laci dalam payung. Pinggiran
payung tidak bercelah. Contohnya: Obelia sp, Hydra sp., dan gonionemus.
Dibagi menjadi 7 ordo, meliputi:

20
- Ordo Hydroidea, dengan sub-ordo, yaitu: Anthomedusae, Leptomedusae,
Limnomedusae.
- Ordo Milleporina
- Ordo Stylasterina
- Ordo Trachylina
- Ordo Siphonophora
- Ordo Chondrophora
- Ordo Actinulida.
2. Scyphozoa; bentuk khasnya dominan pada fase medusa mangkuk terbalik
dengan pinggiran berlekuk-lekuk. Tidak ada cadar (velum). Saluran radialnya
bercabang-cabang majemuk dan gonad-gonad dalam kantong-kantong ruang
gastrikum. Contohnya: Aurelia aurita. Dibagi menjadi 4 ordo, yaitu
- Ordo stauromedusae
- Ordo Coronatae
- Ordo Semaeostomeae
- Ordo Rhizostomeae.
3. Anthozoa; anggotanya meliputi anemon-anemon laut dan hewan-hewan karang
laut. Tubuhnya berbentuk seperti polip, tidak ada bentuk medusa. Tidak
bertangkai dan biasanya terbungkus dengan skeleton eksternal dan disebut
karang. Tentakelnya banyak tersusun dalam beberapa baris disekitar mlut yang
memanjang bermuara kedalam tabung (stomodaeum). Gonad terletak di
sepanjang tepi-tepi internal mesentri. Contohnya: Meandrina sp. Dibagi
menjadi 2 sub kelas, yaitu: Hexacorallia yang terdiri dari 7 ordo dan
Octocorallia yang terdiri dari 8 ordo.

B. Saran
Segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa organisme makroskopis
maupun mikroskopis selain memiliki kelemahan juga memiliki kelebihan. Misalnya
pada Cnidaria dari kelas scyphozoa seperti ubur-ubur, selain dapat menyakiti orang
dengan sengatan tentakelnya juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan,
kosmetik, dan obat-obatan. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan lingkungan bawah
laut atau perairan lainnya sudah tentu menjadi tanggung jawab kita bersama demi
terciptanya keseimbangan ekosistem laut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito.1994.Zoologi Dasar.Jakarta:Erlangga


Dwiastuti, Sri.2003.Buku Ajar Keanekaragaman dan Klasifikasi Hewan
Invertebrata.Surakarta:UNS Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria
http://www.biologi-sel.com/2013/06/karakteristik-cnidaria.html
http://gurungeblog.com/2008/11/10/mengenal-phylum-coelenterata-cnidaria/
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-coelenterata-atau-cnidaria.html
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/filum-cnidaria-coelenterata-pengertian-
ciri-ciri-klasifikasi-reproduksi-contoh.html
Widayati,S., S.N. Rochmah dan Zubedi.2009. Biologi: SMA dan MA Kelas X. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta, p.290

22
LAMPIRAN

Struktur tubuh Cnidaria

Hydra sp.

23
Obelia sp.

Siklus hidup Obelia sp.

Physalia physalis

24
Aurelia sp.

Siklus hidup Aurelia sp.

Acropora sp.

25

Anda mungkin juga menyukai