Anda di halaman 1dari 29

PHYLUM MOLLUSCA

Tugas Terstruktur Mata Kuliah ZOOLOGI INVERTEBRATA

Oleh Kelompok 5:
INDAH SARI 0310182098
NENNY SRI WAHYUNI 0310183142
NURUL JANNAH 0310182062
ISNAINI TIARA SUCI 0310181003
SYAIDAH KUMALA 0310181032

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI 3/ III


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang. Dialah Allah yang Maha Pencipta, yang Maha Pemilik dan
yang Maha Pemelihara, segala puja dan puji hanya milik Allah SWT,
karena limpahan nikmat dan karunia- Nya Sehingga atas kehendak-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Phlyum
Mollusca” Tidak lupa Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. semoga dengan memperbanyak
shalawat kita termasuk ummat yang akan mendapatkan syafaat di hari
akhir nantinya.
Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada
bapak Muhammad Iqbal, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Zoologi Invertebrata yang telah memberikan penugasan makalah ini
kepada kami. Serta kepada seluruh pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini.
Dengan akhir kata, kami selaku penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya kami menampung segala kritik dan saran yang membangun
guna menjadikan makalah ini lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan bagi penyusun khusunya.

Medan, 28 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pengertian Phylum Mollusca.................................................................3
B. Ciri-ciri Umum Phylum Mollusca ........................................................4
C. Klasifikasi Phylum Mollusca ...............................................................
D. Peranan Phylum Mollusca dalam Kehidupan........................................
E. Integrasi Ayat Alquran dalam Phylum Mollusca...................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mollusca adalah hewan yang bertubuh lunak (dari kata mollusca
berarti lunak), namun sebagian besar menyekresikan cangkang pelindung
keras yang terbuat kalsium bikarbonat. Siput, cumi-cumi, gurita memiliki
cangkang internal yang terinduksi atau telah kehilangan seluruh
cangkangnya selama evolusi.
Mollusca mencakup hewan-hewan yang bersifat triplobastik celomata
dengan sebaran habitat yang sangat luas. Tubuh mollusca yang lunak
sebagai ciri utama dari phylum ini umumnya yang dilindungi oleh suatu
cangkang yang keras.
Dalam sistem klasifikasi, mollusca dibedakan menjadi lima kelas,
yakni kelas Amphineura (Kiton), kelas Gastropoda (Siput, Keong,
Bekicot), kelas Scaphopoda (Siput gading gajah), kelas Pelecypoda
(Ketam, Remis, Tiram), dan kelas Cephalopoda (Natilus, Cumi-cumi,
Gurita) pembagian ini didasarkan pada ciri morfologi, anatomi, dan
fisiologi dari hewan-hewan tersebut. Masing-masing kelas tersebut
memiliki ciri tersendiri yang sangat khas dan berbeda dengan kelas-kelas
yang lain.
Mollusca memiliki peranan penting dalam kehidupan, terutama dari
beberapa spesies dari phylum ini yang menjadi sumber protein bagi
manusi. Akan tetapi mollusca juga dapat menjadi hama bagi pertanian dan
menjadi inang bagi beberapa cacing parasit yang sangat merugikan
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Phylum Mollusca?
2. Apa Saja Ciri-ciri Umum Phylum Mollusca?
3. Bagaimana Klasifikasi Phylum Mollusca?
4. Apa Saja Peranan Phylum Mollusca dalam Kehidupan?
5. Adakah Integrasi Ayat Alquran dalam Phylum Mollusca?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Phylum Mollusca
2. Untuk mengetahui Ciri-ciri Umum Phylum Mollusca
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Phylum Mollusca
4. Untuk mengetahui Peranan Phylum Mollusca dalam Kehidupan
5. Untuk mengetahui Integrasi Ayat Alquran dalam Phylum Mollusca
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Phylum Mollusca

Gambar 1.1 Phylum Mollusca


Mollusca berasal dari kata mollis artinya lunak. Jadi dikatakan sebagai
hewan yang bertubuh lunak. Hewan-hewan yang termasuk phylum
mollusca memiliki tubuh lunak, tidak bersegmen, dengan ciri tubuh bagian
anterior yaitu kepala, sisi ventral yang memiliki fungsi sebagai kaki
musculer, dan massa viscera terdapat pada sisi dorsal. Keadaan tubuh yang
lunak merupakan dasar pemberian nama phylum ini. Ditinjau dari keadaan
yang primitif, tubuh mollusca menunjukkan symmetri bilateral, tetapi
tidak bersegmen dan banyak pula yang memiliki exoskelenton dari
kalsium karbonat.1
Mollusca tersebar luas dalam habitat laut, air tawar, dan darat. Tetapi
lebih banyak terdapat dalam lautan. Umumnya mollusca berselubung
sebuah mantel yang merupakan batas ruang mantel itu sendiri. Secara
internal, mantel itu bertaut dengan tubuh. Semua mollusca selalu
mempunyai massa muskular, disebut kaki yang berbentuk dan fungsinya
bervariasi menurut kelasnya masing-masing.

1
Radiopoetro, Zoologi (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 353.
Mollusca mempunyai sitem digesti, respirasi, ekskresi, dan reproduksi
yang kompleks. Beberapa jenis mollusca mempunyai stadium larva
trokofor serupa yang terdapat pada annelida. Sistem sirkulasi terdiri dari
jantung yang beruang-ruang. Sistem pemuluh darah tertutup, menyangkut
sistem kapiler spesial dalam organ-organ ekskresi dan respirasi. Sistem
sirkulasi pada mollusca merupakan sistem yang paling majemuk dari
sistem sirkulasi pada invertebrata lainnya.
Pada beberapa mollusca, sistem saraf dan sistem peraba sangat sukar.
Khususya tentang matanya, ternyata mata mollusca merupakan hewan
non-matameris yang tingkat perkembangannya paling tinggi. Dan pada
penelitian akhir sempat ditemukan adanya mollusca yang mempunyai
segemen atau bersegmen, hal ini menunjukkan bahwa mollusca
mempunyai nenek moyang dari annelida.2

Gambar 1.2 Anatomi tubuh Mollusca

Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu sebagai berikut:
1. Kaki, merupakan perpanjangan atau penyuluran dari bagian ventral tubuh
yang berotot, kaki berfungsi untuk bergerak, merayap, dan menggali. Pada
sebagian mollusca kaki talah termodifikasi menjadi tentakel yang
berfungsi untuk mengkap mangsa.
2. Massa viseral, merupakan bagian tubuh yang lunak dari mollusca, di
dalam massa viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan,

2
Mukayat, Zoologi Dasar (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 110.
ekskresi, dan reproduksi, yang mana pada massa viseral ini dilindungi
oleh mantel.
3. Mantel, merupakan jairngan tebal tubuh yang lunak dari mollusca, mantel
membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Mantel juga
berfungsi sebagai alat ekskresi pada komponen yang membentuk
cangkang (pelindung diri). Di dalam rongga mantel berisi suatu cairan,
yang mana cairan tersebut tempat lubang insang, lubang ekskresi, dan
anus.
Sistem organ tubuh pada phylum Mollusca, yaitu sebagai berikut:
1. Sistem syaraf, mollusca terdiri dari cincin syaraf, yang mengelilingi
esafogus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan
mollusca sudah lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan
anus. Mollusca juga memiliki lidah bergerigi berfungsi sebagai pelumatan
makanan, lidah bergerigi ini disebut radula. Mollusca bisa hidup bernafas
dengan insang yang berada pada rongga mantel.
2. Pencernaan Mollusca, saluran pencernaan mollusca sudah lengkap,
dimulut terdapat radula, dan anus terletak pada tepi dorsal rongga mantel
dibagian posterior.
3. Pernapasan Mollusca, kebanyakan menggunakan spasang insang disebut
etenidia, beberapa spesies juga ada yang mempunyai paru-paru atau
kedua-duanya. Tiap insang terdiri atas sebuah sumbuh pipih yang
memanjang dibagian tengah, dan pada sisi-sisinya terdapat filamen pipih
berbentuk segitiga.
4. Peredaran Darah Mollusca, jantung mollusca terdiri atas dua serambi
(auricle) dan sebuah bilik (ventricle), terdapat rongga pericardium. Bilik
memompa darah ke aorta, beberapa arteri dan menuju sinus dalam organ
atau jaringan. Peredaran darah terbuka, artinya darah tidak melalui
pembuluh darah, tetapi melalui sinus darah yaitu rongga diantara sel-sel
organ.
5. Cara Hidup Mollusca, mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan
organisme lain, misalnya ganggang, ikan, ataupun mollusca lainnya.
Mollusca hidup di air mupun di darat.
6. Reproduksi Mollusca, menggunakan cara seksual. Umumnya ogan
reproduksi jantan dan betina terpisah pada individu lain (gonokoris), akan
tetapi masih bersifat hermafrodit. Fertilisasi dilakukan secara internal
maupun eksternal sehingga menghasilkan telur. Telur berkembang
menjadi larva dan pada akhirnya akan menjadi mollusca dewasa.3
B. Ciri-ciri Umum Phylum Mollusca
Adapun ciri-ciri umum pada phylum Mollusca, yaitu:
1. Merupakan hewan multiseluler yang tidak mempunyai tulang
belakang
2. Habitatnya di air dan di darat
3. Memiliki tubuh yang lunak
4. Tidak bersegmen
5. Merupakan hewan triploblastik selomata
6. Mempunyai sistem digesti, respirasi, ekskresi, dan reproduksi yang
kompleks
7. Bagian tubuh anterior ialah kepala
8. Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel4
C. Peranan Phylum Mollusca dalam Kehidupan
Berikut merupakan pemaparan yang akan dijabarkan tentang peranan
mollusca yang menguntungkan dan merugikan manusia, yaitu:
1. Sumber Makanan Berprotein Tinggi
Pembudidayaan hewan mollusca sebagai sumber makanan sudah
lama dilakukan, bahkan hewan mollusca memiliki nilai jual yang lebih
tinggi dibandingkan sumber protein seperti daging merah dan ikan.
Contoh spesies mollusca yang dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi
yaitu, Anandara sp (Kerang Dara), dan Loligo sp (Cumi-cumi),
mengandung protein tinggi rendah lemak, kerang dara juga menjadi
penyumbang mineral baik dan terdapat beberapa vitamin juga.
2. Sebagai Penghasil Mutiara
Mutiara merupakan komoditi yang sangat mahal, satu butir mutiara
memiliki nilai yang sebanding dengan permata. Mutiara sebenarnya
3
Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 45-46.
4
Aida, dkk, Taksonomi Hewan Invertebrata (Medan: FMIPA Unimed, 2018), h. 107.
adalah benda padat yang diproduksi dalam jaringan lunak mollusca
hidup. Contoh beberapa spesies tiram penghasil mutiara umumnya
berasal dari famili Pteriidae, yaitu Pinctada margaritifera yaitu tiram
mutiara bibir hitam, dan Cristaria plicata.
3. Bahan Baku Kosmetik
Beberapa spesies mollusca juga diambil bagian tubuhnya untuk
bahan baku kosmetik. Biasanya bermanfaat untuk mencerahkan dan
melembutkan kulit. Contoh spesies yang digunakan adalah Achatina
fullica (bekicot), yang mengandung enzim dalam liur siput tersebut
yang mampu melawan penuaan.
4. Sebagai Indikasi Pencemaran Air
Sebagian besar mollusca terdiri dari bivalvia. Dalam ekosistem
perairan, hewan ini menyaring makanan dan menumpuk polutan
disekitar tempat mereka. Lingkungan dengan tingkat polusi tinggi akan
menghasilkan tumbukan poluton yang lebih banyak.
5. Merusak Bangunan Kapal
Teredo natalis disebut dengan shipworm merupakan hewan air
asin, namanya dikenal karena dapat memakan kayu dan bahkan mampu
menghancurkan, sehingga sebagian orang menyebutnya rayap laut.
Hewan ini merupakan bagian dari mollusca (Eulamellibranchiata)
terdapat pada famili Teredinidae.
6. Sebagai Inang Perantara Cacing Pita
Dalam siklus hidup, cacing hati memiliki inang utama, yaitu siput
bercangkang seperti Lymnaea (siput air tawar), yang mana akan
menginfeksi manusi, ditandai dengan nafsu makan berkurang, berat
badan turun drastis, dan sebagainya.
7. Sebagai Hama Perusak Tanaman
Hewan yang memiliki cangkang sering disebut bekicot, yang
merupakan salah satu hewan yang mengindikasikan kerugaian
mollusca. Siput mempunyai lapisan kitin yang letaknya berada di
bagian punggung, yang umumnya hama pada siput menyerang tanaman
seperti tomat di bagian daun dan batang.5

D. Klasifikasi Phylum Mollusca


Pada phylum Mollusca dibagi menjadi lima kelas utama, yaitu:
1. Kelas Monoplacophora

Gambar 1.3. Neopilina. Moluska primit ditemukan pada tahun


1952. hewan ini sedikit berbeda dengan kerabat terdekatnya. Pilina
yang telah punah selama 360 juta tahun (Dari laporan Galathea).

Monoplacophora merupakan kelas yang disangkah telah punah selama


berjuta-juta tahun dan barulah didirikan lagi sejak Neopilina ditemukan pada
tahun 1952. Moluska ini sangat menarik karena disamping mempunyai ciri khas
moluska, hewan ini secara internal bersegmen. Dalam hal segmentasi, hewan ini
sama seperti anelida dan dengan demikian memperkuat pendapat bahwa moluska
dan anelida hampir sama. Moluska juga dapat menghasilkan larva trokofor
merupakan bukti tambahan. Akan tetapi, selom pada moluska yang merupakan
cirri khas anelida sangat mengecil pada moluska. Rongga tubuh utama adalah
homosoel yang berasal dari blastosoel embrio.
Meskipun moluska yang paling awal merupakan hewan air, koloni daratan
oleh tumbuhan memberikan ruang pada keong dan siput telanjang untuk naik
kedarat. Ukuran tubuh nya sekitar 3mm-3cm, dan tubuh dibagian dorsal tertutupi
oleh cangkang sedangkan bagian ventral terdapat sebuah kaki yang datar dan

5
Ibid, h. 135-139.
bundar, pada bagian lateral dan posterior juga terdapat kaki yang dikelilingi oleh
mantel yang luas.
Ciri khusus kelas monoplacophora adalah memiliki cangkang tunggal di
satu sisinya dan terdapat insang ganda. Keberhasilan evolusi keong dan bivalvia
inilah yang menyebabkan filum ini merupakan satu dari filum yang dominan
dewasa ini di bumi kita. Dari sekitar 100.000 spesies moluska semuanya kecuali
beberapa ratus termasuk di dalam kedua kelas ini. Hal ini tidak selamanya
demikian. Lautan Ordovisium dan Silur dahulu dihuni oleh nautiloid, suatu
kelompok sefalopoda bercangkang, keturunannnya yang masih hidup sekarang
hanya terdiri atas tiga spesies nautilus beruang. Beberapa dari hewan ini
mempunyai cangkang sepanjang 5 meter. Pada zaman Mesozoikum, hewan
amonites, sekelompok sefalopoda lain,merupakan invertebrata yang dominan di
lautan. Meskipun dewasa ini jumlahnya sangat kecil, sefalopoda yang bertahan
hidup masih mengesankan. Cumi-cumi yang panjangnya 18meter merupakan
invertebrata terbesar yang pernah ada.6

Gamabar 1.4. Anatomi Tubuh Monopalcophora


Monopalcophora, terstruktur kuat, system pencernaan melingkar, memiliki
2 pasang kelenjar kelamin (gonad), dan beberapa pasang organ ekskresi
(diantaranya 4 yang berfungsi sebagai gonoducts). Sebuah ventrikel bilobed
terletak di kedua sisi rectum dan terhubung melalui aorta yang panjang saluran
kompleks dari beberapa pasangan atrium yang pada gilirannya terhubung ke organ
ekskresi. Sistem syaraf seperti tangga dan telah lemah dikembangkan oleh ganglia
anterior. Mulut monoplacophora dilengkapi dengan radula, yaitu setiap baris

6
Neil. Campbell. Biologi Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 309-310.
memiliki gigi pusat, tiga pasang gigi lateral, dan dua pasang gigi marjinal. Anus
terdapat dibagian posterior.7
2. Kelas Grastopda
Gastropoda merupakan moluska yang bercangkang tunggal dan berpilin.
Kelas gastropoda, berasal dari kata gaster yang berarti perut dan podos yang
berarti kaki sehingga dapat dikatakan bahwa gastropoda berjalan dengan perutnya.
Perutnya berfungsi sebagai kaki terletak di bagian permukaan ventral dengan
bentuk yang rata dan datar.
Pada sebagian besar gastropoda memiliki penutup cangkang yang melekat
pada kakinya disebut operkulum yang mana bentuknya berbeda-beda antar
jenisnya. Kelompok gastropoda ini disebut dengan nama populer siput atau keong.

Gambar 1.5. Morfologi Gastropoda


Beberapa bentuk morfologi cangkang yang dapat digunakan untuk
membedakan setiap jenis gastropoda adalah lebar cangkang, tinggi cangkang dari
daerah posterior ke anterior, bentuk cangkang (kerucut, membulat atau oval),
bentuk mulut cangkang, bentuk ujung cangkang, mempunyai digitation atau tidak,
dll. Sedangkan warna cangkang kurang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
jenis gastropoda karena tiap individu biasanya memiliki variasi warna yang
berbeda-beda tergantung dari keadaan lingkungan sekitarnya seperti kondisi
habitat maupun substratnya.8
7
Uun yanuhar. Avertebrata (Malang: UB Press, 2018), h. 182
8
Ludi Parwadani Aji, dkk, Katalog Moluska Unit Pelaksana Teknis Loka Konservasi
Biota Laut Biak Seri 1 GASTROPODA: STROMBIDAE, (Biak: UPT Loka Konservasi Biota Laut
Biak, 2015), h. 1-2.
Gastropoda mempunyai badan yang tidak simetri dengan mantelnya
terletak di bagian depan, cangkangnya berikut isi perutnya terguling spiral kearah
belakang. Letak mantel di bagian belakang inilah yang mengakibatkan gerakan
torsi atau perputaran pada pertumbuhan siput Gastropoda. Proses torsi ini dimulai
sejak dari perkembangan larvanya. Pada umumnya gerakannya berputar dengan
arah berlawanan jarum jam dengan sudut 180° sampai kepala dan kaki kembali ke
posisi semula. 9

Gambar 1.6. Anatomi Grastopoda


Struktur anatomi Gastropoda dapat dilihat pada susunan tubuh gastropoda
yang terdiri atas: kepala, badan, dan alat gerak. Pada kepala terdapat sepasang alat
peraba yang dapat dipanjang pendekkan. Pada alat peraba ini terdapat titik mata
untuk membedakan terang dan gelap. Pada mulut terdapat lidah parut dan gigi
rahang. Di dalam badannya terdapat alat-alat penting untuk hidupnya diantaranya
ialah alat pencernaan, alat pernafasan serta alat genitalis 9 untuk pembiakannnya.
Saluran pencernaan terdiri atas: mulut, pharynx yang berotot, kerongkongan,
lambung, usus, anus Alat geraknya dapat mengeluarkan lendir, untuk
memudahkan pergerakannya.10
Pertumbuhan Gastropoda
Pertumbuhan dari siput dan kerang terjadi jauh lebih cepat diwaktu
umurnya masih muda dibandingkan dengan siput yang sudah dewasa. Ada siput
9
John W. Kimball, Biologi, Edisi Kelima (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), h. 908.
Aida Fitriani Sitompul, dkk, Taksonomi Hewan Invertebrata (Medan: Universitas
10

Negeri Medan, 2018), h. 107.


yang tumbuh terus sepanjang hidupnya, tetapi ada pula yang pertumbuhannya
terhenti setelah dewasa. Karena proses pertumbuhan siput muda cepat, maka jenis
yang muda jauh lebih sedikit ditemukan dibandingkan dengan yang dewasa.
Umur siput sangat bervariasi, ada beberapa jenis siput darat yang dapat
berkembang biak secara singkat dan dapat mengeluarkan telur- 10 telurnya dua
minggu setelah menetas, tetapi ada juga yang berumur sangat panjang sampai
puluhan tahun. Menurut para ahli, umur siput dapat diperkirakan dengan melihat
alur-alur pada bagian tepi luar cangkang.
Habitat Gastropoda
Ditemukannya Gastropoda di berbagai macam habitat, dapat disimpulkan
bahwa Gastropoda merupakan kelas yang paling sukses di antara kelas yang lain.
Kebanyakan gastropoda hidup di air tawar. Beberapa gastropoda hidup di laut,
namun ada pula banyak spesies yang hidup di perairan tawar. Beberapa
gastropoda telah beradaptasi dengan kehidupan di darat, termasuk bekicot dan
siput telanjang.
Klasifikasi Gastropoda
Gastropoda umumnya hidup di laut, pada perairan yang dangkal, dan
perairan yang dalam. Kelas Gastropoda dibagi dalam tiga sub kelas yaitu:
Prosabranchia, Ophistobranchia dan Pulmonata.
1. Ordo Prosobranchia
Memiliki dua buah insang yang terletak di anterior, sistem syaraf terpilin
membentuk angka delapan, tentakel berjumlah dua buah. Cangkang umumnya
tertutup oleh operkulum. Kebanyakan hidup di laut tetapi ada beberapa
pengecualian, misalnya yang hidup di daratan antara lain dari family
Cyclophoridae dan Pupinidae bernafas dengan paru-paru dan yang hidup di air
tawar antara lain dari family Thiaridae. Sub kelas ini dibagi lagi ke dalam tiga
ordo yaitu :
a. Ordo Archaeogastropoda
Insang primitif berjumlah satu atau dua buah yang tersusun dalam dua
baris filamen, jantung beruang dua, nefrida berjumlah dua buah. Mereka dapat
ditemukan di laut dangkal yang 12 bertemperatur hangat, menempel di permukaan
karang di daerah pasang surut serta di muara sungai. Contoh ordo
Achaeogastropoda adalah Haliotis, Trochus, Acmaea.

Gambar 1.7. Trochus niloticus


b. Ordo Mesogastropoda

Gambar 1.8. Pleurocera acuta


Insang sebuah dan tersusun dalam satu baris filamen, jantung beruang
satu, nefridium berjumlah satu buah, mulut dilengkapi dengan radula yang
berjumlah tujuh buah dalam satu baris. Hewan ini hidup di daerah hutan bakau
atau pohon-pohon, laut surut sampai laut lepas pantai dan karang-karang di tepi
pantai, laut dangkal bertemperatur hangat, laut dalam, di balik koral, parasit pada
binatang laut serta di atas hamparan pasir. Contoh ordo Mesogastropoda adalah
Crepidula, Littorina, Campeloma, Pleurocera, Strombus, Charonia, Vermicularia.
c. Ordo Neogastropoda
Gambar 1.9. Strombus gigas

Insang sebuah dan tersusun dalam satu baris filamen, jantung beruang
satu, nefridium berjumlah satu buah, mulut dilengkapi dengan radula yang
berjumlah tiga buah atau kurang dalam satu baris. Hewan ini hidup di daerah
pasang surut beriklim tropis, pada batu karang yang bertemperatur panas, laut
lepas pantai, laut dangkal dan laut yang berlumpur.
2. Ordo Ophistobranchia
Kelompok gastropoda ini memiliki dua buah insang yang terletak di
posterior, cangkang umumnya tereduksi dan terletak didalam mantel, nefridia
berjumlah satu buah, jantung satu ruang dan organ reproduksi berumah satu.
Kebanyakan hidup di laut. Subkelas ini dibagi kedalam delapan ordo yaitu:
a. Ordo Cephalaspidea

Gambar 1.10. Aplysia protea


Cangkang terletak eksternal, besar dan tipis, beberapa jenis mempunyai
cangkang internal, kepala besar dilengkapi dengan Cephalic Shield, parapodia
biasanya ada dan lebar. Anaspidea Cangkang tereduksi jika ada terletak internal,
kepala tanpa Cephalic Shield, rongga mantel pada sisi kanan menyempit dan
tertutup oleh parapodia yang lebar. Contoh ordo Anaspidea adalah Aplysia.
b. Ordo Thecosomata
Gambar 1.11. Zonaria spadicea
Cangkang berbentuk kerucut, rongga mantel besar, parapodia lebar dan
merupakan modifikasi dari kaki yang 16 berfungsi sebagai alat renang, hewan
berukuran mikroskopik dan bersifat planktonik. Contoh ordo Thecosomata adalah
Cavolinia. Cavolinia Gymnosomata Tanpa cangkang dan mantel, parapodia
sempit, hewan berukuran mikroskopik dan bersifat planktonik. Misalnya Clione,
Cliopsis, Pneumoderma. Nataspidea Cangkang terletak internal, eksternal atau
tanpa cangkang, rongga mantel tidak ada plicate gill satu buah, terletak disisi
kanan.
c. Ordo Acochilidiacea

Gambar 1.11. Carvolinia inflexa


Tubuh kecil diliputi spikula, tanpa cangkang, insang ataupun gigi, Visceral mass
besar dan memipih pada batas kaki. Misalnya Hedylopsis, Microhedyle.
Microhedyle. Sacoglossa Dengan atau tanpa cangkang, radula dan buccal area,
mengalami modifikasi menjadi alat penusuk dan pengisap alga. Contoh ordo
Sacoglossa adalah Berthelinia. bernafas dengan insang sekunder yang terdapat di
sekeliling anus, rongga mantel tidak ada, permukaan dorsal tubuh dilengkapi
cerata berupa tonjolan dari kelenjar pencernaan.
3. Pulmonata
Bernapas dengan paru-paru, cangkang berbentuk spiral, kepala dilengkapi
dengan satu atau dua pasang tentakel, sepasang diantaranya mempunyai mata,
rongga mentel terletak di interior, organ reproduksi hermaprodit atau berumah
satu. Sub kelas ini dibagi menjadi dua ordo yaitu:

a. Stylomatophor
Tentakel berjumlah dua pasang, sepasang diantaranya mempunyai mata di
ujungnya, kebanyakan anggotanya teresterial. Misalnya Achatina, Triodopsin,
Limax

Gambar 1.12. Lymnaea siagnalis


b. Basomatophora

Gambar 1.13. Aplexa hyporum


Tentakel berjumlah dua pasang, sepasang diantaranya mempunyai mata
didepannya, kebanyakan anggotanya hidup di air tawar, kosmopolitan. Contoh
ordo Basomatophora adalah Physa.
3. Kelas Bivalvia
Gambar 1.14 Kelas Bivalvia
Mollusca dari kelas bivalvia mencakup banyak spesies diantaranya kima,
kijing, tiram, kerang, remis, dan sebagainya. Bivalvia memiliki cangkang yang
terbagi menjadi dua belahan. Kedua belahan itu berhubungan oleh engsel pada
garis tengah dorsal, dan otot-otot aduktor yang kuat mengkatup kedua cangkang
rapat-rapat untuk melindungi tubuh hewan yang lunak. Bivalvia tidak memiliki
kepala yang jelas, dan rudalnya telah hilang. Beberapa bivalvia memiliki mata dan
tentakel-tentakel pengindra disepanjang tepi luar mantelnya.11
Rongga mantel hewan bivalvia memiliki insang yang digunakan untuk
makan dan juga untuk pertukaran gas. Sebagian besar bivalvia merupakan
pemakan suspensi, mereka menjerat partikel makanan yang halus pada mukus
yang melapis insang, dan kemudian silia mengirimkan partikel ke mulut. Air
mengalir ke dalam rongga mantel melalui sifon arus masuk lewat melalui insang,
dan kemudian keluar dari rongga mantel melalui sifon arus keluar.12
Hewan bivalvia mempunyai bentuk simetri bilateral, tetapi dalam hal ini
tidak ada kaitannya dengan lokomosi yang cepat. Saat hewan ini bergerak dengan
cara menjulurkan satu kaki tebal yang berotot di antara kedua katup. Beberapa
spesies kerang dapat menghasikan mutiara, dan ada juga jenis yang merugikan
seperti saat spesies bivalvia yang menggunakan kedua katupnya untuk membuat
terowongan dalam kayu yang terendam air laut sehingga merugikan kapal-kapal
yang ada didermaga laut.13 Bivalvia spesies Perna viridis (Kijing) juga memiliki
peranan penting sebagai bioindikator logam berat timbal (pb), hal ini disebabkan
oleh sifat Bivalvia yang cenderung menetap, memiliki respons yang lambat

11
Ibid, h. 122.
12
Neil A. Campbell, Biologi Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2000), h. 226.
13
Siti, dkk, Biology, Fifth Edition (Bogor: PT. Gelora Aksara Pratama, 1983), h. 907-908.
terhadap polusi dan pencemaran logam berat sehingga dapat menoleransi logam
tertentu dalam jumlah yang besar. Hal tersebut membuat Bivalvia dapat dijadikan
suatu indikator yang baik untuk memonitoring suatu pencemaran lingkungan,
khususnya pada kawasan pantai.14 Beberapa ordo dan famili bivalvia, yaitu:

a) Ordo Protobranchia
Hidup dilaut, insang tidak pipih tetapi terdiri dari dua baris selebaran pendek
dan datar yang mengarah ke rongga mantel. Kaki memiliki permukaan yang
merayap dengan kadang-kadang pinggiran yang dibatasi.
a.1. Famili Nuculidae, kutup cangkang yang sama dalam ukuran, oval atau
triangula, bergantung dengan banyak gigi, palps lisan besar, kosmopolitan,
contohnya Nacula proxima, memiliki panjang shell 10 mm, diperairan
dangkal, Yoldia limatula, cangkang sepanjang 5 cm.
a. 2. Famili Solemyidae, katup cangkang yang sama dalam ukuran, panjang
setengah lingkaran, terbuka diujung kaki, contonya Spelmya velum sekitar
25 mm.
b) Ordo Filibranchia
Hidup di laut, insang terdiri dari dua baris daun-daun filamen panjang yang
menggantung ke dalam rongga mantel di kedua sisi, kedua lamella masing-
masing insang biasanya tidak bergabung dengan partisi, kaki tidak berkembang
dengan baik.
b. 1. Famili Arcidae, cangkang oval dengan hiasan eadial, kutup sama,
contohnya Arca pexata cangkang tebal sekitar 35 kerut.
b. 2. Famili Mytilidae, kerang katup sama, oanjang umbo dekat pada ujung
anterior, kaki silinder dilampirkan oleh byssus, contohnya Mytilus esulis
remis yang bisa dimakan, umbo pada ujung anterior.
b. 3. Famili Pectinidea, kerang dengan katup sayap di kedua umbo, dan
dengan rusuk memancar, otot dekat pusat tubuh, contohnya Pekten irradian
kerang biasa, sayap besar, dan puluh rusuk memancar.

14
Annisa Wahyuning Tyas dan Sunu Kuntjoro, “Keanekaragaman Bivalvia dan
Peranannya Sebagai Bioindikator Logam Berat Timbal (Pb) di Pantai Kenjeran Surabaya”
dalam jurnal LenteraBio, Vol. 7, No. 3, 2018, h. 2.
b. 4. Famili Ostreidae, tiram, katup tidak seimbang, tidak beraturan dan
bervariasi. Satu adduktor mukun, contohnya Crassostrea virginica memiliki
kalsium karbonat sebagai aragonit.
c) Ordo Eulamellibranchia
Hidup diair tawar dan laut, kedua insang disetiap sisi memiliki selebaran yang
berserabut yang terhubung sehingga membentuk dua lamellae, sifon hadir, kaki
besar, byssus kecil atau tidak ada dan mengandung sebagian besar lamellibranch.
c. 1. Famili Unionidae, kerang air tawar, cangkang besar, katup sama,
umbo anterior ke tengah, telur biasanya dibawa insang luar dari masing-
masing pasangan, contohnya Lampsilis ventricos kerang dompet.
c. 2. Famili Sphaerhdae, hidup diperairan segar atau air payau,
cangkang kecil, oval, kaki memanjang, telur menetas di insang bagian
dalam setiap pasangan, contohnya Sphaerium occidentale umbo median
sekitar 77 mm.
c. 3. Famili Corbiculidae, kerang air tawar memiliki kemiripan yang
umum dengan Sphaeriidae.
c. 4. Famili Tridacnidae, hidup di laut, merupakan kerang raksasa
terumbu karang. Panjangnya bisa mencapai lebbih dari lima kaki dan berat
beberapa ratus pon.
c. 5. Famili Mactridae, hidup di laut, shell besar, berbentuk segitiga,
contohnya Mactra solidissima kerang raksasa 15 cm.
c. 6. Famili Veneridae, hidup di air, cangkang tebal, contohnya Venus
mercenaria hard shell 11 cm.
c.7. Famili Myidae, hidup di laut, cangkang tidak bermutiara,
kebiasaanya ialah menggali, contohnya Mya arenatia.
c. 8. Famili Solenidae, hidup di laut, cangkang tipis, panjang, sempit,
kaki besar, silindris, contohnya Ensis directus rozar clam panjang 15 cm
tinggi 25 mm.
c. 9. Famili Teredidae, hidup di laut, berbentuk ulat, liang di kayu,
contohnya Tereda navalis cacing kapal panjang 2 5 cm.
d) Ordo Cuspidariidae
Katup kecil dan hampir sama dalam ukuran, sifon pendek menyatu bersama.
Contoh Cuspidaria pellucida katup kanan lebih kecil dari kiri, sekitar 12 mm,
umbo anterior ke tengah.15

Anatomi tubuh pada kelas Bivalvia, yaitu sebagai berikut:

Gambar 1.15. Anatomi tubuh Bivalvia


4. Kelas Amphineura
Contoh dari kelas Amphineura yaitu Chiton sp. Chiton merupakan
hewan hermaprodit, yaitu hewan yang berkelamin ganda. Hewan ini dapat
melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual yang mana fertilisasi
eksternal (pertemuan sel telur dan sperma terjadi diluar tubuh).

Gambar 1.16. Chiton sp.

a. Habitat
15
Aida, dkk, Taksonomi Hewan Invertebrata, h. 123-129.
Habitat Chiton sp ini di laut, di daerah pantai kedalaman sedang. Chiton sp
hidup dengan memakan rumput laut dan mikro organisme dari batu karang.
Tubuhnya bilateral simetri, dengan kaki di bagian perut (vental) memanjang.
Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur,
sedangkan permukaan lateral mengandung insang. Biasanya ia melekat pada
karang, kerang atau batu karang. Hewan ini melekat pada karang dengan sangat
kuat.

b. Struktur Tubuh
Tubuhnya memanjang seperti elips dengan bagian kepala terekdusi, bilateral
simetri, mempunyai radula, bagian dorsal tubuhnya, bagian besar tubuhnya terdiri
atas delapan segmen, kakinya pipih dan terletak dipermukaan ventral, sistem saraf
terdiri atas cincin saraf yang mengeilingi mulut dengan dua pasang jala saraf yang
menuju kebagian ventral.
Chiton merayap perlahan di dasar laut, pada batu-batuan yang lunak. Bagian
dorsal tubuhnya terdiri dari keping-keping kapur dapat dibengkokan sedemikian
rupa sehingga tubuhnya dapat dibulatkan seperti bola. Mulut dan anus terletak
pada ujung yang berlawanan. Kepala terletak pada di ujung depan yang tidak
begitu nyata. Pada bagian kepala terdapat mulut yang belum sempurna. Tidak
mempunyai tentakel dan tidak mempunyai mata.
Sistem saraf terdiri atas cincin sirkum esofagus dan dua pasang tali saraf
longitudinal (mensyarafi kaki dan mantel). Pada hewan ini tidak ditemukan
adanya gaglion saraf dengan system saraf berupa saraf tangga tali yang saling
dihubungkan dengan sarsf penghubung.
Alat indera yang utama adalah organ subradula esthetes. Organ subradula
berisi sel-sel indera yang dapat di julurkan untuk memeriksa subtrat guna
mendapatkan makanan.16

16
Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata (Bandung: Alfabeta, 2011), h.190-192.
Gambar 1.17. Struktur anatomi Chiton sp.

c. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan meliputi rongga mulut (Cavum Oris), Oesophagus, kelenjar
ludah, crop, lambung, kelenjar pencernaan, usus, rectum dan anus. Makanan
terutama tumbuhan-tumbuhan yang dipotong-tpotong oleh rahang zat tanduk
(mandibula) selanjutnya dikunya oleh radula. Kelenjar ludah yang terletak
disekitar crop akan mengalirkan sistem sekresi melalui saluran kelenjar kedalam
rongga mulut. Oesophagus sebagai saluran penghubung antara rongga mulut dan
crop dan terus kelambung. Kelenjar pencernaan yang meliputi sebagian besar
rongga viceral adalah hatai dan pankreas.17
d. Sistem Peredaran Darah
Sistem peredran darah akunair atau peredaran darah terbuka terdiri dari
jantung yang tedapat pada rongga perikardium (terdiri atas sepasang auricle dan
sebuah ventricle), aorta, dan sebuah sinus. Darah mendapat oksigen dari insang.
Jantung terdapat dalam rongga perikardium, terdiri dari sepasang auricle dan
sebuah ventricle.
e. Sistem Eskresi
Sistem eksresi terdiri atas sepasang nephrida yang besar, terletak
memanjang di setiap sisi tubuh kemudian ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal
yang bermuara kebagian posterior.
f. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi secara aseksual, yaitu dengan pertemuan sel ovum dan sel
sperma yang terdapat pada individu jantan dan betina. Hewan ini bersifat

Mskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata untuk Perguruan Tinggi (Surabaya: Sinar Wjiaya,
17

1984), h.213.
hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal (pertemuan sel telur dan sperma
terjadi diluar tubuh). Jenis kelamin terpisah, larvanya disebut trochopor.
g. Klsifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Calssis : Amphineura
Ordo : Amphineurida
Familia : Chitotonidae
Genus : Chiton
Species : Chiton sp.
Kelas Amphineura terdiri dari dua ordo yaitu:
1) Ordo Polyplacophora, contoh Chaeton apiculata (Chiton).
2) Ordo Aplacophora, bentuk mirip cacing karena tidak memiliki cangkakng/
bangkok, kakinya rudimenter atau hlang sama sekali. Radula juga banyak
mengalami kemunduran. Insang terletak di daerah Cloaca. Jenis tertentu
hidup diantara karang dan hydrozoaria yang lain. Beberapa ahli
memasukkan ordo ini kedalam satu kelompok yang dikatakan cacing
primitif. contoh Neomonia carinata.18

Gambar 1.18. Ordo Aplacophora

E. Integrasi Ayat Alquran dalam Phylum Mollusca


Adapun integrasi ayat Alquran pada phylum mollusca ini terdapat
pada salah satu klasifikasi kelas dari mollusca sendiri, yaitu pada kelas
Grastopoda. Grastopoda merupakan salah satu fauna yang dijelaskan
dalam QS An-Nur (24) 45, berbunyi:19
18
Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata,h. 193.
19
Alquran Digital, An-Nur (24) 45.
Artinya: “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dan air,
maka sebagian hewan dari hewan itu ada yang berjalan diatas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan
dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
sesunggugnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu”
Ayat diatas menjelaskan tentang kebesaran kekuasaan-Nya. Setiap
hewan yang Dia ciptakan berasal dari air yang merupakan bagian dari
materi-Nya. Ada di antara hewan-hewan itu sendiri yang berjalan di atas
perutnya, ada juga yang berjalan di atas dua kaki atau empat kaki. Hewan
yang berjalan di atas perutnya seperti buaya, ular, siput, dan hewan
lainnya.
Gastropoda merupakan kelas terbesar dalam phylum mollusca yang
memiliki kemampuan berjalan dengan menggunakan perut seperti yang
dimaksud dalam ayat diatas.20

20
Javan, Tafsir Quraish Shihab (TafsirQ.com, 2015).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mollusca berasal dari kata mollis artinya lunak. Jadi dikatakan sebagai
hewan yang bertubuh lunak. Hewan-hewan yang termasuk phylum
mollusca memiliki tubuh lunak, tidak bersegmen, dengan ciri tubuh bagian
anterior yaitu kepala, sisi ventral yang memiliki fungsi sebagai kaki
musculer, dan massa viscera terdapat pada sisi dorsal. Keadaan tubuh yang
lunak merupakan dasar pemberian nama phylum ini. Ditinjau dari keadaan
yang primitif, tubuh mollusca menunjukkan symmetri bilateral. Mollusca
tersebar luas dalam habitat laut, air tawar, dan darat.
Pada phylum Mollusca dibagi menjadi lima kelas utama, yaitu:
Monoplacophora, Bivalvia, Gastropoda, Cephalopoda, Polyplacophora.
B. Saran
Disini kami berharap bagi para pembaca untuk dapat memberikan
masukan-masukan guna untuk memperbaiki pembuatan tugas makalah
yang baik untuk kedepannya, karena segala sesuatu di dunia ini tidak ada
yang sempurna begitu pula dengan penugasan makalah yang kami buat ini,
dan semoga dapat menambah wawasan bagi para pembaca sehingga apa
yang telah dilaksanakan sejauh ini tidak terbuang sia-sia. Nikmatilah
proses yang ada dan jalani dengan sepenuh hati setiap perjalanan ilmu
yang akan diraih.
DAFTAR PUSTAKA
Radiopoetro, Zoologi (Jakarta: Erlangga, 1991)
Mukayat, Zoologi Dasar (Jakarta: Erlangga, 1993)
Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 45-46.
Aida, dkk, Taksonomi Hewan Invertebrata (Medan: FMIPA Unimed, 2018), h.
107.
Neil. Campbell. Biologi Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 309-310.
Uun yanuhar. Avertebrata (Malang: UB Press, 2018), h. 182.
Ludi Parwadani Aji, dkk, Katalog Moluska Unit Pelaksana Teknis Loka
Konservasi Biota Laut Biak Seri 1 Gastropoda: Strombidae, (Biak: UPT Loka
Konservasi Biota Laut Biak, 2015)
Neil A. Campbell, Biologi Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2000), h. 226.
Siti, dkk, Biology, Fifth Edition (Bogor: PT. Gelora Aksara Pratama, 1983), h.
907-908.
Annisa Wahyuning Tyas dan Sunu Kuntjoro, “Keanekaragaman Bivalvia dan
Peranannya Sebagai Bioindikator Logam Berat Timbal (Pb) di Pantai Kenjeran
Surabaya” dalam jurnal LenteraBio, Vol. 7, No. 3, 2018,
Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata (Bandung: Alfabeta, 2011)
Mskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata untuk Perguruan Tinggi (Surabaya: Sinar
Wjiaya, 1984)
Alquran Digital, An-Nur (24) 45
Javan, Tafsir Quraish Shihab (TafsirQ.com, 2015).

Anda mungkin juga menyukai