Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 1

SELEKTIF BREEDING

DHELYA ANGGRAENI

WIDYA UTAMI

HAJERI

ZULFIAN ZULKARNAIN

MUH. SYAFIQ

SYAHRUL

SYAMSURI
Selektif Breeding

Selektif breeding merupakan proses penyeleksian indukan


ikan terbaik yang sudah dikembangbiakkan sebelumnya agar
dapat menurunkan “strain” tertentu pada anakannya. Dalam
selektif breeding ini karakteristik yang paling penting dalam
budidaya ikan adalah laju pertumbuhan.
Parameter pertumbuhan yang harus diestimasikan adalah
heritability, interaksi antara genotif dan lingkungan dan
korelasi genetik dengan karakter-karakter yang lain.
Ada beberapa jenis seleksi indukan yang digunakan. Jenis seleksi indukan yang sudah
diaplikasikan pada akuakultur yaitu:
 

1. Seleksi masal termodifikasi

Yaitu dengan cara mengumpulkan ikan-ikan dengan ukuran yang sama pada awal
pertumbuhan, lalu memilih ikan yang akan dipijahkan sesuai dengan performa laju
pertumbuhannya. Teknik ini menghindari variasi fenotip karena perbedaan waktu pemijahan
atau penetasan telur.
2. Seleksi dalam famili
Yaitu mencari individu-individu yang memiliki karakteristik
lebih baik (laju pertumbuhan) dari rata-rata nilai karakteristik
tersebut pada famii yang sama dalam satu populasi ikan
sejenis.

3. Seleksi terkombinasi
Yaitu dipilih berdasarkan nilai fenotip individu dan nilai fenotip dari famili
mereka. Teknik ini beberapa kali digunakan dalam meningkatkan kualitas indukan
pada akuakultur.
4. Seleksi secara tidak langsung

Yaitu berdasarkan pada perilaku. Perilaku yang kompetitif


merupakan faktor yang paling penting menyebabkan variasi
dalam pertumbuhan. Efek dari perilaku ini akan membaurkan
estimasi dari pertumbuhan.
Selective breeding pada
ikan nila

Dengan seleksi famili


Ikan nila di Indonesia merupakan


ikan ekonomis penting di dunia
karena cara budidaya yang mudah,
rasa yang digemari, harga relatif
terjangkau, dan memiliki toleransi
yang luas terhadap lingkungan.
Selective breeding pada ikan nila

– Perbaikan mutu genetik untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pada


ikan nila dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Pertama dengan melakukan introduksi jenis unggul dari luar sebagai material
dasar/genetik untuk memperbaiki keragaan ikan lokal dan menggunakannya
(Gustiano et al., 2006).
2. Kedua dengan melakukan persilangan/hibridisasi untuk mendapatkan sifat unggul
yang lebih baik dari populasi asal. Pada dasarnya, hibridisasi adalah memanfaatkan
sifat heterosis karena sifat dominan dan heterozigot pada banyak lokus (Tave, 1993)
atau interaksi dari alela pada lokus (Kapuskinski, 1986). Persilangan umumnya
dilakukan antar populasi yang memiliki keunggulan spesifik
Next...

3. Ketiga dengan memanfaatkan keunggulan jenis kelamin jantan (Dunham et al.,


2001). Pada nila telah diketahui umum bahwa jenis jantan memiliki
pertumbuhan dua kali lipat dibandingkan dengan betina (Tave, 1995; Gustiano
et al., 2006). Pembentukan jenis jantan dapat dilakukan sebagai berikut: 1)
pemberian hormon melalui pakan atau perendaman (Zairin, 2003), 2) rekayasa
genom/androgenesis dengan cara merusak sifat betina dan ditindaklanjuti
dengan diploidisasi secara buatan (Myer et al., 1995; Sugama, 2006), 3)
pembentukan pejantan super (YY supermale) (Scott et al., 1989; Mair et al.,
1995; Arifin et al., 2004).
4. Keempat dengan melakukan seleksi terhadap karakter penting.
Seleksi merupakan suatu teknik untuk memperbaiki sifat yang
terukur (quantitative trait). Prinsip dasar dari seleksi adalah
mengekploitasi sifat ‘additive’ dari alela-alela pada semua lokus
yang mengontrol sifat terukur untuk memperbaiki suatu populasi
(Kirpichnikov, 1980; Falconer, 1989; Tave, 1993; Gjedrem, 2005).
Prosedur pelaksanaan proses seleksi breeding ikan nila

Tahapan kegiatan untuk setiap generasi dilakukan dengan langkah kerja


sebagai berikut :

1. Menyiapkan sejumlah famili dari koleksi yang ada;


2. Mengkondisikan Induk Ikan Nila yang akan diseleksi agar dapat
memijah secara bersamaan;
3. Memijahkan sebanyak 5 (lima) pasang Induk untuk masing-masin
famili hasil persilangan yang baru;
4. Mengamati secara periodik untuk menandai pasangan-pasangan yang
memijah
5. Benih ikan dari pasangan masing-masing famili yang memijah pada
hari yang sama digabung dan diambil secara acak sebanyak 500 ekor
untuk dipelihara lebih lanjut;
4. Mengamati secara periodik untuk menandai pasangan-pasangan
yang memijah

5. Benih ikan dari pasangan masing-masing famili yang memijah


pada hari yang sama digabung dan diambil secara acak sebanyak 500
ekor untuk dipelihara lebih lanjut;

6. Pendederan benih ikan dilakukan pada hapa berukuran 5 x 2 x 1,5


M3 di kolam sampai dapat dibedakan antara jantan dan betina secara
Morfologis (umur 4 bulan);

7. Kelompok Ikan Nila jantan dan kelompok Ikan Nila Betina ditimbang dan
diukur (panjang baku, tinggi badan dan panjang kepala) satu per satu.;
8. Kemudian. dipilih 10 ekor betina
terbesar dan 10 ekor jantan terbesar dan
selajutnya ditagging serta dilakukan
pencatatan
9. Setiap famili hasil seleksi dipelihara
secara terpisah antara jantan dan betina
sampai siap dipijahkan untuk
membentuk generasi berikutnya.
Sekian

dan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai