Anda di halaman 1dari 17

A.

Perencanaaan Karangan
Perencanaaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan
menulis bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah direncanakan.
Dengan begitu, penulis benar-benar siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan.
Perencanaan karangan ilmiah adalah proses awal mengarang sampai dengan penulisan akhir.
Perencanaan ini mencakup prapenulisan, pengorganisasian keseluruhan penulisan, penulisan,
penyuntingan, dan presentasi

 Memilih Topik
Topik adalah pokok pembicaraan yang dipilih dan biasanya merupakan hal yang menarik
untuk dikemukakan dan diketahui umum. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan
ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya
dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas
Topik adalah sesuatu yang masih umum. Jika menulis hanya berdasarkan topik, maka
akan mengalami banyak kesulitan. Topik perlu dirinci menjadi kerangka karangan agar
lebih mudah. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan masih
bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang akan
menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994:
211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
a) Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi.
b) Cukup menarik untuk dibahas.
c) Dikenal dengan baik.
d) Bahannya mudah diperoleh.
e) Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.

 Tujuan Penulis
Tujuan penulis, yaitu penulis ingin para pembaca mengetahui maksud dari cerita atau
amanat yang dapat dipetik dari suatu cerita
 Menurut KBBI, pengertian menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan
(seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan
isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa
diketahui banyak orang orang melalui tulisan yang dituliskan. Kemampuan
seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan sangatlah
berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau
kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. Namun, satu hal yang
penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang penulis harus
memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya.
 Menulis adalah aktivitas yang mempunyai tujuan. Tujuan menulis dapat
bermacam-macam, bergantung pada ragam tulisan. Secara umum, tujuan menulis
dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Memberitahukan atau Menjelaskan: Tulisan yang bertujuan untuk
memberitahukan atau menjelaskan sesuatu biasa disebut dengan karangan
eksposisi.
2) Meyakinkan atau Mendesak: Tujuan tulisan terkadang untuk meyakinkan
pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis benar sehingga penulis
berharap pembaca mau mengikuti pendapat penulis.
3) Menceritakan Sesuatu: Tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu
kejadian kepada pembaca disebut karangan narasi.
4) Mempengaruhi Pembaca: Tujuan sebuah tulisan terkadang untuk
mempengaruhi atau membujuk pembaca agar mengikuti kehendak penulis.
5) Menggambarkan Sesuatu: Sebuah tulisan digunakan untuk membuat pembaca
seolah-olah melihat dan merasakan sesuatu yang diceritakan penulis dalam
tulisannya.
Selain itu, tujuan menulis dapat juga ditinjau dari segi kepentingan
pengarangnya. Menulis dari segi itu memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai
berikut:
1) Tujuan penugasan: Ada kalanya sebuah tulisan dibuat khusus untuk
memenuhi tugas yang diberikan.
2) Tujuan estetis: Tujuan ini biasanya dianut oleh para sastrawan. Mereka
menulis dengan tujuan untuk menciptakan sebuah keindahan melalui tulisan
yang dapat berbentuk puisi, cerpen, ataupun novel
3) Tujuan penerangan: Tujuan ini terkait dengan motivasi utama si penulis yang
membuat tulisan untuk memberi informasi kepada pembaca.
4) Tujuan pernyataan diri: Sebuah tulisan terkadang dibuat untuk menegaskan
siapa diri Anda.
5) Tujuan konsumtif: Ada kalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual dan
dikonsumsi oleh para pembaca.
 Kerangka Karangan
Kerangka atau outline adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu
susunan yang akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis,
jelas, terstruktur, dan teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang
digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca.
Jadi kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis
besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur
 Bentuk-Bentuk Kerangka Karangan
Berikut ini terdapat beberapa bentuk-bentuk kerangka karangan, terdiri atas:
1. Berdasarkan Perumusan Teksnya
Terdiri atas:
a) Kerangka kalimat
Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang lengkap
untuk merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik.
b) Kerangka topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang
lengkap. Sesudah itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-
pokok bawahan, dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak
mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan
mempergunakan kata atau frasa. Sebab itu kerangaka topik tidak begitu jelas dan
cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila
dibandingkan dangan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara
perencanaan antara kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup lama.
c) Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik
Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan kerangka
topik. Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-sub bagian
maupun pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan.
2. Berdasarkan Bentuk Karangan
Terdiri atas:
a) Karangan Deskripsi
Bentuk karangan seperti ini banyak di jumpai dalam berbagai betuk karangan,
misalnya novel, cerpen , laporan atau berita. Deskripsi adalah Tulisan yang
menggambarkan bentuk objek pengamatan, rupa, sifat, rasa atau corak yang
melukiskan perasaan.
Sebuah deskripsi di buat untuk membantu pembaca membayangkan suasana
mengenal ciri orang, dan untuk memahami suat sensasi atau perasaan melalui
ungkapan bahasa. Oleh karenanya dalam membuat deskripsi harus berdasar pada
pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat yang harus diawali
dengan sebuah gambaran yang umum, yang berupa kalimat atau frasa.
Ada berbagai jenis deskripsi yang berupa deskripsi penampilan, kesopanan
perilaku, sifat, suara, cara bicara, dan sikap dan ada pula deskripsi melalui
pencerapan salah satu pancaindera kita yang harus disusun secara kronologis dan
logis.
b) Karangan Narasi
Secara sederhana di kenal sebagai cerita, peristiwa atau kejadian dalam satu
urutan waktu yang ada pula tokoh yang menghadapi suat konflik yang berisi
fakta atau fiksi.
c) Karangan Eksposisi
Tulisan yang memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau pemahaman
kepada pembaca yang dapat di temui pada tulisan edotorial, esai, petunjuk
penggunaan atau ulasan yang didasarkan pada perincian yang khusus dan cermat,
penalaran, dan penggunaan contoh.
d) Karangan Argumentasi
Karangan yang bertjuan untuk meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau
pendirian pribadi atau membujuk pihak lain agar sebuah pendapat pribadi di
terima yang dibuat dengan menyusun alasan atau pembuktian untuk menunjang
kalimat topik dengan memberikan penjelasan dan fakta yang tepat.
e) Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah tulisan atau karangan yang ditulis dengan bertujuan
untuk mempengaruhi pembaca agar melakukan apa yang dikatakan penulis dalam
tulisannya. Atau lebih jelasnya, karangan persuasi adalah karangan yang isinya
mengajak, menghimbau atau menarik para pembacanya

 Macam-Macam Kerangka Karangan


1. Berdasarkan perincian.
a. Kerangka karangan sederhana (non-formal)
Merupakan suatu alat bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang
terarah.yang terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama.
b. Kerangka karangan formal.
Kerangka karangan yang timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan di
garap bersifat sangat komplek atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis
tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.
2. Berdasarkan perumusan teks.
a. Kerangka kalimat.
Menggunakan kalimat deklaratif yang lengkap untuk merumuskan setiap topik,
sub topik. Misalnya :
a) Pendahuluan
b) Latar belakang
c) Rumusan masalah
d) Tujuan.

B. Karya ilmiah dan non ilmiah


 Karya ilmiah menurut Brotowidjoyo adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya
ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya/keilmiahannya
 Karya tulis non-ilmiah adalah karya tulis atau karangan yang menyajikan fakta pribadi
tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari, bersifat subyektif,
tidak didukung fakta umum dan biasanya menggunakan gaya bahasa popular atau bahasa
yang digunakan sehari – hari.
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta
umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan
(tidak terlalu formal).
 Macam- macam Karya Tulis Ilmiah
1. Artikel
Dalam istilah jurnalistik, artikel adalah tulisan berisi pendapat subjektif penulisanya
tentang suatu masalah atau peristiwa.
Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam
jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari
hasil pemikiran dan kajian pustaka atau hasil pengembangan proyek.
Sistematika Artikel
 Judul
 Nama Penulis -- tanpa gelar akademik
 Abstrak --ringkasan tulisan, gambaran umum isi artikel.
 Kata Kunci --3-5 keywords.
 Pendahuluan -- latar belakang masalah dan rumusan singkat (1-2 kalimat)
pokok bahasan dan tujuannya.
 Kerangka Teori (Kajian Teori) --dasar teori yang menjadi acuan.
 Pembahasan --kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan
pendirian atau sikap penulis
 Penutup -- simpulan dan saran
 Daftar Pustaka
2. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-
objektif. Makalah biasanya disajikan dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di
kelas (tugas perkuliahan).
Makalah juga diartikan sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik
tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa
umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik
berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.
Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang
suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan
disertasi analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas
terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan
dalam forum ilmiah.
Sistematika Makalah:
 Pendahuluan
 Pembahasan
 Kesimpulan
3. Kertas Kerja
Kertas kerja (work paper) pada prinsipnya sama dengan makalah, namun dibuat
dengan analisis lebih dalam dan tajam dan dipresentasikan pada seminar atau
lokakarya yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Kertas kerja itu menjadi acuan untuk
tujuan tertentu dan bisa diterima atau dimentahkan oleh forum ilmiah.
4. Paper
Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi (mahasiswa)
dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan
jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3). Sistematika penulisannya sama dengan artikel
atau makalah, tergantung panduan yang berlaku di perguruan tinggi masing-masing.
5. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1
(Sarjana). Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan pendapat
penulis berdasarkan pendaagt (teori) orang lain.
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik
bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium),
juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-
dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang
spesialisasinya.
6. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S2
(Pasca Sarjana) yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
7. Disertasi
Disertasi --disebut juga "Ph.D Thesis"-- adalah karya tulis ilmiah mahasiswa
untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang
mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan
fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi
suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.
8. Artikel Ilmiah Populer
Selain ketujuh jenis karya ilmiah, ada juga yang disebut artikel ilmiah populer, yaitu
artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa populer (bahasa media/bahasa
jurnalistik) untuk dimuat di media massa (suratkabar, majalah, tabloid).
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat
dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel ilmiah ditulis lebih bersifat umum, untuk
konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan
akademik, tetapi untuk "dikomunikasikan" kepada publik melalui media massa.
 Macam-macam tulisan non ilmiah
1. Dongeng
Dongeng merupakan salah satu karya non ilmiah yang berisi cerita fiktif atau yang
tidak benar-benar terjadi. Selain itu, dongeng juga merupakan salah satu dari jenis-
jenis prosa lama. Biasanya, dongeng bercerita tentang kisah di masa lampau yang
tidak masuk di akal. Dongeng sendiri mempunyai bebeapa macam, di mana macam-
macam dongeng tersebut antara lain contoh dongeng fabel singkat, mite, sage,
parabel, dan dongeng berumus. Salah satu artikel yang memuat contoh salah satu
jenis dongeng adalah artikel contoh fabel pendek beserta strukturnnya.
2. Cerpen
Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu diantara jenis-jenis prosa baru yang
menceritakan suatu tokoh atau peristiwa secara khusus dan diceritakan dalam jumlah
kata yang kurang dari 10.000 kata. Di dalam suatu cerpen, terkandung beberapa
unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang terkandung di dalam
sebuah cerpen. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah unsur di luar sebuah cerpen
yang mempengaruhi terciptanya sebuah cerpen.
Adapun unsur intrinsik dan eksrinsik dalam cerpen tersebut antara lain tema, tokoh,
alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, amanat, situasi masyarakat, latar belakang
terciptanya sebuah cerpen, dan latar belakang dari pengarang cerpen. Selain unsur,
cerpen juga mempunyai beberapa macam, di mana macam-macam cerpen tersebut
antara lain cerpen mini, cerpen sempurna, cerpen surealis, dan lain sebagainya.
Contoh-contoh dari salah satu karangan non ilmiah ini sudah ditampilkan di artikel-
artikel sebelumnya. Adapun artikel-artikel tersebut antara lain contoh cerita pendek
tentang hewan, contoh cerpen singkat tentang persahabatan, contoh cerpen singkat
tentang pendidikan, contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya, dan contoh
cerpen pendek dalam bahasa Indonesia.
3. Drama
Drama merupakan suatu kisah yang disampaikan melalui akting atau gerak dan
biasanya ditampilkan untuk pementasan teater. Secara umum, jenis-jenis
drama terdiri atas drama tradisional dan drama modern. Sementara itu, jenis-jenis
drama berdasarkan pementasannya terdiri atas tragedi, komedi, tragekomedi, opera,
melodrama, dan sebagainya.
4. Novel
Merupakan salah satu diantara jenis-jenis prosa baru yang berisi kisah panjang suatu
peristiwa atau cerita. Seperti halnya cerpen, novel juga mempunyai unsur intrinsik
dan ekstrinsik. Selain itu, novel juga mempunyai tahapan alur dalam cerita, di mana
tahapan alur tersebut terdiri atas pengenalan, kemunculan masalah, klimaks,
antiklimaks dan penyesaian. Namun, pada perkembangannya, tahapan alur itu bisa
berupa tergantung dari jenis-jenis alur cerita yang dipakai si penulis. Novel sendiri
mempunyai beberapa jenis, di mana jenis-jenis novel tersebut antara lain novel fiksi,
non fiksi, romantis, komedi, dan dewasa.
 Tulisan Ilmiah Populasi
Adapun secara definisi, pengertian populasi adalah keseluruhan (universum) daripada
objek penelitian yang ada. Objek ini bukan hanya meliputi pada segmen mahluk hidup
akan tetapi bisa dalam segmen nilai, sikap, peristiwa ataupun hal lain yang menjadi pusat
perhatian/sumber penelitian.
 Jenis Populasi
Beragam macam bentuk populasi yang biasanya dilakukan dalam pembuatan karya
tulis, seperti skripsi, makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya. Jenis-jenis ini
antara lain adalah sebagai berikut;
 Populasi Homogen
Jenis pertama barkaiatan erat dengan tingkat keseragaman atau kesatuan dalam
metode penelitian. Jenis ini tidak ada perbedaan lantaran semua karakteristiknya
serupa. Contoh yang bisa dikemukakan misalnya saja penelitian dalam anak punk.
Maka keseluruhan anak Punk adalah populasi yang homogen.
 Populasi Heterogen
Macam kedua dari populasi ini adalah heterogen. Yang artinya berbeda-bebeda
dalam karakteritik penelitiannya. Contohnya saja penelitian kepada masyarakat
multikutural seperti di Indonesia yang memiliki banyak sumber budaya, etnis, dan
adat. Penelitian pada masyarakat multikultural bisa disebut sebagai keseluruhan
populasi heterogen.
 Contoh Populasi
Memberikan pemahaman mengenai pengertian dan jenis populasi rasanya tidak
cukup apabila tidak diketahui tentang contoh-contoh populasi, berikut inilah contoh-
contoh tersebut;
 Masyarakat Indonesia
Contoh pertama adalah penelitian tantng masyarakat Indonesia, maka keseluruhan
masyarakat WNI yang ada di dalam negari dan luar negri, anak-anak sampai dewasa
adalah bagian populasi. Oleh karenannya penelitian ini harus mampu melakukan
wawancara kepada kesemuanya.
 Fiksi Sains
Salah satu bentuk kesusastraan yang dikembangkan dari cerita khayalan. Fiksi sains, ber-
beda dari cerita khayalan biasa, mengisahkan cerita berlatar belakang ilmu pengetahuan
dan dapat benar- benar terjadi.
Perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang fisika dan kimia, menarik minat
penulis untaik mencetuskan cerita fiksi sains. Umumnya cerita fiksi sains bertemakan
kisah perjalanan ke suatu tempat, misalnya pelayaran ke suatu samudera, perjalanan ke
bulan atau planet lain. Sebenarnya karya fiksi sains telah muncul sejak abad ke-I8,
seperti dalam Gulliver’s Travel (1726), karya Jonathan Swift, yang berisikan empat
perjalanan fantastis dan sangat digemari masyarakat, terutama anak-anak; dan
Micromegas (1752), karya Voltaire, yang menceritakan perjalanan ruang angkasa. Dan
sejak abad ke-19 fiksi sains tidak hanya berupa buku tetapi ditampilkan dalam bentuk
cerita pendek yang dicetuskan oleh Edgar Allan Poe dan Nathaniel Hawthorne.
Pada tahun 1926 di Amerika Serikat muncul majalah Amazing Stories yang dipelopori
oleh Hugo Gernsback. Dengan terbitnya majalah ini, fiksi sains muncul sebagai suatu
aliran kesadaran
C. BENTUK TULISAN DAN TEMA TULISAN
1. Narasi adalah suatu karangan yang dipaparkan berdasarkan alur atau plot, dimana di
dalamnya terdapat suatu kejadian, tokoh, dan konflik. Suatu narasi dapat berisi cerita
berdasarkan fakta (narasi ekspositorik) maupun cerita fiksi (narasi sugestif).
 Ciri-Ciri Narasi
Suatu karangan atau teks narasi memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya
dengan bentuk karangan lainnya. Menurut Atar Semi dan Gorys Keraf, ciri-ciri narasi
adalah sebagai berikut:
 Isi narasi menceritakan kejadian berdasarkan pengalaman penulis.
 Peristiwa yang disampaikan dapat berupa kejadian nyata, imajinasi, atau bahkan
penggabungan keduanya.
 Narasi dibuat berdasarkan konfiks untuk membuatnya lebih menarik.
 Narasi mempunyai nilai estetika.
 Narasi menjelaskan susunan kejadian secara kronologis.

 Unsur-Unsur Narasi
Di dalam suatu narasi terdapat unsur-unsur berikut ini;
 Tokoh, yaitu pelaku di dalam suatu cerita, misalnya “Aku”.
 Latar, yaitu keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana.
Tempat/Ruang, misalnya “di sekolah”.Waktu, misal “Pukul 13.00 WIB”.
 Urutan Kejadian, yaitu deretan peristiwa yang dijelaskan secara runut berdasarkan
kronologis.
> Pagi itu, aku sedang bersiap-siap berangkat ke kantor
> Aku melihat tayangan TV tentang peristiwa pembunuhan
> Kejadian pembunuhan itu di komplek perumahan ku
> Korban pembunuhan tersebut adalah salah satu anggota keluarga teman ku

 Struktur Narasi
Pada umumnya, suatu narasi memiliki struktur berikut ini;
 Pengenalan, yaitu bagian pengenalan tokoh, latar, suasana, dan lainnya.
 Awal pertikaian, yaitu bagian dimana terjadi konflik awal yang dialami oleh
tokoh dalam cerita.
 Klimaks, yaitu puncak pertikaian yang dialami oleh tokoh dan merupakan inti
dari cerita yang disampaikan.
 Antiklimaks, yaitu bagian yang menjelaskan mengenai penyelesaian masalah
dalam suatu cerita dan merupakan tanda bahwa cerita tersebut berakhir.

 Jenis-Jenis Narasi
Narasi dapat dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu narasi informatif, ekspositorik,
artistik, dan sugestif. Berikut ini penjelasan jenis-jenis narasi tersebut;
1. Narasi Informatif
Ini adalah jenis narasi yang tujuannya untuk menyampaikan suatu informasi
mengenai suatu peristiwa secara tepat sehingga menambah pengetahuan audiens
mengenai informasi tersebut.
2. Narasi Ekspositorik
Ini adalah jenis narasi yang menyampaikan suatu peristiwa/ kejadian berdasakan data
dan fakta yang sebenarnya. Terdapat satu tokoh utama dalam narasi ini, dimana kisah
tokoh tersebut diceritakan mulai dari masa kecil hingga akhir hidupnya,
contohnya Biografi.
3. Narasi Artistik
Ini adalah jenis narasi yang mengisahkan suatu cerita rekaan bersifat imajinatif
dengan menggunakan bahasa yang figuratif. Tujuan dari narasi ini adalah untuk
menyampaikan maksud tertentu, menyampaikan amanat tersembunyi kepada
audiens.
4. Narasi Sugestif
Ini adalah jenis narasi dimana di dalamnya terdapat kisah rekaan, khayalan, atau
imajinasi dari pengarang. Narasi ini bersifat fiktif yang melibatkan imajinasi dimana
tujuannya adalah kesan terhadap peristiwa yang dikisahkan.

2. Deskripsi adalah suatu kaidah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan
secara jelas dan tepat agar dapat dipahami oleh orang lain yang tidak mengalaminya sendiri.
 Ciri-Ciri Deskripsi
Deskripsi memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan jenis teks
lainnya. Adapun ciri-ciri deskripsi adalah sebagai berikut:
 Umumnya isi deskripsi terdapat penjelasan atau rincian mengenai objek, tempat, atau
suasana tertentu.
 Deskripsi melibatkan panca indera (penglihatan, pendengaran, pengecapan,
penciuman, dan perabaan) dalam menjelaskan suatu objek atau peristiwa.
 Deskripsi berisi gambaran sebenarnya mengenai suatu objek atau peristiwa secara
detail sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat dan merasakannya.
 Deskripsi umumnya mengungkapkan ciri-ciri fisik objek, misalnya ukuran, bentuk,
warna, dan sifat.
 Kata-kata dalam deskripsi selalu bermakna kata sifat atau keadaan.

 Struktur Deskripsi
Deskripsi memiliki tiga struktur utama, yaitu; identifikasi, klasifikasi, dan bagian
deskripsi. Berikut penjelasan mengenai ketiganya:
 Identifikasi, yaitu bagian yang menjelaskan mengenai penentuan identitas objek
(benda, manusia, dan lain sebagainya).
 Klasifikasi, yaitu bagian yang menjelaskan mengenai susunan atau sistem dalam
suatu kelompok berdasarkan standar atau kaidah yang telah ditetapkan.
 Bagian Deskripsi, yaitu bagian inti dari deskripsi yang berisi gambaran atau
pemaparan mengenai objek atau topik yang dibahas.

 Jenis-Jenis Deskripsi
Berdasarkan isi teksnya, deskripsi dapat dibedakan dalam beberapa jenis. Mengacu pada
pengertian deskripsi di atas, adapun jenis-jenis deskripsi adalah sebagai berikut:
 Deskripsi Subjektif, yaitu deskripsi yang dibuat berdasarkan kesan yang dimiliki oleh
seorang penulis terhadap objek atau topik yang dibahas.
 Deskripsi Spatial, yaitu deskripsi yang berisi penjelasan mengenai suatu objek
berdasarkan data dengan referensi ruang kebumian (georeference). Misalnya benda,
tempat, ruang, dan lainnya.
 Deskripsi Objektif, yaitu deskripsi yang menjelaskan tentang suatu objek dengan
memberikan gambaran berdasarkan keadaan objek yang sebenarnya, tanpa adanya
tambahan opini dari penulis.
3. Eeksposisi adalah sebuah paragraf yang berisi tentang informasi dan pengetahuan yang
ditulis secara singkat, padat, akurat, serta mudah dipahami oleh setiap orang yang
membacanya. Artinya, setiap orang yang membaca suatu teks eksposisi akan dapat
memahami informasi yang terdapat di dalamnya.
Adapun tujuan dari teks eksposisi adalah untuk menjelaskan suatu informasi atau
mengungkapkan gagasan secara singkat, padat , dan akurat sehingga para pembacanya
mendapatkan ilmu pengetahuan baru mengenai suatu hal atau peristiwa secara rinci.
 struktur teks eksposisi adalah sebagai berikut:
 Thesis (Pernyataan Pendapat)
Tesis adalah bagian pembuka dari penulisan exposition text. Tesis merupakan
pernyataan pendapat dari penulis secara pribadi tentang topik atau masalah yang
dibahas.
 Argument (Argumentasi)
Argumentasi adalah bagian dari penulisan exposition text yang berisi tentang alasan-
alasan yang mendukung atau memperkuat pendapat penulis pada bagian tesis tadi.
Argumentasi ini bisa diambil dari hasil penelitian para ahli, ataupun pendapat pakar
di bidang tertentu sehingga memperkuat pendapat pribadi si penulis.
 Reiteration (Penegasan Ulang Pendapat)
Reiterasi adalah penegasan kembali pendapat penulis pada bagian tesis sehingga
pembaca dapat lebih memahami sepenuhnya isi dari teks tersebut. Biasanya reiterasi
disertai dengan bukti-bukti pendukung, dan merupakan bagian dari kesimpulan suatu
teks yang dibuat penulis.

 Ciri-Ciri Teks Eksposisi


 Penyampaian informasi dilakukan dengan cara singkat, padat, akurat, serta mudah
dimengerti oleh pembacanya.
 Gaya penulisan yang digunakan dalam jenis teks ini sifatnya persuasif informatif atau
mengajak orang lain.
 Penjelasan informasi pada jenis teks ini dipaparkan secara lugas dengan
menggunakan bahasa baku dan sesuai EYD.
 Penyampaian informasi di dalam tulisan sifatnya objektif, tidak memihak, serta
berdasarkan bukti yang konkret.
 Penjabaran informasi di dalam teks disertai dengan data-data akurat yang berasal dari
sumber terpercaya sebagai pendukung isi tulisan.
 Fakta informasi yang diberikan banyak dipakai sebagai alat konkritasi dan kontribusi.

4. Menentukan Topik
Pada karya ilmiah, Topik adalah hal paling dasar yang harus ditentukan terlebih dahulu.
Menentukan topik tidak bisa asal-asalan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu ;
a. Sesuai dengan prodi/bidang ilmu yang kita tekuni
b. Menarik, utamanya bagi peneliti itu sendiri
c. Problematik, harus dapat menyelesaikan suatu permasalahan, baik yang diperkirakan
akan menjadi masalah ataupun sudah menjadi masalah. Masalah tidaklah selalu negatif,
bisa jadi masalah bersifat positif.
d. Mengandung pengetahuan dasar, karena topik bersifat mendasar.
e. Terbatas, walaupun bersifat dasar dan umum, topik haruslah tetap terbatas akan suatu
bidang tertentu.
f. Memperhatikan proses pengumpulan data
g. Bermanfaat

5. Syarat topik yang baik,adalah :


a. Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang penulis secara terus-menerus
mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.Penulis akan
didorong agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.Suatu topik sama sekali
tidak disenangi penulis akan menimbulkan kesalahan.Bila terdapat hambatan ,penulis
tidak akan berusaha denngan sekuat tenaga untuk mengumpulkan data dan fakta yang
akan digunakan untuk memecahka masalah.
b. Diketahui oleh penulis.
Penulis hendaklah mengerti atau mengetahui meskipun baru prinsip-perinsip ilmiahnya.
Contoh:
 Mencari sumber-sumber data .
 Metode atau penerapan yang digunakan.
 Metode analisis yang akan digunakan.
 Buku-buku referensi yang digunakan.
c. Jangan terlalu baru,jangan terlalu teknis dan jangan terlalu kontroversial.
Bagi penulis pemula,topik yang baru kemungkinan belum ada referensinya dalam
kepustakaan.Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis bila tidak
benar-benar menguasai bahan penulisannya.Topik yang kontroversial akan menimbulkan
kesulitan untuk bertindak secara objektif.
d. Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari
maupun dari segi praktis.
e. Jangan terlau luas.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis.Setipa penulis harus betul-betul yakin
bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan berbatas untuk digarap sehingga
tulisannya dapat terfokus.
f. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
g. Topik yang dipilih harus yang menarik.
h. Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
i. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif
j. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih
jangan terlalu baru.
k. Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.
Cara pembatasan Topik yaitu :
Pembatasann topik sekurang-kurangnya dapat membantu pengarang dalam beberapa hal:
 Memungkinkan pennulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik
tersebut benar-benar diketahuinya.
 Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai masalahnya.

6. Syarat Tema yang baik, adalah :


1. Tema menarik perhatian penulis.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-
menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis
akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis.
Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga
mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga
pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian,
disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar
belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar
kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat
memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk
menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

Anda mungkin juga menyukai