Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TELAAH KURIKULUM BIOLOGI SMA

KONSEP DASAR KURIKULUM

KELOMPOK 7 :
1. AMITHA INTAN PANGESTU

(A1C414014)

2. HUSMAYANI MUNY PUTRI

(A1C414036)

3. TIARA PUTRI UTAMI

(A1C414009)

4. TYANITA SEPTRIMA

(A1C414027)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Dra. Hj. ASNI JOHARI, M.Si

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Telaah
Kurikulum Biologi SMA dalam waktu yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini penulis sampaikan informasi mengenai materi konsep dasar
kurikulum dengan menggunakan literatur dari buku dan internet.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum Biologi SMA
2. Teman-teman prodi pendidikan biologi
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam pemberian informasi tentang
konsep dasar kurikulum. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Jambi, 28 Agustus 2016

Penulis

DAFTAR ISI
2

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum..................................................................................................3
B. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Kurikulum......................................................................4
C. Prinsip Kurikulum......................................................................................................10
D. Komponen-Komponen Penyusun Kurikulum............................................................11
E. Macam-macam Kurikulum........................................................................................12
F. Kurikulum yang Pernah Berlaku di Indonesia...........................................................14
BAB III PENUTUP.............................................................................................................20
A. Kesimpulan................................................................................................................20
B. Saran..........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu
proses pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum
akan kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan
perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum
menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan
diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa
depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum
pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang untuk
menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat
dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Semua aspek pendidikan kemudian menjadi sorotan seluruh
masyarakat Indonesia. Aspek pendidikan yang dimaksud adalah guru,
kurikulum, tujuan, dan metode, pemerintah sebagai penanggung jawab,
dan tentu saja sistem yang memayungi kegiatan pendidikan tersebut.
Semua aspek tersebut bagaikan mata rantai yang mana harus di benahi
terlebih dahulu.
Dalam kaitannya dengan usaha membenahi masalah-masalah
tersebut, aspek kurikulum yang paling mendesak untuk mendapat
sentuhan terlebih dahulu. Hal ini bukan berarti aspek yang lain tidak
mendesak untuk ditinjau ulang. Alasannya adalah karena kurikulum
dipandang sebagai perangkat pendidikan yang akan membawa arah
pendidikan itu sendiri. Kurikulum bagaikan jarum kompas di tengah
gelombang yang menimbulkan ketidak pastian seorang guru dan peserta
didik di tengah samudra pendidikan yang sangat luas.

B. Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apakah Pengertian Kurikulum ?


Apakah Tujuan, Fungsi dan Manfaat Kurikulum ?
Apa saja Prinsip Kurikulum?
Apa saja Komponen-Komponen Penyusun Kurikulum?
Apa Saja Macam-macam Kurikulum?
Apa Saja Kurikulum yang Pernah Berlaku di Indonesia?

C. Tujuan
1. Agar Mahasiswa Mengetahui Pengertian Kurikulum
2. Agar Mahasiswa Mengetahui Tujuan, Fungsi dan Manfaat

Kurikulum
3. Agar Mahasiswa Mengetahui Prinsip Kurikulum

4. Agar Mahasiswa Mengetahui Komponen-Komponen Penyusun


Kurikulum
5. Agar Mahasiswa Mengetahui Macam-Macam Kurikulum

6. Agar Mahasiswa Mengetahui Kurikulum yang Pernah Berlaku di


Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Websters Third New International Distionery menyebut Curriculum
berasal dari kata curere yang dalam bahasa Latin berarti Berlari cepat;

tergesa-gesa; menjalani. Menurut satuan pelajaran SPG yang dibuat


oleh Dep P & K, Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti:
jarak yang ditempuh. Semula dipakai dalam lapangan olahraga.
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya:
Curriculum Planning mengemukakan

pengertian kurikulum sebagai

berikut: Sum Total of the School efforts to influence learning whether in


the classroom, play ground, or out of school (Keseluruhan usaha sekolah
untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung di kelas, tempat bermain,
ataupun di luar sekolah).
Menurut B. Ragan, mengemukakan tentang pengertian kurikulum
adalah: ...all the experience of children for which the school accepts the
responsibility. (...semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab
sekolah).
Dr. Sarimuda dalam bukunya mengatakan bahwa: Kurikulum
adalah usaha-usaha perbaikan dalam bidang pendidikan dan administrasi
pendidikan. Pengertian ini merupakan gabungan dari definisi menurut
Saylor Alexander dan William B. Ragan.
Berdasarkan beberapa pengertian yang berbeda menurut para ahli
dapat disimpulkan bahwa Kurikulum itu dapat diterapkan untuk
pendidikan di bawah tanggung jawab sekolah yang biasa disebut sebagai
Formal Education dan juga kurikulum dapat diterapkan pada kegiatankegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan
non sekolah yang biasa disebut Non Formal Education.
Apabila ditinjau dari sudut organisasi kurikulum pandangan
tradisional, maka disebut Subject matter curriculum, artinya kurikulum
yang terdiri mata-mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain.
Terlepas dari pandangan tradisional ataupun modern, hakekat kurikulum
pada dasarnya adalah sama yakni program belajar yang diberikan oleh
lembaga pendidikan kepada siswa/murid. Program belajar ini memuat
tujuan-tujuan yang akan dicapai, bahan-bahan yang harus dipelajari,
berapa lama program itu diberikan, bagaimana program itu harus disusun
dan disajikan,serta dengan cara bagaimana mengukur keberhasilan pada
program tersebut. Dalam pandangan modern, kurikulum mencakup segala
sesuatu yang mempengaruhi pribadi anak/siswa dibawah tanggung jawab

lembaga

pendidikan

(Tim

pengembang

ilmu

pendidikan

FIP-

UPI.2007:150-151).
Pengertian kurikulum yang sangat disederhanakan mengatakan
bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang diikuti peserta
didik, sedangkan pengertian yang sangat mencakup mengatakan bahwa
kurikulum adalah apa yang dialami seseorang ditempat ia belajar. Dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional, Pasal 1 Butir 19 disebutkan bahwa : Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI.2007:13-14)
B. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Kurikulum
Tujuan
Menurut Mahahani (2013), Tujuan kurikulum pada dasarnya
merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak
didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka
kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem
pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah
Bangsa Indonesia. Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki
sebagai berikut :
1. Tujuan Nasional
Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan
Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan
Nasional

bertujuan

mencerdaskan

kehidupan

bangsa

dan

mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang


beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan
asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Tujuan Institusional
Adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan,
umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya

apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga


pendidikan tersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus
dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut.
Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak
yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tujuan
institusional harus merupakan penjabaran dan tujuan umum (riasional),
harus memiliki kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi
dengan jenjang Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan
tinggi). Tujuan institusional juga harus memperhatikan fungsi dan
karakter dari lembaga pendidikannya, seperti lembaga pendidikan
umum, pendidikan guru dan sebagainya.
3. Tujuan Kurikuler
Adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan
institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata
pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di
dalamnya. Secara operasional adalah rumusan kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mempelajari suatu mata
pelajaran atau bidang studi tersebut.
4. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini
adalah tujuan yang langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus
dicapai oIeh mereka setelah menempuh proses belajar-mengajar. Oleh
karena itu tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuankemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik setelah
mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis tujuan
institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan
instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak
dalam hal kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU
sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan
harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Dengan demikian TIK harus lebih operasional dan mudah dilakukan
pengukuran.
Fungsi

Ada beberapa fungsi kurikulum antara lain :


1. Fungsi kurikulum bagi guru
- Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar
-

para anak didik.


Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak
dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan

2. Fungsi kurikulum bagi Kepala Sekolah dan para pembina yaitu:


- Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi
-

yaitu

memperbaiki situasi belajar.


Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam
menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang

lebih baik.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam

memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar.


Sebagai seoarang administrator maka kurikulum dapat dijadikan

pedoman untuk memperkembangkan kurikulum lebih lanjut.


Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar
mengajar.

3. Fungsi kurikulum bagi masyarakat adalah dalam upaya mendorong


sekolah agar dapat menghasilkan berbagai tenaga yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Artinya sekolah dikatakan berhasil dalam proses
pendidikannya kalau sekolah tersebut mampu melahirkan our-put atau
alumni yang dibutuhkan oleh masyarakat dimana sekolah itu berada.
4. Fungsi kurikulum bagi para penulis buku ajar adalah untuk dijadikan
pedoman dalam menyusun bab-bab dan sub-sub beserta isinya. Karena
sub-sub dan isin dari kurikulum harus disesuaikan dengan apa yang telah
ditentukan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

dan

Kementerian

Agama

Republik

Indonesia.

(Zuhri.2016:87).
5. Fungsi Kurikulum bagi Anak
Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun, disiapkan untuk
anak-anak/murid sebagai salah satu konsumsi pendidikan mereka. Dengan
ini maka diharapkan mereka akan mendapat sejumlah pengalaman baru

yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan


perkembangan anak, guna melengkapi bekal hidupnya.
6. Fungsi bagi Masyarakat dan Pemakai Lulusan Sekolah
Dengan mengetahui suatu kurikulum sekolah, masyarakat/pemakai lulusan
sekolah dapat melakukan sekurang-kurangnya dua hal:
- Ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program
pendidikan
-

yang

membutuhkan

kerja

sama

dengan

pihak

orangtua/masyarakat.
Ikut memberikan kritik/saran yang membangun dalam rangka
penyempurnaan program pendidikan di sekolah, agar lebih serasi
dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.
Menurut Artikelsiana

(2015),

Kurikulum

sebagai

alat

dalam

pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang


sangat berperan dalam kegunannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function): Kurikulum
berfungsi sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya karna lingkungan
bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah.
2. Fungsi Integrasi (the integrating function): Kurikulum berfungsi
sebagai penyesuain mengandung makna bahwa kurikulum merupakan
alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utut
yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.
3. Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function): Kurikulum berfungsi
sebagai diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan
dari berbagai perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai dan
dilayani.
4. Fungsi Persiapan (the propaeduetic function): Kurikulum berfungsi
sebagai persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya
dan juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika
tidak melanjukan pendidikan.
5. Fungsi Pemilihan (the selective function): Kurikulum berfungsi
sebagai pemilihan adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk

menentukan pilihan program belajar yang sesuai dengan minat dan


bakatnya.
6. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function): Kurikulum sebagai
diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat
pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa
serta kelemahan dalam dirinya. Jika telah memahami potensi dan
mengetahui

kelemahannya,

maka

diharapkan

siswa

dapat

mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.


Manfaat
Menurut komang (2013), Manfaat kurikulum yaitu:
1. Manfaat kurikulum bagi guru
- Kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam merancang,
-

malaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran.


Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar.
Membantu guru menunjang situasi belajar ke arah yang lebih

baik.
Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan

belajar mengajar.
Memberikan pengertian dan pemahaman yang baik bagi guru

untuk menjalankan tugas sebagai pengajar yang baik di kelas.


Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan
program pendidikan.

2. Manfaat kurikulum bagi sekolah


- Kurikulum dijadikan sebagai alat untuk mencapai suatu
tujuanpendidikan, baik itu dalam tujuan nasional, institusional,
kurikuler, maupun dalam tujuan instruksional. Dengan adanya
suatu kurikulum maka tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan
-

oleh sekolah tertentu dapat tercapai.


Mendorong
terwujudnya
otonomi

penyelenggaraan pendidikan (KTSP).


Memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus
untuk

mengembangkan

kurikulum

kebutuhan (KTSP).
3. Manfaat kurikulum bagi masyarakat

yang

sekolah

sesuai

dalam

dengan

Sebagai acuan

untuk berpartisipasi

dalam membimbing

putra/putrinya di sekolah (dalam hal ini orang tua sebagai


-

bagian dari masyarakat).


Dengan mengetahui suatu kurikulum sekolah, masyarakat dapat
berpartisipasi dalam rangka memperlancar program pendidikan,
serta dapat memberikan kritik dan saran yang membangun

dalam penyempurnaan program pendidikan di sekolah.


4. Manfaat kurikulum bagi Orang Tua
Bagi orang tua, kurikulum bermanfaat sebagai bentuk
adanya partisipasi orang tua dalam membantu usaha sekolah dalam
memajukan putra putrinya. Bantuan yang dimaksud dapat berupa
konsultasi langsung dengan sekolah/guru

mengenai masalah-

masalah menyangkut anak-anak mereka. Bantuan berupa materi


dari orang tua anak dapat melalui lembaga BP-3. Dengan membaca
dan memahami kurikulum sekolah, para orang tua dapat
mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-anak
mereka, sehingga partisipasi orang tua ini pun tidak kalah
pentingnya

dalam

menyukseskan

proses

belajar

mengajar

disekolah.
5. Manfaat kurikulum bagi Siswa itu sendiri
Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun
merupakan suatu persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan
mendapatkan sejumlah pengalaman baru yang dikemudian hari
dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, agar
dapat memenuhi bekal hidupnya nanti. Kalau kita kaitkan dengan
pendidikan Islam, pendidikan mestinya diorientasikan kepada
kepentingan peserta didik, dan perlu diberi bekal

pengetahuan

untuk hidup pada zamannya kelak.


C. Prinsip Kurikulum
1. Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan. Oleh sebab itu,
pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus
relevan dengan kebutuhan masyarakat.

2. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum harus bersifat lentur dan fleksibel. Artinya,
kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada.
Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan.
3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling
keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai
jenjang dan jenis program pendidikan.
4. Efektifitas
Prinsip efektifitas berkenaan dengan rencana dalam suatu
kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar.
5. Efisiensi
Prinsip efisiensi berhubungan dengan pernbandingan antara tenaga,
waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.
Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila
dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat
memperoleh hasil yang maksimal.

D. Komponen-Komponen Penyusun Kurikulum


1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat
kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat.
Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan misi dan
visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata
pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
2. Komponen Isi/ Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu
menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan
atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap
materi pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa.
3.

Komponen Metode/ Strategi

10

Komponen

ini

sebab

berhubungan

dengan

implementasi

kurikulum. Bagaimana bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai


tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya. Strategi meliputi
rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk
mencapai tujuan tertentu.
4. Komponen Evaluasi
Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum
perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian bagian mana yang harus
disempurnakan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai
atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam
perbaikan strategi yang ditetapkan.

E. Macam-macam Kurikulum
1. Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa
istilah kurikulum sebagai berikut:
b. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal,
sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam
dokumen kurikulum.
c. Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam
proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya
memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian,
kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal.
Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak
dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang
telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka
panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan
kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar
d. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu
yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi
kurikulum faktual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru,
kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta
11

didik itu sendiri. Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika


mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum
tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan
kepribadian peserta didik.
2. Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita
dapat membedakan:
a. Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang
mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah.
Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata
pelajaran geografi, dan seterusnya.
b. Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan
ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam proses
pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan
di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains,
bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan
dalam satu tema tertentu.
c. Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang
bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan
bahan ajar yang lain.
3. Berdasarkan pengembangnya dan penggunaannya, kurikulum dapat
dibedakan menjadi:
a. Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan
secara nasional.
b. Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masingmasing negara bagian di Amerika Serikat.
c. Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum
sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam
kurikulum (Mahahani.2013)
12

F. Kurikulum yang Pernah Berlaku di Indonesia


Menurut Lestari (2015), kurikulum yang pernah berlaku di indonesia
antaralain :
1. Kurikulum 1947
Kurikulum ini memuat 2 hal pokok :
- Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
- Garis-garis besar pengajaran
2. Kurikulum 1952
Kurikulum ini memuat 5 hal pokok :
- Pendidikan pikiran harus dikurangi
- Isi pelajaran harus dihubungkan dengan kesenian
- Pendidikan watak
- Pendidikan jasmani
- Kewarganegaraan masyarakat
3. Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964
Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut :
- Manusia Indonesia berjiwa Pancasila
- Man Power
- Kepribadian Kebudayaan Nasional yang luhur
- Ilmu dan teknologi yang tinggi
- Pergerakan rakyat dan revolusi
Rencana pendidikan 1964 melahirkan kurikulum 1964 yang
menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral yang kemudian dikenal dengan istilah
Pancawardhana.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum ini bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya
untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama.
Kelebihan:
- Pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat
Kekurangan:
- Hanya memuat mata pelajaran pokok saja.
- Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan.

13

5. Kurikulum 1975
Ciri-ciri kurikulum ini adalah :
- Berorientasi pada tujuan
- Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada
-

tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integrative.


Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan
waktu -Menganut pendekatan system instruksional yang dikenal
dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
System yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan
yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah
laku siswa. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan
menekankan kepada stimulus respon dan latihan.

Kelebihan:
-

Menekankan pada pendidikan yang lebih efektif dan efisien

dalam hal daya dan waktu


Menganut sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya
tujuan yang spesifik,dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk
tingkah laku siswa

Kelemahan :
-

Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari
setiap kegiatan pembelajaran

6. Kurikulum 1984
Ciri umum kurikulum ini adalah :
- Berorientasi kepada tujuan instruksional
- Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara
-

belajar siswa aktif.


Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan

latihan
Menggunakan pendekatan keterampilan proses

Kelebihan:
-

Pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada


siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intlektual dan

14

emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar


secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektip, maupun
psikomotor.
Kekurangan:
-

Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.


Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di
sana sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi
mengajaar model berceramah.

7. Kurikulum 1994
Ciri umum kurikulum ini adalah :
- Sifat kurikulum objective based curriculum
- Pembagian tahapan pelajaran disekolah dengan system
-

caturwulan
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang

cukup padat
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu

system kurikulum untuk semua siswa diseluruh Indonesia


Dalam pelaksanaan kegiatan,guru menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik dan
sosial

Kelebihan:
-

Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar,

baik secara mental, fisik, dan social.


Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang
mudah ke hal yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang
kompleks.

Kekurangan:
-

Aspek yang di kedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat.


Konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid.
Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran

dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.


Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena kurang relevan
dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang

15

bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan seharihari


Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu

dilakukan untuk pemantapan pemahaman.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004


Karakteristik KBK ialah :
- Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
-

individual maupun klasikal


Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan

metode bervariasi
Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar

lainnya yang memenuhi unsur edukatif


Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi

Kelebihan:
-

Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan

siswa.
Pembelajaran berpusat pada siswa.
Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Sumber belajar yang bervariasi.

Kekurangan:
-

Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan


KBK dengan kata lain masih rendahnya kualitas sorang guru,
karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
menjalankan pendidikan.

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006


Kurikulum ini memuat bahwa, guru memiliki otoritas dalam
mengembangkan kurikulum secara bebas dengan memperhatikan
karakteristik siswa dan lingkungan di sekolahnya
Kelebihan KTSP:

16

Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan

siswa.
Pembelajaran berpusat pada siswa.
Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Sumber belajar yang bervariasi.
seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang
professional yang menuntut kekereativitasan.

Kekurangan KTSP:
-

Minimnya

sosialisasi

dan

kesiapan

sarana

dan

prasarana

pendukung pendidikan dan terutama sekali kesiapan guru dan


sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
10. Kurikulum 2013
Kurikulum ini berbasis pada sains. Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Dasar bersifat tematik integrative. Kompetensi yang ingin dicapai
adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan dan
pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistic dan
menyenangkan. Proses pembelajaran menekankan aspek kognitif,
afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portfolio
saling melengkapi.

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu
2. Tujuan

kurikulum

dijabarkan

dari

Tujuan

Nasional,

Tujuan

Intitusional, Tujuan Kurikuler dan Tujuan Instruksional. Sedangkan


fungsi kurikulum antara lain yaitu Fungsi Penyesuaian, Fungsi
Integrasi, Fungsi Diferensiasi, Fungsi Persiapan, Fungsi Pemilihan dan
Fungsi Diagnostik. Dan manfaat kurikulum antara lain adalah bagi
guru, sekolah, masyarakat, Orang Tua dan Siswa itu sendiri.
3. Prinsip Kurikulum antaralain : Relevansi, Fleksibilitas, Kontinuitas,
Efektifitas dan Efisiensi.
4. Komponen Penyusun Kurikulum antara lain Komponen Tujuan,
Isi/Materi Pelajaran, Metode/ Strategi dan Evaluasi
5. Macam-macam kurikulum antara lain :
- Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya : Kurikulum ideal,
-

Kurikulum aktual dan Kurikulum tersembunyi


Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan :
Kurikulum terpisah-pisah, Kurikulum terpadu dan Kurikulum

terkorelasi
Berdasarkan pengembangnya dan penggunaannya : Kurikulum
nasional, Kurikulum negara bagian dan Kurikulum sekolah

6. Kurikulum yang pernah berlaku diindonesia, antara lain :


- Kurikulum 1947
- Kurikulum 1952
- Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964

18

Kurikulum 1968
Kurikulum 1975
Kurikulum 1984
Kurikulum 1994
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006
Kurikulum 2013

B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa terutama yang menempuh perkuliahan pada
bidang pendidikan, sudah seharusnya kita mempelajari materi mengenai
kurikulum ini. Hal tersebut dikarenakan, pembelajaran ini dapat dijadikan
acuan dan bekal kita saat mengajar dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
Artikelsiana.2015.Pengertian, fungsi dan komponen kurikulum.
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsikomponen.html.
Diakses : 24 Agustus 2016
Komang, i.a.2013.Manfaat Kurikulum.
http://idaaka.blogspot.co.id/2013/01/manfaat-kurikulum_5470.html
19

Diakses : 24 Agustus 2016


Lestari,D.2015. Perjalanan Kurikulum Pendidikan Indonesia.
http://www.kompasiana.com/dianrarry/perjalanan-kurikulumpendidikan-indonesia_54f3ff507455139f2b6c84ec
Diakses: 28 Agustus 2016
Mahahani.2013.Macam-macam Kurikulum. http://www.medukasi.web.id/2013/06/macam-macam-kurikulum.html
Diakses: 28 Agustus 2016
Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI.2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Jakarta: Imtima
Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI.2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan Bag 3 Pendidikan Disiplin Ilmu. Jakarta: Imtima
Zuhri.2016.Convergentive Design,Kurikulum Pendidikan
Pesantren.Yogyakarta: Deepublish.

20

Anda mungkin juga menyukai