Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BIOLOGI

KONSEP PROBLEMATIKA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. ADE KURNIAWAN (2130106001)


2. RAFITA SARI (2130106043)
3. SRI WAHYUNI (2130106054)
4. SUSANTI (2130106055)
5. ULFA SAPUTRI (2130106057)

DOSEN PENGAMPU
DIYYAN MARNELI.,M.Pd.

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul KONSEP
PROBLEMATIKA. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dan mata kuliah Problematika Pembelajaran Biologi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambahkan wawasan tentang Konsep
Problematika bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Diyyan Marneli.,M.Pd. Selaku


dosen mata kuliah Problematika Pembelajaran Biologi yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Batusangkar, 13 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................... 1
C. TUJUAN ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Pengertian Problematika.............................................................................................. 3
B. Pengertian Problematika Pembelajaran..................................................................... 4
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Problematika dalam Pembelajaran Biologi 4
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 8
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 8
B. SARAN ........................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan
akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Kondisi
yang akan datang dapat dibentuk melalui pendidikan yang sedang kita laksanakan,
artinya bahwa pendidikan harus dapat menyiapkan dan menjawab tantangan dan
kebutuhan di masa yang akan datang. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan
salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu
pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik
aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai masyarakat. Mutu
pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan pembelajarannya, sehingga
peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan
secara rasional.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, internal, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Proses belajar mengajar pada
hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu penyampaian pesan dari sumber pesan
melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media
dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber
pesannya bisa guru, peserta didik, orang lain atau penulis buku dan produser media.
Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah peserta didik atau
juga guru.
Pembelajaran yang baik dan efektif adalah yang mampu memberikan kemudahan
belajar kepada siswa secara adil dan merata,sehingga mereka dapat mengembangkan
potensinya secara optimal.Untuk mencapai hasil pembelajaran yang sesuai dengan
harapan dibutuhkan kreatifitas guru dalam memilih metode dan model pembelajaran,
sehingga dapat mempermudah siswa dalam menerima pesan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Dalam proses perkembangan belajar peserta didik membutuhkan
motivasi, karena motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar. Dengan memotivasi
peserta didik hasil belajar akan lebih optimal dan proses belajar mengajarpun akan
berhasil dengan baik. Untuk meningkatkan motivasi siswa yaitu salah satunya dengan
cara pemilihan media yang tepat dalam pembelajaran

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan problematika?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan problematika pembelajaran?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi problematika dalam pembelajaran biologi?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian problematika
2. Menjelaskan pengertian problematika pembelajaran
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi problematika pemebelajaran
biologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Problematika
Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic” yang berarti masalah atau
persoalan. Problematika berasal dari kata problem yang dapat diartikan permasalahan
atau masalah. Adapun masalah itu sendiri adalah suatu kendala atau persoalan yang
harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal.
Terdapat juga di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Problematika berarti
masih menimbulkan masalah; hal-hal yang masih menimbulkan suatu masalah yang
masih belum dapat dipecahkan. Jadi, yang dimaksud dengan problematika adalah
kendala atau permasalahan yang masih belum dapat dipecahkan sehingga untuk
mencapai suatu tujuan menjadi terhambat dan tidak maksimal.1
Permasalahan dapat terjadi dalam lingkup apapun, di manapun dan kapanpun serta
oleh siapapun. Dari pengertian problem di atas, problem atau sebuah masalah tersebut
memiliki sifat-sifat yang terpenting, diantaranya:
1. Negatif, artinya merusak, mengganggu, menyulitkan, menghalangi alat-alat
untuk mencapai tujuan.
2. Mengandung beberapa alternatif pemecahan sehingga masalah itu masih perlu
dipilih atas kemungkinan-kemungkinan pemecahan melalui penilaian.
Sebaliknya apabila pilihan atas alternatif pemecahan itu telah ditentukan,
misalnya melalui proses pembuatan keputusan analitis maka pemecahan
masalah tinggal satu kemungkinan.

Menurut Suharso, Problematika adalah sesuatu yang mengandung masalah.


Permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi
tercapainya tujuan. Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan
atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai gap antara
kebutuhan yang dinginkan dan kebutuhan yang ada. Problematika dalam sastra
adalah masalah dalam diri satu tokoh, permasalahan antara dua tokoh, dan
permasalahan bisa saja terjadi karena dorongan dasar dari sendiri. dapat juga
dari lingkungan keluarga ataupun masyarakat dan sebagainya2.

1
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2000), h.
440.
2
Komarudin dan Yoke Tjuparmah S, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), 145.
3
B. Pengertian Problematika Pembelajaran
Sebelumnya pengertian problematika telah dijelaskan di atas, maka selanjutnya yaitu
Pengertian pembelajaran (instruction) menurut Diaz Carlos merupakan akumulasi dari
konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada
perpaduan antara keduanya, yakni kepada pertumbuhan aktifitas subjek didik laki-laki
dan perempuan. Konsep tersebut sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem
pembelajaran ini terdapat komponen-komponen yang meliputi: siswa, tujuan, materi
untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur, serta alat atau media yang harus
dipersiapkan..3

Menurut Nana Sudjana dan Wari Suwari tujuan merupakan cita-cita yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain tujuan pembelajaran adalah
kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh
pengalaman belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.

Dari beberapa pendapat pakar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, dimana perubahan itu
didapatkannya karena kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama
dan karena adanya usaha. Jadi problematika pembelajaran adalah berbagai
permasalahan pembelajaran dikelas yang mengganggu, menghambat, mempersulit,
atau bahkan mengakibatkan kegagalan dalam mecapai tujuan pembelajaran.4

C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Problematika dalam Pembelajaran Biologi


Demikian para ahli berpendapat mengenai pengertian tentang problematika
pembelajaran. Menurut Rosihuddin (2012) problematika pembelajaran adalah kendala
atau persoalan dalam proses belajar mengajar yang harus dipecahkan agar tercapai
tujuan yang maksimal. Menurut Burhanuddin (2014) problematika pembelajaran
adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan oleh kita sebagai penyimpangan kecil
dalam belajar yang kita alami. Ada dua faktor yang menjadi penyebab masalah belajar
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi kurangnya
motivasi dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar, intelegensi, bakat serta
kesehatan mental.

3
Sugiyar dkk, Perencanaan Pembelajaran, (Surabaya: Amanah Pustaka,2009),215.
4
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 296.
4
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat atau sosial.5

Berikut penjelasan mengenai beberapa faktor yang telah disebutkan diatas:

1. Kurikulum
Program pembelajaran di Sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum.
Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat. Kurikulum yang
kurang baik misalnya: bahan-bahannya terlalu tinggi, pembagian bahan tidak
seimbang. Hal-hal itu akan membawa kesulitan belajar bagi murid-murid.
Sebaliknya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak, akan membawa
kesuksesan dalam belajar.
2. Guru
Sebagai pendidik, guru memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya
berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan
wujud emansipasi diri siswa.
(1)Guru tidak berkualitas baik dalam pengalaman metode yang digunakan atau
dalam mata pelajaran yang dipegangnya; (2) Hubungan guru dengan murid kurang
baik, hal ini bermula pada sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh murid-
muridnya. Misalnya suka kasar, marah, suka mengejek, pelit dalam memberi
angka dan sebagainya. Sikap-sikap guru seperti ini tidak disenangi murid,
sehingga menghambat perkembangan anak dan mengakibatkan hubungan guru
dengan murid tidak baik; (3) Guru-guru menuntut standar pelajaran diatas
kemampuan anak, hal ini bisa terjadi pada guru yang masih muda yang belum
berpengalaman sehingga belum dapat mengukur kemampuan murid-murid, maka
hanya sebagian kecil muridnya yang dapat berhasil dengan baik; (4) Guru tidak
mempunyai kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar, misalnya dalam
bakat, minat, sifat, kebutuhan anak-anak dan sebagainya.6

3. Siswa
Dalam belajar siswa mengalami beragam masalah, jika mereka dapat
menyelesaikannya maka mereka tidak akan mengalami masalah atau kesulitan
dalam belajar. Terdapat berbagi faktor intern dalam diri siswa, yaitu(a) Sikap
Belajar, Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu,
yang membawa diri sesuai dengan penilaian;(b) Motivasi belajar merupakan
kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar;(c) Konsentrasi belajar
merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran;(d) Kemampuan
mengolah bahan untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga
menjadi bermakna bagi siswa;(e) Rasa percaya diri dalam proses belajar diketahui
bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang diakui
oleh guru dan teman sejawat siswa;(f) Intelegensi dan keberhasilan belajar
Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi

5
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2015).
6
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), cet. III. h. 238-239
5
yang rendah atau kurangnya kesumgguhan belajar, berarti terbentunya tenaga
kerja yang bermutu rendah;(g) Kebiasan dalam kegiatan sehari-hari ditemukan
adnya kebiasaan yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar
diakhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar,
bersekolah hanya untuk bergengsi, datang terlambang bergaya pemimpin dam lain
sebagainya.;(h) Cita-Cita pada umumnya setiap anak memiliki cita-cita. Cita-cita
merupakan motivasi intrinsik, tetapi gambaran yang jelas tentang tokoh teladan
bagi siswa belum ada. Akibatnya siswa hanya berperilaku ikut-ikutan.

4. Strategi pendeketan
Bertujuan untuk mengajarkan siswa belajar atas kemauan dan kemampuan diri
sendiri. Para ahli psikologi kognitif menyebutkan informasi dan pengalaman yang
disimpan di dalam memori jangka panjang sebagai pengetahuan awal.

5. Model dan Metode Pembelajaran


Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar antara lain: (a)
Metode mengajar tidak menarik, kemungkinan materinya tinggi, atau tidak
menguasai bahan; (b) Guru hanya menggunakan satu metode saja dan tidak
bervariasi. Hal ini menunjukan metode guru yang sempit tidak mempunyai
kecakapan diskusi, tanya jawab, eksperimen, sehingga menimbulkan aktivitas
murid dan suasana menjadi hidup

6. Media pembelajaran
Adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran.
Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran,
media pemebelajaran mempunyai fungsi, yaitu sebagai perlengkapan, sebagai
pembantu mempermudah usah mencapai tujuan. Media pelajaran yang kurang
lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Terutama pelajaran yang
bersifat praktikum. Kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan
kesulitan dalam belajar. Timbulnya faktor media itu akan menentukan: perubahan
metode mengajar guru, segi dalam nya ilmu pengetahuan pada pikiran anak,
memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe. Tiadanya media pembelajaran
guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi
anak, sehingga tidak mustahil timbulnya kesulitan belajar. Penggunaan media
pembelajaran yang tepat, dapat membantu memperlancar proses pencapaian
tujuan. 7

7. Keluarga dan masyarakat


Faktor keluarga, keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama,
tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar,misalnya:

7
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru
Algensindo,2007), Cet.Ke XIII. h.33
6
(a) Faktor orang tua; (1) Cara mendidik anak, orang tua yang tidak atau kurang
memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak
memperhatian kemajuan belajar anak-anaknya akan menjadi penyebab kesulitan
belajar; (2) Hubungan orang tua dan anak, yang dimaksud hubungan adalah kasih
sayang penuh perhatian atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan
dan lain-lain. Kasih sayang dari orang tua dapat berupa meluangkan waktu untuk
berkomunikasi dengan anak-anaknya; (3) Contoh atau bimbingan dari orang tua,
orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala yang diperbuat
orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya
(b) Suasana rumah atau keluarga, suasana rumah yang sangat ramai atau gaduh
tidak memungkinkan anak dapat belajar dengan baik. Anak akan terganggu
konsentrasinya. Untuk itu hendaknya suasana rumah selalu dibuat menyenangkan,
tentram, damai, harmonis, agar anak betah dirumah. Keadaan ini akan
menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.
(c) Faktor terakhir dari keluarga adalah keadaan ekonomi keluarga, keadaan
ekonomi digolongkan dalam: (1) Keadaan yang kurang atau miskin akan
menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan orang
tua, tidak mempunyai tempat belajar yang baik; (2) ekonomi yang berlebihan
(kaya) keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama dimana ekonomi
keluarga melimpah ruah. Mereka akan menjadi segan belajar karena terlalu banyak
bersenang-senang. Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar.

Masyarakat disekitar siswa dapat menjadi sumber masalah, ketika keberadaan


masyarakat tidak kondusif terhadap kebutuhan siswa secara individual maupun
kelompok. Siswa akan merasa berhasil atau bermanfaat, jika ia dapat merasakan
manfaat yang nyata dari hasil belajar di sekolah dengan keadaan di masyarakat,
tempat mereka berada. Sebaliknya, siswa tidak akan merasakan hasil belajarnya,
jika yang ia pelajari tidak bermanfaat atau memberi pengaruh, baik langsung
maupun tidak langsung dalam kehidupan siswa.

8. Sarana dan Prasarana Pembelajaran


Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran
yang baik. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi
pembelajaran yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan
prasarana menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik.8

8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2011), h. 170.
7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic” yang berarti masalah atau
persoalan. Problematika berasal dari kata problem yang dapat diartikan permasalahan
atau masalah. Menurut Suharso, Problematika adalah sesuatu yang mengandung
masalah. Permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi
tercapainya tujuan. Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yang
dinginkan dan kebutuhan yang ada. Problematika dalam sastra adalah masalah dalam
diri satu tokoh, permasalahan antara dua tokoh, dan permasalahan bisa saja terjadi
karena dorongan dasar dari sendiri. dapat juga dari lingkungan keluarga ataupun
masyarakat dan sebagainya. Maka dapat ditarik kesimpulan Pengertian Problematika
Pembelajaran adalah kendala atau persoalan dalam proses belajar mengajar yang harus
dipecahkan agar tercapai tujuan yang maksimal.
Ada dua faktor yang menjadi penyebab masalah belajar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a) Faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi kurangnya
motivasi dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar, intelegensi, bakat serta
kesehatan mental.
b) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat atau sosial.

B. SARAN
Sebagai penyusun makalah kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu,kami mohon kritik serta saran dari pembaca agar
penyusun dapat memperbaiki makalah selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad. 2007. Guru dalam Proses Belajar Mengajar,Cet.Ke XIII.h.33. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.

Dimyati dan Mudjiono.2010. Belajar dan Pembelajaran hal 296 .Jakarta: Rineka Cipta.

John M. Echols dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia h. 440. Jakarta:
Gramedia

Komarudin dan Yoke Tjuparmah S. 2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah h.145. Jakarta:
Bumi Aksara.

Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru h.170. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.

Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyar dkk. 2009. Perencanaan Pembelajaran h.215. Surabaya: Amanah Pustaka.

Syaiful Bahri Djamarah.2011. Psikologi Belajar cet. III. h. 238-239. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai