Anda di halaman 1dari 12

JURNAL EKOLOGI TUMBUHAN

TENTANG

KOMPETISI DAN SUKSESI

DISUSUN OLEH :

SUSANTI

2130106055

TADRIS BIOLOGI 3B

DOSEN PENGAMPU :

Dr. DWI RINI KURNIA FITRI, M. Si

ASISTEN DOSEN :

FARHAN WAHYUDI

MARDIAN SYAFITRI

ZAIHAN ABDURRAHMAN

ZULGUSMA AULIA PUTRI

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

BATUSANGKAR

2022
KOMPETISI DAN SUKSESI
*Kelompok 4: Susanti, Monika Eka Putri, Putri Laila Sasmitha, dan Siti Khadijah
Jurusan Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar
Batusangkar
Email:ontiii0407@gmail.com

ABSTRACT
Di alam makhluk hidup tidak hidup sendirian tetapi selalu berdampingan dan saling berinteraksi dengan makhluk
hidup lainnya. Interaksi yang terjadi dapat merupakan interaksi antar individu dari spesies yang sama dan dapat
juga merupakan interaksi antar individu dari spesies yang berbeda titik begitu juga dengan kehidupan tumbuhan,
interaksi dapat terjadi antara tumbuhan yang sejenis maupun tumbuhan yang berbeda jenis salah satu tipe
interaksi yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah kompetisi. Suksesi adalah proses perubahan
dalam komunitas tumbuhan yang berlangsung menuju satu arah sampai terbentuk suatu komunitas yang
klimaks. Komunitas klimaks adalah komunitas yang telah mencapai keadaan seimbang dengan lingkungannya
sehingga komunitas terakhir tidak mengalami banyak perubahan karena telah mencapai
keadaan yang seimbang.

Key Words: Cyperus rotundus, Interaksi, Kompetisi, Suksesi, Zea mays


I. Pendahuluan pertumbuhan dan reproduksi individu kompetisi
A. Kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang
Kompetisi berasal dari kata competere yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup
berarti mencari atau mengejar sesuatu yang mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu
secara bersamaan dibutuhkan oleh lebih dari satu (intraspesifik) dan antar individu pada satu
pencari persaingan (kompetisi- pada tanaman spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi
menerangkan kejadian yang menjurus pada dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk
hambatan pertumbuhan tanaman yang timbul dari interaksi antar tumbuhan yang saling
asosiasi lebih dari satu tanaman dan tumbuhan memperebutkan sumber daya alam yang tersedia
lain persaingan terjadi bila kedua individu terbatas pada lahan dan waktu yang sama yang
mempunyai kebutuhan sarana. Pertumbuhan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
yang sama sedangkan lingkungan tidak pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan
menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya
yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif air, hara, cahaya, CO2 dan ruang tumbuh
atau menghambat pertumbuhan individu- (Syprianus Ceunfin et al, 2017:10).
individu(Sambas Wirakusumah,2010: 89). Sastroutomo (1990) menyatakan bahwa
Ada beberapa faktor yang menyebabkan persaingan antara gulma dan tanaman pokok
terjadinya hubungan sesama tanaman yaitu adalah persaingan inter spesifik (interspesific
adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan competition) yang karena terjadi antar spesies
sumber energi atau sumber daya lainnya yang tumbuhan yang berbeda,sedangkan persaingan
terbatas seperti sinar matahari unsur hara, dan yang terjadi antara spesies tumbuhan yang sama
air. Kompetisi yang ini disebut juga alelospoli. merupakan kompetisi yang disebut intraspesifik
Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah (intraspesific competition).Kompetisi dapat terjadi
mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat jika salah satu dari dua atau lebih oganisme yang
mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia hidup bersama-sama membutuhkan faktor
tersebut disebut allelopati. Adanya pengaruh baik lingkungan yang sangat terbatas persediaannya
fisik maupun biologis lingkungan yang dapat dan tidak mencukupi bagi kebutuhan bersama.
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Kompetisi dapat diartikan juga sebagai periode
jenis jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan dimana gulma tumbuh bersama-sama dengan
rumah atau inang (Elfidasari,2013:267). tanaman budidaya meskipun belum diketahui
Kompetisi adalah interaksi antar individu secara pasti apakah terjadi persaingan diantara
yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan keduanya terhadap faktor-faktor pertumbuhan
sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga dalam jumlah minimal (Danner Sagala et al,
membatasi kemampuan bertahan (survival) 2011:37).

1
B. Suksesi Adanya peningkatan jumlah spesies organisme
Suksesi adalah suatu proses perubahan, dalam proses suksesi komunitas (3) Adanya
berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pergantian iklim yang sesuai dengan spesies yang
pada suatu komunitas dalam jangka waktu hidup didaerah tertentu (4) Adanya perkembangan
tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang komunitas menjadi lebih kompleks dan
berbeda dengan komunitas semula. Jenis-jenis membentuk komunitas akhir yang disebut klimaks.
suksesi yaitu suksesi primer dan suksesi Karakteristik suksesi menurut Odum (1971)
sekunder. Tahapan suksesi dalam suksesi antara lain: (1) Suksesi merupakan suatu proses
sekunder antara lain: Fase Permulaan, Fase dari perkembangan komunitas yang meliputi
Awal/Muda, Fase Dewasa dan Fase klimaks. perubahan di dalam struktur jenis dan
Faktor yang Mempengaruhi Proses Suksesi metabolisme komunitas yang searah dengan
antara lain: Luas komunitas asal yang rusak waktu. (2) Suksesi merupakan proses induksi
karena gangguan, Jenis-jenis tumbuhan yang komunitas dan organisme yang meneruskan
terrdapat di sekitar komunitas yang terganggu, perubahan lingkungan fisik. Perubahan dalam
Kehadiran pemencar benih (serangga, burung, lingkungan fisik menentukan pola dan dasar dari
hewan-hewan lainnya, Iklim, terutama arah dan suksesi dalam habitat. (3) Suksesi berperan
kecepatan angina yang membantu penyebaran penting untuk pembentukan stabilitas komunitas
biji, spora, dan benih serta curah hujan, Jenis dengan biomassa maksimum, keanekaragaman
substrat baru yang terbentuk dan Sifat- 3 sifat jenis dan penggunaan semua kemungkinan
jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat tempat hidup.
terjadinya suksesi. Pergantian Jenis dalam Proses Suksesi primer terjadi karena komunitas asal
Suksesi dapat dibagi ke dalam dua kelompok terganggu, yang mana komunitas tersebut dapat
utama, yaitu kelompok oportunis dan kelompok hilang secara total sehingga di tempat komunitas
lainnya adalah kelompok keseimbangan (Ervina asal terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut
Mukharomah,2020:79). dapat terjadi secara alami seperti gunung melutus,
Suksesi dapat dibedakan menjadi dua tipe, tanah longsor dan lain sebagainya. Gangguan
yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. (a) tersebut juga dapat terjadi karena perbuatan
Suksesi primer adalah perkembangan tumbuhan manusia seperti penambangan batubara, minyak
secara gradual pada suatu daerah yang sama bumi dan timah
sekali belum ada vegetasi hingga mencapai Suksesi sekunder juga terjadi karena
keseimbangan atau klimaks. Suksesi ini dikenal adanya gangguan, namun tidak merusak secara
dengan suksesi autogenik karena muncul pada total tempat tumbuh organisme sehingga dalam
kondisi dengan faktor-faktor lingkungan yang komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan
dominan mempengaruhi pertumbuhan individu masih ada. Contoh gangguan tersebut yaitu
dalam komunitas tumbuh-tumbuhan tersebut. (b) pembakaran padang rumput dengan sengaja atau
Suksesi sekunder, suksesi sekunder ini muncul land clearing dan penebangan (Maknun, Djohar,
pada daerah yang sebelumnya ada vegetasi, baik 2017: 114).
sebagian maupun hampir seluruhnya
II. telah rusak. Waktu dan Tempat
Suksesi ini dikenal dengan istilah alogenik Adapun pengamatan yang kami lakukan
(allogenik sucsesion) karena berbagai faktor pada hari Rabu, tanggal 30 November 2022.
secara terpisah mempengaruhi tiap individu Pada pukul 15.00 s/d selesai. Dimana
tumbuhan dan habitatnya sehingga turut pratikum ini dilaksanakan dari tanggal 05
mempengaruhi perubahan dalam perkembangan Oktober 2022 sampai 30 November 2022.
komunitas vegetasi tersebut secara keseluruhan Praktikum dilaksanakan di sekitar area di
(misalnya kebakaran, perladangan, larva gunung Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus
berapi, atau serangan hama dan penyakit secara Batusangkar, Lima Kaum, Batusangkar,
periodik (U Nur Isnaniarti et al, 2017:6). Sumatera Barat.
Menurut Whitaker (1975), selama proses III. Alat dan Bahan
suksesi berlangsung terjadi beberapa macam Adapun alat dan bahan yang kami
perubahan, yaitu: (1) Adanya perkembangan sifat gunakan saat praktikum yaitu penggaris,
tanah, misalnya pertambahan kandungan bahan meteran, alat tulis, dan kamera. Dan adapun
organik sejalan dengan perkembangan komunitas bahan yang digunakan adalah tumbuhan
yang semakin kompleks dengan komposisi yang ada pada lokasi yang di amati.
spesies tumbuhan yang lebih beraneka ragam IV. Cara Kerja
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, (2) 1. Pengamatan Kompetisi

2
a. Pada minggu ke delapan (hari ke 63 amati, 2 plot pada tempat ternaung
setelah tanam) hitunglah jumlah daun dan 2 plot pada tempat terbuka.
muncul pada setiap tanaman, daun b. Pada pengamatan minggu ke
yang dihitung adalah daun yang telah delapan (hari ke 63) identifikasi
membuka sempurna, jika daun masih spesies yang terdapat pada masing-
menggulung tidak dihitung. masing plot dan hitunglah jumlah
b. Pada minggu ke delapan (hari ke 63 individunya dan data di masukan ke
setelah tanam) ukurlah tinggi dalam dengan tabel 11.3 -11.6
tanaman. Tinggi diukur dengan c. Pada plot yang tidak dibersihkan,
menarik tali atau menggunakan catat semua spesies, jika ada
penggaris dari pangkal batang (di spesies baru yang muncul dan
atas tanah), kemudian ditarik ke atas spesies yang hilang (mati) silakan
sampai daun tertinggi. ditandai.
c. Data hasil pengukuran dituliskan d. Pada plot yang telah dibersihkan 63
pada tabel 11.1-11.2 hari yang lalu, dicatat semua spesies
d. Lakukan pengambilan foto kondisi yang muncul dan jumlah individu
tanaman dan proses pengamatan masing- masing spesies tersebut.
2. Pengamatan Suksesi e. Lakukan pengambilan foto masing
a. Pada praktikum suksesi, terdapat 4 masing plot dan proses kerja
plot ukuran 1x1 meter -yang akan di

V. Hasil dan Pembahasan


A. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mulai dari minggu kedua sampai minggu kedelapan maka
didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Kompetisi
Tabel 11.7 Rata-rata jumlah daun tanaman per dua minggu (helaian)
Minggu ke
No. Tanaman
2 4 6 8
1. Jagung A 3 3 4 7
2. Jagung B 4,5 5,5 7 7
3. Rumput B 2,25 4,25 8 10,25
4. Jagung C 4 4 6 7
5. Rumput C 0,75 4,5 8 9,5
6. Jagung D 3,5 5 5,5 6
7. Rumput D 1,5 4,4375 6,3125 8,25
Tabel 11.8 Rata-rata tinggi tanaman per dua minggu (cm)
Minggu ke
No. Tanaman
2 4 6 8
1. Jagung A 16,5 37 55 131
2. Jagung B 13,75 68,5 112,5 131,5
3. Rumput B 6,3 23,25 35 49,5
4. Jagung C 13 52,5 98 111
5. Rumput C 0,125 19,125 43 34,75
6. Jagung D 21 55,5 90,5 105
7. Rumput D 4,6875 24,375 38,0625 46,375
1. Jelaskan bagaimana perbandingan pertumbuhan sesama tumbuhan jagung (penjelasan harus
diperkuat dengan literatur)!
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, rata rata jagung yang paling tinggi itu
berada pada polybag C minggu ke delapan, dengan rata rata tinggi 138,5 cm sedangkan rata rata
jagung yang paling kerdil terdapat pada polybag B minggu kedua dengan tinggi rata-rat akhir 29 cm.
Tingginya jagung pada polybag C disebabkan karena polybag C dapat menyerap secara zat hara
yang terdapat dalam tanah.

3
Sedangkan pada polybag B khususnya ulangan menjadi kerdil padahal disana tidak ada
kompetisi dengan teki, karena pada minggu pertama bibit yang semulanya tumbuh dengan subur dan
baik baik saja dirusak oleh ayam yang lewat sehingga dilakukan pengulangan kembali, mengikut
polybag yang lain dan hanya polybag C yang selamat. Pada minggu kedelapan masing masing
jagung memiliki jumlah daun yang sama yaitu 10 helai, selain itu jagungnya sudah memiliki bunga,
namun derngan tinggi yang berbeda beda. Jika dihubungkan dengan kompetisi yang terjadi sesuai
yang terdapat pada teori, kompetisi yang terjadi pada praktikum ini tidak terlalu berpengaruh pada
tumbuhan jagung, buktinya bisa dilhat pada polybag C yang memliki teki paling banyak namun tetap
bisa menyesuaikan didi dengan kompetisi yang terjadi dilingkungannya.
Berdasarkan literatur, Rumput teki (Cyperus rotundus) yang digolongkan sebagai gulma pada
tanaman jagung, juga mempunyai kemampuan menghasilkan allelokimia. Hambatan pertumbuhan
akibat adanya allelokimia dalam peristiwa allelopati dapat menyebabkan hambatan pada pembelahan
sel, pengambilan mineral, respirasi, penutupan stomata, dan sintesa protein (Soejono, 2004).
Pelepasan alelokimia oleh rumput teki akan meningkat pada kondisi yang ekstrim, sehingga
pertahanan tumbuhan gulma pada kondisi yang kurang menguntungkan. Salah satu kondisi yang
kurang menguntungkan tersebut adalah tanah salin. Kepadatan populasi gulma mempengaruhi
besarnya derajat kompetisi. Pertambahanpopulasi gulma untuk setiap satuan luas lahan akan
semakin menurunkan hasil tanaman.Penurunan hasil panen gandum yang disebabkanoleh gulma
Setaria viridis pada kepadatan 721 tumbuhan per m2 adalah 20%, sedangkan pada kepadatan 1.575
per m2 adalah 35%
2. Jelaskan perbandingan pertumbuhan antara rumput teki B, C, dan D (penjelasan harus diperkuat
dengan literatur)!
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, rata rata rumput teki yang paling tinggi
terdapat pada polybag C minggu kedelapan dengan rata rata 46,37 cm sedangkan teki yang paling
rendah berada pada polybag B minggu kedua dengan tinggi rata rata 1,5 cm. Hal ini disebabkan
karena nutrisi yang diperoleh oleh teki pada polybag C lebih cukup dibandingkan dengan teki di
polybag lainnya, selain itu jagung pada polybag B lebih cepat menyesuaikan diri, sehingga alelokimia
teki tidak terlalu berpengaruh pada jagung.
Berdasarkan literatur, Teki (Cyperus rotundus L.) merupakan gulma yang sangat mengganggu
pada per tanaman jagung dan beberapa tanaman lain. Melalui mekanisme alelopati, teki
menyebabkan penghambatan pembelahan sel dan pertumbuhan, aktivitas enzim,sintesis protein,
proses fotosintesis, permiabilitas membran sel dan penyerapan unsur hara serta meningkatkan
respirasi secara berlebihan.
3. Jelaskanlah bagaimana pertumbuhan jagung yang dihubungkan dengan jumlah rumput teki pada
masing masing polybag (penjelasan harus diperkuat dengan literatur)!
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan oleh praktikan diketahui pertumbuhan jagung
sedikit dipengaruhi karena adanya teki. Terkhusus pada polybag D walaupun ia paling tinggi dan
kelihatan lebih subur, ini dikarenakan faktor luar yang menghabat pertumbuhan jagung dan teki pada
polybag A, B, C yaitu dikarenakan dirusak oleh hama yaitu ayam. Jika semua jagung dan teki tumbuh
tanpa ada gangguan hewan tersebut, maka dapat diketahui bahwa jagung A lah yang akan lebih
tinggi, tapi dikarenakan ada kendala maka jagung di polybag D lah yang jadi lebih tinggi.
Berdasarkan lietratur, Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang
sama (intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda
(interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan
menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang
berbeda. Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya
persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan
nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu yang lebih awal. Adapun faktor lain yang
mempengaruhi yaitu faktor luar berupa hewan pengganggu seperti ayam, kucing, dll.
2. Suksesi
Tabel 11.9 Tumbuhan pada plot yang dibersihkan
Ternaung Minggu ke Terdedah Minggu ke
No. Nama Species
0 2 4 6 8 0 2 4 6 8
1. Peristophe bivalvis 8 10 - 210 280 - 1 - 25 50
2. Hibiscus laevis - 60 4 7 8 - 80 - 150 20

4
3. Cladium sp 9 2 3 4 7 - - - - -
4. Mimosa pudica - - - - - - 1 - 7 5
5. Kacang - - - - - - 1 - 1 1
6. Cyperus rotundus - - 3 2 2 - - - - -
7. Calyptocarpus vialis - - 130 6 - - - - - -
8. Emilia sonchifolia - - 3 - - - - - 10 10
9. Asystasia gangetica - - - - - - - - 15 -
10. Zehrenia sp 11 - - - 8 - - - - -
11. Abelmoschus manihot - - - - - 3 - - - -
12. Croton glandolusus - - - - - 5 - - - -
13. Gyopsophila paniculata - - - - - 10 - - - -
14. Ocimen africanum - - - - - 212 - - - -
15. Cleome rutidospermae - - - - - 17 - - - -
16. Diplazium esculentum 4 - - - - - - - - -
Tabel 11.10 Tumbuhan pada plot yang tidak dibersihkan
Ternaung Minggu ke Terdedah Minggu ke
No. Nama Species
0 2 4 6 8 0 2 4 6 8
1. Cleome rutidospermae - - - - - 4 - - - -
2. Ocimen africanum - - - - - 113 - - - -
3. Abelmoschus manihot - - - - - 1 - - - -
4. Manihot utilisima 1 - - - - - - - - -
5. Peristophe bivalvis 9 20 25 40 50 - 5 15 40 60
6. Diplazium esculentum 15 4 5 5 5 - - - - -
7. Cladium sp - 10 5 8 4 - - - - -
8. Zehrenia sp - 11 4 3 3 - - - - -
9. Mimosa pudica - - - - - - 1 6 7 10
10. Hibiscus laevis - - - - - - 10 7 5 4
11. Larpotea sp - - - - - - 1 - - 1
12. Cyperus rotundus - - 10 3 3 - - - - -
13. Calyptocarpus vialis - - 6 - - - - 1 1 -
14. Emilia sonchifolia - - - - - - - 1 1 -
1. Jelaskan bagaimana perubahan tanaman pada plot yang dibersihkan bandingkan juga antara tempat
ternaung dengan tempat yang tidak ternaung (penjelasan harus diperkuat dengan literatur)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa jumlah spesies pada
awal sebelum dibersihkan hamper sama pada minggu ke delapan, dan pada minggu pertama
dibersihkan objeknya pada plot dibersihkan ternaungi dan tidak ternaungi jumlahnya adalah nol, dan 2
minggu berikutnya berturut minggu ke 4,6,dan 8 jumlah spesiesnya bertambah mengikuti pada minggu
ke 0 sebelum dibersihkan dan juga ada penambahan berupa beberapa objek pada plot dibersihkan
ternaungi berupa cabe dan bayam merah. Pada plot ternaungi dan tidak ternaungi yang dibiarkan saja
penambahan jumlah spesies hanya terjadi pada minggu kedua, dan minggu berikutnya hanya
ukurannya saja yang bertambah.
Berdasarkan literatur, Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi berbagaiproses yang
terjadi di permukaan bumi. Khusus bagi kehidupan tanaman yang merupakan organisme autotroph
yang dapat menyediakan makanan organisme lain dalam bentuk zat organic melalui proses
fotosintesis dan fotorespirasi. Pengaruh cahaya memiliki arti penting bagi pertumbuhan tanaman,
terutama peranannya dalam kegiatan-kegiatan fisiologis. Ditinjau dari faktor cahaya matahari sebagai

5
factortumbuh bagi tanaman, maka cahaya dapat dibedakan menjadi tiga komponen yaitu : 1)
intensitas cahaya, 2) kualitascahaya, dan 3) lama penyinaran.
2. Jelaskanlah bagaimana kondisi tanaman pada plot tidak dibersihkan, bandingkan juga antara tempat
ternaung dengan tempat ternaung dengan tempat yang tidak ternaung/terdedah (penjelasan harus
diperkuat dengan iteratur).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Pada plot ternaungi
dan tidak ternaungi yang dibiarkan saja penambahan jumlah spesies hanya terjadi pada minggu kedua,
dan minggu berikutnya hanya ukurannya saja yang bertambah.
Berdasarkan literatur, Suksesi vegetasi menurut adalah urutan proses pergantiankomunitas
tanaman di dalam satu kesatuan habitat, adanya pergantian komunitas cenderung mengubah lingkungan
fisik sehingga habitat cocok untuk komunitas lain sampai keseimbangan biotik dan abiotik tercapai.
Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas mantap (ekosistem klimaks), akibat telah tercapai
keadaan seimbang (homeostatis). Fakta demikian ini banyak terjadi di alam semesta. Jadi, proses alam
ini sesungguhnya terjadi sedemikian rupa, sehingga sering kali campur tangan manusia malah
menghambat bahkan memusnahkan komunitas tertentu. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan
ekosistem dan menuju kepunahan komunitas tertentu. (Odum,1971).

6
Grafik rata-rata jumlah daun minggu ke 2, 4, 6, dan 8.

Rata-Rata Jumlah Daun


60

50

40

30

20

10

0
Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 8

Jagung A Jagung B Rumput B Jagung C


Rumput C Jagung D Rumput D

Grafik rata-rata tinggi tanaman minggu ke 2, 4, 6, dan 8.

Rata-Rata Tinggi Tanaman


700

600

500

400

300

200

100

0
Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 8

Jagung A Jagung B Rumput B Jagung C


Rumput C Jagung D Rumput D

B. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah didapatkan helai daun), untuk rumput teki yang paling
pada Kompetisi yaitu pada rata-rata jumlah banyak jumlah helaian daunya yaitu pada teki
daun dari Minggu pertama sampai kedelapan. B (Sebanyak 10,25) sedangkan yang paling
Yang memiliki jumlah daun yang paling banyak sedikit yaitu pada teki D (sebanyak 8,25).
dari rata-ratanya yaitu pada Minggu ke 8 Untuk rata-rata tinggi daun yaitu pada jagung
(Untuk keseluruhannya). Kemudian untu Daun yang paling tinggi yaitu pada jagung B (131,5
jagung yang paling banyak jumlah daunnya cm), sedangkan yang paling pendek pada
yaitu pada Jangung A, B C (sebanyak 7 helai jagung (105 cm). Untuk Teki yang paling tinggi
daun) sedangkan yang paling sedikit jumlah pada teki C (111 cm), sedangkan teki yang
daunnya yaitu pada jagung D (sebanyak 6 pendek yaitu pada teki D (46,375 cm).

7
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembang dapat berbeda. Pertumbuhan
kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga
faktorinternal dan tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat
Jumlah individu
Kerapatan = Luas area (m) proses imbibisi air yang ditandai dengan
pembengkakan biji sampai dengan sebelum
Dengan menggunakan rumus diatas munculnya daun pertama; (2) fase
dapat diketahui bahwa untuk daerah suksesi pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai
baik Terdedah maupun ternaung ditemukan munculnya daun pertama yang terbuka
kerapatan yang paling banyak yaitu sempurna sampai tasseling dan sebelum
Peristrophe bivalvis yaitu sebanyak 212 keluarnya bunga betina (silking), fase ini
sedangkan yang memiliki kerapatan paling diidentifiksi dengan jumlah daun yang
sedikit yaitu pada Larpotea sp yaitu sebanyak terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase
0,5m. pertumbuhan setelah silking sampai masak
Jagung (Zea mays) merupakan salah fisiologis.
satu komoditas pertanian yang ekonomis dan Rumput Teki (Cyperus rotundus) adalah
berpeluang untuk dikembangkan. Jagung salah satu gulma yang penyebarannya luas.
biasanya digunakan sebagai bahan baku Gulma ini hampir selalu ada di sekitar segala
industri makanan, industri kimia, industri tanaman budidaya, karena mempunyai
farmasi dan pakan ternak. Menurut kemampuan tinggi untuk beradaptasi pada
perkembangan produksi jagung di Indonesia jenis tanah yang beragam. Termasuk gulma
selama lima tahun terakhir mengalami perennial dengan bagian dalam tanah terdiri
peningkatan. Kemampuan tanaman bersaing dari akar dan umbi. Umbi pertama kali
dengan gulma ditentukan oleh spesies gulma, dibentuk pada tiga minggu setelah
kepadatan gulma, saat dan lama persaingan, pertumbuhan awal. Umbi tidak tahan kering,
cara budidaya dan varietas tanaman serta selama 14 hari dibawah sinar matahari, daya
tingkat kesuburan tanah. Bentuk persaingan tumbuhnya akan hilang (Husain et
yang terjadi antara gulma rumput teki (Cyperus al,2022:186).
rotundus) dan tanaman jagung (Zea mays L)
VI. Penutup
meliputi persaingan untuk cahaya, nutrisi, air,
Kompetisi adalah sebuah konsep di
kadar garam, CO2, dan ruang tumbuh (Rizka
mana ada dua spesies dalam populasi
Amalia Pranasari et al, 2012:54).
bersaing untuk sumber daya yang sama tetapi
Rumput teki (Cyperus rotundus) yang
sumber daya tersebut terbatas. Persaingan
digolongkan sebagai gulma pada tanaman
antara spesies dalam lingkungan yang sama
jagung, juga mempunyai kemampuan
memiliki dua kemungkinan hasil, pesaing yang
menghasilkan allelokimia. Hambatan
lebih lemah mati atau satu spesies dapat
pertumbuhan akibat adanya allelokimia dalam
menggunakan cukup dari sumber daya yang
peristiwa allelopati dapat menyebabkan
tersisa.
hambatan pada pembelahan sel, pengambilan
Suksesi adalah perubahan yang teratur
mineral, respirasi, penutupan stomata, dan
dan terarah dalam komunitas jenis tumbuhan
sintesa protein. Pelepasan alelokimia oleh
yang terjadi pada suatu daerah tertentu.
rumput teki akan meningkat pada kondisi yang
Proses suksesi ekologi sebenarnya adalah
ekstrim, sehingga pertahanan tumbuhan gulma
salah satu dari petunjuk bagi manusia tentang
pada kondisi yang kurang menguntungkan.
bagaimana ekosistem memperbaiki dirinya
Salah satu kondisi yang kurang
sendiri ketika keseimbangan nya terganggu.
menguntungkan tersebut adalah tanah salin.
Ketika ekosistem mengalami goncangan, baik
Cekaman garam meningkatkan efek reduksi
karena faktor alam maupun ulah manusia,
potensial air, ketidakseimbangan ion dan
ekosistem berusaha menata kembali dirinya
toksisitas. Perubahan status air memicu
menuju keseimbangan.
reduksi pertumbuhan awal dan penurunan
VII. References
produktivitas tanaman, sebab cekaman garam
Ceunfin, Syprianus et al. 2017. Kajian daya
mempengaruhi osmosis dan cekaman ion.
saing dan manfaat tumpangsari jagung-
Tanaman Jagung (Zea mays) Secara
kedelai di bawah tegakan kayu putih.
umum jagung mempunyai pola pertumbuhan
Jurnal Pertanian Konservasi Lahan
yang sama, namun interval waktu antartahap
Kering, Vol 2(1)
pertumbuhan dan jumlah daun yang

8
Elfidasari. 2013. Jenis interaksi intraspesifik Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi
dan interspesifik pada tiga jenis kuntul (diterjemahkanTjahjono, S. dan
saat mencari makan di sekitar cagar alam Srigandono, B). Yogyakarta: Penerbit
Pulau Serang Dua, Provinsi Banten. Universitas Gajah Mada
Jurnal Biodiversitas, Vol 8(1): 266-269 Pranasari, Rizka Amalia.2012. Persaingan
Husain et al. 2022. Uji Efektifitas Beberapa Tanaman Jagung (Zea mays) dan Rumput
Jenis Tanaman Penutup Tanah (Ground Teki (Cyperus rotundus) Pada Pengaruh
Cover) Terhadap Gulma Jagung (Zea Cekaman Garam (NaCl). Jurnal Sains dan
mays L). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Seni ITS, Vol 1(1)
Agrokomplek, Vol 1(3):182-191 Sagala, Danner et al. 2011. Kompetisi antara
Isnaniarti, U, N. et al. 2017. SUKSESI tanaman Sorgum dengan Rottobellia.
VEGETASI PADA LAHAN BEKAS Jurnal Agroqua, Vol 9(2):37-41
PENAMBANGAN EMAS RAKYAT DI Wirakusumah, Sambas. 2010. Dasar-Dasar
KECAMATAN MONTERADO Ekologi. Jakarta: UI Press
KABUPATEN BENGKAYANG. Jurnal VIII. Evaluasi
Tengkawang, Vol 7(1):1-10 1.Berdasarkan praktikum yang dilakukan
Maknun, Djohar. Ekologi: Populasi, Komunitas, apakah terjadi kompetisi antara tumbuhan
Ekosistem Mewujuudkan Kampus Hijau, yang ditanam jelaskan alasannya!
Asri, Islami, dan Ilmiah. Cirebon: Jawab:
Nurjati Press, 2017. Berdasarkan hasil yang diperoleh
Mukhamaroh, Ervina. 2020. Konsep Dasar dapat dilihat bahwa memang terjadi
Ekologi. Bandung: Bening kompetisi
Media Publishing
Berdasarkan hasil yang diperoleh Rumput teki (Cyperus rotundus) yang
dapat dilihat bahwa memang terjadi kompetisi digolongkan sebagai gulma pada tanaman
interspesies Dan interspesies dari hasil yang jagung, juga mempunyai kemampuan
diperoleh terlihat sekali bahwa persaingan menghasilkan allelokimia. Hambatan
interspesies dimana Cyperus rotundus sebagai pertumbuhan akibat adanya allelokimia dalam
tumbuhan gulma lebih cepat tumbuh peristiwa allelopati dapat menyebabkan
dibandingkan dengan Zea mays. Zea mays hambatan pada pembelahan sel, pengambilan
baru tumbuh pada minggu kedua pengamatan. mineral, respirasi, penutupan stomata, dan
Pada hari berikutnya dapat dilihat di sintesa protein. Pelepasan alelokimia oleh
mana tumbuhan yang diberi perlakuan dengan rumput teki akan meningkat pada kondisi yang
tumbuhan gulma lebih banyak, lebih cepat ekstrim, sehingga pertahanan tumbuhan
tumbuh dibandingkan dengan tanaman yang gulma pada kondisi yang kurang
hanya sedikit ditanami gulma bahkan menguntungkan. Salah satu kondisi yang
dibandingkan dengan kontrol. Praktikan kurang menguntungkan tersebut adalah tanah
menduga hal ini terjadi karena perbedaan salin. Cekaman garam meningkatkan efek
kualitas antara Zea mays yang ditanam dan reduksi potensial air, ketidakseimbangan ion
kadar air dan disiram pada tiap perlakuan yang dan toksisitas. Perubahan status air memicu
tidak sama. Namun Minggu ke-7 dan Minggu reduksi pertumbuhan awal dan penurunan
ke-8 semakin dapat dilihat persaingan antar produktivitas tanaman, sebab cekaman garam
jenis tanaman. Zea mays mulai mengalami mempengaruhi osmosis dan cekaman ion.
defisiensi dan bahkan beberapa helai daunnya Tanaman jagung yang di sekitarnya
mati. ditumbuhi rumput teki akan mati, sedangkan
Kemudian kompetisi interspesies juga rumput teki akan menjadi subur. Hal tersebut
terjadi antara Zea mays dengan Cyperus disebabkan karena rumput teki akan
rotundus. Dapat terlihat pada pengamatan mengeluarkan senyawa yang dapat
minggu kedua tanaman yang tidak ditambahi menghambat pertumbuhan tanaman di
oleh cyperus rotundus belum tumbuh sekitarnya sehingga akhirnya
sedangkan yang diberi cyperus rotundus tanaman tersebut mati.
lebih cepat tumbuh 3. Jelaskan apakah sesama rumput teki juga
2. Jelaskan pengaruh jumlah rumput teki pada terjadi persaingan
pertumbuhan tanaman jagung yang ditanam! Jawab:
Jawab:

9
Iya karena dapat terlihat pada Jawab:
praktikum ada rumput teki yang tinggi ada Iya sudah terjadi suksesi sederhana
yang kecil itu menandakan bahwa Cyperus pada lahan yang diamati karena pada
rotundus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. perlakuan lahan yang dibersihkan baik
Dengan yang terjadi pada rumput teki ini terdahulu maupun terdekat sulit untuk
disebut dengan kompetisi intraspecies tanaman tumbuh kembali, bila tumbuh
4.Apakah pada praktikum yang dilakukan sudah terdapat tanaman jika diamati minggu ini dia
terjadi suksesi sederhana jelaskan alasannya akan mati di minggu depannya
mengapa demikian!

LAMPIRAN

10
11

Anda mungkin juga menyukai