Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MEMBRAN SEL DAN DINDING SEL

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

1. Naomi Puspita Dewi (2220801015)


2. Nur Alfi Amalia Sakinah (2220801016)
3. Nur Azizah (222080122)

DOSEN PENGAMPUH
Andi Saputra, M.Bmd.

i
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga pembuatan Pedoman Penulisan Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat beriring salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang berilmu
pengetahuan seperti sekarang ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini. Makalah
membran sel dan dinding sel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi
yang diampuh oleh bapak Andi Saputra, M. Bmd
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Akhirnya, penulisan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya dan dapat memenuhi harapan kita semua.

Palembang, 19 Maret 2023

ii
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Tujuan .............................................................................................................2
C. Rumusan masalah........................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. Membran sel .................................................................................................. 3
B. Dinding sel ......................................................................................................6
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 13
A. Kesimpulan ...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh Robert
Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat ruanganruangan
kecil yang meyusun gabus tersebut). Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel
mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel (mikrobiologi, 2018)

Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan,
hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas
lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil
pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri
induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pada pembelahan sel telur induknya yang
sudah dibuahi.

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing
berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ
dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot
jantung membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari
sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas
komponen-komponen yang disebut organel.

1
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001
sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang
ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1
sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan
dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan
penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan
dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang
pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel
sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh Matthias
Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang disebut
biologi sel.

Pada sistem lima kingdom, hanya monera (bakteri dan ganggang biru) yang memiliki
sel prokariotik. Protista, jamur, tumbuhan, dan hewan semuanya terdiri atas sel eukariotik.
Dikutip dari buku Praktis Belajar Biologi untuk Mahasiswa Kesehatan (2020) karya
Jafriati, pengertian sel menurut Felix Fontana adalah bagian yang terdiri dari nukelus (inti
sel) dan nukleolus (anak inti). Adapun Felix Fontana merupakan orang pertama yang
menemukan nukleus pada sel hewan.

A. TUJUAN

Mahasiswa mampu membedakan dinding sel dan membran sel dengan benar dan tepat

B. RUMUSAN MASALAH

- Menjelaskan tentang dinding sel dang fungsinya

- Menjelaskan tentang membran sel dan fungsinya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Membran Sel

Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang terutama
terdiri atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti, reticulum
endoplasma, mitokondria, lisosom, maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang sama,
yakni terdiri atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein dan
mukopolisakarida yang terdapat pada permukaan membrane membuatnya hidrofilix, yakni
air dengan mudah melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida pada
permukaan luar membrane menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda dengan
permukaan dalam, sehingga reaktivitas kimia permukaan dalam sel berbeda dengan
permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang terletak ditengah membrane menyebabkan
membrane tidak dapat ditembus oleh zat-zat yang tidak larut dalam lipid.

Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air dan
urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan oleh adanya
molekul protein besar yang merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari
satu sisi membrane ke sisi lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel
terhadap substansi yang mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau
impermeabel.

Membran sel membatasi isi sel dengan lingkungannya. Disusun oleh senyawa-senyawa
lipida, protein dan karbohidrat, senyawa penyusun itulah yang menyebabkan membran sel
bersifat hidrofobik dan hidrofolik Dikutip dari buku Praktis Belajar Biologi untuk
Mahasiswa Kesehatan (2020) karya Jafriati.

3
Perkembangan model selaput plasma atau membran plasma

a. Model Danielli – Davson

Mereka membandingkan tegangan permukaan yang terjadi antara tetes minyak pada
ekstrak selaput air. Tegangan permukaan antara tetes minyak dengan ekstrak sel ternyata
lebih rendah dibandingkan dengan tegangan permukaan yang terjadi antar tetes minyak
dengan air. Hal ini menunjukkan adanya zat tertentu pada ekstrak sel yang mampu
menurunkan tegangan permukaan pada batas kedua fasa

Pengamatan ini kemudian menghasilkan model selaput plasma yang disebut Model
Danielli-Harvey dan disempurnakan lagi sebagai model Danielli-Davson. Kelemahan dari
teori ini adalah ketebalan selaput plasma yang tidak jelas.

b. Model Robertson

Pengamatan dengan mikroskop elektron terhadap myelin dan beberapa selaput sel
lainnya, menunjukkan gambaran dua garis sejajar seperti rel kereta api. Dari situlah
Roberton mengusulkan konsep struktural yang baru, yaitu selaput kesatuan. Dalam konsep
tersebut digambarkan lapisan lipida sebagai dua membran lipida (dwilembar lipida) yang
bagian hidrofiliknya bersinggungan dengan lapisan molekul protein. Dengan model ini
diduga bahwa lapisan lipida membentuk ketebalan 3,5nm dan lapisan molekul protein
setebal 2nm. Model Roberton dapat menjelaskan tebal selaput plasma yang umumnya
mencapai 7,5 nm.

4
c. Model Singer dan Nicolson

Sejalan dengan teknik baru freeze fractured pada pengamatan mikroskop elektron,
muncul gagasan baru tentang protein integral. Terdapat dua kelompok protein integral.
Kelompok pertama tentang dari permukaan dalam ke permukaan luar dan disebut protein
transmembran, kelompok lain molekulnya sebagian terbenam dalam lembaran lipida dan
selebihnya tersembul ke luar dari lapisan dwilembar lipida. Menurut model ini, ketebalan
membran plasma adalah sekitar 8,5 nm.

1.1 Komponen Penyusun Membran Sel

Membran sel membatasi isi sel dengan lingkungannya. Disusun oleh senyawa-senyawa
lipida, protein dan karbohidrat, senyawa penyusun itulah yang menyebabkan membran sel
bersifat hidrofobik dan hidrofolik.

Tabel Komposisi selaput plasma pada berbagai organela (dalam %)

Selaput Protein Lipid karbohidrat

5
Myelin 18 79 3

Selaput sitoplasmik

Eritrosit manusia 49 43 6

Sel hati mencit 44 52 4

Amoeba 54 42 4

Halobacterium 75 25 0

Mitokondria: selaput 76 24 0
dalam

Kloroplas bayam: 70 30 0
lamela

Komposisi masing-masing fraksi plasma terutama fraksi lipida sangat menentukan


kecairan selaput. Pengertian kecairan menyangkut ciri-ciri kekenyalan, kekentalan atau
kemudahan melakukan perubahan sifat fisikokemis, untuk tetap dapat mempertahankan
keutuhan fungsi selaput plasma. Perubahan sifat fisiko-kemis tersebut terjadi dari keadaan
seperti agar-agar (gel) ke keadaan lebih encer (sol).

1. Struktur dan Fungsi Protein Membran Sel


Protein pada membran sel terdiri dari beberapa bentuk, antara lan addalah:

a. Protein Integral

Terletak di dalam fosfolipida bilayer, ada yang menembus seluruh lapisan dan ada yang
tidak. Protein amphiphatik dengan bagian polarnya menghadap air.

b. Protein Perifer

Bukan berupa amphiphatik, sebagian besar terletak pada permukaan sitoplasma dari
membran sel dan melekat pada bagian polar integral.

6
Protein selaput plasma mempunyai fungsi yang sangat luas, antara lain fungsi sebagai
pembawa (carrier) senyawa yang melewati selaput plasma, menerima isyarat (signal)
hormonal dan meneruskan isyarat tersebut kebagian sel sendiri atau ke sel lainnya. Protein
selaput plasma juga berfungsi sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton
dengan senyawa-senyawa ekstra seluler. Molekul-molekul protein permukaan luar
memberikan ciri-ciri individual tiap sel dan macam protein dapat berubah sesuai dengan
diferensiasi sel. Protein-protein tersebut banyak yang berfungsi sebagai enzim
(biokatalisator.

b. Dinding sel

Dinding sel merupakan benda ergastik/tidak hidup/termasuk komponen non protoplasmik


di luar plasma sel (Albert,2015). Dalam perkembangannya dibagi menjadi 3 tahap :

a. substansi interseluler atau lamela tengah :

Yaitu dinding sel yang mula-mula terbentuk pada waktu terjadi pembelahan sel, juga
disebut dinding primitif yang sangat tipis, terdiri atas zat pektin dan protopektin.

b. dinding primer

Yaitu perkembangan dari lamela tengah yang telah mengalami perubahan primer karena
adanya penebalan zat selulosa dan hemiselulosa dan kadang-kadang dijumpai senyawa
polisakarida non selulosa. Misal : pada dinding sel parenkim.

c. dinding sekunder :

Yaitu perkembangan lebih lanjut dari dinding primer karena adanya penebalan dinding
dari lignin. Hanya dijumpai pada sel-sel dengan fungsi khusus : trakea, trakeida/sklerenkim.

7
SIFAT-SIFAT DINDING SEL :

a. Sifat Fisik :

Dinding sel terdiri atas misel yaitu bangun-bangun molekul yag tersusun oleh selulose.
Bangun-bangun tersebut merupakan fibril yang bersambungan yang tersusun miring dan
pada awal perkembangan sejajar satu sama lain, sedang pada perkembangan berikutnya
serupa rangka seperti jala.

b. Sifat Kimia :

Dinding sel tersusun oleh zat organik dan anorganik. Zat-zat organik yang dijumpai
pada dinding sel adalah :pectin, hemiselulosa, pentosan, protopekti, lignin, kutin, selulose,
suberin, sapropolenin.

Adanya zat-zat tersebut dapat diketahui dengan pembubuhan reagensia tertentu yang
disebut reaksi mikrokimia. Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain :
kersik (SiO2) dan zat kapur. Sel terdiri dari :

a. Komponen Protoplasmik : sitoplasma, nucleus, plastida, mitokondria

b. Komponen Non Protoplasmik/benda-benda ergastik : vakuola, karbohidrat, protein,


lemak, tanin, Ca-oxalat, dinding sel.

Dinding sel pada sel yang masih muda adalah tipis, makin dewasa sel tersebut dinding
selnya relative bertambah tebal, sehingga terbentuknya dinding sel sangat erat
hubungannya dengan perkembangan sel tersebut. Penebalan dinding masing-masing sel
berbeda-beda karena disesuaikan dengan fungsinya, sehingga terdapat perbedaan bentuk
sel.

8
Beberapa reaksi mikrokimia terhadap dinding sel :

1) Selulosa

S + ZnCl-J ungu

S + JKJ + H2SO4 biru

Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus (C6H10O5)n. tidak larut dalam air, air
mendidih, asam dan alkali encer, serta KOH pekat. Dengan H2SO4 pekat dihidrolisa
menjadi glukosa. Oleh enzim selulase diubah menjadi glukosa dan fruktosa.

2) Hemiselulosa

Menyerupai selulosa. Dengan asam encer dihidrolisa menjadi mannose + galaktosa.


Dapat dijumpai misal pada lendir tumbuhan. HS + ZnCl-J biru pucat

3) Lignin

Zat kayu yang terdapat pada dinding sel yang telah mengkayu.

L + ZnCl-J kuning

L + anilin + H2SO4 kuning

L + floroglusin + asam pikrat merah

L + fuchsin + asam pikrat merah

4) Suberin

Terdapat pada dinding sel gabus

9
S + sudan III merah

S + ZnCl-J coklat

S + KOH kuning

5) Protopektin

P + ZnCl-J kuning coklat

P + asam encer larut dalam alkali

6) Pektin

Dapat ditemukan pada dinding sel dari buah yang mengandung banyak gula. Bila buah
dimasak tampak beberapa zat gelatin

7) Khitin

Dapat ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur)

8) Kersik (SiO2)

Pada dinding sel batang Gramineae, Cyperaceae, Equisetinae, Diatomae

9) Kapur

Misal pada dinding sel ganggang Chara sp

10
Dinding sel memiliki fungsi yaitu, melindungi isi sel, menentukan bentuk sel dan
memperkuat sel – menentukan ciri sel. Sel juga memiliki beberapa bentuk yaitu, prisma,
silindris, kubus, polygonal, dan ada juga sel yang memiliki bentuk yang tak teratur.

Dinding sel juga mengalami penebalan, menurut cara penebalannya, dapat terjadi secara
:

a. Aposisi

Yaitu dengan cara menempelkan/melapis-lapiskan bahan penebalan (zat selulosa) pada


lamela tengah (substansi interseluler), biasanya pada dinding primer. Contoh : sel
parenkim, floem

b. Intususepsi

Penbalan yang terjadi dengan menyisipkan bahan-bahan penebalan di antara mikrofibril

Sedangkan menurut arah penebalannya, dapat terjadi secara:

a. Sentripetal

Yaitu penebalan ke arah pusat sel/dalam. Contoh : pada sel epidermis daun beringin
(Ficus sp), terdapat tangkai selulosa yang akan memanjang dan kemudian dideposisikan zat
CaCO3 yang makin ama makin banyak sel akan melebar dan disebut litokis. Penebalannya
disebut sistolit.

b. Sentrifugal

Yaitu penebalan ke arah luar. Contoh :

─ pada polen (ss), terdapat tonjolan-tonjolan yang merupakan penebalan ke arah luar.

─ pada rambut daun (trikoma), misal : daun Artocarpus communis mempunyai rambut-
rambut pelindung pada daunnya. Penebalannya terjadi secara intususepsi.

11
Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-bagian tertentu yang
tidak ikut menebal yang disebut noktah. Di dalam noktah kadangkadang dijumpai
plasmodesmata, yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel
yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang tertembus
benang plasma tidak ikut menebal.

Berdasarkan bentuknya noktah dibedakan menjadi 2, yaitu noktah biasa dan noktah
berhalaman.

a. Noktah Biasa (noktah sederhana)

1. Noktah sempurna (berpasangan), yaitu noktah yang terdapat pada sel yang
berdampingan dan masing-masing mengadakan penebalan dinding yang sama. Terdapat
pada 2 sel yang sejenis.

2. Noktah tak berpasangan (noktah setengah sempurna), yaitu noktah yang terdapat di
antara 2 sel, di mana penebalan dinding masing-masing sel tidak sama tebalnya. Dijumpai
pada 2 sel yang berdampingan, tetapi tidak sejenis. Misal : sklerenkim – parenkim.

3. Noktah buta, yaitu noktah yang bermuara pada ruang antar sel.

4. Noktah majemuk unilateral, yaitu sebuah noktah yang mulutnya melebar, yang
berhadapan dengan noktah-noktah yang kecil-kecil

5. Noktah ramiform, yaitu noktah yang terbentuk dari noktah yang kecilkecil dan
kemudian bersatu.

b.Noktah Berhalaman :

12
Yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang disebut halaman
noktah. Terdapat pada sel-sel trakea dan trakeid (xylem) Bagian-bagian noktah
berhalaman :

1. Mulut noktah, terdiri dari :

* mulut dalam menghadap ruang sel

* mulut luar menghadap lamela tengah

2. Lamela tengah, terdiri dari :

* torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal

* margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis, berguna
untuk mengatur aliran zat hara. Noktah berhalaman dibedakan atas :

a) Noktah berhalaman sempurna :

Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan dengan saluran noktah sel di
sebelahnya yang juga berdinding tebal

b) Noktah setengah halaman :

Sal noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan dinding tipis dari sel di
sebelahnya (n. biasa).

Misal : xylem – parenkim kayu

Terjadinya noktah :

13
Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dinding selnya masih
tipis dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama
proses penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos
dinding sel masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami
penebalan. Walaupun dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah
menjadi saluran noktah, kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-
benang plasma.

14
BAB 3

PENUTUP

a. Kesimpulan

Perbedaan utama antara membran sel dan dinding sel yaitu membran sel terdapat di semua
sel makhluk hidup, baik sel hewan maupun sel tumbuhan. Sedangkan dinding sel hanya
terdapat pada sel tumbuhan, bakteri, jamur, dan alga.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kirei. 2008. Fisiologi Hewan. http://wikimedia.commons [18 Desember 2009]

Kusdiarti. Lilik. 1993. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Rachmawati, Faidah. 2009. “BIOLOGI”. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan


Nasional, Jakarta.

Standifield. D. William. 1991. Genetika Edisi Kedua.Jakarta : Erlangga Yunus, A. 2009.

Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/.[18 Desember 2009]

Zulfa Juniarto. Achmad. 2000. Biologi Sel. Semarang : Buku Kedokteran EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai