Disusun oleh :
Khalda Azahra P.S (2210801010)
Dosen pengampu :
Ike Apriani, M.Si
Penebalan dinding sel terbagi menjadi dua yaitu penebalan sentrifugal ke arah
luar dan penebalan sentripetal kearah dalam.Sel merupakan unit terkecil dari
suatu bentuk kehidupan, dan juga mempunyai bagian-bagian untuk menunjang
fungsi tersebut. Tujuan dari praktikum Anatomi Tumbuhan ini yaitu untuk
melihat arah penebalan pada dinding sel kearah lumen (sentripetal), dan kearah luar, berupa
tonjolan di permukaan ( sentrifugal ). Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
kali ini yaitu mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat, dan daun
(Ficus elastic), dan serbuk sari (Hibiscus rosa sinensis). Pengamatan pada daun
(Ficus elastic), dapat kita lihat bahwasanya terdapat butir polen, dan juga
terlihat dinding sel, pada anatomi daun (Ficus elastic), pada perbesaran 40×10,
pada anatomi tumbuhan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis) terdapat
serbuk sari atau polen yang merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan
Hibiscus rosa sinensis.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
a. Latar Belakang..................................................................................................1
b. Tujuan................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
a. Struktur sel........................................................................................................3
b. Dinding Sel.......................................................................................................3
c. Daun .................................................................................................................7
BAB III METODE..........................................................................................8
a. Waktu dan tempat..............................................................................................8
b. Alat dan bahan...................................................................................................8
c. Cara kerja..........................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................9
BAB V PENUTUP.........................................................................................15
a. Kesimpulan......................................................................................................15
b. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel yang didalamnya terdapat tempat
berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel. Pengamatan
tentang sel hanya dapat terlihat menggunakan mikroskop. Dalam hal ini,
mempelajari ukuran dan bentuk sel merupakan hal penting, namun tanpa
memahami isi dari sel (unit sel) serta hubungannya dengan sel-sel lain yang
melapisinya tidak akan didapat pengetahuan yang mendalam tentang sel itu
sendiri. Di dalam sitoplasma terdapat materi inti ADN dan ARN, dan ribosom. Sel
tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi dan sangat
rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan dalam beberapa segi
dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme yang tubuhnya tersusun oleh
sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu tipe unit dasar
atau satuan struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan
oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. Berdasarkan konsep tersebut, sel
merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel mempunyai
kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul. Perbedaan
pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah pada dinding selnya, sel hewan
hanya memiliki dinding sel yang berupa plasma sedangkan sel tumbuhan
memiliki dinding sel yang nyata. Selain perbedaan tersebut, pada sel tumbuhan
dijumpai adanya plastida serta vakuola sel yang dapat membesar, sedangkan pada
sel hewan tidak demikian. Pada dasarnya sel hidup mempunyai kemampuan
memperbanyak diri (Sumardi, 2018).
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi dan
sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan dalam beberapa
segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme yang tubuhnya tersusun
oleh sel-sel.
B. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Struktur sel
Semua sel harus mempunyai membran yang membungkus isi cairan sel
(sitoplasma). Di dalam sitoplasma terdapat materi inti ADN dan ARN, dan
ribosom. Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi
dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan dalam
beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme yang tubuhnya
tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu
tipe unit dasar atau satuan struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang
dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. Berdasarkan konsep
tersebut, sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel
mempunyai kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul.
Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah pada dinding selnya,
sel hewan hanya memiliki dinding sel yang berupa plasma sedangkan sel
tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata. Selain perbedaan tersebut, pada sel
tumbuhan dijumpai adanya plastida serta vakuola sel yang dapat membesar,
sedangkan pada sel hewan tidak demikian. Pada dasarnya sel hidup mempunyai
kemampuan memperbanyak diri (Sumardi, 2018).
Semua sel memiliki membran sel, tetapi umumnya hanya tanaman,
jamur,alga, kebanyakan bakteri, dan archaea memiliki sel dengan dinding sel.
Dindingsel memberikan kekuatan dan penyokong struktural ke sel, dan dapat
mengontrolsampai batas tertentu jenis dan konsentrasi molekul yang dapat masuk
ataumeninggalkan sel. Bahan-bahan yang membentuk dinding sel berbeda
tergantung pada jenis organisme. Dinding sel telah mengalami banyak evolusi
yang berbedadi antara berbagai kelompok organisme.Dinding sel bersifat
permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang
mempunyai dinding sel antara lain: bakteri, cendawan,ganggang (protista), dan
tumbuhan. Kelompok makhluk hidup tersebutmempunyai sel dengan bentuk yang
jelas dan kaku (rigid) ( Abdullah, 2019).
3
B. Polen
4
seperti pada hidatoda. Kepala sari mempunyai struktur yang sangat kompleks,
terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan dibagian terdapat loculus ruang sari
(mikrosporangium) yang berisi butir-butir serbuk sari (Sumardi, 2019).
5
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum dinding sel yaitu :
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Penebalan dinding sel yaitu : Mikroskop,
silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum penebalan dinding sel yaitu :
Daun Ficus elastic, serbuk sari Hibiscus rosa sinensis
C. Cara kerja
Tempatkan serbuk sari Hibiscus rosa sinenin di atas kaca objek lalu
ditetesi dengan air dan ditutup dengan kaca penutup.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A B
Gambar 1. A. Tanaman Daun Keret Kebo (Ficus elastica ), B. Anatomi
Daun Keret Kebo (Ficus elastica), (a. Polen) (40×10).
Dilihat hasil dari Daun Ficus elestica atau biasa disebut karet kebo
merupakan tumbuhan dikotil. Maka struktur anatomi daunnya memiliki struktur
daun dikotil. Pada praktikum ini Daun Karet kebo ( Ficus elastica ), dilihat dari
bawah mikroskop pada pembesaran 40x 10, dapat dilihat hasil dari sayatan yang
tipis dari daun karet kebo ( Ficus elastica), terdapat butiran polen berbentuk bulat
namun memiliki bagian panjang seperti rambut panjang, dan letaknya pada
helaian daun di dalam bagian dinding sel.
Arah penebalan dinding sel pada daun karet kebo ( Ficus elastica )
mengarah kearah dalam lumen (sentripetal). Dindung polen berfungsi untuk
melindungi inti sperma tumbuhan dari proses desikasi selama perpindahan dari
anthera menuju ke stigma. Butir polen yang kecil dilapsi oleh lilin dan protein
8
Serbuk sari atau polen merupakan alat perkembangbiakan jantan yang ada
pada bunga yang memiliki bentuk yang sangat kecil seperti butiran-butiran halus
dan berjumlah sangat banyak yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga atau
spermatophyta (Hariani, dkk, 2018).
Serbuk sari diproduksi di dalam kepala sari atau antera, saat sudah masak
kepala sari akan mengeluarkan serbuk sari yang dapat terbawa oleh angin, air,
serangga, hewan ataupun manusia sampai dengan jarak yang jauh dari tempat
asalnya. Penyebaran serbuk sari dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kecepatan angin, arah angin, ketinggian tempat, dan turbulensi udara
(Fakhrizal.,T, 2019).
Karakteristik morfologi polen dapat diketahui dari ciri-ciri polen yaitu
ukuran, bentuk, tipe, jumlah dan posisi apertur serta ornamentasi eksin. Serbuk
sari atau polen dapat digunakan untuk mengidentifikasi tanaman karena pada
polen ditemukan lapisan eksin yang mempunyai struktur dan ornamentasi yang
khas. Eksin ini memberikan keistimewaan dalam studi palinologi, sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan (Azizah, dkk, 2016).
Beberapa karakterisitik polen yang akan diamati yaitu aperture, unit polen,
penebalan dinding sel, dan ornamentasi eksin. Apertura merupakan salah satu
karakter pada polen yang terdapat pada dinding butir polen memiliki fungsi
sebagai tempat keluarnya tabung polen saat proses perkecambahan. Apertura
dibagi menjadi dua yaitu apertura yang berbentuk panjang disebut alur (kolpi) dan
apertura yang berbentuk pendek disebut lubang (pori) (Arasti, 2020). Unit polen
terbagi menjadi beberapa yaitu bentuk monad (tunggal), diad (ganda dua), tetrad
(ganda empat), dan polyad (banyak atau gerombol). Polen monad merupakan
polen yang berbentuk tunggal atau saling bebas satu sama lainnya (soliter)
(Mikaf, 2013). Penebalan dinding sel terbagi menjadi dua yaitu penebalan
sentrifugal ke arah luar dan penebalan sentripetal kearah dalam. Ornamentasi
eksin dibagi juga menjadi beberapa tipe yaitu psilate, verrucate, scabrate,
perforate, foveolate, gemmate, clavate, echinate, regulate, reticulate, baculate, dan
striate (Faegri & Iversen dalam Suedy, 2012). Beberapa penelitian sebelumnya
banyak penelitian tentang studi ragam morfologi polen namun hanya terfokus
pada satu jenis famili saja seperti penelitian (Apriyanti dan Kriswiyanti, 2018).
9
B. Taksonomi Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis
A B
10
11
2
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini, berbagai jenis tanaman seperti Fiscus elastica, dan
Hibiriscus rosa sinenin telah diamati secara anatomi untuk
mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri unik masing-masing. Fiscus
elastica,, yang memiliki polen sebagai komponen utama dalam
perkembang biakannya dimaan polen meimiliki kedudukan yang sama
seperti serbuk sari yakni sebagai alat kelamin jantan yang berupa butiran
polen, sementara Hibiriscus rosa sinenin, memiliki polen berupa polen
tunggal, yang berfungsi sebagai alat reproduksi, polen dan serbuk sari
umumnya ditemukan di dalam dinding sel tumbuhan. Penemuan ini
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang struktur anatomi dan
perlindungan alami yang dimiliki oleh berbagai jenis tanaman.
B. Saran
Saran yang bisa saya sampaikan pada praktikum kali ini yaitu untuk
berhati-hati dan setipis mungkin dalam menyayat bahan yang akan
digunakan dalam praktikum Dinding Sel agar mendapatkan hasil yang
lebih bagus.
11
3
DAFTAR PUSTAKA
Bandung : Angkasa.
(11):921-929.