Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN

ARAH PENEBALAN DINDING SEL

Disusun oleh :
Khalda Azahra P.S (2210801010)

Dosen pengampu :
Ike Apriani, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
ABSTRAK

Penebalan dinding sel terbagi menjadi dua yaitu penebalan sentrifugal ke arah luar
dan penebalan sentripetal kearah dalam.Sel merupakan unit terkecil dari suatu
bentuk kehidupan, dan juga mempunyai bagian-bagian untuk menunjang fungsi
tersebut. Tujuan dari praktikum Anatomi Tumbuhan ini yaitu untuk melihat arah
penebalan pada dinding sel kearah lumen (sentripetal), dan kearah luar, berupa tonjolan di
permukaan ( sentrifugal ). Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
yaitu mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat, dan daun (Ficus
elastic), dan serbuk sari (Hibiscus rosa sinensis). Pengamatan pada daun (Ficus
elastic), dapat kita lihat bahwasanya terdapat butir polen, dan juga terlihat dinding
sel, pada anatomi daun (Ficus elastic), pada perbesaran 40×10, pada anatomi
tumbuhan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis) terdapat serbuk sari atau
polen yang merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan Hibiscus rosa sinensis.

Kata kunci : Hibiscus rosa sinencis, Fiscus elastic, Sentrifugal, Sentripetal

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
a. Latar Belakang...........................................................................................
b. Tujuan........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
a. Struktur sel.................................................................................................
b. Polen..........................................................................................................
BAB III METODE..............................................................................................
a. Waktu dan tempat......................................................................................
b. Alat dan bahan...........................................................................................
c. Cara kerja...................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................
BAB V PENUTUP...............................................................................................
a. Kesimpulan................................................................................................
b. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel yang didalamnya terdapat
tempat berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel.
Pengamatan tentang sel hanya dapat terlihat menggunakan mikroskop.
Dalam hal ini, mempelajari ukuran dan bentuk sel merupakan hal penting,
namun tanpa memahami isi dari sel (unit sel) serta hubungannya dengan
sel-sel lain yang melapisinya tidak akan didapat pengetahuan yang
mendalam tentang sel itu sendiri. Di dalam sitoplasma terdapat materi inti
ADN dan ARN, dan ribosom. Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran
dan struktur yang bervariasi dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua
mempunyai persamaan dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan
merupakan organisme yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan
dan sel hewan merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan
struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan oleh
Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. Berdasarkan konsep tersebut, sel
merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel
mempunyai kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan
makromolekul. Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan
adalah pada dinding selnya, sel hewan hanya memiliki dinding sel yang
berupa plasma sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata.
Selain perbedaan tersebut, pada sel tumbuhan dijumpai adanya plastida
serta vakuola sel yang dapat membesar, sedangkan pada sel hewan tidak
demikian. Pada dasarnya sel hidup mempunyai kemampuan
memperbanyak diri (Sumardi, 2018).
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang
bervariasi dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai
persamaan dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan
organisme yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel.

1
B. Tujuan
1. Untuk melihat penebalan dinding sel kearah lumen (sentripetal).
2. Untuk melihat penebalan dinnding sel kearah luar, berupa tonjolan di
permukaan (sentrifugal).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Struktur sel
Semua sel harus mempunyai membran yang membungkus isi
cairan sel (sitoplasma). Di dalam sitoplasma terdapat materi inti ADN dan
ARN, dan ribosom. Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur
yang bervariasi dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai
persamaan dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan
organisme yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel
hewan merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Hal
ini menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan oleh Schwann dan
Schleiden pada tahun 1838. Berdasarkan konsep tersebut, sel merupakan
kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel mempunyai
kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul.
Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah pada dinding
selnya, sel hewan hanya memiliki dinding sel yang berupa plasma
sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata. Selain
perbedaan tersebut, pada sel tumbuhan dijumpai adanya plastida serta
vakuola sel yang dapat membesar, sedangkan pada sel hewan tidak
demikian. Pada dasarnya sel hidup mempunyai kemampuan
memperbanyak diri (Sumardi, 2018).
Semua sel memiliki membran sel, tetapi umumnya hanya tanaman,
jamur,alga, kebanyakan bakteri, dan archaea memiliki sel dengan dinding
sel. Dindingsel memberikan kekuatan dan penyokong struktural ke sel,
dan dapat mengontrolsampai batas tertentu jenis dan konsentrasi molekul
yang dapat masuk ataumeninggalkan sel. Bahan-bahan yang membentuk
dinding sel berbeda tergantung pada jenis organisme. Dinding sel telah
mengalami banyak evolusi yang berbedadi antara berbagai kelompok
organisme.Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung
dan pemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara

3
lain: bakteri, cendawan,ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok
makhluk hidup tersebutmempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan kaku
(rigid) ( Abdullah, 2019).
B. Polen
Bunga berdasarkan bagian-bagiannya terbagi menjadi dua yaitu
bunga lengkap dan bunga tidak lengkap, perbedaan bunga lengkap dan
bunga tidak lengkap yaitu jika salah satunya tidak mempunyai putik atau
benang sari. Benang sari yang nantinya akan menghasilkan serbuk sari
(Palupi, dkk, 2018).
Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang polen atau
serbuk sari tumbuhan tinggi dan spora tumbuhan rendah (Abdullah, 2019).
Setiap tanaman memiliki ciri morfologi serbuk sari yang berbeda-
bed. Serbuk sari atau polen merupakan alat perkembangbiakan jantan yang
ada pada bunga yang memiliki bentuk yang sangat kecil seperti butiran-
butiran halus dan berjumlah sangat banyak yang dihasilkan oleh tumbuhan
berbunga atau spermatophyta (Hariani, dkk, 2018).
Serbuk sari diproduksi di dalam kepala sari atau antera, saat sudah
masak kepala sari akan mengeluarkan serbuk sari yang dapat terbawa oleh
angin, air, serangga, hewan ataupun manusia sampai dengan jarak yang
jauh dari tempat asalnya. Penyebaran serbuk sari dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kecepatan angin, arah angin, ketinggian tempat,
dan turbulensi udara (Fakhrizal.,T, 2015).
Karakteristik morfologi polen dapat diketahui dari ciri-ciri polen
yaitu ukuran, bentuk, tipe, jumlah dan posisi apertur serta ornamentasi
eksin. Serbuk sari atau polen dapat digunakan untuk mengidentifikasi
tanaman karena pada polen ditemukan lapisan eksin yang mempunyai
struktur dan ornamentasi yang khas. Eksin ini memberikan keistimewaan
dalam studi palinologi, sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
tumbuhan (Azizah, dkk, 2016).
Morfologi serbuk sari juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi takson mulai dari tingkat familia, genus, spesies,
penempatan taksa yang diragukan, penyusunan kembali, penggabungan

4
dan pemisahan, serta sebagai bukti yang lain (Gusmalawati dkk., 2021).
Benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari
tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang menyerupai
vakuola, tanpa ruang antar sel. Sel-sel ini sering mengandung pigmen,
epidermis dengan kutikula, trikhoma, mungkin stomata dan mungkin juga
stomata tetap terbuka seperti pada hidatoda. Kepala sari mempunyai
struktur yang sangat kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis,
dan dibagian terdapat loculus ruang sari (mikrosporangium) yang berisi
butir-butir serbuk sari (Sumardi, 2019).

5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat


Praktikum morfologi tumbuhan mengenai daun dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 19 September 2023 pukul 08.45-10.26 WIB.
Laboratorium Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negri Raden Fatah Palembang.
B. Alat dan bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Penebalan dinding sel yaitu :
Mikroskop, silet, pipet, kaca penutup, kaca preparat.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum penebalan dinding sel yaitu :
Daun Ficus elastic, serbuk sari Hibiscus rosa sinensis
C. Cara kerja
Cara kerja pada praktikum dinding sel yaitu :
1. Pengamatan arah penebalan dinding sel ke arah lumen
(sentripetal)
Buat sayatan mesofil atau permukaan, tempatkan di atas kaca objek
lalu ditetesi dengan air dan ditutup dengan kaca penutup.
2. Pengamatan arah penebalan dinding sel ke arah luar (sentrifugal)
Tempatkan serbuk sari Hibiscus rosa sinensis di atas kaca objek
lalu ditetesi dengan air dan ditutup dengan kaca penutup.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Taksonomi daun karet kebo (Ficus Elastica)


Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Familia : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus elastica

A B
Gambar 1. A. Tanaman Daun Keret Kebo (Ficus elastica ), B.
Anatomi Daun Keret Kebo (Ficus elastica), (a. Polen)
(40×10).
Dilihat hasil dari Daun Ficus elestica atau biasa disebut karet kebo
merupakan tumbuhan dikotil. Maka struktur anatomi daunnya memiliki
struktur daun dikotil. Pada praktikum ini Daun Karet kebo (Ficus
elastica), dilihat dari bawah mikroskop pada pembesaran 40x 10, dapat
dilihat hasil dari sayatan yang tipis dari daun karet kebo (Ficus elastica),
terdapat butiran polen berbentuk bulat namun memiliki bagian panjang
seperti rambut panjang, dan letaknya pada helaian daun di dalam bagian

7
dinding sel.
Arah penebalan dinding sel pada daun karet kebo ( Ficus elastica )
mengarah kearah dalam lumen (sentripetal). Dindung polen berfungsi
untuk melindungi inti sperma tumbuhan dari proses desikasi selama
perpindahan dari anthera menuju ke stigma. Butir polen yang kecil dilapsi
oleh lilin dan protein. Serbuk sari atau polen merupakan alat
perkembangbiakan jantan yang ada pada bunga yang memiliki bentuk
yang sangat kecil seperti butiran-butiran halus dan berjumlah sangat
banyak yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga atau spermatophyta
(Hariani, dkk, 2018).
Serbuk sari diproduksi di dalam kepala sari atau antera, saat sudah
masak kepala sari akan mengeluarkan serbuk sari yang dapat terbawa oleh
angin, air, serangga, hewan ataupun manusia sampai dengan jarak yang
jauh dari tempat asalnya. Penyebaran serbuk sari dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kecepatan angin, arah angin, ketinggian tempat,
dan turbulensi udara (Fakhrizal.,T, 2019).
Karakteristik morfologi polen dapat diketahui dari ciri-ciri polen
yaitu ukuran, bentuk, tipe, jumlah dan posisi apertur serta ornamentasi
eksin. Serbuk sari atau polen dapat digunakan untuk mengidentifikasi
tanaman karena pada polen ditemukan lapisan eksin yang mempunyai
struktur dan ornamentasi yang khas. Eksin ini memberikan keistimewaan
dalam studi palinologi, sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
tumbuhan (Azizah, dkk, 2016).
Beberapa karakterisitik polen yang akan diamati yaitu aperture, unit
polen, penebalan dinding sel, dan ornamentasi eksin. Apertura merupakan
salah satu karakter pada polen yang terdapat pada dinding butir polen
memiliki fungsi sebagai tempat keluarnya tabung polen saat proses
perkecambahan. Apertura dibagi menjadi dua yaitu apertura yang
berbentuk panjang disebut alur (kolpi) dan apertura yang berbentuk
pendek disebut lubang (pori) (Arasti, 2020). Unit polen terbagi menjadi
beberapa yaitu bentuk monad (tunggal), diad (ganda dua), tetrad (ganda
empat), dan polyad (banyak atau gerombol). Polen monad merupakan

8
polen yang berbentuk tunggal atau saling bebas satu sama lainnya (soliter)
(Mikaf, 2013). Penebalan dinding sel terbagi menjadi dua yaitu penebalan
sentrifugal ke arah luar dan penebalan sentripetal kearah dalam.
Ornamentasi eksin dibagi juga menjadi beberapa tipe yaitu psilate,
verrucate, scabrate, perforate, foveolate, gemmate, clavate, echinate,
regulate, reticulate, baculate, dan striate (Faegri & Iversen dalam Suedy,
2012). Beberapa penelitian sebelumnya banyak penelitian tentang studi
ragam morfologi polen namun hanya terfokus pada satu jenis famili saja
seperti penelitian (Apriyanti dan Kriswiyanti, 2018).

B. Taksonomi kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Marvales
Famili : Marvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus Rosa Sinensis

A B
Gambar 2. A. Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis), B
(a. Serbuk sari , b. Dinding sel, c. Kristal berbentuk krikil).
(40×10).
Pada kembang sepatu dapat dilihat bunga kembang sepatu
memiliki warna pink yang sangat indah dan tanaman kembang
sepatu mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga

9
sehingga sering disebut bunga banci.
Dilihat pada tanaman kembang sepatu Hibiscus rosa
sinensis, ditemukan polen tunggal dari Kembang Sepatu dengan
warna bunga berbeda terlihat adanya perbandingan ukuran yang
cukup mencolok. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan
panjang aksis polar dan diameter bidang ekuatorial pada masing-
masing bunga dengan warna berbeda. benang sari merupakan
bagian dari bunga sepatu yang memiliki fungsi sebagai tempat
produksi serbuk sari. Serbuk sari yang kemudian akan disimpan
dengan baik berada di kepala sari.
Karakteristik morfologi polen dapat diketahui dari ciri-ciri
polen yaitu ukuran, bentuk, tipe, jumlah dan posisi apertur serta
ornamentasi eksin. Serbuk sari atau polen dapat digunakan untuk
mengidentifikasi tanaman karena pada polen ditemukan lapisan
eksin yang mempunyai struktur dan ornamentasi yang khas.
Morfologi serbuk sari juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
takson mulai dari tingkat familia, genus, spesies, penempatan taksa
yang diragukan, penyusunan kembali, penggabungan dan
pemisahan, serta sebagai bukti yang lain (Gusmalawati dkk., 2021).

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini, berbagai jenis tanaman seperti Fiscus elastica, dan
Hibiriscus rosa sinenin telah diamati secara anatomi untuk
mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri unik masing-masing. Fiscus
elastica,, yang memiliki polen sebagai komponen utama dalam
perkembang biakannya dimaan polen meimiliki kedudukan yang sama
seperti serbuk sari yakni sebagai alat kelamin jantan yang berupa butiran
polen, sementara Hibiriscus rosa sinenin, memiliki polen berupa polen
tunggal, yang berfungsi sebagai alat reproduksi, polen dan serbuk sari
umumnya ditemukan di dalam dinding sel tumbuhan. Penemuan ini
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang struktur anatomi dan
perlindungan alami yang dimiliki oleh berbagai jenis tanaman.

B. Saran
Saran yang bisa saya sampaikan pada praktikum kali ini yaitu
untuk berhati-hati dan setipis mungkin dalam menyayat bahan yang akan
digunakan dalam praktikum Dinding Sel agar mendapatkan hasil yang
lebih bagus.

11
DAFTAR PUSTAKA

Palupi, dkk. 2018. Studi Morfologi Polen Tanaman Pekarangan Di Perumahan


GN.Dubbs Balikpapan. Jurnal Bioprospek. 13 (2): 16-21.
Shaheen, dkk. 2009. Pollen Morphology Of 14 Species Of Abutilon Andhibiscus
Of The Family Malvaceae (Sensu stricto). Journal of Medicinal Plants
Research. 3 (11):921-929.
Suedy, Sri W.A. 2012. Paleorekonstruksi Vegetasi Dan Lingkungan
Menggunakan Fosil Polen Dan Spora Pada Formasi Tapak Cekungan
Banyumas Kala PlioPlistosen. Thesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
Sutrian, Yayan. 2018. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang Sel dan
Jaringan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. Prof. Dr. Ir. H. 2019. Botani Umum 1.
Bandung : Angkasa.

12

Anda mungkin juga menyukai