Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

“Sel dan Jaringan”

Ditulis Oleh :
Nama : I Putu Arthana Wiwekananda
NIM : 215040207111016
Kelas :A
Asisten : Salvia Salsabila

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua makhluk hidup yang ada di bumi tersusun atas sel. Sel
merupakan bagian atau unit terkecil yang menyusun makhluk hidup. Sel
memegang peranan penting dalam proses kehidupan suatu makhluk hidup.
Perkembangan sel, pertama kali diawali oleh penemuan ilmuwan yang
Bernama Robert Hooke di tahun 1665. Beliau melakukan pengamatan pada
sayatan gabus yang merupakan sel – sel mati pada pepagan pohon ek dengan
mikroskop sederhana. Ia melihat adanya ruangan – ruangan kecil yang
kemudian disebutnya cella, yang berarti ruang atau kamar kecil yang kosong
(Rahmadani & Febriani, 2017). Sel terdiri atas berbagai bagian sel yang
disebut organel. Organel dalam sel bekerja sama untuk menjalankan fungsi
sel. Sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan bergabung dan
membentuk jaringan.
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang memiliki struktur dan
fungsi yang sama. Berdasarkan jenisnya, jaringan dapat dibedakan menjadi
jaringan tumbuhan dan jaringan hewan. Setiap jaringan memiliki bagian
dengan fungsinya masing-masing yang berperan untuk mendukung
berjalannya proses kehidupan makhluk hidup
1.2 Tujuan
1. Memahami pengertian sel dan jaringan.
2. Mengetahui ciri-ciri sel hidup dan mati
3.. Mengidentifikasi jenis serta perbedaan dari macam-macam sel dan
jaringan.
4. Memahami bagian dan fungsi dari sel dan jaringan.
5. Memahami perbedaan jaringan pengangkut pada tanaman monokotil dan
dikotil.
1.3 Manfaat
1. Mampu menyimpulkan definisi dari sel dan jaringan dengan tepat.
2. Mampu menyebutkan ciri-ciri sel hidup dan mati.
2. Mampu mengidentifikasi jenis serta perbedaan dari macam-macam sel
dan jaringan yang ada.
3. Mampu menjelaskan bagian serta fungsi dari organ pada sel dan jaringan.
4. Mampu menjelaskan perbedaan jaringan pengangkut antara tanaman
monokotil dan dikotil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sel
Menurut Rahmadani & Febriani (2017), sel merupakan salah satu
unit dasar kehidupan yang susunannya secara struktural dan fungsional sangat
berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing – masing
makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut Pallenari, dkk
(2016), sel-sel yang membangun tubuh suatu mahluk hidup, berasal dari sel-
sel sebelumnya yang mengalami pembelahan, dari satu sel menjadi dua sel,
dan seterusnya, yang kemudian mengalami diferensiasi sampai menghasilkan
jutaan jenis sel dengan struktur dan fungsi yang begitu beragam.
Menurut Pollard, et al (2017), the cell is the only place on earth
where the entire range of life sustaining biochemical reactions can function
so an unbroken lineage stretches from the earliest cells to each living
organism, yang berarti sel adalah satu-satunya tempat di muka bumi di mana
berlangsunya keseluruhan proses biokimiawi, sehingga terjadi perkembangan
yang tidak terputus dan melebar mulai dari sel pertama hingga setiap
organisme makhluk hidup. Menurt Alberts, et al (2014), all living things (or
organisms) are built from cells : small membrane enclosed units filled with a
concentrated aqueous solution of chemicals and endowed with the
extraordinary ability to create copies of themselves by growing and then
dividing in two, yang artinya semua makhluk hidup (atau organisme) tersusun
atas sel : membran kecil yang tertutup yang diisi oleh larutan bahan kimia
yang berair, pekat, dan diberkahi kemampual luar biasa untuk menduplikasi
diri sendiri dengan bertumbuh dan kemudian membelah menjadi dua.
2.2 Bagian Sel dan Fungsinya
Bagian sel atau organel sel merupakan salah satu struktur sel yang
terletak di sitoplasma sel, yang hidup dan berperan dalam menjalankan fungsi
spesifik untuk melangsungkan kehidupan sel. Bagian sel terdiri atas :
1. Dinding sel

Pallenari, et al (2016)

Dinding sel dapat dijumpai pada sel tumbuhan. Dinding sel tersusun
atas selulosa dan terletak di luar membrane plasma. Dinding sel berfungsi
sebagai penyokong mekanik, memberi bentuk pada sel, dan melindungi
sel agar tidak mengalami lisis.

2. Membran plasma

Pallenari, et al (2016)
Membran plasma (membran sel) memisahkan sitoplasma dan
organel seluler dari lingkungannya secara fisik, sehingga semua zat yang
masuk dan keluar dari sel harus melintasi membran sel dengan berbagai
mekanisme
3. Nukleus

Pallenari, et al (2016)
Inti sel berfungsi untuk mengendalikan proses berlangsungnya
metabolisme di dalam sel, menyimpan informasi genetik (gen) dalam
bentuk DNA, mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri, dan tempat terjadinya replikasi dan transkripsi.
4. Kloroplas

Pallenari, et al (2016)

Kloroplas merupakan salah satu bentuk plastid yang terdapat di


sitoplasma sel eukariotik dan terdapat pada sel tumbuhan hijau. Kloroplas
berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan mengubah energi
matahari, CO2, dan air menjadi oksigen dan glukosa.
5. Mitokondria

Pallenari, et al (2016)

Mitokondria berfungsi sebagai tempat respirasi dan pembentukan


energi dalam sel. Mitokondria terdiri atas dua membrane atau bilayer,
yakni membran luar yang halus dan rata dan membran dalam berlekuk-
lekuk yang disebut krista.
6. Retikulum Endoplasma

Pallenari, et al (2016)
Berdasarkan struktur dan fungsinya, retikulum endoplasma
dibedakan menjadi dua, yakni retikulum endoplasma halus dan kasar.
Pada retikulum endoplasma halus, permukaannya tidak terikat oleh
ribosom, berfungsi dalam bermacam-macam proses metabolisme,
termasuk sintesis lipid, karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun.
Sedangkan, pada reticulum endoplasma kasar, permukaannya terikat
oleh ribosom dan berfungsi untuk mensekresi protein.
7. Badan Golgi

Pallenari, et al (2016)

Badan golgi berfungsi untuk memodifikasi produk sekresi, sekresi


enzim-enzim, glikoksilasi protein produk RE kasar, pembuatan membran
untuk vesikula, membran plasma, dan membran internal lainnya
termasuk lisosom primer
8. Lisosom

Pallenari, et al (2016)

Lisosom berfungsi dalam pencernaan intraseluler pada berbagai


keadaan, baik secara heterofagi maupun secara otofagi. Berdasarkan
kegiatan fisiologis yang dilakukan lisosom, dibedakan atas lisosom
primer, lisosom sekunder (heterolisosom dan otolisosom), dan badan-
badan residu (telolisosom).
9. Vakuola

Pallenari, et al (2016)
Vakuola berfungsi sebagai tempat penyimpanan air dan produk-
produk sel atau metabolit intermediat. Vakuola memiliki berbagai
fungsi, vakuola makanan yang dibentuk oleh fagositosis berfungsi
untuk menampung dan mencernakan serta mengedarkan makanan,
vakuola kontraktil berfungsi untuk memompa air berlebih ke luar sel.
10. Sitoskeleton

Pallenari, et al (2016)

Sitoskeleton berfungsi untuk memberikan dukungan mekanis pada


sel dan mempertahankan bentuknya, terutama bagi sel hewan.
Sitoskleton juga terlibat dalam beberapa jenis motilitas (gerak) sel,
terutama silia, flagel, dan sel otot.
11. Ribosom

Rahmadina & Febriani (2019)

Ribosom terdapat pada semua sel, bahkan terdapat dalam mitokondria


dan kloroplas, berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
2.3 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dapat dilihat dari bentuk atau
struktur selnya serta organel sel. Beberapa organel sel dimiliki oleh hewan,
tetapi tidak dimiliki oleh tumbuhan. Perbedaan antara sel hewan dan
tumbuhan dapat dilihat di tabel berikut :
Pallenari, et al (2016)

2.4 Ciri-ciri Sel Hidup dan Sel Mati


Ciri-ciri sel hidup dan sel mati dapat dilihat dari struktur sel dan
aktivitas yang terjadi dalam sel. Struktur sel hidup adalah ruang sel yang berisi
nukleus, sitoplasma, dan antar selnya dibatasi oleh pergerakan atau arus
sitoplasma. Sel yang hidup memiliki organel-organel yang sesuai dengan
fungsi sel tertentu (Abdillah, 2017). Sementara pada sel yang mati, terjadi
kematian inti selnya dan hanya akan terdapat dinding sel (sel tumbuhan) dan
sitoplasma tanpa organel. Berdasarkan aktivitas dalam sel, pada sel hidup
terdapat aktivitas organel sel yang berfungsi, sedangkan pada sel mati tidak
terjadi aktivitas sel dikarenakan tidak terdapat organel yang hidup dalam sel.
2.5 Definisi Jaringan
Menurut Pallenari, et al (2016), jaringan ialah kumpulan sel-sel
(protoplas yang berdinding) yang sama bentuk dan fungsinya. Menurut
Mahardika (2009), jaringan adalah sekelompok sel-sel yang memiliki struktur
dan fungsi sama. Menurut Martinkova (2014), woody species have true
tissues (originated from a single cell) and are defined as groups of cells of the
same shape and functions. They share some common features. Menurut Alba
(2016), tissue is a group of cells that have similar structure and that function
together as a unit.
2.6 Macam-macam Jaringan
Jaringan tubuh tumbuhan berdasarkan sel penyusunnya dibedakan
menjadi dua, yakni jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan
meristem berfungsi untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi sel- sel
jaringan dewasa. Dari itulah, maka jaringan meristem selalu membelah atau
berkembang biak. Berdasarkan letak dan asal pertumbuhannya, jaringan
meristem terbagi atas meristem primer dan meristem sekunder (cambium).
Meristem primer terdapat di ujung batang dan akar tumbuhan (Meristem
Apikal), di antara ruas batang (Meristem Interkalar), dan Meristem Lateral.
Jaringan dewasa tersusun atas sel-sel yang tidak aktif membelah.
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan dewasa dibedakan menjadi
empat, yakni jaringan dasar (parenkim), jaringan penutup (jaringan
pelindung), jaringan penguat (mekanik) dan jaringan pengangkut.
2.7 Perbedaaan Jaringan Pengangkut Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Jaringan pengangkut tumbuhan terdiri atas jaringan xylem dan floem.
Jaringan xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar
tanaman ke seluruh tubuh tanaman. . Unsur-unsur xylem terdiri dari unsur
trakeal, serat xylem dan parenkim xylem (Mahardika, 2009). Sedangkan,
jaringan floem berfungsi untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubu tumbuhan.
Pada tumbuhan dikotil tipe jaringan pengangkutnya, yakni kolateral
terbuka, di mana jaringan floem dan xylem berdampingan serta terdapat
cambium. Sementara pada tumbuhan monokotil, tipe jaringan pengangkutnya
yakni kolateral tertutup, di mana antara xylem dan floem tidak terdapat
kambium dan letak berkasnya tersebar (Pallenari, et al 2016).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsinya
No. Alat Fungsi
1. Mikroskop Melihat benda dengan ukuran mikroskopis
2. Cutter/ pisau Memotong sampel yang akan dijadikan specimen
3. Preparat Tempat untuk meletakkan spesimen
4. Pipet Membantu memindahkan spesimen ke preparate
5. Gelas Tempat untuk menampung air

Bahan :
a. Air
b. Batang bayam (tumbuhan dikotil)
c. Batang rumput (tumbuhan monokotil)
3.2 Cara Kerja

Menyiapkan Alat dan Bahan yang


dibutuhkan

Mengiris tipis batang spesimen dengan


arah melintang.

Meletakkan objek di atas preparat

Meneteskan air menggunakan pipet ke


atas objek.

Mengamati preparate dengan


mikroskop.

Mendokumentasikan dan mencatat


hasil pengamatan.
3.3 Analisa Perlakuan
Langkah pertama yang perlu dilakukan yakni menyiapkan alat dan
bahan. Selanjutnya, mengiris tipis spesimen batang bayam dan batang rumput.
Spesimen yang telah diiris kemudian diletakkan di preparat dengan bantuan
pipet . dan ditetesi air pada preparate, agar spesimen melekat pada preparat.
Lalu preparat diletakkan pada mikroskop untuk diamati sel dan jaringannya.
Hasil pengamatan kemudian didokumentasi dan dicatat.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Klasifikasi Spesimen
4.1.1 Klasifikasi Bayam
Kindom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus tricolor
4.1.2 Klasifikasi Rumput
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus L.
Spesies : Cyperus rotondus L.
4.2 Susunan Jaringan Pengangkut pada Tanaman Dikotil dan Monokotil

Pallenari, et al (2016)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Sel merupakan unit terkecil
yang menyusun makhluk hidup. Berdasarkan jenisnya, sel dibagi menjadi sel
hewan dan tumbuhan. Sel memiliki bagian sel atau organel yang terdiri atas
dinding sel, membran plasma, nukleus, kloroplas, mitokondria, retikulum
endpolasma, badan golgi, lisosom, vakuola, sitoskeleton, dan ribosom yang
memiliki fungsi masing-masing dan berperan dalam mendukung proses
kehidupan atau aktivitas sel.
Sekumpulan sel yang memiliki bentuk struktur dan fungsi yang
sama disebut jaringan. Pada tumbuhan, berdasarkan sel penyusunnya,
jaringan dibedakan menjadi dua, yakni jaringan meristem dan jaringan
dewasa. Jaringan meristem merupakan jaringan dengan sel yang aktif
membelah dan berperan dalam pertumbuhan tanaman. Berdasarkan letaknya,
jaringan meristem terdiri dari meristem apical, lateral, dan interkalar.
Sedangkan jaringan dewasa tersusun atas sel yang tidak aktif membelah yakni
jaringan dasar (parenkim), jaringan penutup (jaringan pelindung), jaringan
penguat (mekanik) dan jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut pada
tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda. Jaringan pengangkut yang terdiri
dari xylem dan floem pada monokotil memiliki tipe kolateral tertutup, yang
tidak terdapat kambium dan letaknya bebas. Sementara, pada tanaman dikotil
tipe jaringan pengangkutnya kolateral terbuka, di mana diantara xylem dan
floem terdapat kambium.
5.2 Saran
Penulis berharap dengan adanya laporan “Sel dan Jaringan” ini dapat
membantu para pembaca dalam memahami dan memberikan wawasan baru
terkait sel dan jaringan tumbuhan. Penyusunan laporan ini tentu tidak
sempurna dan memerlukan saran dan kritik dari pembaca. Kritik dan saran
dapat disampaikan melalui e-mail : arthawiweka03@student.ub.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Rahmadina, Febriani H. (2019). Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Tubuh
Makhluk Hidup. Surabaya : CV. Selembar Papyrus.
Palennari, M., Lodang, H., Faisal;, & Muis, A. (2016). Biologi Dasar : Bagian
Pertama. In Biologi Sebagai Ilmu. Makassar 2016
Alberts, Bruce, dkk. (2014). Essential Cell Biology : Fourth Edition. United
Kingdom : Garland Science, Taylor & Francis Group, Lcc.
Pollard, Thomas D. (2017). Cell Biology E-Book : Third Edition. Philadelpia :
Elsevier, Inc.
Abdillah, F. (2017). Perbedaan Sel Hidup dan Sel Mati pada Tumbuhan ( The
Difference of Living Cells and Dead Cells in Plants ).
Mahardika. (2009). Jaringan pada Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Sanita
Dharma.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai