Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh tumbuhan terdiri dari satuan yang dikenal secara morfologis yaitu sel, yang
masing-masing diselubungi oleh dinding sel dan melekat pada sel lain dengan adanya
perekat antar sel. Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun
dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan,
seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan
pengangkut (Yulanda Rompas, 2011). Jaringan terdiri dari beberapa sel yang
membentuk secara berkelompok tertentu. Kumpulan sel sepert itu dikenali
berkelompok secara berbeda dari segi struktur dan fungsinya, kelompok sel sepert itu
disebut jaringan. Variasi struktural jaringan berdasarkan kepada perbedaan sel
penyusunnya, ada jaringan yang bersifat sederhana karena tersusun oleh satu macam
sel dan ada jaringan yang bersifat kompleks karena terdiri dari lebih dari satu tipe sel
(Rahmadina, 2017)
Sel berkelompok secara teratur menjadi jaringan, dan berbagai jaringan membentuk
organ. Semua organ bersama-sama membentuk tumbuhan utuh Jadi sel dianggap
sebagai satuan fungsi organik terkecil dalam tumbuhan. Jaringan juga dapat dibedakan
menjadi dua yaitu jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Jaringan sederhana
tersusun atas sel yang relatif seragam meliputi parenkim, kolenkim, sklerenkim.
Sedangkan jaringan kompleks tersusun berbagai macam bentuk sel meliputi xylem,
floem dan epidermis (Melda Ayu Priskilia, 2022). Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding
sel dan di sebelah dalamnya terdapat zat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang
diperlukan untuk kehidupan sel, zat itu disebut protoplas (protoplasma). Dengan
demikian sel tumbuhan dapat dibagi menjadi protoplas, yakni seluruh bagian dalam
sel, dan dinding sel yang mengelilinginya. Terdapat dua bagian yang
menyusun protoplasma yaitu sitoplasma yang berada di dalam sel dan neuklopasma
yang ada di inti sel. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion,
asam amino, monosakarida dan air, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein,
lipid dan polisakarida. Protoplasma  mengatur kegiatan transportasi sel yang sifatnya
selektif permiabel, berfungsi untuk mengatur proses-proses hidup dalam sel. (Waluyo,
2006)
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sel memiliki struktur yang
sesuai dengan fungsinyaa. Hal tersebut telah Allah SWT firmankan dalam Al-Qur’an
Surat Al-Qomar 49 yang berbunyi :
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”
Dan dalam Surat Al Furqan ayat 2 yang berbunyi
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak,
dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”
Isi dari surah tersebut sebagai Sumber Inspirasi yang melengkapi lahirnya Hukum
Struktur Mengikuti Fungsi dalam Biologi sel. Segala ciptaan Allah S.W.T selalu
proporsional, terstrukkur rapi, dan dalam kapasitas yang tepat sesuai dengan fungsinya
(Mujahidin Ahmad, 2020). Dengan demikian perlu dipelajari bagaimana bentuk, dan
isi dari sel. Sehingga melalui praktikum ini diharapkan dapat mempermudah
pemahaman kami sebagai mahasiswa terkait hal tersebut.

Membahas tentang deskripsi sel tumbuhan secara singkat dari penjabaran umum
hingga khusus sekitar dua paragraf. Deskripsi ini ditulis berdasarkan sumber yang valid dan
diberi endnote pada akhir kalimat. Misal: “Sel tumbuhan adalah … (Piko, 2022).”

Jangan lupa mencantumkan integrasi Islamnya (terdapat pada Qalam Surat apa dan ayat
berapa, tulis ayat beserta maknanya) atau hubungan materi sel tumbuhan terhadap ayat
tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah…. (berbentuk poin)

1. Mengamati bentuk-bentuk sel dan komponen-komponen sel seperti dinding


sel dan lumen sel.
2. Mengamati isi sel terutama komponen protoplasmic seperti inti, kloroplas dan
plastida lain, aliran sitoplasma.
3. Mengamati komponan non-protoplasmik penyusun sel antara lain vakuola
dan isinya, benda-benda ergastik misal macam-macam bentuk kristal kalsium
oksalat, butir amilum, lendir, minyak, butir aleuron.
4. Membedakan sel hidup dan sel mati.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

2.1 Sel

Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang
ditemukan oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap
sayatan gabus (terdapat ruangan ruangan kecil yang meyusun gabus
tersebut). Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk
hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian
besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di
dalam sel. (dr. I Made Subagiartha, 2018). Seluruh makhluk hidup
tersusun atas sel yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sel
memiliki sifat yang fundamental (mendasar) dalam ilmu biologi. Semua
organisme kehidupan ini tersusun atas sel tunggal. (Rahmadina, 2017)
Sel terbagi menjadi dua tipe yaitu, prokariotik dan eukariotik. Perbedaan
karateristik antara dua sel tersebut adalah keberadaan membran yang
meyelubungi nukleus maupun organel lainnya yang mempunyai fungsi
spesifik, seperti mitokondria, retikulum endoplasma (RE), badan golgi dan
lisosom. Sel eukariotik memiliki karakteristik tersebut, sedangkan pada sel
prokariotik tidak. Sel tumbuhan merupakan kumpulan sel eukariotik, yaitu
kelompok sel yang memiliki materi genetik atau DNA yang diselimuti
atau dibungkus oleh membran. Dinding pada sel tumbuhan ini tersusun
dari senyawa, seperti pectin, lignin, selulosa serta hemiselilosa yang
fungsinya menguatkan struktur tumbuhan. (Dr. Dra. Rina Priastini
Susilowati, 2019)
Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel dan di sebelah dalamnya terdapat
zat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan
sel, zat itu disebut protoplas (protoplasma). Dengan demikian sel
tumbuhan dapat dibagi menjadi protoplas, yakni seluruh bagian dalam sel,
dan dinding sel yang mengelilinginya. (Waluyo, 2006) Suatu sel dikatakan
mati jika di dalam sel tidak terkandung protoplas (dalam protoplas
terkandung protoplasma yaitu zat-zat kehidupan). Dan benda non
protoplasmik / benda mati dalam sel terdiri dari substansi organik dan
anorganik, cair ataupun padat. Non protoplasmik dibedakan menjadi 2,
yaitu Cair yang merupakan cairan sel (terdapat pada rongga vakuola),
minyak dan lemak; Padat contohnya Ca Oksalat yang terdapat pada
parenkim xylem dan floem; Tepung Amilum yang terdapat pada sel-sel
daun dan dalam alat penyimpan makanan; dan Butir-butir Aleuron /
Prorin. (Azhar, 2012)

Pengertian sel secara umum sampai sel tumbuhan secara khusus


berikut organel- organelnya.

2.2 Komponen Protoplasmatik


Komponen protoplasmik merupakan komponen yang hidup dari sel
tumbuhan, Komponen sel tumbuhan  tersusun atas organel-organel sel yang
mampu melangsungkan atau ikut andil dalam proses metabolisme sel
tumbuhan secara langsung. Organel-organel sel tumbuhan tersebut adalah
inti sel, plastida, mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, diktiosom
(badan golgi), lisosom, mikrobadan, sferosom (Rahmadina, 2017). Berikut
penjelasan organel2 sel tumbuhan komponen protoplasmik
1. Sitoplasma, adalah salah satu komponen protoplasmik sel tumbuhan
yang merupakan substansi hialin yang jernih dengan bahan dasar
hialoplasma.  
2. Inti sel, merupakan pusat pengendali segala macam proses yang terjadi di
dalam sel, dibungkus oleh membran ganda yang tersusun dan senyawa
lipoprotein dengan pori pori dengan ukuran bervariasi dari 400 sampai
600 A°. 
3. Plastida, berbentuk seperti benda kecil-kecil dengan bentuk yang
bervariasi yang tersusun atas zat putih telur yang mempunyai struktur dan
fungsi spesifik. 
4. Mitokondria, merupakan organel membran ganda pada sel tumbuhan
yang memiliki ukuran  dengan diameter 1-2 μm
5. Ribosom  adalah organel pada sel tumbuhan yang berupa partikel kecil
bergaris tengah 17-20 μm
6. Diktiosom merupakan organel sel tumbuhan yang terdiri atas tumpukan
sisterna pipih yang bulat
7. Mikrobadan atau mikrobodi rnerupakan badan renik pada sel tumbuhan
dengan diameter antara  0,5-1,5 nm, terdapat dalam sitoplasma sel dan
berbagai jaringan
8. Sferosom hanya ada pada sel tumbuhan. Sferosom merupakan tubuh lipid
yang dikelilingi membran, berbentuk bulat dengan diameter 0.5— l μm.
9. Lisosom berbentuk seperti mitokondria. Perbedaan lisosom dan
mitokondria adalah lisosom hanya mempunvai membran tunggal dan
tidak mempunyai kristae
2.3 Komponen Non Protoplasmatik
Komponen lain sel tumbuhan adalah komponen non-
protoplasmik. Ini merupakan bagian dari sel tumbuhan yang tidak
hidup seperti vakuola, kristal, minyak atsiri, amilum, aleuron dll.
Berdasarkan sifatnva, komponen non-protoplasmik dapat dibedakan
menjadi cair dan padat. (Dr. Dra. Rina Priastini Susilowati, 2019)
Komponen non-protoplasmik yang bersifat cair dan terdapat di
dalam vakuola sel adalah asam-asam organik, karbohidrat, protein,
alkaloid (nikotin, piperin), zat penyamak, dan zat warna antosianin,
lemak dan minyak lemak terdapat berbagai cadangan makanan pada
biji-bijian. Contohnya adalah pada kacang tanah (Arachis hypogaea)
dan kelapa (Cocos nucifera). Minyak atsiri dijumpai sebagai tetes-tetes
yang membiaskan cahaya, contohnya pada akar rimpang jahe (Zingiber
officinale) dan kulit buah jeruk. (Citrus sp). Komponen non-
protopIasmik yang bersifat padat atau zat ergastik antara lain kristal
kalsium oksalat, aleuron, dan amilum. (Rahmadina, 2017)

Pengertian komponen non protoplasmatik dan penjelasan bagian sel


yang termasuk komponen non protoplasmatik, termasuk zat ergastik.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 13 September 2022 pukul
08.10-09.50 WIB yang bertempat di Laboratorium Pendidikan Fakultas sains
dan teknologi uin maulana malik ibrahim malang.

Ditulis sesuai waktu dan tempat praktikum dilaksanakan

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Mikroskop majemuk (cahaya)
2. Gelas benda dan penutup
3. Pipet tetes
4. Jarum preparat
5. Silet tatra

Menggunakan intro dan berbentuk poin.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Umbi Solanum tuberosum
2. Akar pena Daucus carota
3. Batang Amaranthus sp.
4. Daun Opuntia sp

Menggunakan intro dan berbentuk poin.

3.3 Langkah Kerja

Menggunakan intro dan berbentuk poin dan dipasifkan.


BAB IV

HASIL DAN
PEMBAHASAN

4.1 Solanum tuberosum

4.1.1 Tabel Pengamatan

Foto pengamatan Gambar pengamatan Keterangan

4.1.2 Klasifikasi

4.1.3 Pembahasan

Pada pengamatan umbi kentang yang diamati dibawah mikroskopcahaya


dengan perbesaran 40 x 10 terlihat adanya bagian-bagian
yang bersifat non-protoplasmik, yaitu dinding sel , lamel-lamel, hilum dan
amilum. Terdapat amilum tunggal, amilum setengah majemuk, dan
amilum eksentris yang terlihat. Hilum merupakan titik awal butir tepung
dibentuk. Hal ini sesuai pernyaataan .....bahwasanya .Tipe butir tepung
pada umbi kentang ialah tipe eksentrik yaituletak hilum berada di tepi.
Umbi batang juga termasuk tipe tunggal yaitu butir tepung mempunyai satu
hilum. Amilum pada kentang merupakan amilum setengah
majemuk diadelf. Amilum setengah majemuk diadelf  adalah butir amilum
yang mempunyai lebih dari satu hilum yang masing-masing dikelilingi
lamela dan di luarnya dikelilingi lamela bersama. Amilum merupakan
salah satu bagian dari sel yang bersifat non protoplasmik yang ada di dalam
plastida. Perkembangan amilum dimulai dengan terbentuknya hilus/hilum,
kemudian diikuti oleh pembentukan lamela yang semakin banyak. (...)
Formatnya: “Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa... .
Hal ini sesuai dengan pernyataan Tuktuk (2022) yang menyatakan …” Jadi di
pembahasan itu mencantumkan hasil dari pengamatan yang telah dilakukan
kemudian diperkuat oleh hasil penelitian orang lain.

4.2 Daucus carota

4.2.1 Tabel Pengamatan

Foto pengamatan Gambar pengamatan Keterangan

4.1.2
Klasifikasi
4.1.3 Pemnbahasan
. Berdasarkan pengamatan pada irisan melintang Daucus carota yang
diamati dibawah mikroskopcahaya dengan perbesaran 40 x 10 terlihat di
dalam sel umbi Daucus carota terdapat dinding sel yang membatasi sel
yang satu dengan yang lain dan diantara dinding sel ini terdapat ruang antar
sel. Selain itu juga terdapat kromoplas berupa pigmen karoten (plastida
yang berwarna kuning atau jingga) yang berbentuk segitiga. Pada
kromoplas terkandung zat warna karotenoid dalam hal ini yaitu alfa dan
beta karoten yang menyebabkan warna jingga pada umbi wortel sebagai
pigmen karotenoid utama. Di samping kromoplast yang jelas diamati pada
percobaan juga terdapat sitoplasma.
Seperti yang di tuliskan oleh Hidayat (1995) bahwa, warna kuning,
merah atau merah bata yang terdapat dalam kromoplas diakibatkan
oleh kratinoid yang terkandung di dalamanya. Kromoplas ini sering kali
berasal dari kloroplas, namun ada juga yang ditafsirkan berasal dari
proplastida. Konsep yang penting tentang kromoplas ini adalah sintesis
dan penempatan pigmen karotenoid yang berada dalam sel tersebut..
4.3.1 Amaranthus sp.
Berdasarkan hasil pengamatan irisan melintang batang bayam
dengan perbesaran 40×10 dapat terlihat adanya dinding sel dan kalsium oksalat
yang berbentuk kristal prisma. Menurut Hidayat (1995), berbagai bentuk kristal
ditemukan dalam sel tumbuhan, kristal kalsium oksalat terdapat dalam bentuk
butiran halus(piramida kecil) yang terdapat pada sel batang bayam. Kalsium
oksalat merupakan salah satu bahan ergastik di dalam sel bersifat padat dan tidak
larut karena berikatan kovalen sehingga mengendap berbentuk Kristal di dalam
jaringan tumbuhan. Kristal ini terbentuk sebagai hasil akhir metabolisme di dalam
jaringan tumbuhan (Ardiansah Hasin, 2019)

4.4.1 Opuntia sp

Berdasarkan hasil pengamatan pada irisan melintang daun opuntia sp dengan

mikroskop cahaya perbesaran 40x10 dapat terlihat adanya kristal kalsium oksalat

berbentuk kristal drussen yang berbentuk seperti bintang atau rosete.

Menurut ...Drus, merupakan kristal prismatik yg tssn globular dijumpai dlm daun

Datura stramonium& Ruta graveolens, dlm daun Opuntia ficus-indica, dlm

korteks berdaging Anabis articulata, dlm rizoma Rheum rhaponticum& Colocasia

esculenta, dlm akar Ipomoea batatas.


BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan menjawab dari tujuan. Jika tujuan hanya satu paragraf


maka kesimpulan juga satu paragraf, jika poin maka poin.

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Minimal 5 Jurnal, 5 Buku (Minimal 1 Jurnal Internasional)

Bibliography
Ardiansah Hasin, ,. Z. (2019). ANALISIS KADAR KALSIUM OKSALAT (CaC2O4)
PADA DAUN DAN BATANG. Jurnal Media Laboran,, vol 9 no 1.
Azhar. (2012). Jaringan Pada Daun, Batang dan Akar Tumbuhan. Depok: PT Alex
Media Komputindo.
Dr. Dra. Rina Priastini Susilowati, M. (2019). Kajian Sel dan Molekuler. Banyumas: CV.
Pena Persada.
dr. I Made Subagiartha, S. (2018). SEL STRUKTUR, FUNGSI, DAN REGULASI. Bali.
Melda Ayu Priskilia, R. N. (2022). PENGARUH KOMBINASI LARUTAN BUAH
BINAHONG, KUNYIT, DAUN SUJI TERHADAP TINGKAT
KEKONTRASAN JARINGAN BATANG BAYAM (Amaranthus spinosus L)
SEBAGAI MEDIA BELAJAR JARINGAN TUMBUHAN . BIOEDUKASI
Jurnal Pendidikan Biologi , vol 13 no 1.
Mujahidin Ahmad, E. B. (2020). Kunci Tadabbbur dan Integrasi Al-Qur’an dalam
Pembelajaran Biologi. Bioeduca: Journal of Biology Education, 101-114.
Rahmadina, M. (2017). BIOLOGI SEL. medan: CV. Selembar Papyrus.
Waluyo, J. (2006). Biologi Dasar. Jember: Universitas Press.
Yulanda Rompas, d. (2011). Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa
Tumbuhan Suku Orchidaceae. JURNAL BIOSLOGOS, vol 1 no 1.
LAMPIRAN

Lapsem

Jurnal yang dipakai (halaman depan dan halaman yang dikutip)

Anda mungkin juga menyukai