DISUSUN OLEH :
MAR’ATUL AZIZAH S. NAWAI
G70119002
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Sel
Eukariotik Yang Mikroskopis” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Semoga makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai “Sel Eukariotik Yang Mikroskopis”. Penulis menyadari
bahwa terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan
karyon) memiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100
µm, sepuluh kali lebih besar daripada bakteri. Sitoplasma eukariota adalah
daerah di antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium
semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel
dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki
prokariota. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada
pula yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus.
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota,
yaitu (1) mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi;
(2) retikulum endoplasma, suatu jaringan membran tempat sintesis
glikoprotein dan lipid; (3) badan golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel ke
tempat tujuannya; serta (4) peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan
asam amino. Lisosom, yang menguraikan komponen sel yang rusak dan
benda asing yang dimasukkan oleh sel, ditemukan pada sel hewan, tetapi
tidak pada sel tumbuhan. Kloroplas, tempat terjadinya fotosintesis, hanya
ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan dan sejumlah organisme
uniseluler. Baik sel tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler memiliki
satu atau lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah
serta tempat terjadinya sejumlah reaksi penguraian. Jaringan protein serat
sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan mengendalikan pergerakan
struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel
hewan di dekat nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.
Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel
tumbuhan dan membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel,
namun komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di
antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat saluran yang disebut
plasmodesmata.
Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil evolusi secara fisik dan
biologis yang terjadi berjuta tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk dari
sekelompok organisme anaerobik dan organisme aerobik yang saling
berhubungan secara simbiosis sehingga dapat hidup bersama dan saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah sel
eukariotik. Sel eukariotik memiliki nukleus yang terbungkus di dalam
membran, sehingga DNA yang terdapat di dalam nukleus dapat tersimpan
dalam kompartmen khusus yang terpisah dari bagian lain dari sel yang
disebut sitoplasma. Disamping itu, terdapat juga jenis organella lain yaitu
mitokondria dan kloroplas, yang terbungkus dalam dua lapis membran yaitu
membran dalam dan membran luar yang secara kimiawi memiliki perbedaan
dengan membran yang membungkus nukleus. Mitokondria terdapat pada
hampir semua jenis sel sedangkan kloroplas hanya terdapat pada sel yang
mampu melakukan fotosintesis yaitu pada tumbuhan, tetapi pada hewan dan
jamur tidak ada. Mitokondri dan kloroplas berasal dari satu simbiosis yang
sama, dimana keduanya saling ketergantungan satu dengan yang lainnya.
Sel eukariotik ini terdapat pada organisme yang lebih kompleks lagi dan
susunan organelnya sudah tersusun dengan teratur. Sel ini terdapat pada sel
hewan dan sel tumbuhan. Walaupun demikian, sel ini tidak semuanya ada
pada masing – masing sel karena ada bagian yang berbeda satu dengan yang
lainnya dan memiliki bentuk, ukuran, dan fungsi fisiologis yang berbeda
juga. Meskipun demikian, ada bagian sel yang sama diantaranya yaitu
membran plasma, sitoplasma, organel (seperti retikulum endoplasma,
kompleks golgi, lisosom, mitokondria), dan inti sel (nukleus).
II.2 Asal Usul Sel Eukariotik
Berdasarkan evolusi biologi maka organisme prokariotik berkembang
menjadi organisme eukariotik yang diduga muncul sekitar 1,5 milyar tahun
yang lalu. Pada organisme eukariotik, membran inti sel yang disebut
nukleoplasma mengalami pelekukan ke dalam sehingga mengelilingi DNA.
Oleh karena pelekukan tersebut, maka terlihat bahwa membran bagian dalam
bersatu membentuk membran inti sel bagian dalam, sedangkan pelekukan
membran bagian luar menjadi membran inti sel luar. Maka dapat dikatakan
bahwa membran inti sel merupakan membran rangkap atau ganda. Dengan
menggunakan mikroskop elektron terlihat bahwa membran inti bagian luar
berhubungan dengan retikulum endoplasma (RE). Dengan adanya membran
inti pada organisme eukariotik maka inti sel disebut nukleus. Pada saat itu
diyakini bahwa sel eukariotik merupakan hasil proses evolusi biologi dari sel
prokariotik, dan pada akhirnya memiliki fungsi yang kompleks setelah
ditemukan adanya DNA di dalam inti sel. Ahli yang menyatakan teori
tersebut adalah Lynn Margulis.
2. Reproduksi seksual
Reproduksi seksual yang terjadi pada fungi mempunyai pola yang sama
dengan eukariot tingkat tinggi. Prosesnya diawali dengan terjadinya
plasmogami (penyatuan ujung atau sisi suatu hifa khusu yang disebut
sitoplasma) dari dua individu yang cocok dimana sitoplasma yang
bersatu tersebut masing-masing membawa inti yang terkandung di
dalamnya. Kariogami adalah penyatuan atau fusi nucleus dari kedua
individu untuk membentuk nucleus yang diploid (2n). Kariogami dapat
langsung terjadi setelah plasmogami tetapi dapat pula ditunda.
Spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua inti tersebut, terbentuk
lebih jarang, lebih kemudian dan dalam jumlah yang lebih sedikit
dibanding sporaa seksual. Disamping itu spora semacam itu terbentuk
hanya dalam keadaan tertentu saja. Hal ini menyebabkan banyak fungi
yang sampai saat ini belum diketahui reproduksi atau spora seksualnya.
Ada beberapa tipe spora seksual yaitu (1) askospora, Spora ini bersel
satu dan terbentuk di dalam suatu strukfur semacam pundi atau kantung
yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora pada setiap
askus. (2) Basidiospora, yaitu spora seksual yang terbentuk di atas
struktur seperti gada yang disebut basidium. (3) Zigosora adalah spora
besar berdinding yang terbentuk apabila ujungujung dua hifa yang secara
seksual serasi (disebut juga gametangia) saling melebur. (4) Oospora
adalah spora yang terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang
terbentuk dalam anteridium menghasilkan oospora. Dalam setiap
oogonium bisa ada satu atau beberapa oosfer.
Contoh lain dari divisio ini adalah Saprolegnia yaitu fungi yang sering
ditemukan pada bangkai serangga. Fungi ini adalah contoh fungi
saprofit. Selain itu fungi dari kelompok Oomycotina yang bersifat
patogen adaiah Phytium. Fungi tersebut dapat menyebabkan penyakit
bususk pada kecambah tembakau, kina, bayam dan nenas. Fungi ini
mudah monyerang pada persemaian yang tanahnya sangat lembab.
2. Divisio zygomycotina
Divisio ini melalkukan reproduksi seksual dengan cara konjugasi yang
melibatkan fusi dua gamet menghasil kan zigospora. Reproduksi
aseksualnya dengan menghasilkan spora yang terkandung dalam
konidium atau sporangium. Hifa dari fungi ini sama halnya dengan
Oomycotina, tidak bersepta (non-septet), hifa relatif besar dan
berkembang biak dengan miselium yang bercanag-cabang. Kelompok ini
dianggap sudah lebih berkembang dibanding Oomycotina meskipun bila
dibandingkan dengan Ascomycotina dan Basidiomycotina masih
dianggap lebih primitif. Fungi ini merupakan fungi yang umum terdapat
di udara dan tanah. Dua species dari kelompok zygomycotina yang
banyak dikenal adalah Rhyzopus dan Mucor. Keduanya mempunyai
struktur dan penampilan yang hampir sama, hanya pada Rhyzopus dapat
ditemukan adanya percabangan hifa khusus yang menembus substrat
yang menyerupai akar disebut stolon.
III.1 Kesimpulan
Sel eukariotik ialah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang
dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu
membran sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Kata eucaryotic
ini berasal dari kata yunani, eu (sejati), dan karyon (bagian dalam
biji/nukleus). Oleh sebab itu, sel ini dinamakan sel yang memiliki membran
inti (nukleus). Sel eukariotik memulai kehidupannya dengan sebuah
nukleus yang dikelilingi oleh berbagai macam organel yang memiliki
struktur dan fungsi tertentu dan terbungkus dalam sebuah membran
sehingga bentuknya kokoh dan tersusun dengan teratur.
Fungi adalah organisme eukariot yang mempunyai dinding sel dan pada
umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai karakteristik tumbuhan.
Namun demikian fungi secara fundamental dapat dibedakan dari tumbuhan
karena tidak mempunyai klorofil. Dengan demikian mereka tidak mampu
melakukan proses fotosintesis menghasilkan bahan organik dari
karbondioksida dan air, sehingga mereka disebut organisme yang
heterotrof.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, M.H., Sukini., dan Yodong. 2017. Mikrobiologi. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan.
Rahmadina, dan Febriani,H. 2017. Biologi Sel : Unit Terkecil Penyusun Tubuh
Makhluk Hidup. Surabaya : CV. Selembar Papyrus.
Susilowati, R.P. 2019. Kajian Sel dan Molekuler. Purwokerto : CV.Pena Persada.