Anda di halaman 1dari 27

Obat Enzim

Siti Mariam
Enzim
• Enzim adalah molekul protein yang kompleks yang di hasilkan oleh sel
hidup yang berfungsi sebagai katalisator dalam berbagai proses kimia di
dalam tubuh makhluk hidup
• Sebagai katalisator,
• Enzim tidak ikut bereaksi tetapi hanya mempercepat proses reaksi.
• Struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi.
• Peran serta enzim dalam suatu reaksi tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi
Tatanama Enzim

• Enzim yang beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya disebut endoenzim.


• Sedangkan enzim yang beraktivitas diluar sel tempat sintesisnya disebut
eksoenzim
• Nama enzim dibentuk dari nama substrat atau nama reaksi yang
dipercepatnya,dengan menambahkan akhiran ase, contohnya :
• Urease : Enzim pengurai ureum
• Protease : Enzim pengurai protein
• Lipase : Enzim pengurai lemak/lipida
• Reduktase : Enzim yang mempercepat reduksi
• Hidrolase : Enzim yang mempercepat hidrolisis
• Berdasarkan senyawa atau gugusan yang terkandung dalam enzim, maka
enzim dapat dibedakan atas :
• Gugus protein, disebut apoenzim
• Gugus non protein, disebut gugus prostetik atau koenzim. Kelompok ini berperan
dalam metabolism sel-sel tubuh
Fungsi Enzim
Enzim-enzim di dalam tubuh berfungsi dalam :
• Proses pencernaan dengan menggunakan lemak, protein dan
karbohidrat
• Reaksi-reaksi yang berkaitan dengan proses pernafasan
• Efek-efek dari vitamin berkenaan dengan kerja dari enzim, misalnya
defisiensi suatu vitamin, sebenarnya kekurangan enzim
• Keseimbangan hormone-hormone
• Contoh kelebihan hormone insulin diuraikan oleh insulinase
Kegunaan Enzim

• Membantu proses pencernaan, contohnya :protease, amilase, seropeptidase, dll


• Membersihkan dan menyembuhkan luka – luka, dengan cara mencerna secara
selektif jaringan – jaringan yang mati tanpa merusak jaringan yang sehat,
termasuk juga melindungi saluran darah yang mengelilingi luka tersebut
• Anti koagulansia, untuk menguraikan molekul – molekul fibrin yang
menyebabkan pembekuan darah dan gumpalan –gumpalan darah
pada pengobatan trombosis, tromboflebitis. Contoh : Streptokinase dan urokinase
• Glukosa oksidase, untuk menentukan kadar glukosa dalam urine pada diabetes
(diagnose)
• Uricase, untuk menentukan kadar asam urat dalam darah (diagnosa)
Mekanisme kerja Enzim

1. Teori gembok-kunci
• Enzim memiliki sisi aktif yang
spesifik pada suatu substrat tertentu.
• Substrat memiliki bentuk yang
cocok dengan sisi aktifnya.
 
2. Teori induced fit
Enzim memiliki sisi aktif yang
fleksibel yang dapat menyesuaikan
dengan bentuk substrat
Sediaan Enzim untuk Terapi
1. Antikoagulan /Fibrinolitik
a. Streptokinase
• Adalah suatu protein (tetapi bukan enzim itu sendiri) yang disentesis oleh streptococus yang
bergabung dengan plasminogen proaktivator. Komplek enzim ini mengkatalisis konversi dari
plasminogen inaktif menjadi plasmin aktif  obat Fibrinolitik
• Infark miokard akut, trombosis vena dalam (DVT), emboli paru, trombosis arteri perifer
akut/subakut, penyakit subatan arteri kronis, sumbatan arteri/vena retina sentral
• Metabolisme dan eksresi, dibersihkan dengan cepat dari sirkulasi oleh antibody dan sistem
retikulo endotelial dan sirkulasi setelah pemberian iv
• Waktu paruh, 23 menit ( kompleks streptokinase atau plasmin)
• Dosis : 250,000 iu IV infus selama 30 menit,di ikuti dengan dosis pemeliharaan 100,000iu/jam.
• Pada infark miokard akut: terapi tidak lebih dari 5 hari.infark miokard akut dosis bolus 20,000 iu
dengan infus intra koroner.di ikuti dengan dosis pemeliharaan 2,000-4,000 iu pada interval 3-5
menit . terapi ini dapat diteruskan sampai total dosis adalah 120,000 iu
Mekanisme Hemostasis
Jalur ekstrinsik dan intrinsik
mengaktifkan faktor X
(Protrombin)
•Faktor koagulasi (clotting
factor)
•Faktor I : Fibrinogen
•Faktor II : Protrombin
•Faktor III : Trombokinase
•Faktor IV : Kalsium
•Faktor V : Proakselerin
•Faktor VII : Prokonvertin
•Faktor VIII : Plasmokinin
•Faktor IX : Protromboplastin
beta
•Faktor X : Protrobinase
•Faktor XI : Faktor PTA
•Faktor XII : Faktor Hageman
•Faktor XIII : Fibrinase
Fibrinolisis
• Fibinolisis : proses pelarutan gumpalan darah
(fibrin)
• Sistim fibrinolisis penting untuk menyingkirkan
deposit fibrin yang berlebihan  Pada tempat
jaringan yang rusak (tissue injury), fibrinolisis
dimulai dengan perubahan plasminogen menjadi
plasmin.
• Plasmin adalah enzim proteolitik yang mampu
memecah silang-link antara molekul fibrin, yang
menyediakan integritas struktural pembekuan darah
 aktivator plasminogen / obat fibrinolitik
• Gumpalan fibrin bersifat sementara setelah
beberapa waktu dilarutkan oleh plasmin (enzim
protease) => factor pembeku V dan VII.
Fibrinolisis
Dalam darah plasmin berada dalam bentuk pro-enzim in aktif plasminogen yang diaktifkan oleh
zat-zat aktivator plasminogen (ZAP) faal yaitu TPA (Tissue Plasminogen Activator), urokiriase
dan f.XII teraktivasi.
Pembentukan berlebih plasmin dengan resiko pendarahan dihindari oleh inhibitor ZAP
(antiplasmin)

• Plasminogen dibentuk di hati, ZAP di banyak bagian jaringan.


• Antara pembentukan dan pelarutan fibrin terdapat keseimbangan
Tissue plasminogen aktivator menghasilkan lisis
bekuan melalui urutan berikut:
1. TPA mengikat fibrin pada permukaan gumpalan
2. Mengaktifkan fibrin yang terikat plasminogen
3. Plasmin dibelah dari plasminogen terkait dengan
fibrin
4. Molekul fibrin yang rusak terpisah oleh plasmin
dan gumpalan larut
b. Urokinase
• Adalah suatu enzim manusia yang disintesis oleh ginjal yang dihasilkan dari biakan jaringan sel ginjal
manusia
• Urokinase mengubah plasminogen menjadi plasmin aktif secara langsung.
• Plasmin yang dibentuk didalam trombus oleh aktivator ini dilindungi dari antiplasmin plasma yang
memungkinkan plasmin untuk menghancurkan trombus itu dari dalam. Bila diberikan infus intravena
urokinase mengalami klirens yang cepat oleh hati. Masa paruh sekitar 20 menit. Sejumlah kecil obat
diekskresi dalam empedu dan urin
• Indikasi : untuk mengobati gumpalan darah dalam paru-paru
• Dosis: IV (infus) permula 250.000 iu dalam larutan NaCl/glukosa selama 15 menit,lalu 100-250.000 iu
selama 8-12 jam. Dosis yang dianjurkan adalah dosis muat 1000-4.500 IU/kg BB Secara IV dilanjutkan
dengan infu IV 4.400 IU/kgBB.
• Asam aminokaproat  merupakan penawar spesifik untuk keracunan urokinase. Dosis biasa dimulai dengan 5
g (oral/IV) diikuti dengan 1,25 g tiap jam sampai pendarahan teratasi. Dosis tidak boleh melebihi 30 g dalam
24 jam. Penyuntikan IV cepat dapat menyebabkan hipotensi, bradikardia dan aritmia
2. Digestan
• Merupakan obat yang berisi kombinasi enzim pencernaan, seperti amilase,
lipase, atau protease, yang berguna untuk membantu tubuh mencerna makanan
ketika pankreas tidak bisa menghasilkan enzim pencernaan yang cukup.
• Obat digestan umumnya diberikan kepada penderita gangguan pencernaan yang
biasanya mengakibatkan keluhan perut kembung, sebah, perut terasa penuh,
mual, dan sakit maag.
• Obat digestan dapat digunakan sebagai suplemen atau terapi pengganti enzim
yang kurang  Kondisi-kondisi yang dapat mengakibatkan enzim pencernaan
berkurang adalah cystic fibrosis,  pankreatitis kronis, kanker pankreas, dan
pasca operasi daerah pankreas atau daerah perut.
• Sediaan obat digestan : Benozym, Decazym, Elsazym, Enzycomb, Enzyplex,
Flazymec, Pancreatin, Tripanzym, Vitazym, Xepazym.
a. Pepsin
• Substansi yang mengandung enzim proteolitik yang didapat dari lapisan glandural perut babi
segar, Sus scrofa Linne var. Domesticus Gray (Fam. Suidae). Diperoleh dengan cara
mencernakan bagian tersebut dengan asam klorida.
• Digunakan untuk membantu pencernaan lambung.
• Diberikan sesudah makan dan diikuti pemberian suatu asam klorida.
• Dosis lazim 500 mg. Sering dikombinasi dengan pankreatin.

b. Laktase
Suatu enzim yang menghidrolisa laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Diperoleh secara
komersial dari ragi Saccharomyces lactis, digunakan untuk membantu pasien yang menderita
intoleransi laktosa.
c. Ekstrak Malt
• Suatu produk yang diperoleh dari hasil ekstraksi malt, dari perkecambahan biji satu atau
lebih varietas Hordeum vulgare.
• Malt dibuat infuse dengan air pada 60°C, dan cairan yang dikeluarkan dipekatkan pada
temperatur tidak lebih dari 60 °C, pada tekanan rendah.
• Ekstrak malt dapat dicampur dengan 10 % gliserin.
• Ekstrak malt mengandung dekstrin, maltosa, sejumlah kecil glukosa dan amilolitik enzim.
• Dapat mengubah pati tidak kurang dari 5 kali beratnya menjadi gula larut air.
• Digunakan sebagai suatu makanan mudah cerna dan sebagai pembantu pencerna pati.
• Dosis lazim 15 gram.

d. Diastase
• Suatu serbuk putih kekuningan yang tak berbentuk/ amorf, yang diperoleh dari infuse
malt.
• Dapat mengubah pati kentang 50 kali beratnya menjadi gula.
e. Pankreatin

• Substansi yang mengandung sejumlah enzim khususnya amylase, lipase dan


protease. Dapat diperoleh dari pancreas babi, Sus scrofa Linne var. Domesticus
Gray (fam. Suidae) atau dari sapi jantan Bos taurs Linne (Fam. Bovidae) dengan
metode yang mirip dengan pepsin.
• Pankreatin berbentuk serbuk halus amorf, berwarna krem redup, bau khas tetapi
tidak menyengat. Aktifitas terbaik pada larutan netral atau sedikit alkali. Dapat
menjadi inert jika ada asam mineral atau sejumlah besar alkali hidroksida.
• Digunakan sebagai pembantu pencernaan dan juga digunakan pada sediaan
makanan pra cerna (predigested) untuk pasien.
• Tersedia bentuk granul salut enteric untuk bayi yang menderita celiac dan kasus
kasus yang berhubungan dengan kekurangan pankreatin.
• Dosis lazim 325 mg sampai 1 gram dalam bentuk tablet, kapsul atau granul
f. Pankrealipase

• Merupakan pankreatin yang dipekatkan. Dalam tiap miligramnya mengandung


tidak kurang dari 24 unit USP aktifitas lipase, 100 unit USP aktifitas amylase, dan
100 unit USP aktifitas protease, mempunyai aktifitas lipase 12 kali lipat pankreatin,
dan aktifitas amylase dan protease 4 kali lipat pakreatin.
• Digunakan sebagai pembantu pencernaan, meningkatkan absorbsi usus terhadap
lemak sehingga membantu mengontrol steatorrhea (menandakan kelebihan lemak
dalam tinja dan merupakan gejala dari malabsorpsi dengan diare yang berlemah
danberbau)
• Tersedia dalam bentuk kapsul, paket serbuk dan tablet.
• Dosis lazim 8.000 sampai 24.000 unit USP aktifitas lipolitik terutama pada tiap
makan atau camilan.
g. Papain
• Diperoleh dari getah buah tua mentah Carica papaya Linne
(fam. Caricaceae) yang dikeringkan dan dimurnikan.
• Cara mengumpulkan: buah pepaya digantung ditoreh dangkal
pada 4 sisi. Getah yang didapat akan segera mengental;
bongkahan getah diiris dan dikerinngkan dengan bantuan
matahari atau dengan penghangat buatan.
• Penorehan dan pengumpulan dilakukan selama seminggu
selama buah tersebut masih mengeluarkan getah.
• Papain kasar dimurnikan dengan melarutkannya dalam air
dan diendapkan dengan alkohol.
• Sediaan papain : Panafil, Accuzyme
• Papain dapat dikatakan sebagai “vegetable pepsin” karena
mengandung enzim yang mirip dengan pepsin, namun tidak seperti
pepsin, papain bekerja baik pada keadaan asam, netral atau alkali.
• Papain mengandung beberapa enzim: 1 atau lebih enzim proteolitis,
diantaranya peptidase I yang mengubah protein menjadi dipeptida
dan polipeptida; enzim mirip rennin yang menggumpalkan kasein
dari susu; enzim amilolitik; enzim penggumpal yang mirip pektase;
dan enzim yang mempunyai aktifitas rendah terhadap lemak.
• Papain digunakan sebagai suatu digestan protein karena kerjanya
mirip pepsin; untuk menghilangkan gejala yang muncul karena
episiotomi; sebagai bahan larutan dasar pencucian soft contact lens;
dalam industri daging digunakan sebagai meat tenderizer (pelunak
daging)
3. Debrideman
• Debridemen adalah suatu proses usaha menghilangkan jaringan
nekrotik atau jaringan nonvital dan jaringan yang sangat
terkontaminasi dari bed luka dengan mempertahankan secara
maksimal struktur anatomi yang penting seperti syaraf,
pembuluh darah, tendo dan tulang.
• Jika jaringan nekrotik tidak dihilangkan akan berakibat tidak
hanya menghalangi penyembuhan luka tetapi juga dapat terjadi
kehilangan protein, osteomielitis, infeksi sistemik dan
kemungkinan terjadi sepsis, amputasi tungkai atau kematian.
• Setelah debridement akan terjadi perbaikan sirkulasi dan suplai
oksigen yang adekuat ke luka.
Beberapa metode debridement antara lain :
1. Autolytic debridement (invivo enzymes self digest devitalized tissue)
merupakan  teknik debridement yang membuat suasana lembab untuk mengaktifkan enzim di dalam luka atau
yang berasal dari dalam tubuh yang akan menghancurkan jaringan nonvital.
2. Enzymatic debridement
merupakan suatu teknik debridement menggunakan topikal ointment yang sifat lebih selektif dalam mencerna
jaringan nekrotik. Cara bekerjanya secara proteolitik, fibrinolitik dan kolagenase, tergantung dari target jaringan
yang akan dihancurkan. Topikal oinment yang populer saat ini adalah kolagenase (Santyl) hasil fermentasi dari
Clostridium histolyticum yang mempunyai kemampuan unik mencerna kolagen dalam jaringan nekrotik.
3. Mechanical debridement
prinsip kerjanya adalah wet to dry dressing. Luka ditutup dengan kasa yang dibasahi normal saline, setelah
kering akan melekat pada jaringan yang mati. Saat mengganti balut jaringan mati akan ikut terbuang. Tidak
nyaman dan merusak jaringan granulasi baru, merusak epitel yang masih fragile dan potensial  di sekitar luka.
(pulsed lavage debridement).
4. Biological debridement
Biological Debridement menggunakan larva disebut sebagai Maggot Debridement Therapy (MDT). Larva ini
memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim proteolitik untuk mencerna jaringan mati atau nekrotik, enzim
yang dikeluarkan oleh larva juga mengandung antibiotik yang dapat mengurangi terjadinya infeksi. .
5. Surgical debridement
Tindakan menggunakan skalpel, gunting, kuret atau instrumen lain disertai irigasi untuk membuang jaringan
nekrotik, dari luka. 
a. Tripsin
• adalah suatu enzim proteolitik yang dikristalkan yang diperoleh dari ekstrak kelenjar
pankreas lembu jantan, Bos taurus Linne (Fam. Bovidae).
• Berwarna putih hingga putih kekuningan, tak berbau, berbentuk serbuk kristal atau amorf,
stabil pada keadaan kering, cepat rusak dalam bentuk larutan.
• Digunakan oral, topical, inhalasi atau injeksi local untuk debridemasi permukaan lesi
nekrotik dan piogenik.
• Penggunaan langsung secara topical dengan pemakaian aerosol untuk luka dan pembersihan
borok/ ulser cleansing.

b. Chymotripsin
• Suatu enzim proteolitik
• Tersedia untuk larutan optalmik, diberikan pada bagian ruangan possterior mata di bawah
iris untuk mencapai wilayah lisis.
• Biasanya diberikan dengan kombinasi tripsin oral.
c. Sutilain
• Substansi yang mengandung enzim proteolitik yang diperoleh dari bakteri Bacillus subtilis. Sutilain
mengandung tidak kurang dari 2,5 juta unit USP kasein dari aktifitas proteolitiknya per gram.
• Serbuk krem digunakan topical dalam bentuk ointment, 2-4 kali sehari, untuk debridemasi luka.

d. Collagenase
• Suatu sediaan enzim yang diperoleh dari kultur fermentasi Clostridium histolycum.
• Collagenase memecah kolagen dan digunakan topical untuk membersihkan luka/ borok kulit dan
area yang terbakar paling hebat.
• Dalam pemakaian harus hati-hati untuk menghindari inaktifasi enzim karena logam berat; larutan
burow dapat digunakan untuk menghentikan kegiatan enzim apabila resiko bakterimia berkembang.
• Tersedia dalam bentuk ointmen yang mengandung 250 unit aktifitas collagenase per gram.
4. Kegunaan Lainnya
Hyaluronidase
• Digunakan untuk injeksi, steril, kering mudah larut. Potensinya dinyatakan
dalam unit USP hialuronidase.
• Enzim ini adalah enzim mukolitik yang mampu melakukan depolimerasi dan
mengkatalisis asam hialuronat dan heksosamin dengan sifat yang mirip, yang
mengandung polisakarida. Enzim hialuronidase juga merupakan spreading
and diffusing factor (factor yang dapat meningkatkan dan memperluas difusi).
Dapat diperoleh dari testis mamalia, manusia, beberapa kultur bakteri sebagai
produk metabolit, kepala pacet/ lintah, dan dalam racun ular. Karena kerja
asam hialuronat, enzim ini meningkatkan difusi dan absorbsi infuse sub
kutan. Hialuronidase untuk injeksi adalah spreading agent.
• Dosis lazim, hypodermoclysis, adalah 150 unit USP.
L- Asparaginase
• Suatu jenis enzim yang didapat dari pembiakan strain tertentu dari Escherichia coli.
• L-Asparaginase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis L-asparaginmenjadi L-aspartat dan ammonia.
L-asparagin merupakan asam amino nonesensial yangdibutuhkan oleh sel untuk sintesis protein dan
pertumbuhan. Pada sel penderita leukemialimfoblastik akut, jumlah asparagin sintetase terbatas, sehingga
ketersediaan asparaginbergantung dari luar sel sedangkan pada sel normal asparagin sintetase dapat
bekerjasecara normal menghasilkan asparagine. Adanya L-Asparaginase dalam tubuh akanmengakibatkan
penurunan konsentrasi asparagin dalam darah sehingga asupan asparaginbagi sel kanker tersebut menjadi sangat
terbatas dan sintesis protein pada sel tersebutakan terganggu yang pada akhirnya akan menghambat
pertumbuhan sel kanker, danmengakibatkan kematian sel kanker tersebut.
• Efektifitas obat ini dihubungkan dengan perbedaan keperluan akan L- asparaginase antara sel normal dan sel
neoplastik.
• Efek samping serius seperti reaksi alergi dan anafilaktik yang fatal dapat terjadi. L-asparaginase digunakan
dalam kombinasi dengan zat kemoterapetik lain.
• Diberikan intravena 1.000 unit per kg berat badan per hari atau intra muskular 6.000 unit per meter persegi/ luas
permukaan tubuh pada interval 3 hari.

Anda mungkin juga menyukai