Siti Mariam
Enzim
• Enzim adalah molekul protein yang kompleks yang di hasilkan oleh sel
hidup yang berfungsi sebagai katalisator dalam berbagai proses kimia di
dalam tubuh makhluk hidup
• Sebagai katalisator,
• Enzim tidak ikut bereaksi tetapi hanya mempercepat proses reaksi.
• Struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi.
• Peran serta enzim dalam suatu reaksi tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi
Tatanama Enzim
1. Teori gembok-kunci
• Enzim memiliki sisi aktif yang
spesifik pada suatu substrat tertentu.
• Substrat memiliki bentuk yang
cocok dengan sisi aktifnya.
2. Teori induced fit
Enzim memiliki sisi aktif yang
fleksibel yang dapat menyesuaikan
dengan bentuk substrat
Sediaan Enzim untuk Terapi
1. Antikoagulan /Fibrinolitik
a. Streptokinase
• Adalah suatu protein (tetapi bukan enzim itu sendiri) yang disentesis oleh streptococus yang
bergabung dengan plasminogen proaktivator. Komplek enzim ini mengkatalisis konversi dari
plasminogen inaktif menjadi plasmin aktif obat Fibrinolitik
• Infark miokard akut, trombosis vena dalam (DVT), emboli paru, trombosis arteri perifer
akut/subakut, penyakit subatan arteri kronis, sumbatan arteri/vena retina sentral
• Metabolisme dan eksresi, dibersihkan dengan cepat dari sirkulasi oleh antibody dan sistem
retikulo endotelial dan sirkulasi setelah pemberian iv
• Waktu paruh, 23 menit ( kompleks streptokinase atau plasmin)
• Dosis : 250,000 iu IV infus selama 30 menit,di ikuti dengan dosis pemeliharaan 100,000iu/jam.
• Pada infark miokard akut: terapi tidak lebih dari 5 hari.infark miokard akut dosis bolus 20,000 iu
dengan infus intra koroner.di ikuti dengan dosis pemeliharaan 2,000-4,000 iu pada interval 3-5
menit . terapi ini dapat diteruskan sampai total dosis adalah 120,000 iu
Mekanisme Hemostasis
Jalur ekstrinsik dan intrinsik
mengaktifkan faktor X
(Protrombin)
•Faktor koagulasi (clotting
factor)
•Faktor I : Fibrinogen
•Faktor II : Protrombin
•Faktor III : Trombokinase
•Faktor IV : Kalsium
•Faktor V : Proakselerin
•Faktor VII : Prokonvertin
•Faktor VIII : Plasmokinin
•Faktor IX : Protromboplastin
beta
•Faktor X : Protrobinase
•Faktor XI : Faktor PTA
•Faktor XII : Faktor Hageman
•Faktor XIII : Fibrinase
Fibrinolisis
• Fibinolisis : proses pelarutan gumpalan darah
(fibrin)
• Sistim fibrinolisis penting untuk menyingkirkan
deposit fibrin yang berlebihan Pada tempat
jaringan yang rusak (tissue injury), fibrinolisis
dimulai dengan perubahan plasminogen menjadi
plasmin.
• Plasmin adalah enzim proteolitik yang mampu
memecah silang-link antara molekul fibrin, yang
menyediakan integritas struktural pembekuan darah
aktivator plasminogen / obat fibrinolitik
• Gumpalan fibrin bersifat sementara setelah
beberapa waktu dilarutkan oleh plasmin (enzim
protease) => factor pembeku V dan VII.
Fibrinolisis
Dalam darah plasmin berada dalam bentuk pro-enzim in aktif plasminogen yang diaktifkan oleh
zat-zat aktivator plasminogen (ZAP) faal yaitu TPA (Tissue Plasminogen Activator), urokiriase
dan f.XII teraktivasi.
Pembentukan berlebih plasmin dengan resiko pendarahan dihindari oleh inhibitor ZAP
(antiplasmin)
b. Laktase
Suatu enzim yang menghidrolisa laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Diperoleh secara
komersial dari ragi Saccharomyces lactis, digunakan untuk membantu pasien yang menderita
intoleransi laktosa.
c. Ekstrak Malt
• Suatu produk yang diperoleh dari hasil ekstraksi malt, dari perkecambahan biji satu atau
lebih varietas Hordeum vulgare.
• Malt dibuat infuse dengan air pada 60°C, dan cairan yang dikeluarkan dipekatkan pada
temperatur tidak lebih dari 60 °C, pada tekanan rendah.
• Ekstrak malt dapat dicampur dengan 10 % gliserin.
• Ekstrak malt mengandung dekstrin, maltosa, sejumlah kecil glukosa dan amilolitik enzim.
• Dapat mengubah pati tidak kurang dari 5 kali beratnya menjadi gula larut air.
• Digunakan sebagai suatu makanan mudah cerna dan sebagai pembantu pencerna pati.
• Dosis lazim 15 gram.
d. Diastase
• Suatu serbuk putih kekuningan yang tak berbentuk/ amorf, yang diperoleh dari infuse
malt.
• Dapat mengubah pati kentang 50 kali beratnya menjadi gula.
e. Pankreatin
b. Chymotripsin
• Suatu enzim proteolitik
• Tersedia untuk larutan optalmik, diberikan pada bagian ruangan possterior mata di bawah
iris untuk mencapai wilayah lisis.
• Biasanya diberikan dengan kombinasi tripsin oral.
c. Sutilain
• Substansi yang mengandung enzim proteolitik yang diperoleh dari bakteri Bacillus subtilis. Sutilain
mengandung tidak kurang dari 2,5 juta unit USP kasein dari aktifitas proteolitiknya per gram.
• Serbuk krem digunakan topical dalam bentuk ointment, 2-4 kali sehari, untuk debridemasi luka.
d. Collagenase
• Suatu sediaan enzim yang diperoleh dari kultur fermentasi Clostridium histolycum.
• Collagenase memecah kolagen dan digunakan topical untuk membersihkan luka/ borok kulit dan
area yang terbakar paling hebat.
• Dalam pemakaian harus hati-hati untuk menghindari inaktifasi enzim karena logam berat; larutan
burow dapat digunakan untuk menghentikan kegiatan enzim apabila resiko bakterimia berkembang.
• Tersedia dalam bentuk ointmen yang mengandung 250 unit aktifitas collagenase per gram.
4. Kegunaan Lainnya
Hyaluronidase
• Digunakan untuk injeksi, steril, kering mudah larut. Potensinya dinyatakan
dalam unit USP hialuronidase.
• Enzim ini adalah enzim mukolitik yang mampu melakukan depolimerasi dan
mengkatalisis asam hialuronat dan heksosamin dengan sifat yang mirip, yang
mengandung polisakarida. Enzim hialuronidase juga merupakan spreading
and diffusing factor (factor yang dapat meningkatkan dan memperluas difusi).
Dapat diperoleh dari testis mamalia, manusia, beberapa kultur bakteri sebagai
produk metabolit, kepala pacet/ lintah, dan dalam racun ular. Karena kerja
asam hialuronat, enzim ini meningkatkan difusi dan absorbsi infuse sub
kutan. Hialuronidase untuk injeksi adalah spreading agent.
• Dosis lazim, hypodermoclysis, adalah 150 unit USP.
L- Asparaginase
• Suatu jenis enzim yang didapat dari pembiakan strain tertentu dari Escherichia coli.
• L-Asparaginase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis L-asparaginmenjadi L-aspartat dan ammonia.
L-asparagin merupakan asam amino nonesensial yangdibutuhkan oleh sel untuk sintesis protein dan
pertumbuhan. Pada sel penderita leukemialimfoblastik akut, jumlah asparagin sintetase terbatas, sehingga
ketersediaan asparaginbergantung dari luar sel sedangkan pada sel normal asparagin sintetase dapat
bekerjasecara normal menghasilkan asparagine. Adanya L-Asparaginase dalam tubuh akanmengakibatkan
penurunan konsentrasi asparagin dalam darah sehingga asupan asparaginbagi sel kanker tersebut menjadi sangat
terbatas dan sintesis protein pada sel tersebutakan terganggu yang pada akhirnya akan menghambat
pertumbuhan sel kanker, danmengakibatkan kematian sel kanker tersebut.
• Efektifitas obat ini dihubungkan dengan perbedaan keperluan akan L- asparaginase antara sel normal dan sel
neoplastik.
• Efek samping serius seperti reaksi alergi dan anafilaktik yang fatal dapat terjadi. L-asparaginase digunakan
dalam kombinasi dengan zat kemoterapetik lain.
• Diberikan intravena 1.000 unit per kg berat badan per hari atau intra muskular 6.000 unit per meter persegi/ luas
permukaan tubuh pada interval 3 hari.