Oleh
Wahyuni Ayu Lestari
NIM : 18030025
2.1 Krim
Krim didefinisikan sebagai cairan kental atau emulsi setengah padat baik
bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim biasanya digunakan
sebagai emolien atau pemakaian obat pada kulit (Ansel 1989). Ada dua tipe krim
yakni krim tipe M/A dan tipe A/M. Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A),
ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Sifat umum sediaan krim
ialah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang
cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Krim dapat memberikan
efek mengilap, berminyak, melembapkan, dan mudah tersebar merata, mudah
berpenetrasi pada kulit, mudah/ sulit diusap, mudah/ sulit dicuci air (Anwar,
2012).
Keuntungan sediaan krim ialah kemampuan penyebaran yang baik pada
kulit, memberikan efek dingin karena lambatnya penguapan air pada kulit, mudah
dicuci dengan air, serta pelepasan obat yang baik (Voright, 1994).
2.2 Acne vulgaris (Jerawat)
Acne vulgaris atau yang sering dikenal dengan sebutan jerawat merupakan
gangguan inflamatorik pada kelenjar sebasea dan masalah kulit yang paling umum
dialami remaja, namun juga bisa muncul saat penderita berusia 8 tahun (William
and Wilkins, 2008). Acne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Penyebab yang pasti belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor yang
diduga dapat menyebabkan, antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary
sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor
psikis, pengaruh musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika,
dan bahan kimia lainnya (Hunter, 2002).
Diagnosis acne vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisis. Acne vulgaris biasanya terjadi pada saat pubertas, tetapi gejala
klinis yang muncul sangatlah bervariasi. Perempuan mungkin memperhatikan
bentuk yang berfluktuasi berdasarkan siklus mensturasinya. Pada pemeriksaan
fisis acne non-inflamasi tampak sebagai komedo terbuka dan tertutup. Lesi
inflamasi dimulai dengan adanya mikrokomedo tetapi dapat berkembang menjadi
papul, pustul, nodul, atau kista. Kedua tipe lesi ditemukan pada area dengan
glandula sebacea yang banyak. Diagnosis banding acne vulgaris antara lain erupsi
akneiformis, rosasea, dan dermatitis perioral (Boxton, 2003; Zaenglein et al.,
2007; Batra, 2007).
Penatalaksanaan acne vulgaris terdiri atas nonmedikasmentosa,
medikamentosa dan tindakan khusus. Nonmedikamentosa antara lain : hindari
pemencetan lesi, pilih kosmetik nonkomedogenik dan lakukan perawatan wajah.
Medikamentosa antara lain : retinoid topikal, tretinoin, isotretinoin, adapalene,
antibiotik topical dan asam salisilat. Tindakan khusus antara lain : ekstraksi
komedo, injeksi kortikosteroid intralesi, peeling kimiawi, dermabrasi, punch graft,
collagen implant, dan laser (Zaenglein et al., 2007; Dreno, 2003; Webster, 2007;
Zoubolis, 2003).
2.3 Tinjauan tentang tanaman
2.3.1 Kunyit
2.3.1.1 Klasifikasi
Kunyit (Curcuma domestica Val) merupakan salah satu jenis tanaman obat
yang banyak memiliki manfaat dan banyak ditemukan diwilayah Indonesia.
Habitat asli tanaman kunyit meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara.
Bagian kunyit yang dapat digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Kunyit
dapat tumbuh dengan baik di tanah yang baik tata pengairannya, curah hujannya
cukup banyak. Selain untuk rempah kunyit juga di tanam secara monokultur,
kemudian akan di ekspor untuk bahan obat- obatan. Khasiat terbaik dari rimpang
kunyit yang digunakan sebagai obat terdapat pada rimpang induk yang yang
berwarna kemerahan dan masih segar. Tanaman kunyit dapat hidup dengan baik
pada suhu yang berkisar antara 20-30oC dengan curah hujan 1500-2000
mm/tahun. Kunyit secara umum memiliki batang setinggi 1 meter dan memiliki
sistem perakaran yang disebut rizhona (Kloppenburgh, 1993).