Anda di halaman 1dari 52

TOKSIKOLOGI Farmasi

(Toksikologi klinis)
(ADVERSE DRUG REACTION/ REAKSI
OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN)

SITI MARIAM
Apa yang pertama anda bayangkan tentang
kata TOKSIK?

Toxic berasal dari bahasa Yunani Tox yang berarti panah

Dimana panah pada saat itu digunakan sebagai senjata dalam


peperangan, yang selalu pada anak panahnya terdapat racun
Racun Toksikologi

Ilmu yang mempelajari efek toksis


berbagai bahan terhadap makhluk hidup
dan sistem biologi lainnya.
Substansi/Senyawa Toksik

• Substansi toksik adalah bahan kimia yang mampu


menghasilkan efek yang merugikan pada organisme hidup
• Sedangkan toksisitas merujuk pada sifat-sifat zat kimia
yang menggambarkan efek samping yang mungkin
dialami manusia akibat kontak kulit atau
mengkonsumsinya
Kerusakan dapat berupa perubahan komponen
struktural atau proses fungsional yang menyebabkan
cedera atau bahkan kematian
• Prinsip penting adalah semua bahan kimia dapat toksik
pada dosis dan cara pemberian tertentu.
Penggolongan Bahan Beracun

Berdasarkan Bentuknya/ Konsistensi Bahan Beracun

Bahan Beracun

Padat Liquid (Cairan) Gas dan Uap


Dari mana asal senyawa
toksik ?
Senyawa
Senyawa Alam
Organik
Sumber
Senyaw
a toksik

Senyawa
Anorganik
Dimanakah keracunan
terjadi ?
• Dapat dimana saja: disekitar rumah, kantor,
sekolah, saat traveling dan dengan rute apapun
• Kebanyakan lewat oral
• Keracunan industri dan agricultural paparan
dermal dan pulmonary
• Di rumah: dapur, kamar mandi, kamar tidur
dan garasi
Siapa yang rentan terkena efek toksik?
• Anak-anak  Rasa ingin tahu,ingin menjelajah
yang tinggi, kecenderungan untuk memasukkan
‘sesuatu’ke dalam mulut
• Contoh kapur barus bagi anak-anak sangat menarik
warnanya yang cantik dan dianggap permen
Orang tua
harus
waspada
Apa yang menyebabkan
terjadinya keracunan ?

Self poisoning
Keracunan yang merapukan Pasien memakan obat dengan dosis yang berlebih
kecelakaan, tanpa adanya tetapi dengan pengetahuan bahwa dosis ini tak
faktor kesengajaan membahayakan. Pasien tidak bermaksud bunuh diri
tetapi hanya untuk mencari perhatian saja.

Attempted Suicide Homicidal poisoning

Pasien bermaksud untuk bunuh diri, bisa Keracunan akibat tindakan kriminal yaitu
berakhir dengan kematian atau pasien dapat seseorang dengan sengaja meracuni orang
sembuh bila salah tafsir dengan dosis yang lain.
dipakai
Rute Toksikan Masuk dalam Tubuh

• Racun dapat masuk ke dalam


tubuh melalui beberapa cara,
yaitu melalui :
1. Mulut (Peroral, ingesti) 
makanan dan minuman
2. Saluran pernapasan (Inhalasi) 
udara
3. Kulit yang sehat/sakit 
senyawa iritan
4. Suntikan (Parenteral, injeksi)
Tempat Kerja Racun
Berdasarkan tempat kerjanya, dibagi 3 :
1.  Racun bekerja setempat (Lokal) ; menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan
disertai peradangan, kematian dan shock.
Contoh :
– Racun bersifat korosif ; lisol , asam kuat , basa kuat.
– Racun bersifat iritan; arsen, sublimat
– Racun bersifat anestetik; kokain, fenol
2.  Racun bekerja sistemik (keseluruh tubuh melalui aliran darah)
Contoh :
– Narkotika, barbiturat, alcohol Jantung
– Insektisida golongan hidrokarbon yang mengandung klor dan fosfor yang berpengaruh
pada hati.
3.  Racun bekerja setempat dan sistemik
Contoh :Fenol, arsen, Pb
– Fenol selain menimbulkan rasa nyeri (Lokal) juga menyebabkan depresi pada susunan
syaraf pusat.
Gejala Keracunan

• Beberapa gejala keracunan


yang sering dijumpai seperti :
– Pusing
– Sakit kepala
– Sesak nafas
– Iritasi kulit/kulit seperti terbakar
– Pingsan
– Muntah,dll
Gejala Keracunan Lanjutan …….

a.   Keracunan bahan kmia korosif asam kuat atau basa yang tertelan akan segera
timbul tanda-tanda pada bibir dan selaput lendir mulut pada berwarna keputihan
atau kebiruan akibat luka bakar kimia, timbul rasa panas dan terbakar pada
batang tenggorok sakit dan nyeri pada lambung yang disertai rasa mual, rasa
ingin muntah dan cairan muntah berwarna coklat karena bercampuyr dengan
darah. Pada bahan kimia lain seperti baigon atau insektisida lain akan dijumpai
konvulsi atau kejang dan pengeluaran ludah atau keringat yang berlebihan.
 
b.    Pada keracunan melalui inhalasi oleh karena menghirup bahan kimia oleh gas,
uap atau kabut yang merangsang dan merusak selaput lender atau pernapasan,
akan timbul gejala rasa pedih dan panas pada tenggorok batuk kering dan pada
kondisi yang parah akan disertai dengan sesak nafas dfan muntah darah.
 
c.    Pada keracunan yang disebabkan oleh sengatan serangga atau ular dapat
dijumpai gejala dengan adanya gatal, mailase,odema laring, bronkospasme berat,
shock, dan kematian.
Gejala Keracunan Lanjutan …….

d.   Pada keracunan kontaminasi kulit oleh bahan kimia karbon disulfide maka
akan nampak kemerahan, timbul gelembung kecil dan merata seperti luka
bakar oleh air panas kulit menjadi kering dan bersisisk dan berpotensi
timbul infeksi sekunder dermatitis.
 
e.   Pada keracunan yang disebabkan oleh gigitan ular dapat dijumpai gejala
pada rongga mulut dan pernapasan atau por-pori kulit, rasa haus, pusing
banyak keluar keringat badan lemah nadi kecil dan lemah. badan mengggil
pernapasan pendek dan akhnrnya mati.
f.    Keracunan oleh bahan makanan seperti jengkol dapat dijumpai gejala
nyeri pada daerah  pinggang, ginjal, dan pusat konvusi hematuri dan dalam
jumlah sedikit perut kembung, urine berbau, kadang muntah dan dalam
keadaaan parah dapat menyebabkan saluran kemih penuh dengan asam
asam jengkol.
g.    Pada keracunan narkotik golongan stimulant dapat dijumpai tremor,
bibnir kering, anoreksi, mual, bibir kering, agresif halusinasi, insomnia dan
hipertensi, pada gejala depresan akan dijumpai gejala depresisehingga
terdapat tanda mudah tertidur
Diagnosa Keracunan

• Gambaran klinis yang paling menonjol adalah gambaran hiperaktivitas


kelenjar-kelenjar ludah, air mata, keringat, urine, saluran pencernaan
makanan SLUD (Salivasi, Lakrimasi, Urinasi,dan Diare ) kelainan visus dan
kesukaran bernapas.

a.       Keracunan ringan
–  Anoreksia
– Rasa takut
– Pupil miosis
– Nyeri kepala
– Tremor lidah
– Rasa lemah
– Tremor kelopak mata
 
Diagnosa Keracunan Lanjutan……
b.      Keracunan sedang c.       Keracunan berat
– Nausea – Diare
– Hipersaliva – Sesak nafas
– – Koma
 Bradikardi
– Inkontienensia urine
–  Muntah-muntah
– Sianosos
– Tremor lidah
– Edema paru
–  Rasa lemah – Konvulsi
–  Hiperhidrosis – Reaksi cahaya (-)
– Kejang / keram perut – Inkontinensia feses
–  Fasikulasi otot – Blockade jantung dan
akhirnya meninggal
Penanganan Keracunan
Penanganan Keracunan Secara Umum

1. Menjaga fungsi vital tubuh


2. Menghindari absorbsi racun lebih lanjut (Jika
penyebab keracunan diketahui langsung beri antidot)
3. Mempercepat eliminasi racun
4. Menormalkan kembali fungsi tubuh
Prinsip Pertolongan pada Keracunan

• Prinsip pertolongan pada keracunan adalah mencegah


penyebaran racun kedalam tubuh yaitu, dengan cara :
a.  Emetic, yaitu mengeluarkan racun dengan jalann dimuntahkan,
memberikan obat pencahar untuk mencegah adsorbsi lanjut oleh
usus dan mempercepat defikasi.
b. Cathartic, mencuci atau menguras isi lambung dengan
menggunakan kateter lambung melalui mulut memakai air hangat
biasa atau larutan khusus untuk lambung.
c.  Neutralizer, yaitu menetralkan racun dengan memberikan obat
antidote khusus dan antidote umum.
d.  Mengencerkan bahan racun yang terkonsumsi oleh tubuh dengan
cara memberikan minum yang banyak.
Terapi Keracunan
1. Pencegahan absorpsi lebih lanjut :
– Bila melalui kulit, cuci dengan air & sabun
– Bila melalui inhalasi, letakkan di ruangan yang segar
– Bila ditelan:
• Rangsang muntah: sentuh tenggorokan (tidak boleh pada keracunan zat
korosif & minyak tanah, tidak sadar)
• Bilas lambung: hanya bila pasien sadar, dalam 4 jam setelah zat kimia
ditelan
• Pencahar
• Norit (arang aktif) 1 gr/kg
Penanganan Racun Oral

1. Segera hilangkan racun dari tubuh (bilas lambung atau


muntah) sebelum absorbsi terjadi
2. Membuat racun menjadi kurang atau tidak toksik
3. Menghindari absorbsi racun dgn pemberian adsorbensia
atau laksansia atau diuretik

Asidosis Metabolic : Alkalosis Metabolic :


Infus lar.Natrium hydrogen Infus L-argininhidroklorida 1
karbonat 8,5% atau lar. molar atau L-lisinhidroklorida
Trometamol 0,3 molar 1 molar
Menghambat arbsorbsi zat

• Arsorbsi racun dalam usus


• Efektif diberikan ±2 jam setelah racun tertelan
Pemberian arang • Ds dws : 50g, Ds min : 30g dpt diulang 4-6 jam.
aktif/norit • Dpt digunakan u/ salisilat, acetaminofen,
karbamazepin, dapson, teofilin, obat anti
depresan.
• -> kombinasi dgn bilas lambung
• -> Kombinasi dgn susu / sirup ipekak
• Mempercepat pengeluaran racun, terutama racun
yang sudah di usus.
Pemberian katartik • Diberikan setelah arang aktif. Efek 0,5-2 jam
atau pencahar setelah pemberian (ds oral : 15g dgn segelas air)
• Sorbitol  Pd pasien tanpa gangguan jantung
• Mg Sulfat  Pd pasien tanpa gangguan ginjal
• KI : Mual, muntah, pxobstruksi usus, gang.
Ginjal.
• Pemberian jangka pjng  pantau dehidrasi &
Terapi Keracunan

2. Pemberian Antidotum:
–  Antidotum mekanis: Norit
–  Antidotum kimia: BAL, EDTA, Penisilamin, Desferoksamin
– Antidotum fisiologis: Nalorfin, Atropin
3. Sesuai gejala:
– Bila kejang, berikan antikejang
– Bila syok, berikan cairan IV
– Bila infeksi, berikan antibiotika
4. Tindakan lain :
– Transfusi total
– Dialisis
– Diuresis
• Bilas lambung : X>1-2 jam racun tertelan
• Bahaya : Terjadi aspirasi isi lambung
• Tdk bisa diberikan pada pasien
Pengeluaran racun mengantuk / koma
dari lambung • Sirup Ipekak : memuntahkan isi peruk
(dws dan anak)
• Aktivitas kurang
• Indikasi : Racun yang tertelan tidak
• Pengasaman  Amonium Klorida/vit C
bersifat korosis dan kondisi pasien sadar
 Obat basa lemah : amfetamin
Pengasaman dan sepenuhnya.
• Pembasaan  Na.Bikarbonat  obat
Pembasaan Urine
as.lemah : aspirin, fenobarbital
• Menaikkan derajat ionisasi 
Berkurangnya rearbsorbsi

Hemodialisis • Mempercepat eliminasi dan


menyeimbangkan elektrolit
• Indikasi : zat sdh diarbsorbsi dan sdh di
cairan sistemik
Antidotum Zat Toksik
Amonium karbonat Formaldehida
Parrafin Liquidum Pelarut Organik
Susu Asam dan Basa
Na. Tiosulfat Iodium, Sianida
Kalium Permanganat Nikotin
Etanol Metanol
Piridoksin Isoniazid
Penisilamin Tembaga
Kalsium Glukonat Asam Oksalat
Deferoksamin Besi
Dimerkaprol Arsen
Penanganan Keracunan Saluran Napas
Menjaga fungsi vital
tubuh
Menjaga pernapasan dan sirkulasi. Serta
menormalkan keseimbangan elektrolit, air,
asam-basa (jika perlu)

Bantuan Pernapasan
(normal)
1. Pernapasan buatan
2. Pemberian oksigen : Tidak boleh >
6-8 jam
1. (As.sianida, pelarut, ester asam
Keracunan Zat folat) -> Menggunakan
Berbahaya kantong napas.
2. Gas
merangsang(Klor,fosgen,dll)
 Udem paru-paru toksik

Udem Paru-Paru Gambaran sempurna tanpa


keluhan :
• Sianosis
Penanganan ringan • Keluarnya busa coklat dari
mulut dan hidung serta
1. Letakkan tubuh bagian atas takhikardia.
pada posisi yang lebih tinggi p.s : Kematian dapat terjadi
2. Pemberian oksigen akibat tak bisa bernapas
3. Penyedotan sekret /berhentinya jantung
4. Pemberian furosemid 60-
200mg i.v
5. Digitalisasi (digoksin 0,25mg
i.v)
Penanganan Keracunan pada Kulit

1. Baju yang terkena kontak dibuka

2. Kulit yang terkena kontak dicuci dengan air


hangat

3. Jika kulit terluka parah, cuci dengan air (tidak


terlalu hangat) dan sabun

4. Bisa dengan pembilasan dengan Polietilenglikol


400 (Lutrol®)
Penanganan Keracunan Pada Mata
1. Dicuci sebersih mungkin dengan banyak air
2. Usahakan kelopak mata terbalik, bilas dengan larutan.
3. Natrium Hidrogen Karbonat 2%  terkena asam
4. Asam Asetat 1% / Asam Borat 2% terkena basa
5. Dibilas terus menerus 5-10 menit
6. Untuk pengeluaran benda padat dibutuhkan anastesi lokal

Pengeruhan kornea Diberikan Natriumedetat


Zat Toksik : (Dinatrium0EDTA 0,35% -
atau penimbunan
Air Kapur 1,85%)  Ebdapan akan
kalsium pada
permukaan mata terlarut

Dapat digunakan
Klasifikasi Toksikologi

Tosikologi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bidang spesifik, yaitu :


1.Toksikologi Forensik
Mempelajari aspek medikolegal dari bahan kimia yang mempunyai efek
membahayakan pada manusia atau hewan, sehingga dapat dipakai untuk membantu
mencari atau menjelaskan penyebab kematian pada suatu kasus kejahatan.
2.Toksikologi Klinis
Bidang ilmu kedokteran yang memberikan perhatian terhadap penyakit yang
disebabkan oleh bahan toksik atau hubungan yang unik dan spesifik dari bahan
toksik tersebut.
3.Toksikologi Lingkungan
Mempelajari efek dari bahan polutan terhadap kehidupan dan pengaruhnya terhadap
ekosistem yang digunakan untuk mengevaluasi kaitan antara manusia dengan
polutan yang ada di lingkungan. Sebagai studi mengenai efek yang merugikan/
berbahaya dari zat kimia/ toksikan dalam lingkungan. Efek merugikan/ berbahaya
tersebut dapat berakibat buruk terhadap makhluk hidup termasuk manusia.
TOKSIKOLOGI KLINIK
Bidang ilmu toksikologi yang
mempelajari suatu penyakit yang
disebabkan suatu agen toksik
Efek Terapetik Efek Toksik

ADR (Adverse
Efek Samping
Drug Reaction)
Efek yang diinginkan dari suatu obat.
Ex : Paracetamol 500mg 3xsehari  panas EFEK TERAPI
dan meredakan nyeri

Efek yang dapat menimbulkan toksik jika


diberikan melampaui dosis.
Ex : Gentamisin ginjal EFEK TOKSIK
PCT, INH  Hati
segala sesuatu khasiat yang tidak
diinginkan untuk tujuan terapi yang
dimaksudkan pada dosis yang EFEK SAMPING
dianjurkan Ex : Aspirin  mengencerkan
darah
Efek yang tidak diinginkan pada dosis terapi
(tidak terjadi pada tiap orang).
Ex : Amplodipin  Jantung berdebar dan ROM/ADR
nyeri perut
ADR = EFEK SAMPING OBAT = EFEK TOKSIK ?
Efek samping (Side effect) (menurut WHO, 1970) :
Efek samping suatu obat adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan
terapi yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.

Efek samping dengan efek utama dari obat tidak dapat didefinisikan secara mutlak,
kebanyakan obat mempunyai lebih dari satu khasiat farmakologi, karena efek samping untuk
pengobatan penyakit tertentu bisa menjadi kerja utama obat pada keadaan lain. Adakalanya
efek samping merupakan kelanjutan efek utama sampai tingkat yang tidak diinginkan,
contohnya penggunaan Fenobarbital.

Efek samping yang jarang bahkan tidak digunakan sebagai efek utama (efek samping yang
tidak diharapkan) diantaranya : efek samping dari obat yang menyebabkan mual, pusing,
obat-obat yang mengiritasi lambung, dll.

Lanotten
Sebagai Obat
Obat Hipertensi Efek samping : Penyubur rambut
Pertumbuhan rambut
Proscar (Regaine dan
Obat Hipertropi Prostat Propecia)
6. EFEK TOKSIK

Toksik = Racun
Efek toksik obat  efek
obat yang dapat
menyebabkan
keracunan.
Efek toksik tergantung dosis
• Bila dosis >> efek
samping mual, muntah,
pusing, efek terhadap
organ, dll
• Bila dosis<< efek terapi
obat tidak tercapai
Dosis-Efek Toksik
• Dalam hubungan dosis-efek individual biasanya
seseorang akan mengalami peningkatan efek seiring
peningkatan dosis.
• Hubungan dosis-efek quantal adalah persentase kenaikan
jumlah penduduk yang terpengaruh kenaikan dosis.
Fenomena dosis-efek quantal penting dalam nilai dosis
mematikan median (lethal dose (LD) LD50) obat-obatan
dan bahan kimia tertentu. 
• LD50 adalah dosis tertentu yang dinyatakan dalam
miligram berat bahan uji per kilogram berat badan (BB)
hewan uji yang menghasilkan 50 % respon kematian
pada populasi hewan uji dalam jangka waktu tertentu.
• LD50 ditentukan secara eksperimental, dengan
memberikan obat atau bahan uji kepada marmut atau
tikus (baik secara oral atau intraperitoneal) hingga dosis
yang menyebabkan kematian pada 50% hewan uji.
Racun Menyembuhkan

Racun mempunyai dua pengertian, yaitu :


1.  Menurut Taylor  Racun adalah Setiap bahan/zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk
ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian.
2.  Menurut pengertian yang dianut sekarang  Racun adalah Suatu zat yang bekerja pada
tubuh secara kimia dan fisiologis yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan
fungsi dan mengakibatkan penyakit dan kematian

• Keracunan atau Intoksikasi menurut WHO adalah kondisi yang mengikuti masuknya suatu
zat psikoaktif yang menyebabkan gangguan kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perlaku,
fungsi, dan repon psikofisiologis.
• Sumber lain menyebutkan bahwa keracunan dapat diartikan sebagai masuknya suatu zat
kedalam tubuh yang dapat menyebabkan ketidak normalan mekanisme dalam tubuh bahkan
sampai dapat menyebabkan kematian
ROM/ADR
• Efek merugikan atau reaksi merugikan (adverse reaction) dari suatu
obat dalam suatu pengobatan disebut Reaksi Obat Merugikan (ROM/
Adverse Drug Reaction (ADR))

• Reaksi Obat Merugikan (ROM) adalah Setiap respon terhadap suatu obat yang
berbahaya & tidak dimaksudkan, terjadi pada dosis biasa yang digunakan pada
manusia untuk profilaksis, diagnosis atau terapi penyakit atau untuk memodifikasi
fungsi fisiologik. Tidak termasuk kegagalan terapi, overdosis, penyalahgunaan
obat, ketidakpatuhan dan kesalahan obat (World Health Organization).
• Menurut Karch-Lasagna, ROM adalah setiap respons terhadap suatu obat yang
berbahaya & tidak dimaksudkan, terjadi pada dosis yang digunakan pada manusia
untuk profilaksis, diagnosis, terapi, tidak termasuk gagal mencapai kegunaan yang
dimaksudkan.
ADVERSE DRUG EFECT

1. ALERGI
2. EFEK SEKUNDER : SUPERINFEKSI
DAN RESISTENSI
3. TERATOGEN
4. TOLERANSI, HABITUASI DAN ADIKSI
5. EFEK TOKSIS  tergantung dosis
1. REAKSI ALERGI (Hipersentitivitas)

Alergi adalah keadaan reaksi organisme yang berubah terhadap


senyawa tertentu (allergen), kepekaan yang berbeda terhadap
suatu antigen exogen atas dasar proses imunologi.

 Alergi tidak tergantung pada dosis, reaksi


alergi terjadi karena reaksi antara antigen
dengan antibody tubuh
 Reaksi alergi dapat digolongkan berdasarkan
prinsip kerjanya menurut Gell &Combs
(1968) dalam beberapa tipe :
Tipe I (Reaksi Anafilaktik)
Tipe II (Reaksi Cytolysis)
Tipe III (Reaksi Arthus)
Reaksi Pseudoalergi
Reaksi alergi terjadi bila suatu protein asing (antigen) masuk
berulangkali ke dalam aliran darah seorang yang berbakat
hipersensitif, maka limfosit –B akan membentuk antibodies
dari tipe IgE (disamping IgG dan IgM).
Alergi Tipe I : Reaksi Anafilaktik
 Reaksi anafilaktik diperantarai oleh IgE ini disebut reagin, mengikatkan diri pada
membran mast-cell dan basophil tanpa menimbulkan gejala.
 Bila antigen yang sama atau yang rumus bangunnya mirip memasuki darah, maka
IgE akan mengenali dan mengikatnya membentuk jembatan antara kedua ikatan
antigen yang menyebabkan perubahan struktur membrane, sehingga membrane
mast-cell pecah mengeluarkan sejumlah zat perantara (mediator), yaitu histamin,
bradikinin, serotonin dan asam arachidonat yang kemudian berubah menjadi
prostaglandin dan leukotriene  menyebabkan alergi
 Zat-zat ini menarik makrofag dan neutrofil ke tempat infeksi untuk
memusnahkannya, efek yang terjadi juga dapat berupa bronchokontriksi,
vasodilatasi dan pembengkakan jaringan.
Alergi Tipe II : Reaksi Sitolitik
• Reaksi alergi Tipe II disebut juga reaksi sitotoksik atau sitolitik, terjadi karena
dibentuknya antibodi jenis IgG atau IgM terhadap antigen yang merupakan bagian
sel pejamu.
• Reaksi diawali oleh reaksi antara antibodi dan determinan antigen yang merupakan
bagian dari membran sel. Antibodi tersebut dapat mengaktifkan sel yang memiliki
reseptor Fcγ-R dan juga sel NK yang dapat berperan sebagai sel efektor dan
menimbulkan kerusakan
• Contohnya adanya gangguan autoimun, seperti anemia hemolitis (akibat penisilin),
agranulocytose (akibat sulfonamide)
Alergi Tipe III : Reaksi Arthus
• Hipersensitifitas ini terjadi karena adanya reaksi antara antigen dan
antibodi yang mengendap dalam jaringan yang dapat berkembang
menjadi kerusakan pada jaringan tersebut.
• Reaksi terjadi pada antigen larutan pada jaringan atau sirkulasi
• Antigen dalam sirkulasi bergabung dengan IgG menjadi suatu kompleks
yang diendapkan pada endotel pembuluh, sehingga terjadi peradangan
yang bercirikan urticaria, demam, nyeri sendi dan nyeri otot. Reaksinya
dimulai 4-6 jam setelah terkena dan lamanya 6-12 hari. Obat-obat yang
dapat menginduksi ini diantaranya : Penisilin, Sulfonamida, Iodida.
Alergi Tipe IV : Reaksi lambat /Delayed
• Antigen bereaksi dengan T-Limfosit yang telah disensitasi, sehingga terjadi
pengumpulan limfosit dan monosit pada tempat yang berantigen
• Aktivasi sel T memori, bersamaan dengan produksi kemokin, menyebabkan
produksi sitokin pro-inflamasi
• Zat yang dihasilkan dari sel ini akan menyebabkan kerusakan pada jaringan
• Mulai reaksinya sesudah 24 – 48 jam dan bertahan beberapa hari.
• Reaksi ini terjadi pada : kulit (reaksi tuberkulin dan dermatitis kontak karena
kontak berulang dengan senyawa kimia) dan jaringan (penolakan terhadap
transplantasi).
Reaksi Pseudoalergi
• Tidak disebabkan oleh reaksi antigen dan antibody, tetapi langsung
oleh obat tetapi gejala yang timbul sama dengan alergi.
• Contoh; pembebasan histamine setelah penyuntikan tubokurarin
terjadi bronchospasme, penghambatan sintesa prostaglandin oleh
analgetik
2. RESISTENSI dan SUPRAINFEKSI

Adalah efek tak langsung akibat kerja utama obat,


misalnya antibiotik spectrum luas dapat mengganggu
keseimbangan bakteri usus dan menimbulkan
defisiensi vitamin dan supra infeksi dengan jamur

Resistensi adalah bagian dari proses evolusi: adaptasi


organisme pada kondisi lingkungan yang di(ber)ubah.

Supra infeksi : infeksi sekunder dengan parasit yang


berlainan yang timbul atas infeksi primer, dapat terjadi
karena pemakaian antibioti broad spectrum (spectrum
luas) atau pemekaian atibiotik dalam jangka waktu
yang lama sehingga mengganggu keseimbangan
bakteri normal pada mulut, pernafasan, usus dll
3. TERATOGEN
Kerja obat yang dapat menimbulkan
kerusakan janin dan khususnya cacat
(termasuk efek samping terparah) pada dosis
terapetik untuk ibu hamil.
Kerusakan ini terjadi karena plasenta
bersifat sangat permeabel sehingga obat
dapat melewatinya. Dalam peredaran darah
janin obat akan tertahan lebih lama karena
sistem eliminasinya belum berkembang
secukupnya.
Kerusakan terhebat terjadi pada kehamilan
muda minggu ke 3 – ke 8 (12 minggu
pertama). Plasenta dapat disamakan dengan
sawar darah-otak dengan membran semi
permeabel, sehingga zat-zat yang bersifat
lipofil
4. MUTAGEN dan KARSINOGEN
Komponen penting dari semua makhluk hidup dan bahan dasar
dalam kromosom dari inti sel adalah DNA. DNA berisi kode genetik
yangmenentukan karakter keseluruhan dan tampilan setiap
organisme. Setiap molekul DNA memiliki kemampuan
untuk mereplikasi persis dirinya sendiri
Mutagen
• Senyawa tertentu, serta pengion radiasi, mampu mengubah DNA.
Mutasi bahan genetik dari suatu organisme dapat
menyebabkan sel berubah fungsi. Pada beberapa kasus akan
mengakibatkan kematian sel, kanker, kegagalan reproduksi atau
keturunan abnormal. 
Mutagen dan Karsinogen Lanjutan ………….
Karsinogenesis
• Peran zat asing dalam tubuh dapat menyebabkan sel menjadi tidak
terkendali dalam melakukan replikasi, peristiwa ini umumnya dikenal sebagai
kanker, senyawa yang menyebabkan kanker disebut bersifat karsinogen.
Senyawa ini  dapat mempengaruhi dalam dua tahap yaitu tahap inisiasi
dan promosi.
•  Dalam tahap inisiasi zat karsinogen mengubah DNA sehingga sel bereplikasi
tak terkendali dan membentuk jaringan kanker. 
• Pada tahap kedua atau promosi, pembangunan, sel yang terkena dampak tidak
lagi mengenali adanya kendala pada pertumbuhan sel sehingga sel
tumor berkembang. 
5. TOLERANSI, ADIKSI, HABITUASI
Toleransi adalah peristiwa dinaikkannya dosis obat
terus-menerus untuk mencapai efek terapeutis yang
sama, contohnya ; Diazepam,Oksazepam, Efedrin,
Propanolol dan Narkotik.
Sedangkan habituasi adalah kebiasaan yang dapat
terjadi melalui beberapa cara yaitu induksi enzim,
terbentuknya reseptor sekunder dan penghambatan
resorpsi, barbital, Fenilbutazon dan Morfin.
Adiksi atau ketagihan bercirikan adanya
ketergantungan jasmaniah dan rohaniah, penghentian
obat adiktif menimbulkan efek hebat secara fisik dan
mental, yang disebut abstinensia, contohnya;
Amfetamin, Narkotik (Morfin, Heroin, Kokain)
Selamat Belajar !

Anda mungkin juga menyukai