TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Clidemia
Spesies : C. Hirta
2
Kalori 49 kal
H2O 84,5%
Protein 1,9 gr
Fats 0,1 gr
Karbohidrat 12,3 gr
Fiber 1,2 gr
Kalsium 0,0172 gr
Phospor 0,57 gr
Besi 0,029 gr
B-karotene 3 gr
Asam askorbat 0,14 gr
Sumber: James A.duke, 1983 ,Hanbook of energy crops.Unpublished
Zat aktif yang dikandung daun senduduk bulu yang berperan sebagai penyembuh luka yaitu:
a. Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri, antioksidan, dan jika diberikan pada kulit dapat
menghambat pendarahan.
b. Steroid berfungsi sebagai antiinflamasi.
c. Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang berfungsi
membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme (Robinson,
1995).
d. Tanin berfungsi sebagai astringen yang dapat menyebabkan penutupan pori- pori kulit,
memperkeras kulit, menghentikan eksudat dan pendarahan yang ringan (Arief, 1997).
2.2 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisadiperlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang ditetapkan (Depkes RI, 1995).
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan
ataupun hewan dengan menggunakan penyari tertentu. Ada beberapa metode ekstraksi, yaitu:
a. Cara dingin
1) Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisisa dengan mengunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar).
2) Perkolasi
3
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi
penyaringansempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar.
b. Cara panas
1) Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu
dan dalam jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik
(Depkes RI, 2000).
2) Digesti
Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari
temperatur kamar yaitu pada 40-50°C (Depkes RI, 2000).
3) Infus
Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus
tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 90°C ) selama 15 menit (Depkes
RI, 2000).
4) Dekok
Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit (Depkes
RI, 2000).
5) Sokletasi
Sokletasi adalah metode ekstraksi untuk bahan yang tahan pemanasan dengan cara meletakan
bahan yang akan di ekstraksi dalam sebuah kantung ekstraksi (kertas saring) didalam sebuah
alat ekstraksi dari gelas yang bekarja kontinu (voigt,1995)
2.3 Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak terdapat di alam dibandingkan dengan
organisme lainnya. Bakteri biasanya hanya berukuran 0.5-5 µm, tetapi ada pula jenis yang
memiliki diameter mencapai 0.3 mm. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok,
yaitu Gram positif dan Gram negatif yang didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal
dan asam teikoat.
Sementara, bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida yang terdiri atas
membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis dan terletak pada periplasma (di antara lapisan
luar dan membran sitoplasmik) (Pelczar & Chan, 2005). C. Anti Bakteri Zat antibakteri
adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau metabolisme bakteri (Pelczar & Chan
2005).
4
Berdasarkan aktivitasnya zat antibakteri dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu antibakteri
bakteriostatik yang bekerja menghambat populasi bakteri tetapi tidak mematikan bakterinya.
Kelompok kedua adalah antibakteri bakterisida yang bekerja dengan membunuh bakteri.
Umumnya terdapat transisi antara kerja bakteriostatik dengan bakterisida. Ada beberapa
antibakteri yang bersifat bakteriostatik dapat berubah menjadi bakterisida jika digunakan
dalam dosis tinggi (Schunack et al. 1990).
Berdasarkan efektivitas kerjanya terhadap berbagai mikroorganisme maka senyawa
antibakteri digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu antibakteri berspektrum luas yang
efektif terhadap berbagai jenis mikroorganisme dan antibakteri berspektrum sempit yang
hanya efektif terhadap mikroorganisme tertentu (Volk & Wheeler 1988). Senyawa antibakteri
dapat bekerja dengan berbagai macam cara, tergantung pada strukturnya, diantaranya
menghambat sintesis molekul kecil esensial (contoh trimetoprim), menghambat sintesis
dinding sel (contoh penisilin dan amoksilin), dan menghambat sintesis asam nukleat (misal
bromodeoksiuridin) (Schunack et al. 1990)..
2.4 Sabun
Sabun adalah garam alkalikarboksilat (RCOONa). Gugus R bersifathidrofobik karena
bersifat nonpolar dan COONa bersifat hidrofilik (polar). Proses yang terjadi dalam
pembuatan sabun disebut sebagai saponifikasi. Ada 2 jenis sabun yang dikenal, yaitu sabun
padat (batangan) dan sabun cair, Sabun Transparan. Sabun padat dibedakan atas 3 jenis, yaitu
sabun opaque, translucent, dan transparan..
5
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
Pengambilan Sampel
Preparasi sampel
ekstrak
ekstrak etanol daun senduduk yang paling baik berdasarkan pada hasil uji
aktivitas antijamur ekstrak daun senduduk. Formula dibuat dengan cara
sebagai berikut; asam sitrat dan dinatrium hidrogen fosfat masing-masing
dilarutkan dalam air suling panas. Setelah itu viskolam SMC-20
dimasukkan ke dalam larutan dinatrium hidrogen fosfat, didiamkan hingga
mengembang ± 15 menit, kemudian diaduk hingga homogen. Larutan asam
sitrat ditambahkan hingga pH menjadi netral, lalu ditambahkan PEG 400
dan diaduk homogen. Setelah itu ditambahkan larutan asam sitrat hingga
pH yang sesuai. Kemudian ke dalamnya ditambahkan air suling sampai 100
mL, terakhir ditambahkan olium rosae, dan diaduk hingga homogen. Tahap
formulasi dilanjutkan dengan menentukan konsentrasi pengawet yang akan
digunakan dalam formula sabun cair, namun tidak memberikan efek
antijamur terhadap jamur uji. Zat pengawet yang digunakan acnibio Ac
(Tjitraresmi, dkk. 2010).
Uji iritasi primer dilakukan terhadap ekstrak pada kulit punggung kelinci
yang telah digores. Ekstrak tersebut diencerkan hingga konsentrasi tertentu
dan masing-masing konsentrasi ditempatkan pada kasa hipoalergenik berpl
8