Anda di halaman 1dari 9

BIOTEKNOLOGI

FARMASI
“PRINSIP BIOSINTESIS
BIOPOLIMER SECARA
FERMENTASI “

KELOMPOK IV NAMA KELOMPOK :


ADELIA TUTUT MOKAD
NUR “ALFIA HERMAN
PUTRI SETIAWATI BOTUTIHE
TIA PRASTIKA TIURANG
PENGERTIAN
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk
memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology mendefinisikan
bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi
organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa. You
can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai
berikut:
1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras, anggur, susu dsb.
2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau penyusunan oleh agen hayati.
3. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol, enzim, antibiotika, hormon, pengolahan
limbah.
Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan
menggunakan bantuan mikroba.
Antibiotik merupakan senyawa metabolit yang dihasilkan suatu organism tertentu dalam jumlah yang kecil yang bersifat
menghambat atau merusak mikroorganisme lain. Artinya, antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme yang menghambat mikroorganisme lain. Penemuan antibiotik berawal dari ditemukannya sifat
antagonisme diantara mikroorganisme yang tumbuh berdekatan di lingkungan alamiah (Pelczar dan Chan, 2008).
HAL HAL DALAM
FERMENTASI
Bioteknologi fermentasi menyngkut hal-hal yang berkaitan dengan proses industri
fermentasi yang meliputi:
1. Sifat Fermentasi
2. Prinsip Kultivasi Mikroba dalam Sistem Cair
3. Desain Bioreaktor (fermenter)
4. Desain Media
5. Instrumentasi dan Pengendalian Proses dalam Bioreaktor
6. Tenik Pengukuran
7. Pemindahan Massa dan Energi
8. Peningkatan Skala
9. Fermentasi substrat padat
PRINSIP PRINSIP
FERMENTASI
Agar fermentasi dapat berjalan dengan optimal, maka harus memperhatikan faktor-
faktor berikut ini:
1. Aseptis: bebas kontaminan.
2. Komposisi medium pertumbuhan.
3. Penyiapan inokulum
4. Kultur
5. Tahap produksi akhir.
BIOSINTESIS DAN MEKANISME KERJA
ANTIBIOTIK
Cara utama dalam menemukan antibiotik baru yaitu melalui ‘screening’. Dengan pendekatan
tersebut, sejumlah isolat yang kemungkinan mikroorganisme penghasil-antibiotik yang diperoleh
dari alam dalam kultur murni, selanjutnya isolate tersebut diuji untuk produksi antibiotik dengan
bahan yang “diffusible”, yang menghambat pertumbuhan bakteri uji.
Suatu antibiotik yang dihasilkan secara komersial, pada awalnya harus berhasil diproduksi pada
fermentor industri berskala-besar. Salah satu gugus-tugas penting adalah pengembangan efisiensi
metode pemurnian. Metode elaborasi (yang terperinci) sangat penting dalam ekstraksi dan pemunian
antibiotik, karena jumlah antibiotik yang terdapat dalam cairan fermentasi hanya sedikit.
ika antibiotik larut dalam pelarut organik yang tidak dapat bercampur dengan air, maka
pemurniannya relatif lebih mudah, karena memungkinkan untuk mengekstraksi antibiotik ke dalam
suatu pelarut bervolume kecil, sehingga lebih mudah mengumpulkan antibiotik tersebut. Jika
antibiotik tidak larut dalam pelarut, selanjutnya harus dipindahkan dari cairan fermentasi melalui
adsorpsi, pertukaran ion, atau presipitasi secara kimia.
BIOSINTESIS FERMENTASI ANTIBIOTIK

Produksi antibiotik sendiri saat ini menggunakan berbagai teknik produksi, teknik umum yang sering digunakan
terutama adalah memproduksi antibiotik adalah fermentasi dan modifikasi senyawa kimia dari hasil fermentasi.
Antibiotik merupakan molekul kecil yang disintesis oleh enzim. Aktifitas enzim sangat diperlukan dalam setiap
jalur kompleks, selain itu juga penting untuk diketahui bahwa ada pengaruh fisiologis untuk mampu
meningkatkan produksi fermentatif bagi organisme penghasil antibiotik. Produksi dari metabolit sekunder sendiri
dihasilkan setelah fase pertumbuhan terhenti.
Sebagai contoh banyak antibiotik yang dihasilkan oleh organisme spore-forming (Streptomyces yang merupakan
prokariot dan filamentous fungi yang merupakan eukariot) dan karena produk antibiotik dan sporulaton baru
mulai dihasilkan pada awal fase stasioner, salah satu dugaan, proses ini terjadi dengan menggunakan mekanisme
overlapping, yang dimodulasi oleh intercellular signaling molecules. (Glazer, 2007).
Mikroorganisme Penicillium chrysogenum dapat menghasilkan antibiotik Penisilin dengan cara
proses fermentasi. Mikroorganisme ini mempunyai spektrum yang sangat luas terhadap bakteri
gram positif dan gram negatif serta beberapa jamur dengan daya toksisitas yang rendah.
Antibiotik penisilin dikenal sebagai antibiotik β-laktam merupakan inhibitor spesifik terhadap
sintesis dinding sel bakteri. Situs aksi antibiotika ini adalah transpeptidase dan D-alanin
karboksipeptidase, yang mengkatalis polimerisasi rantai peptidoglikan.
Dari beberapa pengembangan secara empirik dapat dibuat kondisi fermentasi untuk produksi
antibiotik. Ternyata banyak proses fermentasi dilakukan dalam dua tahapan, dimulai dari tahapan
spora, dengan aerasi yang cukup dan suplai nutrient yang baik maka akan dihasilkan sel dengan
kepadatan tinggi. Tahapan ke dua adalah pada saat kultur dalam kondisi stasioner atau berhenti
pertumbuhannya dan memulai produksi antibiotik dengan tetap memperhatikan nutrisi yang
diberikan, dengan dikontrol secara hati-hati mengunakan continuous-feed processes. (Glazer,
2007).
Secara umum proses fermentasi menggunakan proses batch fermentation, di mana sejumlah medium dimasukkan ke dalam tank
yang steril dan di inokulasi dengan mikroorganisme. Kultur akan siap menuju fase lag dan exponensial dari pertumbuhan dan
akhirnya mendekati fase stasioner, di mana di fase ini hampir tidak ada kenaikan kepadatan dari organisme, proses batch
fermentation merupakan sistem tetutup, sedangkan sistem terbuka dapat menggunakan continuous fermentation. Medium steril dan
segar ditambahkan secara konstan dengan jumlah yang sama dari medium yang mengandung mikroorganisme sehingga
mengeluarkan produk secara konstan. Kelebihan dari continuous fermentation sendiri adalah medium akan menghasilkan produk
dengan konsentrasi tinggi, sedangkan dalam batch fermentation justru banyak waktu yang akan terbuang untuk menunggu medium
mencapai konsentrasi produktif. Walaupun continuous fermentation memiliki beberapa kelebihan, dalam skala industri hanya
sedikit produk yang bisa dihasilkan karena continuous fermentation merupakan sistem terbuka, maka sangat sulit untuk
menghindarkan dari kontaminan.(Glazer, 2007).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai