Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRINING FITOKIMIA
I. Tujuan Percobaan
a. Mengidentifikasi senyawa metabolit primer yang terkandung
pada simplisia.
b. Mengidentifikasi simplisia secara cepat
1. Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang
terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa
yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam
gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid seringkali
beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi
yang menonjol yang digunakan secara luas dalam bidang pengobatan.
Alkoloid biasanya tanpa warna, seringkali bersifat optis aktif,
kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (
misalnya nikotina pada suhu kamar ).
Alkaloid dari tanaman kebanyakan merupakan senyawa amina tersier
dan yang lainnya terdiri dari nitrogen primer, sekunder, dan quartener
(Poither, 2000). Semula alkaloid mengandung paling sedikit satu atom
nitrogen yang biasanya bersifat basa dan sebagian besar atom nitrogen ini
merupakan cincin aromatis (Achmad, 1986). Berdasarkan asam amino
penyusunnya, alkaloid asiklis yang berasal dari asam amino ornitin dan
lisin. Alkaloid aromatis jenis fenilanin berasal dari fenilalanin, tirosin dan
3,4-dihidrosifenilalanin. Alkaloid indol yang berasal dari trifon.
V. Prosedur Percobaan
a. Alkaloid
Simplisia dimasukan kedalam mortar yang bersih, ditambahkan 5 ml
amoniak 25%, kemudian digerus. Ditambahkan 20 ml CHCl3 dan digerus
kembali dengan kuat, disaring, diambil filtratnya (larutan 1). Sebagian
larutan A dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan asam
klorida 10% v/v, maka akan terbentuk 2 fase. Dipisahkan fase air larutan
2). Larutan 1 diteteskan pada kertas saring, lalu semprot dengan pereaksi
Dragendorff. Terbentuknya warna merah atau jingga pada kertas saring
menunjukan adanya golongan senyawa alkaloid. Larutan 2 dibagi menjadi
2 bagian didalam tabung reaksi, tabung pertama ditambahkan pereaksi
Dragendorff, dan tabung keddua ditambahkan pereaksi Mayer.
Terbentuknya endapan mmerah bata dengan pereaksi Dragendorff atau
endapan putih denga pereaksi Mayer menunjukkan adanya gologan
senyawa alkaloida.
Pembuatan pereaksi Mayer:
Dicampurkan 60 mL larutan Raksa Klorida P 2,266% b/v dan 10 mL
larutan Kalium Yodida P 50% b/v, ditambahkan air secukupnya hingga
100 mL.
Pembuatan pereaksi Dragendorff:
Dicampur 20 mL larutan Bismut nitrat P 40% b/v dalam Asan Nitrat P
dengan 50 mL larutan Kalium yodida P 54,4% b/v, didiamkan sampai
memisah sempurna. Diambil arutan jernih dan diencerkan dengan air
secukupnya.
b. Senyawa Polifenolat
Simplisia atau bahan uji ditempatkan pada tabung reaksi lalu
ditambahkan air secukupnya. Lalu dipanaskan diatas penangas air dan
disaring. Ke dalam filtrate ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida
dan timbulnya warna hijau atau biru-hijau, merah ungu, biru-hitam hingga
hitam menandakan positif fenolat atau timbul endapan coklat menandakan
adanya polifenolat. Dibandingkan terhadap filtrate sebagai pembanding.
c. Flavonoid
Simplisia 1 gram ditempatkan dalam gelas kimia, kemudian
ditambahkan 100 ml air panas dan dididihkan selama 10 menit. Campuran
disaring, filtrate ditampung sebagai larutan A (yang nantinya akan
digunakan untuk pemeriksaan golongan senyawa flavonoid, saponin, dan
kuinon). 5 ml larutan A dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan serbuk Mg dan 1 ml HCl pekat. Campuran ditambahkan
amilalkohol. Dikocok dengan kuat, dibiarkan sampai terjadi pemiahan.
Terbentuknya warna dalam lapisan amilalkohol menunjukkan adanya
golongan senyawa flavonoid. Dibandingkan terhadap filtrate sebagai
blanko.
d. Saponin
Larutan A 5 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi, kocok secara
vertical selama 10 detik. Dibiarkan selama 10 menit. Terbentuknya busa 1
cm yang stabil didalam tabung reaksi menunjukkan adanya golongan
senyawa saponin san busa tersebut masih bertahan(tidak hilang) setelah
ditambahkan beberapa tetes asam klorida.
e. Kuinon
Larutan A 5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan
beberapa tetes larutan NaOH 1 N. terbentuknya warna kuning hingga
merah menunjukkan adanya golongan senyawa kuinon. Dibandingkan
terhadap filtrate sebagai blanko.
f. Tannin
Simplisia 1 gram ditambahkan 100 ml air panas, kemudian dididihkan
selama 5 menit. Campuran didinginkan, kemudian disaring dan filtrate
dibagi menjadi 3 bagian dalam tabung reaksi yang berbeda. Kedalam
filtrate pertama: ditambahkan larutan besi (III) klorida 1%. Terbentuknya
warna biru tua atau hitam kehijauan menunjukan adanya senyawa
golongan tannin. Kedalam filtrate 2: ditambahkan larutan gelatin 1%.
Terbentuknya endapan putih menunjukan adanya senyawa golongan
tannin. Kedalam filtrate ketiga ditambahkan 15 ml pereaksi Steasny, lalu
dipanaskan diatas penangas. Terbentuknya endapan merah muda
menunjukkan adanya tannin katekat. Hasil uji filtrate ketiga disaring.
Filtrate dijenuhkan dengan penambahan natrium aetat, kemudian
ditambahkan beberapa tetes larutan besi (III) klorida 1%. Terbentuknya
warna biru tinta menunjukkan adanya tannin galat.
b. Hasil Pengamatan
1. Alkaloid
2. Flavonoid
4. Saponin
Pada uji saponin, filtrat dikocok selama 10 detik dan didiamkan selama
10 menit. Pengocokan dilakukan untuk membantu pembentukan busa pada
senyawa yang diuji. Setelah itu ditambahkan HCl untuk melihat apakah
busa masih ada atau tidak setelah penambahan zat ini. Penambahan HCl
dilakukan dalam jumlah yang sedikit karena apabila ditambahkan dalam
jumlah yang banyak dapat menurunkan permukaan aktif sabun. Saponin
bisa berbusa karena merupakan senyawa yang mempunyai sifat aktif
permukaan. Gugusan dari saponin merupakan glikosid triterpenoid
pentasiklis yang mempunyai gugusan glikon dan aglikon (aglikonnya
adalah sapogenin).
5. Tanin
Pada percobaan skrining dengan identifikasi senyawa tanin,
simplisia pulasari terlebih dulu didihkan selama 15 menit. Hal ini
bertujuan untuk mengambil ekstrak dari pulasari tersebut. Setelah di
didihkan, ekstrak di ambil secukupnya untuk dimasukkan ke dalam 3
tabung reaksi. Tanin dapat diidentifikasi dengan beberapa cara , pada
tabung pertama ke dalam tabung reaksi dimasukkan beberapa tetes
FeCl3. Penambahan FeCl3 pada tanin akan menimbulkan reaksi FeCl3
melibatkan struktur tanin yang merupakan senyawa polifenol, dimana
dengan adanya gugus fenol akan berikatan dengan FeCl3 membentuk
kompleks berwarna hitam kebiruan (Depkes RI, 1979 ).
6. Kuinon
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Didalam simplisia batang pulasari mengandung senyawa polifenolat
dan kuinon.
2. Percobaan yang menunjukan reaksi negatif palsu adalah uji senyawa
alkaloid, tanin, saponin, monoterpena dan sesquiterpena. Hal ini
disebabkan kadar senyawa yang sangat sedikit dalam simplisia
sehingga tidak dapat terdeteksi.
3. Percobaan yang menunjukan reaksi positif palsu adalah uji senyawa
kuinon, hal ini disebabkan adanya kemiripan struktur antara senyawa
kuinon dengan senyawa lain dalam simplisia batang pulasari.
IX. Daftar Pustaka