Anda di halaman 1dari 6

NAMA : PREDI MUBAROK

NPM : 10060316078
JUDUL : SINTESIS TETRAPEPTIDA SIKLIK (Trp-Pro-Val-Tyr)
KANDIDAT ANTIHIPERTENSI DENGAN METODE SOLID
PHASE

PENDAHULUAN

Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi yang

menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas normal tekana darah ditentukan oleh dua

faktor utama yaitu curah jantung (cardiac output) dan resistensi vaskuler perifer

(pheripheral resistance vascular). Parameter diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lainnya sistem saraf dan parasimpatis sistem renin angiotensi aldosteron

(SRAA) dan faktor lokal berupa bahan – bahan vasoaktif yang diproduksi oleh sel

endotel pembuluh darah (Gunawan. 2007).

Peningkatan tekanan darah biasanya disebabkan oleh kombinasi beberapa

kelainan (multifactor), faktor genetik, stress, psikologis, serta faktor lingkungan dan

diet yang diduga sebagai penyebab terjadinya hipertensi tekanan darah bersamaan

dengan umur tidak terjadi pada populasi dengan asupan natrium harian rendah. Pasien

yang memiliki hipertensi labil cenderung tekanan darahnya naik setelah

mengkonsumsi makanan dengan garam yang berlebihan dibandingkan dengan orang

normal. Penanganan pertama hipertensi yang dianjurkan adalah mengubah pola


hidup. Apabila tidak berhasil, digunakan obat untuk menurunkan tekanan darah atau

obat antihipetensi. (Katzung. 2001).

Senyawa yang mengandung obat antihipertensi dapat diperoleh secara sintesis

maupun secara isolasi. Banyak obat modern yang berasal dari bahan alam yang

digunakan sebagai obat secara empiris yaitu berdasarkan kebiasaan nenek moyang

turun-temurun.

Obat yang dihasilkan dari proses isolasi suatu tanaman tertentu

memerlukan suatu ketelitian dan kecermatan tersendiri, dikarenakan kandungan

senyawa dalam tanaman tersebut sangat sedikit. Disamping itu senyawa yang

diisolasi memiliki kekurangan berupa biaya yang dibutuhkan mahal dan waktu isolasi

yang lama sehingga senyawa yang diperoleh melalui proses isolasi dirasakan kurang

efektif dan efisien. Maka, dilakukan cara lain yaitu sintesis senyawa obat yang

berkhasiat (Budimarwanti, 2009).

Peptida didefinisikan sebagai senyawa alami yang tersusun dari beberapa

monomer asam amino yang tergabung dan saling berikatan melalui ikatan peptida

atau amida. Beberapa peptida secara biologi aktif dan berguna untuk meningkatkan

status kesehatan manusia dan hewan yang biasa disebut sebagai peptida bioaktif.

kebanyakan peptida bioaktif masih terikat dalam protein asal dan dilepaskan melalui

proses enzimatik atau hidrolisis (Sanchez & Vasquez 2017). Peptida dikenal sebagai

bahan yang selektif dan efektif sekaligus relatif lebih aman dan dapat ditoleransi oleh

tubuh. Protein tidak dianggap sebagai benda asing sebagaimana obat kimia. Selain

itu, peptida dapat dimetabolisme lebih cepat daripada senyawa organik sehingga
dapat mengurangi risiko kontaminasi residu pada produk hewan seperti susu, telur

dan daging. Penemuan dan identifikasi peptida baru yang berpotensi untuk

pengobatan. Modifikasi peptida yang telah ada secara alamiah atau membuat varian

peptida yang sepenuhnya tiruan atau sintetis (Fosgerau & Hoffmann 2015).

Peptida antihipertensi, juga dikenal sebagai inhibitor ACE telah berasal dari

susu, jagung, dan sumber protein ikan (Kim et al.2012). ACE adalah penting untuk

pengaturan tekanan darah. ACE mengkatalisis transformasi angiotensin I menjadi

ampuh vasocon-strictor angiotensin II dan degradasi vasodilator, brady-kinin. Sejak

angiotensin II menimbulkan BP, karena penghambatan ACE dapat menurunkan BP.

Struktur-aktivitas korelasi antara inhibitor peptida yang berbeda dari ACE

menunjukkan bahwa mengikat ACE sangat dipengaruhi oleh urutan tripeptide C-

terminal substrat. ACE tampaknya lebih memilih substrat atau inhibitor kompetitif

yang terutama memiliki hidrofobik (aromatik atau bercabang rantai samping) residu

asam amino pada tiga posisi C-terminal (Gobbetti et al.2002).

Pada penelitian telah dilakukan isolasi terhadap Ganoderma lucidum

(Agaricomycetes) untuk melihat aktivitasnya sebagai antihipertensi. Terbukti

tetrapeptida (Gln-Leu-Val-Pro) hasil isolasi menunjukkan antihipertensi.

Peptida berbentuk linear berasal dari alam sering tidak stabil secara in vivo,

karena rentan terdegradasi oleh enzim. Salah satu cara untuk meningkatkan stabilitas

yaitu dijadikan ikatan peptida yang siklik (Illesinghe, 2009). Sintesis peptida

dilakukan dengan menggunakan metode sintesis fase padat (solid phase peptide
synthesis) Fmoc-asam amino, suatu metode sintesis peptida yang efektif, cepat dan

sederhana (Irwansyah,2010).

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang didapat yaitu bagaimana

sintesis tetrapeptida (Gln-Leu-Val-Pro) dengan metode solid phase peptide synthesis.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat tetrapeptida dengan metode solid

phase peptide synthesis dan mendapatkan tetrapeptida siklik yang dideteksi dengan

instrumen HPLC dan dikarakterisasi dengan spektrometer massa

Manfaat dari penelitian yaitu dapat memberikan informasi bahwa tetrapeptida

yang diisolasi dari hemp seed dapat disintesis dengan cara solid phase peptide

synthesis yang akan menghasilkan tetrapeptida dengan susunan asam amino yang

serupa. Diharapkan lebih aman dan lebih menguntungkan bagi manusia.


DAFTAR PUSTAKA

Budimarwanti C. (2009). Penyediaan senyawa berkhasiat obat secara sintesisi

dengan analasis retrosintesis. Yoyakarta: Jurnal kimia FMIPA Universitas

Negeri Yoyakarta.

Fosgerau K, Hoffmann T. (2015). Peptide therapeutics: Current status and future

directions. Drug Discov Today. 20:122-128.

Gobbetti, M., Stepaniak, L., De Angelis, M., Corsetti, A., Di Cagno, R. (2002).

Latent bioactive peptides in milk proteins: proteolytic activation and sig-

nificance in dairy processing. Critical Reviews in Food Science & Nutri-tion,

42: 223–239.

Gunawan. (2007). Farmakologi Dan Terapi Edisi V. Jakarta: FKUI.

Illesinghe, J. Guo, C. X. Garland, R.. Ahmed, A. Lierop, B. V. Elaridi, J. Jackson,W.

R. Robinson, A. J. (2009). Chem Commun.

Irwansyah. (2010). Studi Struktur Self-Asembly Peptida Ampifil. Universitas

Indonesia, Depok.

Kim, S. K., Ngo, D. H., Vo, T. S. (2012). Marine fish-derived bioactive pep-tides as
potential antihypertensive agents. Advances in Food and Nutrition Research,
65, 249–260.

Katzung. (2001). Farmakologi Dasar Dan klinik Edisi I. Francisko: Salemba Medika.
Sanchez A, Vasquez A. (2017). Bioactive peptides: A review. Food Qual Saf. 1:29-

46.

Anda mungkin juga menyukai