Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME JURNAL NUTRIGENOMIK

NUTRIGENOMIC IN CARDIOVASCULAR MEDICINE

disusun oleh
Annisa Khaira 22030114120006
Aisyah Aulia F. 22030114120016
Inmas Kusumawati 22030114120028
Atika Rahma 22030114120040
Riva Hidayah 22030114120050
Dewi Setyowati 22030114120060
Ajeng Larasati 22030114130072
Irene Nucifera 22030114140084
Christina Reza H. 22030114130096
Bernadeth Ajeng 22030114130106
Ester Theresia S. 22030114120016

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
Nutrigenomik merupakan pendekatan yang sesuai untuk pengobatan penyakit
kardiovaskuler dan lebih berpotensi dalam upaya pencegahan dan pengobatan penyakit
kardiovaskuler (CVD) melalui optimalisasi asupan yang bersifat individual. CVD menjadi salah
satu kelompok penyakit yang memiliki faktor risiko terkait dengan genetik. Studi terkini tentang
faktor genetik CVD menunjukkan karakteristik multiple intermediate phenotypes antara lain
konsentrasi plasma lipid, glukosa plasma, dan parameter terkait seperti tanda-tanda inflamasi dan
kerusakan endotelial, stress oksidatif, tekanan darah, pengukuran antropometri, dan fenotipe
yang diperoleh dari teknik membayangkan secara noninvasive (tebal dinding arteri). Variasi
genetik dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (merokok, aktivitas fisik, dan asupan). Asupan
menjadi salah satu faktor yang paling terkait dengan modulasi genetik dari berbagai fenotipe
kejadian CVD. Hengetahuan ini tidak hanya berkontribusi dalam pencegahan primer CVD,
tetapi juga meningkatkan efektivitas pengobatan.
Diet dan CVD
Penyebab penyakit dari CVD dikalangan masyarakat akibat faktor makanan yang kurang
sehat. Beberapa organisasi tingkat nasional dan internasional telah berinisiatif membuat
rekomendasi diet untuk memperbaiki pola makan masyarakat. Faktor yang mempengaruhi
kegagalan intervesi adalah kesulitan merubah perilaku individu, media massa, sedentary life
style, pendidikan gizi yang rendah, serta keraguan masyarakat terhadap rekomendasi diet.
Keberhasilan intervensi ditunjang dengan karakteristik dan motivasi individu.
Dalam penyusunan rekomendasi diet, adanya perdebatan untuk menyusun komposisi zat
gizi makro untuk mengintervensi CVD, khususnya persentase total asam lemak, asam lemak,
omega 6, omega 3 (asam lemak tak jenuh ganda/PUFA) beserta sumbernya. Sebagai contoh,
perdebatan dalam mempertimbangkan asam lemak tak jenuh tunggal yang berasal dari minyak
zaitun (nabati) atau daging (hewani). Terjadi perdebatan pula mengenai diet rendah karbohidrat
dan diet tinggi lemak dengan diet tinggi karbohidrat dan diet rendah lemak, dalam pengaturan
berat badan yang terkait dengan faktor risiko CVD.
Perbedaan Respon Diet dan Nutrigenomik Antar Individu
Berbagai perbedaan respon diet terhadap karakteristik khusus individu bukanlah hal
baru tapi telah banyak dilakukan penelitian. Keys et al dalam penelitiannya tentang efek diet
terhadap konsentrasi kolesterol plasma, hasilnya terdapat perbedaan konsentrasi kolesterol
plasma antara individu yang intervensi diet yang sama. Di antara sekian banyak potensi faktor-
faktornya, variabilitas genetik bisa memiliki peran signifikan. Dengan demikian, penelitian yang
dilakukan untuk menentukan apakah varian genetik, terutama polimorfisme nukleotida tunggal
(SNP), bisa menjelaskan perbedaan tersebut.
Modulasi gen-diet juga bisa membantu menjelaskan perbedaan fenotipe dan genotipe
tertentu, seperti yang diamati dalam beberapa bentuk monogenik dari CVD. Dengan demikian,
varian gen yang sama dapat dikaitkan dengan manifestasi klinis dari CVD, mulai dari tidak ada
gejala sama sekali hingga CVD berat. Namun, masih perlu dilakukan pengembangan mengenai
penggunaan nutrigenomik dalam pencegaahan dan penanganan CVD.
Aplikasi Nutrigenomik pada CVD
Terlepas dari banyaknya penelitian yang mengungkapkan bahwa secara statistic
interaksi antara gen dengan makanan (diet) yang signifikan telah digunakan untuk menentukan
berbagai intermediate 61-80 atau hasil klinis CVD. Masalah utama nutrigenomik adalah
kurangnyanya replikasi pada awal pelaporan interaksi makanan dengan gen. Hal ini dapat
menghalangi datangnya respon dalam pencegahan dan penganganan CVD. Maka, sangat
dibutuhkan studi replikasi gen-diet dengan berbagai populasi untuk meningkatkan konsistensi
hasil dan bila hasilnya tersedia juga penting untuk melakukan meta-analisis kuantitatif interaksi
gen-diet untuk memeriksa efek homogenitas atau heterogenitas.
Pertimbangan Metodologi Utama dalam studi Interaksi gen dengan Makanan
Tujuannya adalah untuk meningkatkan validitas studi tentang nutrigenomik untuk
mengontrol informasi dan menseleksi potensi bias yang mungkin menghambat replikasi.
Instrumen pengukuran makanan yang tradisional (yaitu, diet record, recall-24 jam, dan Food
Frequency Quissonare) dan biomarker asupan tertentu harus diperbaiki dan disesuaikan dengan
pengukuran interaksi khusus gen dengan makanan. Perlu dilakukan standarisasi rancangan studi
baru di bidang genomik kardiovaskular untuk menentukan secara jelas variabel yang akan
diukur, baik untuk diet maupun untuk variabel perancu (yaitu, jenis kelamin , Usia, merokok
tembakau, aktivitas fisik, pendidikan, obesitas, dan etnis atau campuran genetik). Karakteristik
klinis populasi juga harus dikontrol dan diberi stratifikasi dengan tepat: populasi umum,
penderita diabetes, dislipemik, subjek dengan hipertensi, atau CVD harus dibedakan secara jelas.
Demikian juga, standarisasi cut off point untuk asupan makanan dan / atau komponen makanan.
penelitian nutrigenomik juga memerlukan kontrol kualitas dan validitas penentuan genetik yang
baik.
Konsistensi Hasil yang Diperoleh dari Studi Asosiasi pada Genomik Kardiovaskular dan
Interaksi Diet-Gen
Menurut meta-analisis, terdapat efek yang sangat konsisten dari masing-masing
polimorfisme pada konsentrasi lipid plasma (terutama HDL-c dalam kasus CETP, dan LDL-c
dalam kasus APOE). Dalam kasus ini, genotip yang sama mungkin memiliki efek yang berbeda
pada intermediate fenotipe atau hasil klinis tergantung pada asupan makanan. Berdasarkan hasil
penelitian, terdapat anggpan bahwa lokus APOE berinteraksi dengan lemak jenuh makanan,
meningkatkan konsentrasi LDL-c, dan risiko CVD, lebih banyak pada pembawa E4 daripada
yang lain (E2 dan E3). Namun, untuk pembawa E4, konsumsi alkohol bisa berbahaya karena 2
alasan. Pertama, mengkonsumsi alkohol meningkatkan konsentrasi LDL-c, dan kedua, efek
peningkatan kadar HDL-c yang diharapkan dari alkohol tidak terlihat pada pembawa E4.
Interaksi Gen-Diet yang Tidak Memanipulasi Hubungan Genetik
Interaksi antara -1131T>C SNP pada gene AP0A5 dengan asupan PUFA berpengaruh
terhadap peningkatan konsentrasi trigliserida. Asupan PUFA yang berpengaruh terhadap
peningkatan kadar trigliserida adalah omega-6, bukan omega-3. Adanya gen TCF7L2
(transcription factor 7 like 2) berhubungan dengan adanya peningkatan konsentrasi glukosa
darah puasa dan risiko diabetes apabila terdapat asupan karbohidrat yang berlebih secara
kuantitas serta jenis karbohidrat yang sederhana secara kualitas.
Pengaruh Diet Gen terhadap Variasi Gen pada Identifikasi Penyakit Kardiovaskular
Pengaruh faktor genetik dalam patogenesis penyakit kardiovaskular diyakini bersifat
multigenetik (dipengaruhi oleh banyak gen) dengan peran individual gen yang berperan
bersama-sama dengan gen-gen modifiers. Dalam hal ini ada sebuah hipotesis yang menyatakan
bahwa variasi genetik yang ada pada banyak individu normal mempunyai andil terhadap
keseluruhan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular
Secara umum, ada dua metode yang digunakan untuk menggali peran genetik dalam
patogenesis penyakit Kardiovaskuler yaitu genome-wide linkage studies dan gene association
studies. Pendekatan genome-wide linkage studies dilakukan tanpa perlu mengetahui terlebih
dahulu dasar genetik suatu penyakit, sehingga merupakan metode yang paling sering digunakan
untuk menemukan gen-gen baru.. Sedangkan pendekatan candidate gene association study
didasarkan pada polimorfisme tunggal atau haplotipe. Haplotipe adalah kombinasi polimorfisme
dalam kromosom yang sama dan bersifat diturunkan. Perkembangan terkini untuk studi asosiasi
ini disebut genome wide association study (GWAS) yang menguji ratusan ribu variasi genetik
untuk mengidentifikasi kerentanan seseorang (individual susceptibility) untuk menderita suatu
penyakit yang bersifat multifaktorial seperti penyakit kardiovaskular. Dalam hal ini peranan diet
gen sangat mempengaruhi pengujian variasi gen untuk mengidentifikasi kerentanan seseorang
menderita penyakit kardiovaskuler.
Interaksi Nutrigenomik Tidak Signifikan secara Statistik
Dalam melakukan pengobatan kardiovaskuler perlu diperhatikan faktor nutrigenomik
yang memiliki efek tidak signifikan terhadap penyakit. Perubahan genetik memiliki peran
penting dalam hal ini. Oleh karena itu penting untuk mempertimbangkan interaksi nutrigenomik
yang dapat memodifikasi kerentanan genetik secara signifikan. Perubahan genetik dapat terjadi
jika adanya faktor risiko yang dapat merubah gen. Determenisme genetik adalah keadaan genotip
yang dapat menentukan fenotipe, yaitu gen yang menentukan sifat manusia. Contoh interaksi
nutrigenomik yang tidak signifikan adalah Single-nucleotide polymorphisms yang tidak
signifikan terhadap penentuan fenotip. Contoh kedua yang tidak signifikan melibatkan -765G>C
polimorfisme pada gen cyclooxygenase-2, diet Mediterania, konsentrasi serum IL-6 dan adesi
molekul-1 interselular.
Mekanisme Biologis Mendasari Interaksi Gen dan Diet
Penelitian interaksi gen dan diet pada epidemiologi telah dilakukan dan diterima bahwa
lamanya proses seluler dari ekspresi gen ke protein sintesis dan degradasi dapat diatur oleh
komponen makanan, tetapi masih ada banyak pemahaman yang terbatas dari jaringan zat gizi
dan non zat gizi yang terkait.
Aplikasi Nutrigenomik untuk Pencegahan dan Treatment CVD
Saat ini, terlalu dini jika merekomendasikan penggunaan nutrigenomik untuk mencegah
CVD pada tingkat populasi. Paling memungkinkan, aplikasi pertama nutrigenomik pada
pengobatan kardiovaskuler akan melibatkan normalisasi perubahan fenotip CVD intermediet,
melibatkan informasi tentang interaksi gen-diet secara statistik signifikan dan biologis yang
dapat mengakumulasi jenis varian gen berhubungan dengan fenotip CVD intermediet populasi
yang dapat memfasilitasi identifikasi individu yang rentan secara genetis. Pada proses ini
transkriptomik, proteomik, metabolik pada konteks sistem biologi akan berkontribusi pada
penjelasan mekanisme molekuler terlibat dalam interaksi gen-diet tertentu.

Anda mungkin juga menyukai