Abstract
Pendahuluan
mengusulkan lingkar pinggang untuk orang Asia ≥90 cm pada pria dan wanita
≥80 cm sebagai batasan obesitas sentral.
Tabel 1. Kriteria sindrom metabolik
Patofisiologi
Penyebab utama sindrom metabolik belum diketahui secara pasti. Namun,
resistensi insulin diduga menjadi penyebab berkembangnya sindrom metabolik
dan berperan pada pathogenesis masing-masing komponen sindrom metabolik.
Meskipun resistensi insulin tampak berperan penting dalam mekanisme terjadinya
sindrom metabolik, namun tidak semua orang dengan resistensi insulin dapat
berkembang menjadi sindrom metabolik. Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor lain yang berperan dalam pathogenesis sindrom metabolik seperti obesitas.
Obesitas sentral, mediator inflamasi, adipositokin, kortisol, stress oksidatif,
predisposisi genetik, dan karakteristik gaya hidup diduga terlibat dalam
pathogenesis sindrom metabolik. Meningkatnya stress oksidatif akan
menyebabkan disregulasi jaringan adiposa yang akan berperan aktif dalam
mensekresi berbagai faktor pro inflamasi seperti leptin, adiponectin, Tumor
Necrosis Factor α (TNF α), Interleukin-6 (IL6) dan resistin yang akan
menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Obesitas dan perluasan sel adiposit
yang progresif dapat menyebabkan suplai darah ke adiposit menurun dan
menimbulkan hipoksia. Hipoksia dapat menyebabkan nekrosis dan infiltrasi
makrofag ke jaringan adiposa yang akan menyebabkan overproduksi dari
adipositokin yang meliputi glycerol, free fatty acid (FFA), pro inflammatory
mediators (TNF α, IL-6), plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1), dan C-
Reactive Protein (CRP). Adipositokin tersebut akan memediasi berbagai proses
seperti sensitifitas insulin, stress oksidatif, metabolisme energi, koagulasi darah,
dan respon inflamasi yang akan mempercepat terjadinya aterosklerosis, ruptur
plak, dan atherotrombosis.
Managemen
Untuk mencegah komplikasi kardiovaskular pada individu yang telah memiliki
sindrom metabolik, diperlukan pemantauan dengan modifikasi komponen sindrom
metabolik. Penatalaksanaan sindrom metabolik masih sesuai dengan masing-
masing komponennya dan bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular, aterosklerosis dan diabetes mellitus tipe 2 pada pasien yang belum
diabetes. Penatalaksanaan sindrom metabolik terdiri atas dua pilar, yaitu
tatalaksana penyebab (obesitas, sedentary lifestyle, dan intake kalori berlebih)
serta tatalaksana faktor risiko lipid dan non-lipid.