DIABETES MELITUS
Disusun Oleh :
Kelompok IV
C. Faktor resiko
1. Genetika
2. Obesitas
3. Usia (semakin tua usia fungsi organ menurun)
4. Kurang berolahraga
5. Resistensi insulin
6. Makanan yang mengandung banyak gula
7. Lingkungan
8. Merokok (.................)?
D. Gejala
1. Poliurea (pipis terus)
2. Polipagia (makan terus)
3. Polydipsia (minum terus)
4. Ketoasidosis diabetic (DKA), terutama pada lingkungan yang sedikit atau
etnis minoritas. (.................)?
• Pentingnya melakukan penurunan berat badan untuk pasien yang punya berat
badan lebih atau obesitas, Untuk pasien Tn Lg ini mempunyai body mass index
(BMI) 26,0 dimana masuk kateogi obesitas tipe 1 oleh Karena itu menurut anjuran
ADA supaya melakukan managemen gaya hidup yang baik guna menurunkan
berat badan.
• Usahakan untuk menghindari merokok karena penggunaan tembakau dapat
meningkatkan resiko diabetes tipe 2
• Menjaga pola makan yang sehat termasuk distribusi makronutrien , kemudian
perencanaan makan harus disesuaikan dengan kebutuhan
• Hindari mengkonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung pemanis
berlebih serta makanan maupun minuman yang tidak bergizi
• Sering melakukan aktivitas fisik pada saat waktu luang minimal 150 menit
berolahraga 3 kali dalam seminggu.
• Untuk medical nutrisi terapi yang direkomendasikan oleh ADA,2019 antara lain
yaitu membatasi sodium dalam makanan, hindari mengkonsumsi alcohol, lakukan
diet lemak untuk pasien obesitas, usahakan konsumsi makanan yang banyak
mengandung protein karena bisa meningkatkan respon insulin dalam
memetabolisme glukosa didalam darah, sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung micronutrients seperti supplement yang mengandung vitamin mineral
dibandingkan mengkonsumsi makanan maupun minuman yang tidak bergizi dan
malah menyebabkan kadar gula darah naik dan bisa memperburuk resiko pada
pasien diabetes tipe 2.
• Dukungan dari orang tua,sodara maupun teman akan sangat mempengaruhi
pasien sehingga meningkatkan mental dan psikis pasien yang berkeinginan untuk
sembuh
• Mengkonsumsi buah-buahan yang rendah gula seperti apel dan pisang yang agak
coklat karena kandungan glukosa nya tidak terlalu banyak, menurut ADA, 2019.
• Menurut ESC,2019 asupan kalori yang dikurangi dianjurkan untuk menurunkan
berat badan berlebihan pada pasien DM kemudian perubahan gaya hidup adalah
kunci untuk mencegah komplikasi DM dan CV.
G. Penatalaksaan Farmakologi
Class Compunds (s) Dosage
strenght/product
(if applicable)
Thiazolidinediones Pioglitazone 45 mg
Rosiglitazone 4 mg
ɑ-Glucosidase Acarbose 100 mg
inhibitors Miglitol 100 mg
Exenatide 1o µg pen
Dulaglutide 1,5/0.5 mL pen
Semaglutide 1 mg pen14 mg
(tablet)
Liraglutide 18 mg/3 mL pen
Lixisenatide 300 µg/3 mL pen
Bile acid sequestrant
Colesevelam 625 mg tabs
Dopamine-2 3.75 g suspension
Agonist
Bromocriptine 0,8 mg
Amylin mimetic
H. SOAP
Subjek : Sakit kepala, pusing, keleyengan pagi hari, sering
kesemutan.
Objek : HbA1C 9,2%
Obat-obatan ?
Diagmosis ?
Assasment : 1. Ketidaktepatan penggunaan obat
Ketidaktepatan penggunaan obat
adalah adanya pemberian obat yang
tidak efektif berdasarkan kondisi
pasein. Pasein memiliki BMI 26, bisa
dikatakan bahwa pasein obesitas.
Permasalahan pada kasus ini adalah
pasein diberikan Glikazid. Sedangkan
glikazid dapat meningkatkan berat
badan sehingga penggunaan obat
glikazid tidak tepat.
2. Indikasi tanpa pengobatan
Indikasi tanpa pengobatan dapat terjadi
apabila pasein memerlukan terapi tapi
pasein tidak mendapatkan obat. Pada
kasus ini pasein menderita luka dikaki
yang tidak sembuh selama 3 bulan,
menurut Guidline Nice 2019 bisa
diberikan antibiotik untuk
menyembuhkan lukanya. Apa
antibiotiknya ? Berapa dosisnya?
3. Interaksi obat
Interaksi obat artinya aksi suatu obat
diubah atau dipengaruhi oleh obat lain
jika diberikan secara bersamaan. Pada
kasus ini adanya interaksi antara
metformin dengan insulin dapat
menyebabkan hipoglikemik
(drugs.com). Hipoglikemik ditandai
dengan pusing, keleyengan pada pagi
hari juga sakit kepala pada pasein.
Hipoglikemik yaitu turunnya kadar
glukosa dalam darah sehingga
menyebabkan lemas dan tidak
bertenaga.
4. Overdosis
Overdosis dapat disebabkan karena
penggunaan dosis obat diatas nilai
batas dosis lazim atau frekuensi yang
berlebih. Pada kasus ini diberikan
Metformin 1 g 2 x 1. Seharusnya ?
5. Efek samping
Efek samping dari metformin dan
insulin yaitu hipoglikemia.
1. Glikazid dihentikan
2. Pasein mengalami obesitas dilihat dari
BMI nya, direkomendasikan untuk diet
dan olahraga (Guidline ADA) ADA
tahun? Diet apa ? Olahraga apa ?
berapa kali ?
3. Berikan antibiotik yang sesuai untuk
mengobati lukanya. Antibiotik yang
diberikan tergantung bakteri penyebab
dari infeksi tersebut. Untuk mengetahui
bakteri penyebabnya bisa dilakukan cek
laboratorium dengan dilakukan kultur
bakteri. Rekomendasi dari (Guidline
Nice 2019) bisa digunakan antibiotik
Sefalosporin dan Metrodinazol. Berapa
dosisnya ? Lukanya bisa dibersihkan
menggunakan Nacl 1x sehari.
4. Berikan makanan pisang atau apel
kenapa? bisa juga dextrosa dosisnya ?
dan glukagon bukan dan tapi atau
glukagon jika dengan dextrosa
masih tidak turun, jadi yang
diebrikan dextrosa saja dulu untuk
hipoglikemik. Menurut (Guidline ADA)
ADA tahun? bisa diberikan makanan
yang angka indeks glikemiknya rendah
atau bisa menaikkan kadar glukosa
dalam darah secara perlahan seperti
pisang dan apel. Bisa diberikan
dextrosa dengan dosis IV : 10-25 g(ie?,
20-50 mL 50% solution or 40-100 mL of
25%) atau PO: 4-20 g single dosis dapat
diulang setelah 15 menit jika glukosa
darah menunjukkan hipoglikemia
lanjutan (Medscape) dan menurut
(Guidline ADA) ADA tahun? bisa
diberikan juga glukagon untuk
mengubah glikogen yang ada pada hati
menjadi glukosa.
5. Turunkan dosis metformin menjadi 500
mg 2 x sehari. Menurut (Medscape)
dosis metformin yaitu 500 mg 2 x 1
sehingga dosis harus diturunkan karena
menurut medscape juga tidak boleh
melebhihi 2000 mg/hari.
I. Monitoring
1. Lakukan pemantauan kadar HBA1C pada pasien DM tipe 2, target terapi
HBA1C pada pasien DM tipe 2 yaitu 48 mmol/mol (6,5%) (NICE, 2019).
2. Glukosa postprandial dapat digunakan jika target HBA1C tidak terpenuhi dan
meskipun target glukosa praprandial terpenuhi. Target kadar glukosa kapiler
praprandial yaitu 80-130 mg/dL (4,4-7,2 mmol/L) dan target kadar glukosa
kapiler postprandialnya yaitu <180 mg/dL (10,0 mmol/L) (ADA, 2019).
3. Pantau tanda dan gejala efek samping hipoglikemik yang diakibatkan
penggunaan insulin pada pasien yang ditandai dengan pusing, sakit kepala,
kleyengan, mual, kegelisahan dan tremor.
4. Perhatikan juga efek samping dari penggunaan metformin karena dapat
berpotensi mengakibatkan defisiensi vitamin B12 (ADA, 2019).
5. Pantau adanya reaksi hipersensitifitas (alergi) pada tempat injeksi akibat efek
dari penggunaan insulin yang mengakibatkan adanya tanda-tanda seperti
edema, ruam-ruam, lipodistropi dan pruritus (ADA, 2019 & Drugs.com).
6. Lakukan monitoring efek samping dari insulin dimana pada penggunaan
insulin dapat peningkatan berat badan pada pasien (Drugs.com).
7. Pada pasien DM tipe 2 yang disertai obesitas sebaiknya dilakukan diet
terhadap makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat dan
mengandung kadar glukosa yang tinggi. Pasien dianjurkan memakan makanan
yang mempunyai indeks glikemik (IG) yang rendah seperti apel, pisang, beras
merah, kacang hijau dan kacang merah. Diet dan melakukan aktifitas fisik
yang seperti apa ? sangat dianjurkan bagi pasien DM tipe 2, karena dapat
menurunkan berat badan pada pasien DM ≥ 5% (NICE, 2019).
J. Konseling
1. Metformin Hydrochloride
Golongan : Biguanin
Cara kerja : Menurunkan kadar gula darah dengan cara
menurunkan produksi glukosa di hati, juga
menurunkan absorpsi glukosa di usus dan menaikan
respon insulin
Indikasi : Tambahan untuk diet, untuk menurunkan glukosa
darah pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2
yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol dengan
diet saja.
Kontraindikasi : Penyakit ginjal atau disfungsi seperti yang
disarankan oleh kreatinin serum> 1,5 mg / dL pada
pria atau> 1,4 mg / dL pada wanita atau Ccr
abnormal; kondisi yang menjadi predisposisi
disfungsi ginjal (mis. kolaps kardiovaskular, MI
akut, septikemia); pada pasien yang menjalani studi
radiologis yang melibatkan pemberian parenteral
dari bahan kontras beryodium (berpotensi untuk
mengubah fungsi ginjal secara akut); asidosis
metabolik akut atau kronis, termasuk ketoasidosis
diabetikum.
Rute / Dosis : Dewasa: Dosis awal: PO 500 mg bid, naik 500 mg q
minggu (maks, 2500 mg / hari dalam dosis terbagi).
Dewasa: Dosis awal: PO 850 mg qd, meningkat 850
mg q 2 minggu (maks, 2550 mg / hari dalam dosis
terbagi).
Dewasa: Glukofage XR Dosis awal: PO 500 mg
qd? dengan makan malam, naik 500 mg q?
minggu ? (maks, 2000 mg sekali sehari). Jika
diperlukan dosis metformin yang lebih tinggi,
berikan dosis harian total hingga 2500 mg dalam
dosis harian terbagi seperti dijelaskan di atas. Jadi
dosis maks yang bolehnya 2000 atau 2500 mg?
Interaksi obat - Alkohol : Memperkuat efek metformin pada
maksudnya ini
metabolisme laktat.
teh ?
(.................)?
Tindakan pencegahan:
- Kehamilan: Kategori B. Insulin direkomendasikan untuk mempertahankan kadar
glukosa darah selama kehamilan.
- Laktasi: Tidak ditentukan.
- Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran tidak ditetapkan.
- Lansia: Gunakan dengan hati-hati. Dosis maksimum umumnya tidak digunakan
karena penurunan fungsi ginjal yang berkaitan dengan usia.
- Asidosis Laktat: Dapat terjadi dan berakibat fatal pada 50% kasus, akibat
akumulasi metformin (misalnya, kerusakan ginjal) atau dengan kondisi
patofisiologis yang terkait dengan hipoperfusi jaringan dan hipoksia. Risiko
asidosis laktat meningkat dengan derajat disfungsi ginjal dan usia pasien.
- Penurunan fungsi ginjal: Penurunan fungsi ginjal menyebabkan penurunan
pembersihan ginjal dan perpanjangan paruh metformin.
- Obat bersamaan yang mempengaruhi fungsi ginjal, menghasilkan perubahan
hemodinamik yang signifikan atau mengganggu disposisi metformin (misalnya,
obat kationik dihilangkan dengan sekresi tubular ginjal) harus digunakan dengan
hati-hati.
- Penyakit hati: Hindari metformin pada pasien dengan bukti klinis atau
laboratorium penyakit hati.
- Gejala-gejala GI: Gejala-gejala GI yang terjadi setelah seorang pasien distabilkan
dengan metformin tidak mungkin terkait dengan obat tetapi bisa karena asidosis
laktat atau penyakit serius lainnya.
- Bahan Kontras Beryodium: Menahan metformin selama 48 jam sebelum studi
kontras parenteral dengan bahan beryodium. Terapi penggantian 48 jam setelah
penelitian dan setelah fungsi ginjal telah ditentukan normal. (.................)?
Administrasi / Penyimpanan:
- Berikan dalam dosis terbagi dengan makanan mulai dengan dosis rendah dengan
peningkatan dosis bertahap.
- Dosis metformin harus disesuaikan berdasarkan efektivitas dan toleransi.
- Pastikan penentuan kadar plasma puasa sebelum dosis awal untuk memastikan
respons terapeutik terhadap metformin.
- Metformin dapat diberikan sendiri atau dalam kombinasi dengan sulfonilurea.
- Pantau kemungkinan efek hipoglikemik.
- Dosis yang dikurangi mungkin diperlukan pada pasien usia lanjut dan yang
lemah atau kurang gizi.
- Pantau glukosa darah sesuai indikasi untuk memastikan kontrol gula darah;
mengukur hemoglobin glikosilasi pada interval mo? 3 bulan.
- Jangan diberikan selama kehamilan; insulin biasanya diberikan. (.................)?
Penilaian / Intervensi :
Golongan : Antidiabetes
cara kerja : Mengatur penggunaan glukosa yang tepat
dalam proses metabolisme normal.
Indikasi : Manajemen diabetes mellitus tipe 1 (tergantung
insulin) dan diabetes mellitus tipe 2 (tidak
tergantung insulin) tidak dikontrol dengan baik
oleh diet, olahraga, dan penurunan berat badan.
Pada hiperkalemia, infus glukosa dan insulin
menurunkan kadar kalium serum. Insulin
reguler IV atau IM dapat diberikan untuk efek
cepat pada ketoasidosis berat atau koma
diabetikum. Insulin yang sangat murni
(komponen tunggal) dan manusia digunakan
untuk pengobatan alergi insulin lokal, resistensi
insulin imunologis, lipodistrofi di tempat
injeksi, pemberian insulin sementara, dan pada
pasien diabetes yang baru didiagnosis.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap babi atau insulin
daging sapi/babi campuran kecuali desensitisasi
yang berhasil telah tercapai.
Persiapan insulin diklasifikasikan menjadi 3
kelompok berdasarkan ketepatan waktu, durasi,
dan intensitas tindakan setelah pemberian SC.
Klasifikasi ini cepat-? (Reguler atau
Semilente), menengah-? (Lente atau NPH)
atau long- (Ultralente) bertindak. Dosis
pemeliharaan diberikan SC dan harus individual
dengan memantau pasien dengan cermat.
Pertimbangkan pedoman dosis berikut :
Anak-anak dan orang dewasa: 0,5 hingga 1 u /
kg / hari. Remaja (selama pertumbuhan
pertumbuhan): 0,8 hingga 1,2 U / kg / hari.
Sesuaikan dosis untuk mencapai kadar glukosa
darah sebelum tidur dan sebelum tidur 80
hingga 140 mg / dl (anak-anak <5 tahun 100
hingga 200 mg / dl). Insulin reguler diberikan
secara IV atau IM untuk ketoasidosis berat atau
koma diabetik.
Interaksi : - Kontrasepsi (oral), kortikosteroid,
dextrothyroxine, diltiazem, dobutamine,
epinefrin, merokok, diuretik thiazide, hormon
tiroid: hormon tiroid: Dapat mengurangi efek
hipoglikemik insulin.
- Alkohol, steroid anabolik, penghambat beta,
clofibrate, fenfluramine, guanthidine,
inhibitor MAO, phenylbutazone, salisilat,
sulfinpyrazone, tetrasiklin: Dapat
meningkatkan efek hipoglikemik dari insulin.
(.................)?
Tindakan pencegahan :
Administrasi / Penyimpanan :