Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Di Mesir, pada tahun 1552 sebelum masehi telah dikenal adanya suatu penyakit dengan
gejala : sering kencing dan dalam jumlah yang banyak di sebut polyuria serta penurunan
berat badan yang cepat tanpa dosertai rasa nyeri. Kemudian pada tahun 400 sebelum masehi,
penulis India Sushrutha memberi nama penyakit itu penyakit kencing madu (Honey Urine
Disease). (Tjokroprawiro 1997)
Aeteaus, pada tahun 200 sebelummasehi merupakan orang yang pertama kali memberi
nama diabetes yang berarti “mengalir terus ” dan mellitus yang berarti “manis”. Disebut
diabetes karena selalu minum dan dalam jumlah yang banyak (polidipsia) yang kemudian
mengalir berupa urine. Urine penderita ini mengandung glukosa (Tjokroprawiro 1997)
Pada dasarnya diabetes di mellitus disebabkan oleh hormone insulin penderita yang tidak
mencukupi atau tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja secara normal. Padahal insulin
mempunyai peran utama mengatur kadar glukosa di dalam darah, aitu sekita 60-120 mg/dl
waktu puasa, dn dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan pada orang normal
(Tjokroprawiro 1997)
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas
tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau
glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang
menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan
prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. (WHO
Global Report, 2016).
Sejak di temukan insulin pada tahun 1921 oleh Banting dan Best di Kanada, angka
kematian dan keguguran ibu-ibu diabetes yang hamil semakin berkurang. Akhirnya, pada
tahun 1954, Franked an Fuchs mencoba tablet (Obat Hipoglikemik Oral) pada manusia,
yang kemudian OHO ini berkembang pesat dengan berbagai jenis dan indikasi
penggunaannya. (Margareth 2012)

1
Pada tahun 1997, Ekspert Comitte on the Diagnosis and classification of Diabetes
Melitus of the American diabetes Association menerbitkan klasifikasi baru diabetes mellitus :
Tipe I adalah diabetes mellitus atau insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) dan Tipe II
atau Non-insulin-dependen diabetes mellitus (NIDDM). Fakor-faktor yang di kaitkan dengan
IDDM dan NIDDM adalah genetic, hereditas, autoimunitas, dan lingkungan. (Margareth
2012)
Di amerika serikat diabetes mellitus adalah penyebab ke-4 kematian. Diabetes mellitus
merupakan penyakit kronis tanpa penyembuhan. Sekitar 50% dari pria dan 15% dari wanita
dengan Dibetes mellitus mengalami masalah seksualitas karena neuropati. (Margareth 2012)
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes
pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi
diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir
dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada
populasi orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait
seperti kelebihan berat badan atau obesitas. Selama beberapa dekade
terakhir, prevalensi diabetes meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan
rendah dan menengah daripada di negara berpenghasilan tinggi. (Margareth
2012)
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang
lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian,
dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh
tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun.
Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum
usia 70 tahun lebih tinggi di negara- negara berpenghasilan rendah dan
menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi. (WHO Global
Report, 2016).
Apabila penyakit in dibiarkan tidak terkendali atau penderita tidak menyadair
penyakitnya maka bertahun-tahun kemudia akan timbul pelbagai komplikasi kronis yang
berakibat fatal. Penyakit jantung, terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki
yang kadang memerlukan ampuasi, atau timbulnya impotensi. (Margareth 2012)

2
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan maslaah yang akan dibahas oleh
kelompok dalam makalah ini adalah Asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa
Diabetes mellitus

1.3.Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Diagnosa Diabetes
mellitus
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnose Diabetes mellitus
b. Dapat mengidentivikasi dan merumuskan diagnose keperawatan serta
memprioritaskan masalah yang muncul pada klien dengan diagnose diabetes mellitus
c. Dapat menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan diagnose Diabetes
mellitus
d. Dapat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnose diabetes mellitus
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan diagnose diabetes
mellitus

1.4.Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Sebagai bahan evaluasi tentang penetapan konsep keperawatan serta menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan asuhan keperawatan
2. Bagi institusi pelayanan kesehatan
Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan acuan dalam upaya peningkatan
pelayanan kesehatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien diabetes
mellitus secara tepat, baik, dan benar, sehingga angka kematian \, kesakitan dan
kekambuhan pada klien menurun
3. Bagi institusi pendidikan

3
Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
pengembangan ilmu dan pengetahuan serta meningkatkan ilmu di bidang keperawatan di
masa yang akan datang

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teori Medis


1. Definisi
Diabetes disebut diabetes mellitus dengan maksud untuk membedakannya dengan
kondisi lain yang sangat jarang dan cukup berbeda yang disebut sebagai diabetes
insipidus. Nama diabetes mellitus diperoleh dari bahasa latin yang berasal dari kata
yunani, diabetes yang berarti pancuran, dan mellitus yang berarti madu, karena gambarn
yang paling nyata dari seorang penderita diabetes yang tidak terawatt adalah bahwa orang
tersebut mengeluarkan sejumlah besar urine yang mengandung kadar gula tinggi. (Leslie
1991)
Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang,
ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh
kekurangan insulineb baik absolut maupun relative. Penyakit ini bersifat menahun alias
krooni, dan mencakup setiap tahap umur. Peyakit diabetes mellitus atau yang sering juga
disingkat DM ini bisa timbul secara mendadak pada anak-anak dan orang dewasa muda.
Pada orang yang telah berumur, penyakit ini sering muncul tanpa gejala dan kerap baru
diketahui bila yang bersangkutan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Gejala yang di
timbulkan adalah rasa haus, sering kencing,banyak makan tetapi berat badan menurun,
gatal-gatal, dan badan terasa lemas. ( Dalimartha 1996)
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang di tandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak, dan
protein yang di sebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas
insulin atau keduanya yang menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,
makrovaskular dan neuropati. (Nurarif. 2015)
Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang di sertai berbagai
kelainan metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah. Diabetes mellitus klinis adalah suatu
sindrom gangguan metabolism dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai
akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin
atau keduanya. ( Rendi 2012)

5
2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus dari national diabetes data group : Clasification and
Diagnosis of Diabetes mellitus and Other Categories of Glucosa Intolerance :
1. klasifikasi klinis
a. Diabetes Mellitus
1) Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau Langerhans akibat proses autoimun
2) Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Resistensi
insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan
glukosa untuk jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh
hati:
b. Tipe II dengan obesitas
c. Tipe II tanpa obesitas
d. Gangguan toleransi glukosa (GTG)
e. Diabetes kehamilan (GDM)
2. Klasifikasi resiko statistic
a. sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. berpotensi menderita kelainan glukosa
Pada diabetes mellitus tipe I sel-sel Beta pancreas yang secara normal menghasilkan
hormone insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan
insulin diperlukan untuk mengendalikan glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai
oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun. (Nurarif. 2015)
Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin
(resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin. (Nurarif. 2015)

3. Etiologi
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor Genetik
Penderita diabetes mellitus tidak mewarisi diabetes meatus tipe I itu
sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah

6
terjadinya diabetes tipe I. kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu
yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan
proses imun lainnya
b. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu desktruksi sel Beta pancreas sebai
contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat
memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan desktruksi sel Beta pancreas.
(Nurarif. 2015)
2. Diabetes Melitus tak tergantung Insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes
mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunya pola familiar yang
kuat. DMTTI di tandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja
insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya pada reseptor-reseptor permukaan sel
tertentu kemudian terjadi reaksi intraseluler yang meningkatkan transport glukosa
menembus membrane sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam
pengkatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya
jumlah tempat reseptor yang responsive insulin pada membrane sel. Akibanya terjadi
penggabungan abnormal antara kelompok reseptor insulin dengan system transport
glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama
dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin dapat beredar
tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia. Diabetes mellitus Tipe II
disebut juga diabetes mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau non-
insulindependen diabetes mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok

7
heterogen bentuk-bentuk diabetes yang lebih ringan terutama di jumapi pada orang
dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak. ( Rendi 2012)
Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya
adalah :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
( Rendi 2012)

Anda mungkin juga menyukai