Analisis sefalometri tergantung pada hasil radiografi sefalometrik untuk
mempelajari hubungan antara tulang dan jaringan lunak dan dapat digunakan untuk mendiagnosis kelainan pertumbuhan wajah sebelum perawatan, pada pertengahan masa pengobatan bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan atau pada akhir pengobatan untuk memastikan bahwa tujuan pengobatan telah tercapai. Sefalometrik radiografi adalah radiografi dari kepala diambil dalam Sefalometer (Sefalostat) yang merupakan perangkat head-holding diperkenalkan pada tahun 1931 oleh BH Broadbent di Amerika Serikat dan oleh H. Hofrath di Jerman. Sefalometer digunakan untuk membandingkan gambar craniofasial pada film radiografik (Predoctoral Orthodontic Laboratory Manual, 2008)
Ada 2 jenis radiologi sefalometri 1. Radiografi cephalometri Lateral Lateral radiografi sefalometrik merupakan radiograf kepala diambil dengan sinar x-ray tegak lurus terhadap bidang sagital pasien. Posisi kepala natural adalah orientasi standar dari kepala yang direproduksi untuk setiap individu dan digunakan sebagai alat standarisasi selama analisis morfologi dentofacial baik untuk foto maupun radiografi. Konsep posisi kepala natural diperkenalkan oleh CFA Moorrees dan M. R Kean pada tahun 1958 dan sekarang adalah metode umum orientasi kepala untuk radiografi sefalometrik (William, 2000). Pada pemotretan pasien diposisikan supaya bagian kiri pasien 8-10 inchi dari film, agar distorsi semakin kecil. Film harus diletakkan sedekat mungkin dengan pasien untuk meminimalisir efek pembesaran, memperbagus resolusi, dan memenuhi standarisasi teknik (William, 2000).
2. Frontal (Postero-antero) Teknik Frontal (postero-antero) adalah sebuah rontgen kepala diambil dengan sinar x-ray tegak lurus terhadap bidang koronal pasien dengan sumber x-ray di belakang kepala dan kaset film yang di depan wajah pasien (William, 2000). Pasien dihadapkan dengan film. Setelah kepala pasien diposisikan sehingga sinar x-ray melewati kepala ke tengah, film digerakkan hingga menyentuh hidung pasien. Karena radiasi dibutuhkan lebih banyak untuk mendapatkan gambaran ini, maka harus lebih banyak radiasinya dibandingkan yang lateral (William, 2000).
Analisa Radiografik Sefalometri Jaringan lunak hidung, bibir, dan dagu merupakan faktor penting dalam menentukan estetika wajah, dan relasi antara hidung, bibir, dan dagu tersebut sangat berpengaruh terhadap profil wajah. Menurut Spradley dkk., profil yang seimbang adalah bila bibir atas, bibir bawah dan dagu terletak pada satu garis vertikal yang melalui subnasal. Analisis jaringan lunak wajah dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu dengan metode pengukuran langsung pada jaringan lunak, fotometri, dan radiografi sefalometri. Analisis profil wajah dengan metode radiografi sefalometri pada umumnya dilakukan dengan menggunakan bantuan titik, garis, dan bidang referensi intrakranial yang sangat bervariasi, seperti garis Sela Tursika-Nasion (S-N) dan bidang Frankfort Horizontal (Wayan, 2010). Analisis jaringan lunak wajah dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu dengan metode pengukuran langsung pada jaringan lunak, fotometri, dan radiografi sefalometri. Analisis profil wajah dengan metode radiografi sefalometri pada umumnya dilakukan dengan menggunakan bantuan titik, garis, dan bidang referensi intrakranial yang sangat bervariasi, seperti garis Sela Tursika-Nasion (S-N) dan bidang Frankfort Horizontal (Wayan, 2010). Dengan menggunakan titik-titik kranial, berbagai analisis terhadap jaringan keras dan jaringan lunak wajah dapat dilakukan. Menurut Bergman yang tergolong dalam analisis jaringan lunak secara lateral antara lain 1/3 tengah-bawah wajah, perbandingan tinggi bibir atas dan bibir bawah, penilaian terhadap hidung, sudut nasomental, sudut nasolabial, prognasi maksila dan mandibula, tebal bibir atas dan bibir bawah, celah antara bibir atas dan bibir bawah, tebal dagu, kontur dagu-leher, sudut konveksitas wajah, garis Estetis (Garis-E), garis-S, garis-H, dan sudut-Z Merrifield (Wayan, 2010).
Macam-macam metode analisis: Analisis Menurut Holdaway Analisis ini menggunakan garis referensi yang disebut garis Harmoni (H). Garis ini ditarik dari titik Pogonion kulit (Pog) ke labrale superior (Ls). Holdaway melakukan 11 analisis profil jaringan lunak yang seimbang dan harmonis yaitu terdiri dari jarak puncak hidung, jarak bibir bawah ke garis H, tebal bibir atas, strain bibir atas, kedalaman sulkus labialis superior, kedalaman sulkus labialis inferior, kurvatura bibir atas, besar sudut fasial, tebal dagu, besar sudut H dan kecembungan skeletal (Rostina, 2010).
Analisis jaringan lunak wajah menurut Holdaway
Sudut-H adalah sebuah sudut yang dibentuk oleh perpotongan garis-H dengan garis N-Pog. Sudut-H juga digunakan dalam penentuan konveksitas jaringan lunak adalah cembung, lurus atau cekung. Besar sudut-H yang harmonis dan seimbang berkisar 7 o - 15 o . Apabila sudut-H lebih besar dari 15 o maka konveksitas bentuk profil menunjukkan cembung sedangkan bila sudut-H lebih kecil dari 7 o menunjukkan konveksitas bentuk profil yang cekung karena letak Pog lebih ke posterior atau letak titik Ls lebih ke anterior (Rostina, 2010).
Analisis Menurut Steiner Steiner menggunakan garis-S sebagai garis referensi dalam analisis ini. Garis S adalah garis yang ditarik dari titik tengah bentuk lengkung S yang terletak antara ujung hidung (Pr) dan subnasale (Sn) di bibir atas dengan pogonion kulit (Pog). Menurut Steiner, idealnya titik labrale superior dan labrale inferior menyinggung garis S. Jika bibir berada dibelakang garis-S dinyatakan profil wajahnya datar. Sedangkan jika berada di depan garis-S, profil wajahnya terlalu tebal atau cembung. Dalam keadaan normal, bibir atas dan bibir bawah terletak pada garis referensi tersebut (Abdullah et al, 2006).
Analisis menurut Steiner
Analisis Menurut Ricketts Ricketts menggunakan garis-E (Esthetic line) yang merupakan garis yang ditarik dari pogonion kulit (Pog) ke ujung hidung (Pr). Menurut Ricketts dalam keadaan normal, bibir atas atau labrale superior (Ls) terletak 2-4 mm di belakang garis estetis, dan bibir bawah atau labrale inferior (Li) terletak 1-2 mm di belakang garis estetis, namun demikian menurut Ricketts nilai ideal tersebut dapat bervariasi tergantung pada umur dan jenis kelamin. Titik Ls dan Li dapat berada di depan atau di belakang garis E maka diberi tanda negatif jika titik-titik ini terletak dibelakang garis E, sebaliknya tanda positif jika terletak di depan garis-E. Ricketts mengambil titik-titik di dagu dan hidung karena bagian ini merupakan faktor penting dalam perkembangan wajah. Garis ini digunakan untuk meneliti dengan cermat keserasian sepertiga wajah bagian bawah (William, 2000).
Analisis jaringan lunak wajah menurut Ricketts (E line)
Dapus: Wayan Ardhana (2010). Diagnosis Orthodontic. Yogyakarta. Page: 51 & 57. Predoctoral Orthodontic Laboratory Manual 2008, Department of Undegraduate Orthodontics, New Jersey Dental School Proffit, William R (2000). Contemporary Orthodontics. 3rd Edition. C.V. Mosby. Jut, Rostina. (6 Agustus 2010). Analisa Profil Jaringan Lunak Menurut Metode Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Suku Deutro Melayu. MT - Pendidikan Dokter Gigi. (II). Abdullah RT, Kuijpers MA, Berg SJ, Katsaros C. (2006). Steiner cephalometric analysis: predicted and actual treatment outcome compared.. Orthod Craniofac Res. 9(2):77-83.