Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KEPERAWTAN ANAK
TENTANG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASFIKSIA

Oleh :

KELOMPOK I

Kelas D
Prodi/Semester Keperawtan/IV

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2020
Nama Kelompok
1. Dila Sintya Unwakoly (aktif)

2. Benjamina Kuway (aktif)

3. Anthonia Ratlalaan (aktif)

4. Priskilia N G. Latuny (aktif)

5. Vyelita Septory (tidak aktif)

6. Marlen Luhukay (aktif )

7. Yunitha Uruilal (tidak aktif)

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Afiksia adalah Suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Afeksia dapat terjadi selama kehamilan atau
persalinan (Nurarif 2015)
Asfiksia merupakan kondisi insufisiensi oksigen dan terakumulasinya karbondioksida
dalam darah dan jaringan akibat gangguan respirasi, dan menyebabkan penghalangan (arrest)
kardiopulmoner. Penyakit ini berakibat fatal bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat
(Paramita 2011)
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan
hipoksia ii berhubungan dengan factor-fakor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau
segera setelah bayi lahir (Wiknjosastro 2007)
Asfiksia Perinatal tidak mempunyai definisi yang adekuat. Proses kelahiran yang normal
adalah suatu proses asfiksia pada janin. Janin yang sehat, cukup bulan, umumnya dapat
beradaptasi terhadap stress ini. Akan tetapi bila ada masalah selama kehamilan, misalnya
infisiensi plasenta atau kelainan obstetric lain, bayi kurang dapat bertoleransi terhadap
keadaan asfiksia, baik akut maupun kronik. (Monintja & Yu 1997)
Menurut Amru (2012) Asfiksia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh penyakit infeksi
akut atau kronis, keracunan obat bius, Uremia, Toksemia, gravidarum, anemia berat, cacat
bawaan atau trauma. Sedangkan Asfiksia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh partus
lama, reptura uteri yang membakat, tekanan terlalu kuat kepala anak pada plasenta,
prolapses, pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya, plasenta
previa, solusi plasenta, placenta tua (serotinus) (Amru 2012)

APGAR-Score

TANDA NILAI
0 1 2
A : Appearance (color) Biru/pucat Tubuh kemerahan, Tubuh dan ekstermitas
warna kulit ekstermitas biru kemerahan
P : Pulse (heart rate) Tidak ada < 100 kali/menit > 100 kali/menit
denyut nadi
G : Grimance (refleks) Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
A : Activity (tonus otot) Lumpuh Fleksi lemah Akif
R : Respiration (usaha Tidak ada Lemah, merintih Tangisan kuat
nafas)
Penilaian :
7-10 : Normal (Vigorus baby)
4-6 : Asfiksia sedang
0-3 : Asfiksia Berat
(Nurarif 2015)
Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan
secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. Untuk
memperoleh hasil yang memuaskan, beberapa factor perlu dipertimbangkan dalam
menghadapi bayi dengan asfiksia. Factor-faktor tersebut ialah etilogi dan factor predisposisi,
gangguan homeostatis, diagnose asfiksia bayi, dan resusitasi. (Wiknjosastro 2007)

B. Etiologi
Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan
pertukaran gas setara transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam
persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara
menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak
karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan. (Wiknjosastro 2007)
Gangguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi ibu yang buruk, penyakit
menahun seperti anemia, hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain. Pada keadaan terakhir
ini pengaruh terhadap janin disebabkan oleh gangguan oksigenasi serta kekurangan
pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan gangguan fungsi plasenta. Hal ini dapat
dicegah atau dikurangi dengan melakukan pemeriksaan antenatal yang sempurna, sehingga
perbaikan sedini-dininya dapat diusahakan. (Wiknjosastro 2007)
Faktor-faktor yang timbul dalam persalinan bersifat lebih mendadak dan hamper selalu
mengakibatkan anoksia atau hipoksia janin dan berakhir dengan asfiksia bayi. Keadaan ini
perlu dikenal, agar dapat dilakukan persiapan yang sempurna pada saat bayi lahir. Factor-
faktor yang mendadak ini terdiri atas :
a. Faktor-faktor dari pihak janin :
1. Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat
2. Depresi pernapasan karena obat-obat anesthesia/analgetik yang di berikan,
perdarahan intracranial, dan kelainan bawahan (hernia diafragmatika, atresia saluran
pernapasan , hypoplasia paru-paru, dan lain-lain)
b. Faktor-faktor dari pihak Ibu :
1. Gangguan His, misalnya hipertoni dan tetani
2. Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan misalnya pada plasenta previa
3. Hipertensi pada eklampsia
4. Ganggan mendadak pada plasenta seperti solusio plasenta
(Wiknjosastro 2007)
c. Faktor fetus
Tali pusat menumbung, lilitan tali pusat, meconium kental, prematuritas, persalinan
ganda
d. Faktor lama persalinan
Persalinan lama, VE, Kelainan letak,operasi cecar
(Nurarif 2015)
C. Manifestasi Klinis
Terdapat dua macam kriteria yaitu :
Perbedaan Asfiksia Pallida Asfiksia Livida
Warna Kulit Pucat Kebiru-biruan
Tonus otot Sudah kurang Masih baik
Reaksi rangsangan Negative Positif
Bunyi jantung Tek teratur Masih teratur
Prognosis jelek Lebih baik
(Nurarif 2015)
Klasifikasi klinik berdasarkan nilai APGAR
1. Asfiksia Berat (nilai APGAR 0-3)
2. Afiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6)
3. Bayi normal atau sedikit asfiksia (nilai APGAR 7-9)
4. Bayi normal dengan APGAR 10
(Nurarif 2015)

D. Pemeriksaan penunjang
1. Analisa gas darah
2. Elektrolit darah
3. Gula darah
4. Baby gram (RO dada)
5. USG (Kepala)
(Nurarif 2015)

E. Masalah Yang lasim Muncul


1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan aliran ke alveoli, alveolar edema, alveoli-perfusi
3. Resiko ketidak seimbangan suhu tubuh
4. Resiko syndrome kematian bayi mendadak b.d prematuritas organ
5. Resiko Cidera b.d Hpoksia jaringan
(Nurarif 2015)

F. Discharge Planning
Pencegahan yang komprehensif dimulai dari masa kehamilan, persalinan dan beberapa saat
setelah persalinan. Pencegahan berupa :
1. Melakukan pemeriksaan antenatal rutin minimal 4 kali kunjungan
2. Melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap pada kehamilan
yang diduga beresiko bayinya lahir dengan asfiksia neonatum
3. Memberikan terapi kortikosteroid antenatal untuk persalinan pada usia kehamilan kurag
dari 37 minggu
4. Melakukan pemantauan yang baik terhadap kesejateraan janin dan deteksi dini terhadap
tanda-tanda asfiksia fetal selama persalinan dengan kardiotokografi
5. Meningkatkan ketrampilan tenaga obstetric dalam penanganan asfiksia neonatorum di
masing-masing tingkat pelayanan kesehatan
6. Meningkatka kerjasama tenaga obstetric dalam pemantauan dan penanganan persalinan
7. Melakukan perawatan neonatal esensial yang terdiri dari :
a. Persalinan yang bersih dan aman
b. Stabilisasi suhu
c. Inisiasi pernapasan spontan
d. Inisiasi menyusui dini
e. Pencegahan infeksi serta pemberian imunisasi
Selain persalinan ajarkan pada pasien dan keluarga dalam :
1. Meningkatkan upaya kardiovaskuler efektif
2. Memberikan lingkungan termonetral dan mempertahankan suhu tubuh
3. Mencegah cidera atau komplikasi
4. Meningkatkan kedekatan orang tua-bayi
5. Beri asupan ASI sesering mungkin setelah keadaan memungkinkan
(Nurarif 2015)

G. Patofisiologi

Resiko ketidakseimbangan Persalinan lama, lilitan tali Factor lain : obat-obatan


suhu tubuh pusat ajanin abnormal narkotik

Suplai O2 dalam darah ASFIKSIA Paralisis pusat pernapasan


FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN ANAK
Biodata

A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. A

2. Tempat tgl lahir/usia : Ambon, 23 februari 2020

3. Jenis kelamin : perempuan

4. A g a m a : Islam

5. Pendidikan :-

6. Alamat : kudamati

7. Tgl masuk : 23 februari 2020

8. Tgl pengkajian : 23 februari 2020

9. Diagnosa medik : Asfikia

B. Identitas Orang tua


1. Ayah

a. N a m a : Tn A

b. U s i a : 28 tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Karyawan swasta

e. A g a m a : Islam

f. Alamat : Kudamati

2. Ibu

a. N a m a : Ny W

b. U s i a : 24 Tahun
c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: Ibu Rumah Tangga

e. Agama : Islam

f. Alamat : Kudamati

C. Identitas Saudara Kandung

No NAMA USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN

1. - - - -

II. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang


Keluhan Utama : Pernafasan lemah

 Riwayat Keluhan Utama : saat melahirkan, air ketuban Ny W pecah spontan dengan
warna kehijauan dan berjumlah ±1000cc. setelah Bayi Ny W lahir bayi yang di beri
nama An A. itu tidak menangis, kulitnya berwarna kebiruan, reflex dan tonus otot
lemah, terdapat pernapasan cuping hidung dan pernapasan bayi lemah.
 Keluhan Pada Saat Pengkajian : saat pengkajian didapat data sebagai berikut, Bayi A
tidak menangis, warna kulit kebiruan, frekuensi jantung 80x/menit reflex lemah,
tonus otot lemah, dan pernapasan lambat. APGAR-Scores yang di peroleh bayi A
adal 5 (asfiksia sedang), bibir tampak seanosis, terdapat pernapasan cuping hidung,
terdapat retraksi dada, dan ekstermitas tampak seanosis

B. Riwayat Kesehatan Keluarga


¤ Genogram

X
Keterangan :

X
: Klien : Meninggal

: Perempuan : laki-laki

: serumah : anak kandung

IV. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)

NO Jenis immunisasi Waktu pemberian Frekuensi Reaksi setelah pemberian

1. BCG -

2. DPT (I,II,III,IV) -

3. Polio (I,II,III,IV) -

4. Campak -

5. Hepatitis B 20:00 0,5 cc Bayi A menagis, dikarenakan nyeri yang


muncul akibat imunisasi

6. Dll

V. Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 3,2 kg/ 3200 gram
2. Tinggi badan : 50 cm
3. Waktu tumbuh gigi : -

B. Perkembangan Tiap tahap


Usia anak saat

1. Berguling :-
2. Duduk :-
3. Merangkak : -
4. Berdiri :-
5. Berjalan :-
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : -
7. Bicara pertama kali : -
8. Berpakaian tanpa bantuan : -
VI. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : pukul 19: 30 setelah penanganan asfiksia pada Bayi A
2. Cara pemberian : ASI di berikan langsung dari NyW. Ke Bayi A melalui
oral
3. Lama pemberian : 20-45 menit. Setelah bayi lahir

B. Pemberian susu formula


1. Alasan pemberian : -
2. Jumlah pemberian : -

3. Cara pemberian :-

C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

1. 0-4 Bulan ASI 20-45 menit

VII. Riwayat Psikososial

¤ Anak tinggal dengan : Orang tua

¤ Lingkungan berada di : perkotaan

¤ Apakah rumah dekat : rumah dekat dengan puskesmas dan RSUD

¤ Apakah ada tangga yang bisa berbahaya : Tidak

¤ Hubungan antar anggota keluarga : -

¤ Pengasuh anak : -

VIII. Riwayat Spiritual

¤ Support sistem dalam keluarga : -

¤ Kegiatan keagamaan : -

IX. Reaksi Hospitalisasi

A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

- Mengapa ibu datang ke RS :

Ny W datang bersama suaminya Tn A untuk melakukan persalinan anak pertama


mereka.

- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak :


Ya. Saat anak lahir dan tidak menangis, dan setelah dilakukan pemeriksaan dokter
menjelaskan bahwa Bayi A mengalami Asfiksia sedang dikarenakan anestesi/analgetik
yang berlainan pada ibu secara langsung menimbulkan depresi pernapasan pada bayi di
dalam kandungan. Dokter mengatakan bahwa hal ini di tandai dengan adanya air
ketuban yang berwarna kehijauan. Karena bayi mengeluarkan mekonium (feses
pertama janin) selama berada di dalam kandungan

- Bagaimana perasaan orang tua saat ini :

orang tua Bayi A merasa sedih, kecewa dan cemas akan keadaan anaknya. Mereka
tidak menyangka akan mengalami hal ini pada anak pertama mereka. Ny W dan Tn A
berharap anak mereka akan segera membaik dan tidak menyebabkan masalah yang
akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan Bayi mereka

- Apakah orang tua selalu berkunjung : -

- Siapa yang akan tinggal dengan anak : Anak akan tinggal bersama kedua orang tuanya

X. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : bayi lemas


2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah :-
b. Denyut nadi : 138×/menit
c. Suhu : 36oC
d. Pernapasan : 37×/Menit (pernapasan lambat)

4. Antropometri:
a. Berat Badan : 3,2 kg
b. Tinggi Badan : 50 cm
c. Lingkar lengan atas : 8 cm
d. Lingkar kepala : 31 cm
e. Lingar dada : 32 cm
f. Lingkar perut : 32 cm
g. Skin fold :-
Kesimpulan : bayi A lahir dengan berat dan tinggi normal, tidak
premature dan
memiliki lingkar lengan, kepala, dan dada normal.

5. Sistem pernapasan.
a. Hidung : terdapat pernapasan cuping hidung
b. Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening
c. Dada
- Bentuk dada : bentu dada normal

- Gerakan dada : Terdapat retraksi dada

d. Suara napas : suara napas dalam dan lemah


e. Clubing finger : tidak terdapat clubing finger

6. Sistem Cardiovasculer.
a. Conjunctiva : normal
b. Tekanan vena jugularis :-
c. Ukuran jantung : ukuran jantung normal. Tidak terdapat kelainan
d. Suara jantung : suara jantung normal, tidak terdapat bunyi
tambahan
e. Capillary Refilling Time : > 2 detik

7. Sistem Pencernaan.
a. Sklera : normal

b. Mulut : mulut normal tidak ada labioskizis, palatoskizis dan gnatoskizis, namun bibir

tampak sianosis

c. Gaster : normal

e. Abdomen :

f. Anus : anus normal dengan mekonium sudah keluar

8. Sistem Indra.
1. Mata : mata simetris dan tidak ada
perdarahan kornea dan strabismus
2. Hidung : hidung normal
terdapat sekret dan terdapat pernapasan cuping hidung
3. Telinga : telinga normal dan
lekukan terlihat jelas,
9. Sistem saraf
1. Fungsi serebral
a. Status mental : -
b. Kesadaran : compos mentis
c. Bicara : bayi tidak menangis setelah lahir

2. Fungsi cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidung : baik, bayi A dapat
mengenali bau dengan baik
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : baik, bayi mengikuti
gerakana yang dilakuakn di
depan mata

c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)


- Gerakan bola mata : selaras kanan-kiri
- Pupil : mengecil saat di beri rangsangan
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori : tonus otot lemah
- Refleks dagu/ Motorik : refleks lemah
- Refleks cornea : refleks kornea baik
e. Nervus VII (Facialis)
- Sensorik, otonom, motorik : baik
- Gerakan mimik : baik
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan/anterior : tidak di kaji
f. Nervus VIII (Acusticus)Fungsi pendengaran : baik, bayi dapat
merespon dengan tangisan
saat terdapat bising di sekitarnya yang mengganggu

g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)


- Refleks menelan : refleks menelan baik.
- Refleks muntah : refleks muntah baik
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang/posterior : tidak dapat dikaji
- Suara : -
h. Nervus XI (Assesorius) : refleks baik
i. Nervus XII (Hypoglossus) : tidak dapat dikaji

3. Fungsi motorik: lemah


4. Fungsi sensorik : baik

5. Fungsi cerebelum : tidak dapat di kaji

6. Refleks : lambat
10. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala: kepala tidak ada cepal
hematoma dan caput, ubun ubun tidak ada cekungan dan benjolan, muka tidak ada
kelainan
2. Vertebra : punggung tidak terdapat
spina bifida
3. Pelvis : Normal, terletak diantara
lubang paha dan rongga panggul
4. Lutut : normal
5. Kaki : terdapat sianosis pada
ekstermitas bawah
6. Tangan : normal

11. Sistem integumen


1. Rambut : penyembaran rambut tipis dan merata di seluruh bagian kepala
2. Kulit : berwarna kebiruan dan terdapat sianosis
3. Kuku : berwarna putih, kemerahmudaan

12. Sistem Endokrin


1. Kelenjar thyroid : tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
2. Ekskresi urine : baik, berwarna kuning jernih
3. Suhu tubuh : 36oC
4. Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut

13. Sistem Reproduksi


1. Wanita.
a. Payudara : Putting normal, areola mammae berwarna pink
b. genitalia normal dengan labia mayor menutupi labia minor
14. Sistem Imun
1. Tidak ada riwayat alergi makanan dan
cuaca.
XII. Test Diagnostik

1. Laboratorium :
a. Analisis Gas Darah : pH yang di peroleh 6,85
Kesan : nilai normal pemeriksaan gas darah ialah pH 7,38-7,42. Sedangakan untuk
bayi A diperoleh pH darah 6,85 (keadaan asam) hal ini dikarenakan kurangnya
oksigen di dalam darah
b. Gula Darah : 28,3 mmHg
Kesan : Nilai normal gula darah pada bayi ialah 35- 45 mmHg dari hasil tes gula
darah menunjukan bahwa kandungan gula dalam darah bayi A rendah
2. Baby gram (RO dada) : tidak terdapat kelainan
Kesan : foto Babygram merupakan pemeriksaan radiology dari bagian dada dan perut
dengan 1 kali exposure untuk visualisasi anomali perkembangan seluruh sistem rangka
dada dan perut pada bayi baru lahir.

XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)

No Nama Obat Rute pemberian Indikasi Mekanisme kerja


1. O2 Nasal prongs 2 liter/menit Membantu menyembangkan kadar
oksigen dalam darah anak
2. bikarbonat 7,5% Injeksi 6 cc. Natrium bikarbonat digunakan dal
am pengobatan asidosis metabolik 
intravena
yang 
berhubungan dengan Menetralisir
asam darah
3. Dextrosa 40% Injeksi 4 cc Dextrose adalah obat dengan
fungsi untuk menyediakan cairan
intravena (vena
yang membawa gula ke dalam
umbilikus) tubuh saat Anda tidak dapat
meminum cairan yang cukup atau
saat cairan tambahan dibutuhan.
Data Fokus

1. Nama Pasien : An A
2. No. Rekam medik : -
3. Ruang rawat : -
Data Subjektif Data Objektif
orang tua Bayi A mengatakan merasa :  Air ketuban ibu berwarna kehijauan
 Bayi A tidak menagis setelah
 sedih,
dilahirkan
 kecewa
 warna kulit Bayi A kebiru-biruan
 cemas
 frekuensi jantung 80x/menit
 reflek lemah
 tonus otot lemah
 pernapasan lambat
 APGAR-scores yang di peroleh bayi
adalah 5 (afiksia sedang)
 bibir tampak sianosis
 terdapat pernapasan cuping hidung
 dada terdapat retraksi
 ekstermitas tampak sianosis
 pH yang di peroleh 6,85

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DO : Presenasi janin abnormal Ketidakefektifan pola


 Pernapasan cuping nafas
hidung
 Pernapasan lambat Asfiksia

 Terdapat retraksi dada


Janin kekurangan O2 & kadar
CO2 Meningkat

Napas cepat

Apneu

DDJ & TD menurun

Ketidakefektifan pola nafas

2. Do : Persalinan lama Bersihan jalan nafas tidak


 Air ketuban ibu efektif
berwarna kehijauan
 Terdapat secret di Asfiksia
hidung bayi A
 Bibir dan ekstermtas
tampak seanosis Paru-paru terisi cairan

Bersihan jalan nafas tidak efektif

3. DO : Persalinan lama Gangguan pertukaran gas


 warna kulit Bayi A
kebiru-biruan
 frekuensi jantung Asfiksia
80x/menit
 APGAR-scores yang di
Paru-paru terisi cairan
peroleh bayi adalah 5
(afiksia sedang)
 Bibir dan ekstermtas
Gangguan metabolisme dan
tampak seanosis
perubahan asam basa
 pH yang di peroleh 6,85

Asidosis respiratorik

Gangguan perfisi ventilasi

Napas cuping hidung, sianosis,


hipoksia

Gangguan pertukaran gas

Diagnosa Keperawatan (Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda)

1. ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas neurologis


2. bersihan jalan nafas tidak efektif b.d eksudat dalam jalan alveolus
3. gangguan pertukaran gas b.d ganguan aliran darah ke alveoli

Intervensi Keperawatan (Pakai panduan NOC dan NIC)

No Diagnosa Keperawatan Kriteria hasil Intervensi


1. Ketidakefektifan pola NOC NIC
nafas b.d imaturitas  Respiratory satus : Airway Management
neurologis Ventilation Buka jalan nafas, gunakan
 Respiratory status : Airway teknik chin lift atau jaw
patency thrust bila perlu
 Vital Sign Satus Posisikan pasien untuk
Kriteria Hasil memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan batuk Identifikasi pasien perlunya
efektif dan suara nafa yang pemasangan alat jalan nafas
bersih tidak ada sianosis dan buatan
dyspneu (mampu Pasang mayo bila perlu
mengeluarkan sputum, Lakukan fisioterapi dada
mampu bernafas dengan bila perlu
mudah, tidak ada pursed Keluarkan sekret dengan
lips) suction batuk suction
 Menujukan jalan nafas yang Auskultasi suara nafas,
paten (klien tidak merasa catat adanya suara
tercekik, irma nafas, tambahan
frekuensi pernapasan dalam Lakukan suction pada mayo
rentang normal, tidak ada Berikan bronkospidalis bila
suara nafas abnormal) perlu
 Tanda-tanda vital dalam Berikan pelembab udara
rentang normal (tekanan kassa basah NaCl lembab
darah, nadi, pernapasan) Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
Monitor respirasi dan status
O2
Oxygen Therapy
Bersihkan mulut, hidung,
dna secret trakea
Pertahankan jalan nafas
yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tanda-
tanda hiperventilasi
Monitor adanya kecemasan
asien terhadap oksigenasi
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
Catat adanya frekuensi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna dan
kelambaba kulit
Mnitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi melabar
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

2. bershan jalan nafas tidak NOC: NIC:


efektif b.d eksudat dalam  Respiratory status : Airway Suction
jalan alveolus Ventilation 1. Pastikan kebutuhan oral /
 Respiratory status : Airway tracheal suctioning
patency 2. Auskultasi suara nafas
 Aspiration Control sebelum dan sesudah
suctioning
Kriteria Hasil : 3. Informasikan pada klien
 Mendemonstrasikan dan keluarga tentang
batuk efektif dan suara nafas suctioning
yang bersih, tidak ada 4. Minta klien nafas dalam
sianosis dan dyspneu sebelum suction dilakukan.
(mampu mengeluarkan 5. Berikan O2 dengan
sputum, bernafas dengan menggunakan nasal untuk
mudah, tidak ada pursed memfasilitasi suksion
lips) nasotrakeal
 Menunjukkan jalan 6. Gunakan alat yang steril
nafas yang paten (klien tidak sitiap melakukan tindakan
merasa tercekik, irama 7. Anjurkan pasien untuk
nafas, frekuensi pernafasan istirahat dan napas dalam
dalam rentang normal, tidak setelah kateter dikeluarkan
ada suara nafas abnormal) dari nasotrakeal
 Mampu 8. Monitor status oksigen
mengidentifikasikan dan pasien
mencegah faktor yang 9. Ajarkan keluarga
penyebab. bagaimana cara melakukan
suksion
10. Hentikan suksion dan
berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dll.

Airway Managemen
1. Buka jalan nafas, guanakan
teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada
jika perlu
6. Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
7. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
8. Lakukan suction pada
mayo
9. Berikan bronkodilator bila
perlu
10. Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan
status O2

3. gangguan pertukaran gas NOC: NIC :


b.d ganguan aliran darah  Respiratory Status : Gas Airway Management
ke alveoli exchange 1. Buka jalan nafas, guanakan
 Respiratory Status : teknik chin lift atau jaw
ventilation thrust bila perlu
 Vital Sign Status 2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Kriteria hasil: 3. Identifikasi pasien
 Mendemonstrasikan perlunya pemasangan alat
peningkatan ventilasi dan jalan nafas buatan
oksigenasi yang adekuat. 4. Pasang mayo bila perlu
 Memelihara kebersihan 5. Lakukan fisioterapi dada
paru paru dan bebas dari jika perlu
tanda tanda distress 6. Keluarkan sekret dengan
pernafasan batuk atau suction
 Mendemonstrasikan 7. Auskultasi suara nafas,
batuk efektif dan suara nafas catat adanya suara
yang bersih, tidak ada tambahan
sianosis dan dyspneu 8. Lakukan suction pada
(mampu mengeluarkan mayo
sputum, mampu bernafas 9. Berika bronkodilator bial
dengan mudah, tidak ada perlu
pursed lips) 10. Barikan pelembab udara
 Tanda tanda vital dalam 11. Atur intake untuk cairan
rentang normal mengoptimalkan
 AGD dalam batas keseimbangan.
normal 12. Monitor respirasi dan
 Status neurologis dalam status O2
batas normal
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata – rata,
kedalaman, irama dan
usaha respirasi
2. Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal
3. Monitor suara nafas,
seperti dengkur
4. Monitor pola nafas :
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
6. Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan
paradoksis)
7. Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
8. Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles dan
ronkhi pada jalan napas
utama
9. auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

AcidBase Managemen
1. Monitro IV line
2. Pertahankanjalan nafas
paten
3. Monitor AGD, tingkat
elektrolit
4. Monitor status
hemodinamik(CVP, MAP,
PAP)
5. Monitor adanya tanda
tanda gagal nafas
6. Monitor pola respirasi
7. Lakukan terapi oksigen
8. Monitor status neurologi
9. Tingkatkan oral hygiene

Implementasi Keperawatan

N Diagnosa Hari/tangga Implementasi Rasional


o keperawatan l
1. Ketidakefektifan Minggu, 23 penatalaksanaan resusitasi Melihat apakah ada
pola nafas februari pada asfiksia sedang yaitu kelainan pada tanda-tanda
2020 vital Bayi yang dapat
 mencegah kehilangan membahayakan
panas dengan bayi
terbungkus menggunakan Mengatasi Asfiksia pada
kain bersih dan kering, bayi dan mencegah
 menyiapkan tempat yang terjadinya komplikasi
kering dan hangat untuk
melakukan pertolongan,
 memposisikan bayi
dengan baik (kepala bayi
setengah tengadah/sedikit
ekstensi atau mengganjal
bahu bayi dengan kain),
 Pemantauan tanda-tanda
vital Bayi A
 Pemberian oksigen 2 liter,
nasal prongs
2. Ketidakefektifan Minggu, 23  Pemeriksaan tanda- Melihat apakah ada
bersihan jalan nafas februari tanda vital kelainan pada tanda-tanda
2020  bersihkan jalan nafas vital Bayi yang dapat
dengan alat penghisap membahayakan
 rangsang pernapasan
dengan menepuk Digunakan untuk
telapak kaki apabila menetralisir asam darah
belum ada reaksi, pada Bayi A
bantu pernapasan
dengan ambubag
 Bila terdapat retraksi
dinding dada, lakukan
ventilasi dengan
menggunakan O2
2liter/menit (nasal
kanul)

 Kolaborasi pemberian
Bikarbonat 7,5 %
(injeksi intravena) 6
cc, Untuk mengatasi
sianosis pada bayi

3. Gangguan Minggu, 23  Pemeriksaan tanda-tanda Melihat apakah ada


pertukaran gas februari vital kelainan pada tanda-tanda
2020 vital Bayi yang dapat
 Kolaborasi pemberian membahayakan
Detrosa 40% (IV) 4 cc
Dextrose adalah obat
dengan fungsi untuk
menyediakan cairan yang
membawa gula ke dalam
tubuh saat Anda tidak
dapat meminum cairan
yang cukup atau saat cairan
tambahan dibutuhan.

Catatan Perkembangan
Hari/tangga Dx Implementasi Evaluasi
l
Minggu, 23 1,2,3  Pemantauan tanda-tanda vital S:
februari 2020 Bayi A Pernapasan bayi kembali lancer
 Pemberian oksigen 2 liter, O:
nasal prongs bayi menangis kuat
 mencegah kehilangan panas frekuensi jantung 98x/menit,
dengan bayi terbungkus pernapasan 37x/menit
menggunakan kain bersih dan warna kulit kemerahan dan
kering, tonus otos masih tampak lemah
 menyiapkan tempat yang APGAR-Score 7
kering dan hangat untuk A:
melakukan pertolongan, Masalah teratasi
 memposisikan bayi dengan P:
baik (kepala bayi setengah JNKYGVUYTYYasfiksia
tengadah/sedikit ekstensi atau ringan, bayi dianggap sehat,
mengganjal bahu bayi dengan
kain), dan tidak memerlukan tindakan
 Pemantauan tanda-tanda vital istimewa.
Bayi A
 Pemberian oksigen 2 liter,
nasal prongs
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asfiksia terjadi karena gangguan pertukaran antara O2 dan CO2, adapun gangguan
tersebut dapat terjadi selama prenatal, intranatal dan postnatal. Diagnosis asfiksia tidak hanya
dlihat dari pengkajian fisik dan pemeriksaan penunjang, namun riwayat selama prenatal,
intranatal dan postnatal pun perlu dikaji. Untuk perawatan pada bayi dengan asfiksia perlu
ditingkatkan karena bayi dengan asfiksia akan mengalami penurunan fungsi organ karena
hipoksemia, apalagi kondisi tersebut dipengaruhi juga bahwa bayi masih dalam tahap
adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterin yang tentunya organ – organnya pun masih belum
berfungsi maksimal.
Asfiksia diklasikfikasikan menjadi 3 yaitu asfiksia ringan, asfiksia sedang, dan asfiksia
berat. Dari masing masing klasifikasi mempunyai tanda dan gejala yang berbeda, namun kita
juga dapat menentukan klasifikasinya berdasarkan apgar skor.
Kasus asfiksia harus ditangani dengan cepat dan tepat karena memberi dampak yang
sangat buruk terhadap kelangsungan hidup bayi, yang dapat dilakukan dengan cara heart
massage atau menekan dan melepas dada bayi dan resusitasi terhadap asfiksia berat serta
pemberian O2 secara hati-hati.
Dari kasus dapat disimpulkan bahwa bayi Ny. W didiagnosa asfiksia dengan klasifikasi
asfiksia sedang yang didasari dari tanda dan gelaja yang terdapat pada bayi serta skor apgar
yang didapatkan serta penyebabnya yaitu ketuban yang bercampur mekonium. Maka dari itu
dibutuhkan tindakan segera untuk menangani bayi Ny. W yaitu dengan tindakan resusitasi
untuk meningkatkan skor apgar. Apabila tidak segera dilakukan tindakan terhadap bayi Ny.
W maka akan menyebabkan masalah potensial atau masalah yang lebih buruk lagi bagi
kondisi bayi yaitu asfiksia berat.
B. Saran
1. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat lebih memperdalam teori atau bahasan mengenai asfiksia
neonatorum, agar nantinya dapat dengan mudah memberi asuhan dan melakukan
penatalaksanaan terhadap kasus bayi dengan asfiksia di lahan praktek.
2. Bidan/Tenanga Kesehatan
Dalam penanganan kasus asfiksia perlunya bidan dapat mengenal tanda-tanda atau gejala
asfiksia sedini mungkin dengan observasi yang lebih jelas pada tanda-tanda vital agar
dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi pada ibu dan janin sebelum ibu
melahirkan.

3. Klien
Bagi ibu hamil agar memeriksakan dirinya secara dini dan teraturuntuk mendeteksi
adanya gangguan dalam kehamilan sehingga petugas dapat melakukan tindakan yang
tepat.

4. Institusi
Bagi institusi pendidikan khusunya institusi pendidikan kesehatan di harapkan dapat
meningkatkan mutu dan sarana pendidikan agar mendpatkan tenaga kesehatan yang
berkualitas dan professional.

5. Pemerintah
Pemerintah sebagai penentu kebijakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat di
harapkan dapat menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang merata yang dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat di pelosok misalnya penyediaan bidan desa
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif Amin H. (2015), Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda

Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 1. Penerbit Mediaction. Yogjakarta

Paramita. (2011) Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit. Permata Puri Media. Jakarta

Monintja Hans E, Yu Victor Y H. (1997), Beberapa Masalah Perawatan Intensif Neonatus. Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Sofian Amru (2012), Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif Obstetri Social edisi

3 jilid 1&2, EGC. Jakarta

Wiknjosastro Hanifa. (2007), Ilmu Kebidanan Ed 3 Cetakan 9. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai