PENDAHULUAN
yang terdiri atas obesitas, hipertensi, hiperglikemia puasa dan dislipidemia yang
et al., 2015). Seiring dengan pertumbuhan di era global ini, masalah sindrom
Prevalensi tertinggi yang ada di dunia berada di Native America dimana tercatat
sebanyak 60% dari wanita berumur 45-49 dan sebanyak 45% dari pria berumur
45-49 (Fauci et al., 2015). Menurut laporan riset kesehatan dasar di indonesia,
jawa timur mengalami hipertensi dan 0,8% penduduk mengalami diabetes melitus.
Tren sindroma metabolik ini akan terus meningkat seiring waktu karena pola
seseorang.
1
pula makan dan konsumsi masyarakat ke arah tinggi lemak dan gula. Konsumsi
diet yang tinggi lemak bersifat anterogenik dan menyebabkan timbunan lemak
yang berlebihan sehingga terjadi obesitas dan dyslipidemia (Fauci et al., 2015).
peningkatan radikal bebas di dalam tubuh. Hasil dari peroksidase lipid salah
satunya adalah Malondialdehyde (MDA) (Nazarina et al., 2013). Oleh karena itu
pembuluh darah memiliki peran penting dalam aterosklerosis (Quan Liu et al.,
2018)
mikroalga yang sudah terkenal dengan berbagai manfaat seperti antioksidan, anti-
infalmasi, dan anti kanker (Chandran et al., 2014). Dunaliella sp. Memiliki
zeaxantin, lutein, dan asam lemah omega-3 (Abd El-Baky et al., 2007). Beta
karoten dan flavonoid merupakan anti oksidan yang mempu mengontrol dan
jaringan lebih lanjut secara in vivo (Bender et al., 2015). Oleh karena itu, peneliti
aterosklerosis dengan melihat kadar MDA jantung dari tikus wistar sindrom
metabolik
2
1.2 Rumusan Masalah
sindrom metabolik?
sindrom metabolik
3
1.4 Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kardiovaskular dan diabetes mellitus (Fauci et al., 2015). Tanda-tanda mayor dari
karena tergantung dengan kriteria diagnosis yang dipakai untuk merefleksikan usia
bertambahnya usia. Sebagai contoh di amerika, dari populasi orang dengan usia
memiliki resiko lebih tingi untuk memiliki sindrom metabolik dibanding laki laki.
Selain usia faktor resiko dari sindrom metabolik adalah obesitas, sedentary
metabolik adalah resistensi insulin, yaitu adanya defek tertentu pada aksi insulin
yang belum diketahui secara lengkap. Onset resistensi insulin dapat dilihat dengan
5
Kontributor awal yang penting terhadap perkembangan resistensi insulin
adalah meningkatnya jumlah asam lemak yang bersirkulasi. Asam lemak berasal
dari hasil lipolisis lipoprotein yang kaya trigliserida di jaringan oleh enzim
insulin. Oleh karena itu, dalam keadaan resistensi insulin, akan terjadi
akan lebih jauh menurunkan efek anti-lipolisis dari insulin. Asam lemak
insulin. Selain itu, leptin juga mengatur fungsi jantung dan vaskular melalui
pada individu yang mengalami resistensi insulin dengan obesitas atau diabetes
mellitus tipe 2, ketururunan dari pasien diabetes mellitus tipe 2, dan usia lanjut,
6
yang menyebabkan akumulasi trigliserida dan molekul lipid yang berhubungan di
otot.
bagus untuk mendeteksi resistensi insulin dan juga memiliki asosiasi dengan
ketidakseimbangan antara jumlah HDL dan LDL dimana LDL akan memiliki jumlah
Free fatty acids (FFAs) atau asam lemak bebas dilepaskan secara
berlimpah dari massa jaringan adiposa yang luas, seperti pada kondisi obesitas.
terjadinya hipertensi dan juga kadar FFAs yang bersirkulasi. Status proinflamasi
7
terjadi bersamaan dan juga berkontribusi terhadap resistensi insulin yang
tumor necrosis factor α (TNF-α) yang diproduksi oleh adiposit dan makrofag
jaringan adiposa menjadi FFAs, IL-6, dan sitokin yang lain juga meningkatkan
produksi glukosa hepar, produksi VLDL oleh hepar, hipertensi, dan resistensi
hepar dan produksi plasminogen activator inhibitor 1 (PAI-1) oleh adiposit yang
2.2 Aterosklerosis
kausa tertinggi kematian dan disabilitas prematur di dunia. Selain itu, sebuah studi
pembuluhdarah di mana saja dalam tubuh. Sebagai contoh jika terdapat di arteri
cerebral ischemia.
8
apolipoprotein B. Lipoprotein ini akan menumpuk di daerah intima dari arteri dan
menempel pada matriks ekstraseluler. Di dalam intima arteri, lipoprotein ini akan
oksisterol, dan aldehid yang merupakan oksidan dalam tubuh. Jika proses
aterosklerosis tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan adanya proses inflamasi yang
berhubungan dengan proses aterosklerosis ini. Respon inflamasi ini dapat berupa
akumulasi dari makrofag, limfosit T dan B, sel dendrit dan sel mast. Di dalam arteri
terdapat sebuah proses fisiologis bernama laminar shear stress yang merupakan
proses yang meliputi KLF2. Proses ini akan menstimulasi peningkatan dari
diikat dengan reseptor adesi di intima arteri. Sel leukosit itulah yang akan
Sel – sel leukosit yang semakin banyak akan berubah menjadi lipid laden
foam cell yang yang merupakan lipoprotein yang terlah teroksidasi dan di fagosit
oleh makrofag yang ada dalam lesi aterosklerosis. Monosit berperat penting dalam
pembuatan foam cell dan hal ini lah sebagai prekursor terbentuknya plak dalam
lesi aterosklerosis. Di dalam plak terdapat sitokin-sitokin seperti IL dan TNF yang
akan mengaktifasi faktor pertumbuhan seperti PDGF dan TGF B. PDGF akan
menstimulasi migrasi otot polos dari tunika media ke tunika intima sedangkan TGF
9
B akan menstimulasi produkti kolagen oleh otot polos. Oleh harena itu, 2 proses
matrix-rich lesion yang sangat sensitif dengan terjadinya ruptur dan trombus.
tubuh. Lipid ini kemudian akan dapat mengalami peroksidasi. Peroksidasi atau
penuaan degeneratf. Efek buruk ini diperankan oleh adanya radikal bebas, yaitu
suatu molekul yang memiliki electron valensi bebas yang tidak berpasangan
sehingga molekul ini sangat reaktif. Radikal bebas yang mengandung oksigen
disebut reactive oxygen species (ROS). ROS ini diproduksi dari pembentukan
peroksida dari asam lemak yang mengandung ikatan rangkap methylene yang
lipid adalah rangkaian reaksi yang menyediakan suplai ROS secara berkelanjutan
dan dapat menginisiasi proses peroksidasi lebih lanjut yang berpotensi memiliki
efek yang merusak. Seluruh tahapan proses peroksidasi lipid adalah sebagai
berikut.
10
Gambar 2.1 Tahapan Proses Peroksidasi Lipid
Reaksi peroksidasi lipid diinisiasi oleh dengan adanya radikal bebas (X-)
oleh cahaya, atau oleh ion metal. Malondialdehyde hanya dibentuk oleh asam
11
lemak dengan tiga atau lebih ikatan rangkap. MDA digunakan sebagai ukuran dari
perkosidasi lipid bersama dengan etana dari karbon dua terminal asam lemak
omega 3 dan metana dari karbon lima terminal dari asam lemak omega 6 (Gambar
peroksidasi lipid akan bereaksi dengan asam thiobarbiturat (TBA) pada suasana
asam (pH 2-3) dan suhu 97-100oC memberikan warna pink (Rukmini et al., 2004).
Antioksidan yang terbentuk secara alami adalah vitamin E (tocopherol) yang larut
dalam lemak serta urat dan vitamin C yang larut dalam air. Beta karoten juga
perventif yang berfungsi untuk menurunkan kecepatan inisiasi reaksi dan (2)
lain, seperti glutation peroksidase yang bereaksi dengan ROOH; selenium yang
12
menjebak radikal bebas superoksida pada fase aqueous untuk menjebak radikal
bebas superoksida, urat dan vitamin E yang berfungsi untuk menjebak radikal
bebas ROO• pada fase lipid . Peroksidasi lipid juga dikatalisa secara in vivo oleh
senyawa heme dan oleh enzim lipoksigenase yang terdapat pada trombosit dan
leukosit. Produk lain dari auto-oksidasi atau oksidasi enzymatic dari signifikansi
al., 2015).
sepasang flagel yang sama panjang dan kloroplasnya berbentuk cangkir. Bentuk
selnya tidak stabil dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, dapat berbentuk
lonjong, bulat, silindris, dan oval. Pada umumnya, sel mikroalga ini berbentuk bulat
Phylum : Chlorophyta
Subphylum : Chlorophytina
Class : Chlorophyceae
Ordo : Chlamydomonadales
Family : Dunaliellaceae
Gambar 2.3 Dunaliella sp.
Genus : Dunaliella
13
2.4.2 Kandungan Dunaliella sp.
kering), antara lain seperti beta karoten (60,4% dari karotenoid total), astaxantin
(17,7%), zeaxantin (13,4%), lutein (4,6%), dan kriptoxantin (3,9%) (Abd El-Baky et
al., 2007). Kandungan astaxantin pada Dunaliella sp. terbukti dapat menetralkan
radikal bebas yang kemudian dapat mencegah dan menghentikan reaksi oksidasi.
antiinflamasi, antikanker, fungsi hati dan jantung (Guerin et al., 2003). Kandungan
al., 2009). EPA dan DHA merupakan asam lemak omega 3 tidak jenuh rantai
ganda panjang yang efektif untuk menurunkan kadar triasilgliserol dalam darah
(Micallef dan Garg, 2008). Menurut Boberg (1992), suplementasi asam lemak
omega 3 sebanyak 3 gram per hari dapat meningkatkan kadar HDL sebanyak 8%
dilakukan oleh Astryanti et al. (2017), Dunaliella sp. mengandung DHA sebanyak
Zat aktif polifenol dan flavonoid tersebut memiliki berbagai manfaat positif,
dalam Dunaliella salina adalah 3,61 mg/g. Flavonoid dapat berfungsi untuk
14
meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga berpengaruh terhadap
Fungsi hepar pada metabolisme lipid, antara lain: (1) memfasilitasi pencernaan
kolesterol dan garam empedu yang disintesis di dalam hepar secara de novo atau
asam lemak menjadi benda keton (ketogenesis; (4) berperan dalam sintesis dan
Jalur eksogen dimulai dengan usus penyerapan kolesterol dan asam lemak
makanan. Pada dalam sel usus, asam lemak bebas menggabungkan dengan
penting dari ACAT pada hewan model defisiensi ACAT, yang ditemukan resistensi
Apolipoprotein (Apo) utama adalah B-48, tetapi C-II dan E yang diperoleh sebagai
15
mengikat ke reseptor lipoprotein densitas rendah, sehingga mencegah
pembukaan lebih awal dari kilomikron peredaran sebelum ditindak lanjuti oleh
lipoprotein lipase (LPL).Apo C-II adalah kofaktor untuk LPL yang membuat
melepaskan asam lemak bebas. Asam lemak bebas kemudian digunakan sebagai
dibersihkan dari sirkulasi oleh reseptor chylomicron sisa hati yang dimana apo E
adalah ligan afinitas tinggi. Sisa-sisa chylomicron mengandung inti yang lebih kecil
untuk memetabolisme dan sekresi VLDL ke IDL dan LDL. Jalur endogen
metabolisme lipid dimulai dengan sintesis lipoprotein yang sangat rendah (VLDL)
oleh hati. Partikel VLDL mengandung inti trigliserida (60%) dan ester kolesterol
(20%). Mikrosomal Transfer trigliserida protein (MTP) adalah protein lipid transfer
al., 1999). Protein apo di permukaan lipo untuk VLDL apo C-II memiliki fungsi
sebagai kofaktor untuk lipoprotein lipase, apo C-III berfungsi untuk menghambat
enzim ini serta apo B-100 dan E yang berfungsi sebagai ligan untuk apo lipo
16
protein B / E low density lipoprotein (LDL) reseptor (Rader et al., 1994). Dengan
Trigliserida inti dari partikel VLDL yang baru dihidrolisis oleh lipase lipoprotein.
Selama lipolisis, inti dari partikel VLDL berkurang, menghasilkan VLDL partikel
sisa disebut juga lipoprotein densitas menengah (IDL) yang membawa ester
kolesterol dan trigliserida. Hal ini terkait dengan apolipoprotein (Apolipo B-100, C-
III dan E. Beberapa komponen permukaan dalam partikel sisa, termasuk fosfolipid,
VLDL dari sirkulasi oleh apo B / E (LDL) atau reseptor sisa diperbaiki oleh
lipase hepatik untuk membentuk partikel LDL. Ada empat urutan umum
polimorfisme dalam promotor gen lipase hepatik, yang paling sering adalah C
aktivitas lipase hepatik lebih tinggi, lebih kecil, padat, serta partikel LDL yang lebih
aterogenik dan berbanding terbalik dengan tingkat yang lebih rendah dari HDL
17
BAB III
Ekstrak
Dunaliella sp. Stres oksidatif
MDA
Aterosklerosis
18
3.1.1 Penjelasan Kerangka Konsep Penelitian
Diet tinggi lemak dan gula akan menyebabkan resistensi insulin di jaringan
stress oksidatif atau peroksidasi lipid. Salah satu hasil dari peroksidasi lipid ini
adalah MDA. Peroksidasi lipid ini akan meningkatkan resiko penyumbatan arteri
menginisiasi migrasi dari leukosit seperti makrofag, sel mast, limfosit T dadn B.
Lipoprotein yang terjebak di intima arteri akan di endositosis oleh makrofag dan
akan membentuk sel busa. Sel busa yang ada akan mengaktifkan faktor
pertumbuhan dalam arteri dan akan membentuk plak yang mengganggu fungsi
dari pembuluh darah arteri. Ekstrak Dunaliella sp. dalam kaitan aterosklerosis yaitu
sindrom metabolik.
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
Kontrol (-) Diet tinggi lemak&gula pada minggu ke-2 hingga ke-10
MDA
jantung
Bagan 4.1 Desain Penelitian
20
Keterangan:
1. Kelompok 1: kelompok kontrol negatif (tikus yang tidak diberi diet tinggi
lemak&gula)
2. Kelompok 2: kelompok kontrol positif (tikus yang diberi diet tinggi lemak&gula
3. Kelompok 3: tikus yang telah diberi diet tinggi lemak&gula selama 8 minggu dan
4. Kelompok 4: tikus yang telah diberi diet tinggi lemak&gula selama 8 minggu dan
5. Kelompok 5: tikus yang telah diberi diet tinggi lemak&gula selama 8 minggu dan
6. Kelompok 6 : tikus yang telah diberi diet tinggi lemak&gula selama 8 minggu
Tikus (Rattus norvegicus) strain wistar jantan, berbulu putih dan halus,
sehat ditandai dengan bergerak aktif dan tingkah laku normal, umur 2-3 bulan
21
4.2.2.2 Kriteria Eksklusi
rontok, botak, aktivitas kurang/tidak aktif, terdapat penurunan berat badan >10%
setelah masa adaptasi selama 10 hari dan tikus wistar cacat, sakit dan/atau mati.
karena teknik ini dapat meminimalisasi bias. Jumlah minimal sampel yang
Pada penelitian ini jumlah kelompok perlakuan adalah 6, sehingga didapatkan nilai
r sebagai berikut:
𝑟≥4
jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 4 tikus per kelompok perlakuan.
Akan tetapi diperkirakan akan terjadi drop out pada hewan coba sehingga diberi
jumlah lebih satu ekor pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini, jumlah total sampel
1. Kelompok 1: kelompok kontrol negatif (tikus yang tidak diberi diet tinggi
lemak&gula)
22
2. Kelompok 2: kelompok kontrol positif (tikus yang diberi diet tinggi
3. Kelompok 3: tikus yang telah diberi diet tinggi lemak&gula selama 8 minggu
4. Kelompok 4: tikus yang telah diberi diet tinggi lemak&gula selama 8 minggu
5. Kelompok 5: tikus yang telah diberi diet tinggi lemak&gula selama 8 minggu
6. Kelompok 6: tikus yang telah diberi diet tinggi lemak&gula selama 8 minggu
jenis kelamin jantan dengan usia 2-3 bulan dan berat badan 150-200
gram.
23
Brawijaya Malang. Hasil kultur tersebut kemudian dipanen dan
Malang.
Alat dan bahan yang digunakan adalah tempat cuci tangan, jas
x 14,5 cm 25 buah, tutup kandang terbuat dari kawat 25 buah, botol air 25 buah,
sekam 6 karung, timbangan berat badan dengan neraca Sartorius, dan makanan
dengan pelet.
4.6.3 Alat dan Bahan Pemberian Diet Tinggi Lemak Hewan Coba
24
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pemberian diet tinggi lemak hewan
coba setiap 1 kali sonde pertikus adalah minyak babi 2 ml, asam kolat 0.02 gram,
4.6.4 Alat dan Bahan Pemberian Diet Tinggi Gula Hewan Coba
Alat dan bahan yang diperlukan untuk induksi hiperglikemi adalah fruktosa,
Alat dan bahan yang diperlukan untuk kultur Dunaliella sp. adalah toples
kaca, lampu TL, blower, refraktometer, selang aerator, pupuk walne, vitamin B12,
Pemberian ekstrak Dunaliella sp. dilakukan dengan cara per oral sehingga
diperlukan sonde yang dihubungkan dengan spuit 3 cc, kapas alkohol, dan ekstrak
Dunaliella sp.
4.6.7 Alat dan Bahan Pembedahan dan Pengambilan Organ Jantung Tikus
Alat dan bahan yang digunakan untuk prosedur pengambilan jantung tikus
adalah gunting bedah 2, pinset 2, jarum pentul 2 set, steroform 2, kapas, kloroform
20 ml, alkohol, wadah plastik dan tutup 25 buah, spuit insulin 1 ml.
4.6.8 Alat dan Bahan Pembuatan Preparat untuk Pengukuran Kadar MDA
25
Alat yang digunakan adalah freezer dengan suhu -20OC, wadah untuk organ,
mortar, timbangan, gunting, dan pinset. Bahan yang digunakan adalah jantung
Thiobarbiturat.
Setiap tikus ditimbang lalu dimasukkan ke dalam kandang yang telah diberi
label. Tikus kemudian dipelihara selama 8 minggu 10 hari (10 hari adaptasi dan 8
dengan alas sekam yang diganti setiap tiga hari dan diberi penutup anyaman
kawat. Satu kandang berisi 1 tikus. Tikus diberi siklus terang-gelap masing-masing
12 jam, diberi makan dan minum yang cukup serta situasi yang minimal dari stresor
lain.
dan Ilmu Kelautan. Ekstrak Dunaliella sp. dipanen dengan sentrifugasi pada 3500
rpm selama 15 menit. Setelah itu, emudian dikeringkan pada suhu 45-50OC
selama 24 jam. Ekstrak Dunaliella sp. yang kering tersebut kemudian dicampur
dengan methanol dan disonikasi untuk memecah dinding sel. Laurtan tersebut
26
ekstraksi dingin lalu filtrate diuapkan dengan rotatory evaporator pada suhu 30-
babi dicampur dengan asam kolat 0.02 gram dan kuning telur rebus 1 gram.
diberikan selama 8 minggu pada semua kelompok perlakuan (Gani et al., 2013).
Fruktosa sebanyak 545 mL dilarutkan dengan aquades murni 955 mL. Total
minum fruktosa 1,5 L untuk 1 hari minum. Minuman diganti setiap 2 hari sekali
yang diberikan hasil modifikasi penelitian Fedekar et al. (2013) yaitu, 500 mg/kg
BB, 1000 mg/kg BB dan 1500 mg/kg BB. Diberikan pada kelompok hewan coba 3,
4, 5 mulai minggu ke-2 hingga minggu ke-10 sebanyak 1 kali sehari dan tetap di
27
Pembedahan tikus dan pengambilan organ dilakukan oleh pihak yang
dalam suatu wadah tertutup llalu difiksasi untuk siap dibedah. Tikus diletakkan
pada penjepit (block holder) lalu dilakukan perfusi terlebih dahulu sebelum diambil
Tikus
Organ jantung yang telah dibedah tersebut disimpan dalam freezer dengan
sampel diambil sebanyak 200 uL dan ditambahkan dengan aquabidest 500 cc, HCl
200 uL, 250 uL TCA 40%, dan 250 uL NaThio 1.34%. Campuran larutan ini
kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 25 menit (Abubakar et al., 2004).
Setelah itu disentrifus dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit lalu diambil
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥
Keterangan:
28
Y: absorbansi sampel
a: intersep
b: kemiringan
x: konsentrasisampel
Data yang didapat berupa konsentrasi kadar MDA (mg/g) pada organ
jantung tikus dari semua perlakuan dan akan diasumsikan normalitas distribusi
data dan homogenitas ragam datanya. Apabila data normal dan homogen maka
akan dianalisis menggunakan uji hipotesis one-way ANOVA. Bila tidak normal atau
29