Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH NUTROGENOMIK

“PENCEGAHAN PRIMER PENYAKIT KARDIOVASKULER


DENGAN DIET MEDITERANIA”
Dosen pengampu : dr. Aryu Candra, M.Kes.Epid

OLEH :
Lola Alviche 22030114130064
Silvia Inge Safitri 22030114130076
Badrotul Kiromah 2203011413
Mutia Rizka Fadilla 22030114130102

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2017
A. Latar belakang
Efek asupan makanan terhadap fenotip berbeda setiap individu. Fenomena ini telah
diteliti lebih lanjut sepeti perubahan asupan lemak dan konsentrasi plasma lipid dalam
mencegah penyakit kardiovaskular. Meskipun sudah diketahui bahwa terdapat hubungan
antara rendah asupan lemak terhadap penurunan kolesterol total dan LDL, bukti klinis
menunjukkan bahwa perbedaan respon antar individu juga dipengaruhi oleh faktor genetik.
Penemuan mengenai sifat kardioprotektif dari diet mediterania telah populer dengan
konsumsi produk mediterania. Diketahui bahwa diet mediterania ini merupakan diet yang
dapat digunakan sebagai proteksi melawan penyakit jantung koroner. Pada penelitian ini diuji
keefektifan dari dua diet mediterania yang dibandingkan dengan kelompok kontrol pada
pencegahan penyakit kardiovaskular.
B. Metode
Desain dan Subjek Penelitian
Percobaan Predimed atau Pencegahan dengan Diet Mediterania digunakan kelompok
paralel, multisenter, dan acak. Subjek penelitian adalah laki – laki berusia 55 – 80 tahun dan
wanita berusia 60 – 80 tahun yang tidak memiliki penyakit kardiovaskular, diabetes 2, atau
sedikitnya memiliki tiga dari faktor risiko: merokok, hipertensi, kadar LDL tinggi, kadar
HDL tinggi, overweight/obesitas atau keluarga dengan riwayat penyakit jantung koroner saat
dilakukan pendaftaran.subjek dibagi menjadi tiga kelompok dengan perbandingan jumlah
subjek sama yaitu kelompok diet mediterania yang disuplementasi dengan minyak zaitun
(P1), kelompok diet mediterania yang disuplementasi dengan kacang-kacangan (P2), dan
kelompok control.
Intervensi dan Pengukuran
Subjek pada kelompok P1 mengonsumsi minyak zaitun sebanyak 1 liter/minggu dan
kelompok P2 mengonsumsi 30 gr campuran kacang (15 gr walnut, 7,5 gr hazelnut, 7,5 gr
almond). Diberikan kuesioner medis, 137 item kuesioner food-frequency yang telah
tervalidasi, dan Minnesota Leisure-Time Physical Activity Questionnaire. Dilakukan juga
pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang. Biomarker untuk menilai
kepatuhan subjek menggunakan kadar urinary hydroxytyrosol (untuk mengkonfirmasi
kepatuhan kelompok yang menerima minyak zaitun), kadar asam alpha-linolenic plasma
(untuk mengkonfirmasi kepatuhan kelompok yang menerima kacang – kacangan) yang
diukur pada sub-sampel secara acak pada tahun 1, 3, dan 5.
Analisis Statistik
Sampel dengan 9000 peserta akan diminta untuk memberikan kekuatan statistik
sebesar 80% untuk mendeteksi pengurangan risiko relatif 20% pada setiap kelompok diet
Mediterania versus kelompok diet kontrol selama periode follow-up 4 tahun, dengan asumsi
tingkat kejadian 12% pada kelompok kontrol. Pada bulan April 2008, ukuran sampelnya yang
dihitung ulang adalah 7.400 peserta, dengan asumsi masa tindak lanjut 6 tahun dan tingkat
kejadian yang mendasari masing-masing 8,8% dan 6,6% pada kelompok kontrol dan
intervensi.
Analisis sementara tahunan dimulai setelah median 2 tahun masa tindak lanjut.
Dengan menggunakan batas menghentikan O'Brien-Fleming, nilai P untuk menghentikan uji
coba pada setiap analisis sementara tahunan adalah 5 × 10-6, 0,001, 0,009, dan 0,02 untuk
keuntungan dan 9 × 10-5, 0,005, 0,02, dan 0,05 untuk efek samping. Semua analisis utama
dilakukan berdasarkan intention-to-treat oleh dua analis independen. Data time-to-event
dianalisis dengan penggunaan model Cox dengan dua variabel dummy (satu untuk diet
Mediterania dengan minyak zaitun dan satu lainnya untuk diet Mediterania dengan kacang-
kacangan) untuk mendapatkan dua rasio bahaya untuk perbandingan dengan kontrol
kelompok. Kami menguji proporsionalitas bahaya dengan menggunakan kovariat waktu yang
bervariasi. Analisis subkelompok yang telah ditentukan sebelumnya dilakukan berdasarkan
jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh (IMT), status faktor risiko kardiovaskular, dan
kepatuhan awal terhadap diet Mediterania.
C. Hasil
Karakteristik Dasar Peserta Studi
Sejak oktober 2003 hingga juni 2009, sebanyak 8713 kandidat telah di skrining terkait
kelayakan dan sebanyak 7447 secara acak di masukkan ke satu diantara tiga grup penelitian.
Karakteristik dasar mereka berdasarkan kelompok penelitian tergolong dalam jenis kelamin,
usia, ras, status merokok, IMT, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul, riwayat
hipertensi, DM2, dislipidemia dan riwayat keluarga penyakit jantung. Pola hidup dengan
pengobatan terlihat sama pada sampel di ketiga kelompok, dan kemudian dilanjutkan untuk
diseimbangkan selama masa follow-up.

Follow up dilakukan selama 4,8 tahun. Setelah dilakukan asesmen awal, sebanyak
209 sampel (2,8%) memilih untuk tidak mengikuti kunjungan berikutnya dan kegiatan
follow-up mereka berdasarkan rekam medis. Pada desember 2010, sebanyak 523 sampel
(7%) tidak mendapat follow-up selama dua tahun bahkan lebih. Angka drop-out lebih tinggi
pada kelompok control (11,3%) dibandingkan kelompok diet Mediterranean. Jika
dibandingkan dengan sampel yang bertahan pada percobaan, sampel yang drop-out berusia
lebih muda (sekitar 1,4 tahun) memiliki IMT dan rasio lingkar pinggang-panggul yang lebih
tinggi, serta memiliki skor yang rendah terkait kepatuhan terhadap diet mediterania (dengan
poin 1 pada 14 item skrining diet)(p<0,05 pada semua perbandingan)

Kepatuhan terhadap Intervensi Diet


Sampel pada ketiga kelompok dilaporkan memiliki kepatuhan yang sama terhadap
diet mediterania pada tahap awal serta asupan makanan dan gizi juga tergategori sama.
Selama masa follow-up, skor pada skrining 14 item diet medaterania terjadi peningkatan pada
sampel dalam kedua kelompok diet medaterania. Terdapat perbedaan yang signifikan
diantara kelompok tersebut dengan kelompok control pada 12 dari 14 item dalam 3 tahun.
Perubahan biomarker juga mengindikasi kepatuhan yang baik terhadap pelaksanaan diet.

Sampel dalam dua kelompok diet medaterania secara signifikan meningkatkan porsi
ikan setiap minggu dan kacang-kacangan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu,
sampel yang terlibat dalam diet medaterania dengan ekstrak minyak zaitun dan kacang secara
signifikan mengalami peningkatan terhadap konsumsi minyak ekstra minyak zaitun (masing-
masing 50 dan 32 gram per hari) dan kacang ( masing-masing 0,9 dan 6 porsi per minggu).
Perubahan zat gizi pada kelompok diet medaterania mencerminkan kandungan lemak dan
komposi makanan tambahan. Peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam
perubahan aktivitas fisik diantara ketiga kelompok tersebut..
Titik akhir
Rerata waktu follow-up yang telah dilakukan selama 4,8 tahun. Pada 288 sampel
utama didapati bahwa sebanyak 96 diberi diet mediterania dengan ekstrak minyak zaitun
(3,8%), 83 diberi diet mediterania dengan kacang-kacangan (3,4%), dan 109 masuk kedalam
kelompok control (4,4%). Hasil analisis multivariat menunjukkan efek perlindungan serupa
dari dua diet Mediterania dan diet kontrol sehubungan dengan titik akhir primer.

Analisis Subgroup
Pengurangan risiko penyakit pada dua kelompok diet Mediterania dibandingkan
dengan kelompok kontrol di antara subkelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai
tambahan, untuk memperhitungkan perubahan protokol pada bulan Oktober 2006 dimana
intensitas intervensi diet pada kelompok kontrol meningkat.
D. Pembahasan
Mediteranian diet dengan suplementasi ekstrak minyak zaitun atau kacang-kacangan
efektif menurunkan risiko kejadian penyakit jantung sebesar 30% pada orang dengan risiko
tinggi. Hal tersebut relevan dengan kemampuannya untuk mencapai dan mempertahankan
penurunan berat badan. Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat efek preventif
Mediteranian diit, minyak zaitun, dan kacang-kacangan terhadap penyakit jantung, kemudian
angka kematian pada negara Mediterania lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara
Eropa atau Amerika Serikat. Faktor risiko strok menurun signifikan pada dua grup diit
mediterania, hal itu konsisten dengan penelitian epidemiologi yang menunjukkan hubungan
terbalik antara diit mediterania atau konsumsi minyak zaitun dan kejadian strok.
Terdapat hubungan sinergi antara konsumsi makanan kaya zat gizi dengan
berdasarkan diit Mediterania sehingga mampu mendorong perubahan yang menguntungkan
terhadap risiko metabolik jantung, seperti lemak darah, sensitifitas insulin, oksidasi,
inflamasi, dan vasoreaktifitas. Penelitian ini memiliki keterbatasan. Pertama, kelompok
kontrol mendapat intensitas pemberian asupan lebih rendah pada beberapa tahun pertama
yang dapat menimbulkan bias terhadap manfaat dua jenis diit Mediternia sehingga ditemukan
hubungan tidak signifikan perubahan antara sebelum dan setelah intervensi. Kedua, tidak
adanya follow-up dominansi pada kelompok kontrol, responden yang dropped out memiliki
profil risiko penyakit jantung yang berat daripada responden sisanya sehingga memicu
terjadinya bias. Ketiga, secara umum penelitian ini terbatas karena seluruh responden tinggal
di negara Mediterania dan pada risiko tinggi penyakit jantung; apakah hasil dapat signifikan
pada orang-orang dengan risiko rendah atau kondisi lainnya diperlukan penelitian lanjutan.
Kami mengetahui bahwa, walaupun responden kelompok kontrol menerima anjuran
untuk menurunkan asupan lemak, perubahan total lemak tetap kecil dan perbedaan terbesar
pada akhir penelitian terdapat dalam distribusi sub-tipe lemaknya. Intervensi diharapkan
mampu memperbaiki pola konsumsi makan, tetapi sebagian besar antara grup menggunakan
tambahan suplemen. Dengan demikian, ekstrak minyak zaitun dan kacang-kacangan mungkin
bertanggung jawab pada sebagian besar manfaat dalam diit Mediterania. Perbedanaan muncul
untuk ikan dan kacang polong, tetapi tidak pada kelompok makanan lain. Sedikit perbedaan
antar grup dalam diit selama penelitian mungkin disebabkan oleh fakta bahwa untuk sebagian
besar percobaan terhadap diit responden memiliki kesamaan dengan diit Mediterania dan
pada kelompok kontrol diberikan rekomendasi diit sehat. Sebagai saran, diit Mediterania
dapat dibandingkan dengan diit barat (Western) untuk menilai potenssial manfaatnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa percobaan preventif manfaat diit
Mediterania, suplementasi dengan ekstrak minyak zaitun atau kacang-kacangan menunjukkan
penurunan faktor risiko sebagian besar kejadian penyakit jantung pada orang yang berisiko
tinggi. Hal ini mendukung manfaat diit Mediterania untuk upaya pencegahan primer terhadap
penyakit jantung.1
DAFTAR PUSTAKA

1. Estruch R, Ros E, Salas-Salvadó J, Covas M-I, Corella D, Arós F, et al. Primary


Prevention of Cardiovascular Disease with a Mediterranean Diet. N Engl J Med
[Internet]. 2013;368(14):1279–90.

Anda mungkin juga menyukai