Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN ASUPAN KARBOHIDRAT, LEMAK, SERAT

DAN VITAMIN C PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES


MELLITUS TIPE II DI RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU

Azizah Estu Putri*, Yuliana Arsil*, Muharni*, Fitri*


* Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Riau

ABSTRAK

Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya


hiperglikemia, gangguan metabolisme serta masalah pada daya kerja insulin.
Salah satu cara pengelolaan DM ialah kebiasaan makan, yang erat kaitannya
dengan diet. Jumlah penderita DM di Indonesia menduduki rangking ke 4 terbesar
setelah Amerika Serikat, India dan Cina. Tujuan penelitian ini untuk memberikan
gambaran tentang asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan serat dan asupan
vitamin C yang dikonsumsi oleh pasien DM. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada Oktober
2015 hingga Juli 2016 di Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Penyakit Dalam)
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Metode yang digunakan untuk mengukur
asupan zat gizi yaitu wawancara dengan menggunakan kuesioner dan formulir
food recall. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 39 orang responden. Pengolahan dilakukan secara deskriptif.
Hasil penelitian ini yaitu responden dengan asupan karbohidrat lebih sebanyak
28,2%, baik sebanyak 23,1% dan kurang sebanyak 48,7%. Responden dengan
asupan lemak lebih sebanyak 71,8%, yang asupannya kurang sebanyak 20,5% dan
yang baik 7,7%. Seluruh asupan serat responden tergolong kurang. Responden
dengan asupan vitamin C kurang sebanyak 23,1% dan cukup sebanyak 76,9%.
Kepada pasien dan keluarga, agar lebih memilih sumber makanan karbohidrat
kompleks dengan porsi yang cukup; mengganti cara pengolahan makanan yang
mengandung sedikit lemak; mengkonsumsi sumber makanan tinggi serat terutama
serat larut air; dan mengkonsumsi sumber makanan tinggi Vitamin C.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat dan


Vitamin C

PENDAHULUAN kematian. Kematian yang disebabkan


Di zaman era globalisasi saat oleh penyakit tidak menular
ini, kemajuan dibidang teknologi dan
industri, perbaikan ekonomi serta diantaranya ialah penyakit jantung,
perubahan perilaku dan lingkungan kanker, hipertensi dan diabetes
berkembang cukup pesat. Kemajuan mellitus (Kusdiyani, 2008).
tersebut menyebabkan meningkatnya Diabetes Mellitus (DM) akan
pergeseran pola penyakit tidak berdampak pada semua organ tubuh.
menular yang berdampak kepada Dampak yang akan ditimbulkan
antara lain gangguan penglihatan,

147
148 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, November 2017, hlm 148-154

penyakit jantung, sakit ginjal, Asia menunjukkan prevalensi DM


gangren, stroke dan sebagainya tertinggi pada kelompok umur 30-49
(Depkes, 2005). Dampak tersebut tahun. Ini menunjukkan bahwa DM
akan berpengaruh terhadap kualitas terjadi pada usia produktif di Asia.
sumber daya manusia, maka sangat Berdasarkan penelitian Muliani
diperlukan program pengendalian (2013) di Lampung, didapat hasil
DM. Pengendalian DM dapat bahwa pasien yang asupan
dilakukan dengan melaksanakan 4 karbohidratnya baik (90-109% dari
pilar, yaitu kebiasaan makan, standar diet) mengalami penurunan
aktivitas fisik, konsumsi obat dan kadar gula darah 95,5%, sedangkan
edukasi (Kemenkes, 2010). pasien dengan asupan karbohidrat
Menurut World Health yang kurang baik ( > 109% dan <
Organization (2011), jumlah 90%, mengalami penurunan kadar
penderita DM di Indonesia gula darah 60,0% dan dengan
menduduki rangking ke 4 terbesar kenaikan kadar gula darah 40,0%.
setelah Amerika Serikat, India dan Pasien dengan asupan lemak yang
Cina. Diprediksi akan terjadi baik (90-109% dari standar diet)
peningkatan jumlah penyandang DM mengalami penurunan kadar gula
di Indonesia, yaitu dari 8,4 juta jiwa darah sebesar 76,7%. Penelitian pada
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 asupan serat, hasilnya sangat
juta jiwa pada tahun 2030. berdampak signifikan yaitu pasien
Dari data 15 penyakit terbesar dengan asupan serat yang baik ( > 25
pasien rawat jalan di Poliklinik g/hari) mengalami penurunan kadar
Penyakit Dalam RSUD Arifin gula darah seluruhnya yaitu 100%.
Achmad Pekanbaru menunjukkan Hasil penelitian dari
bahwa prevalensi penyakit DM Tipe Azrimaidaliza, dkk (2010)
II pada tahun 2013 adalah 26,03% menunjukkan bahwa asupan vitamin
dengan urutan ke-3. Tahun 2014, C dapat berpengaruh pada penurunan
DM tipe II sebanyak 38,40% dan kadar gula darah pada orang dewasa
menempati urutan ke-1. Pada periode di Kota Padang Panjang. Pola yang
Januari hingga Agustus 2015 yaitu ditunjukkan adalah semakin
sebanyak 42,24%. meningkat asupan vitamin C, maka
Menurut Karim (2007) dalam semakin menurun kadar gula
Handayani (2012), penderita DM di darahnya. Beberapa penelitian
Indonesia tidak hanya pada orang menunjukkan bahwa peranan vitamin
tua, remaja dan dewasa muda pun C sebagai antioksidan dapat
juga menderita DM. Distribusi usia menurunkan resistensi insulin
penderita DM menunjukkan melalui perbaikan fungsi endothelial
perbedaan pola antara negara maju dan menurunkan stres oksidatif
dan negara berkembang. Prevalensi sehingga dapat mencegah
penderita DM di negara maju lebih berkembangnya kejadian diabetes
tinggi pada kelompok umur diatas 70 tipe II.
tahun, sedangkan di negara Menurut Sulistijani (2001)
berkembang umumnya pada rentang dalam Nadimin (2009), di dalam
usia 45-64 tahun. Hasil penelitian di usus halus, serat dapat
Depok menunjukkan DM lebih tinggi memperlambat penyerapan glukosa
prevalensinya pada kelompok umur dan meningkatkan kekentalan isi
46-55 tahun. Data dari negara-negara usus yang secara tidak langsung
Azizah Estu, Gambaran Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat Dan Vitamin C 149

dapat menurunkan kecepatan difusi diperoleh melalui pengukuran


permukosa usus halus. Akibat langsung, dan data konsumsi makan
kondisi tersebut, kadar glukosa sehari yang diperoleh melalui
dalam darah mengalami penurunan wawancara food recall, sedangkan
secara perlahan, sehingga kebutuhan pengumpulan data sekunder meliputi
insulin juga berkurang. Oleh karena data jumlah pasien DM yang
itu, diit tinggi serat digunakan diperoleh dari rekam medis (bagian
sebagai salah satu pengelolaan pengolahan data) dan gambaran
penyakit DM. Penelitian Afriansyah umum RS yang diperoleh dari Diklat.
(2003) menyatakan bahwa konsumsi
makanan tinggi serat, khususnya
serat larut air, dapat memperbaiki HASIL DAN PEMBAHASAN
kontrol gula darah penderita diabetes
tipe 2. 1. Gambaran Karakteristik
Berdasarkan uraian latar Responden
belakang diatas, maka dari itu Karakteristik sampel pada penelitian
masalah yang akan dipecahkan ini, ialah dari 39 sampel yang diteliti,
dalam penelitian ini adalah sampel dengan usia 60-64 tahun
bagaimana gambaran asupan sebanyak 51,3% dan usia 40-59
karbohidrat, lemak, serat, dan tahun sebanyak 48,7%. Sampel
vitamin C pada pasien rawat jalan berjenis kelamin perempuan
diabetes mellitus Tipe II di RSUD sebanyak 56,4% dan berjenis
Arifin Achmad Pekanbaru. kelamin laki-laki sebanyak 43,6%.
Pekerjaan sampel sebagai pensiunan
sebanyak 33,3%, sebagai Ibu Rumah
METODOLOGI Tangga sebanyak 25,6%, sebagai
Penelitian ini dilakukan pada Pegawai Negeri Sipil 20,5%,
Oktober 2015 hingga Juli 2016, di pegawai swasta sebanyak 18%, dan
Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik sebagai petani hanya 2,6%. Sampel
Penyakit Dalam) RSUD Arifin yang lama menderita DM diatas 3
Achmad Pekanbaru. Jenis penelitian tahun sebanyak 71,8%, selama 1-3
ini adalah deskriptif dengan desain tahun sebanyak 20,5% dan kurang
cross sectional. Populasi dalam dari 1 tahun sebanyak 7,7%. Sampel
penelitian ini adalah semua pasien dengan diagnosa non-komplikasi
rawat jalan Diabetes Mellitus Tipe II sebanyak 56,4% dan dengan
di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. diagnosa komplikasi sebanyak
Teknik pengambilan sampel yang 43,6%. Tabel karakteristik responden
digunakan adalah accidental terdiri dari, usia, jenis kelamin, jenis
sampling, dan sampel yang diperoleh pekerjaan, lama menderita DM,
sebanyak 39 orang. Pengumpulan status diagnosa
data dengan cara wawancara Untuk lebih rinci, terlihat pada
langsung menggunakan kuesioner Tabel 1.
dan food recall 1x24 jam. Jenis data
yang dikumpulkan yaitu data primer
dan sekunder. Pengumpulan data
primer meliputi data identitas sampel
yang diperoleh melalui wawancara,
data antropometri sampel yang
150 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, November 2017, hlm 148-154

manusia mengalami perubahan


fisiologis yang menurun dengan
Tabel 1. Karakteristik Responden cepat setelah menginjak usia 40
tahun. DM sering muncul pada
Karakteristik n % kelompok usia tersebut terutama
pada mereka yang memiliki berat
Usia (Tahun) badan lebih, terjadi kelebihan
60 – 64 tahun 20 51,3 glukosa dan dibutuhkan insulin
dalam jumlah banyak untuk
40 – 59 tahun 19 48,7 mengubah glukosa menjadi energi.
Menurut Sekoen (2008), prevalensi
Jenis Kelamin penderita DM di negara-negara Asia
tertinggi pada usia 30-49 tahun. Ini
Perempuan 22 56,4
menunjukkan bahwa DM terjadi
Laki-laki 17 43,6 pada usia produktif di Asia.
Berdasarkan hasil penelitian
Jenis Pekerjaan dari Awad, dkk (2013) dalam Triplit,
dkk (2008), menyatakan bahwa
Pensiunan 13 33,3 kejadian diabetes mellitus tipe II itu
lebih banyak terjadi pada perempuan
Ibu Rumah Tangga 10 25,6
dibandingkan laki-laki. Menurut
Pegawai Negri Sipil 8 20,5 Irawan (2010), prevalensi kejadian
DM Tipe II pada wanita lebih tinggi
Swasta 7 18 dari pada laki-laki, karena secara
fisik wanita memiliki peluang
Petani 1 2,6 peningkatan indeks masa tubuh yang
Lama Menderita DM lebih besar. Sindroma siklus bulanan
(premenstrual syndrome), pasca-
> 3 tahun 28 71,8 menopouse yang membuat distribusi
lemak tubuh menjadi mudah
1-3 tahun 8 20,5 terakumulasi akibat proses hormonal
tersebut sehingga wanita berisiko
< 1 tahun 3 7,7
menderita DM Tipe II.
Status Diagnosa Pekerjaan seseorang
mempengaruhi tingkat aktivitas
Non Komplikasi 22 56,4 fisiknya (Trisnawati, 2012). Menurut
Soewondo (2006), ketika seseorang
Komplikasi 17 43,6 dalam pekerjaannya kurang latihan
fisik menyebabkan jumlah timbunan
lemak dalam tubuh tidak akan
Depkes RI (2005) menyatakan
berkurang dan menyebabkan berat
bahwa penderita Diabetes Mellitus
badan berlebih dan menyebabkan
(DM) umumnya berusia diatas 45
DM Tipe II.
tahun. Prevalensi DM di negara
Komplikasi kronik biasanya
berkembang umumnya terjadi pada
terjadi akibat lamanya pasien
kelompok usia 45-64 tahun. Menurut
menderita DM sehingga terjadinya
Askandar (2001), orang yang berusia
penyumbatan pembuluh darah.
> 40 tahun mempunyai risiko lebih
Contoh komplikasi yang menyebar
tinggi menderita DM. Umumnya
Azizah Estu, Gambaran Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat Dan Vitamin C 151

yaitu pada neuropati (nyeri, mati


rasa, kesemutan, pembuluh darah dan Tabel 2. Asupan Responden
jantung), nefropati (ginjal), mata, dll
(Kasper, dkk, 2005). Asupan Zat Gizi n %
Sebagian besar sampel
mengalami komplikasi dengan Karbohidrat
penyakit hipertensi, hiperkolesterol
Kurang 19 48,7
dan gagal ginjal. Menurut PERKENI
(2011), komplikasi DM dapat Lebih 11 28,2
dikelompokkan menjadi 2 kategori,
yaitu komplikasi akut dan komplikasi Baik 9 23,1
kronik. Komplikasi akut
menunjukkan perubahan relatif Lemak
glukosa darah yang akut, seperti Lebih 28 71,8
hipoglikemia dan diabetik
ketoasidosis. Sedangkan komplikasi Kurang 8 20,5
kronik yaitu biasanya terjadi akibat
lamanya pasien tersebut menderita Baik 3 7,7
DM sehingga terjadi penyumbatan
pembuluh darah. Contohnya ialah Serat
penyakit mata, neuropati, nefropati, Kurang 39 100
penyakit vaskular perifer, saluran
cerna, infeksi, katarak, dll. Vitamin C
2. Gambaran Asupan Responden Cukup 30 76,9
Asupan responden pada
penelitian ini yaitu dari 39 sampel Kurang 9 23,1
yang diteliti, sampel yang asupan
karbohidratnya kurang sebanyak
Menurut Askandar (2001),
48,7%, karbohidrat lebih sebanyak
syarat diet yang dianjurkan untuk
28,2% dan karbohidrat baik
pasien DM adalah mengurangi dan
sebanyak 23,1%. Rata-rata asupan
mengatur konsumsi karbohidrat
karbohidrat responden adalah 252,73
sehingga tidak menjadi beban bagi
g. Sampel dengan asupan lemak
mekanisme pengaturan kadar gula
lebih sebanyak 71,8%, lemak kurang
darah dengan anjuran karbohidrat
sebanyak 20,5%, lemak baik
kompleks dan mengandung serat.
sebanyak 7,7%. Rata-rata asupan
Hal ini dapat memperlambat
lemak responden adalah 48,62 g.
penyerapan dan pencernaan
Seluruh sampel (100%)
karbohidrat, dan membatasi insulin
mengkonsumsi serat kurang, dengan
yang dilepas pembuluh darah.
rata-rata asupan 12,41 g. Sampel
Pendapat itu sejalan dengan pendapat
dengan asupan vitamin C yang cukup
dari Kamandanu (2009), bahwa
sebanyak 76,9% dan asupan yang
tingginya asupan gula (karbohidrat)
kurang sebanyak 23,1%. Rata-rata
menyebabkan kadar gula darah
asupan vitamin C seluruh responden
melonjak tinggi. Menurut Sekoen
adalah 162,73 mg. Untuk lebih rinci,
(2008), apabila gula darah turun
terlihat pada Tabel 2.
(hipoglikemi) maka seseorang akan
merasa gugup, lemas, pusing.
152 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, November 2017, hlm 148-154

Pengaturan kegagalan gula darah menunjukkan peran vitamin C terkait


terjadi karena terganggunya sistem fungsinya sebagai antioksidan, yaitu
pengaturan gula darah dalam tubuh. menurunkan resistensi insulin
Maka dalam perencanaan makanan melalui perbaikan fungsi endothelial
harus memperhatikan jenis, jumlah dan menurunkan stress oksidatif
karbohidrat, jadwal makan, agar sehingga mencegah berkembangnya
terjadi keseimbangan kadar gula kejadian diabetes tipe II. Vitamin C
dalam darah. terutama yang berasal dari bahan
Menurut Azrimaidaliza (2011), makanan alami, yaitu sayuran dan
tujuan diet yang utama dalam buahan, apabila dikonsumsi sesuai
kaitannya dengan lemak makanan dengan kebutuhan akan memberikan
pada penyandang DM adalah manfaat dalam mencegah terjadinya
membatasi asupan lemak dan penyakit degeneratif seperti diabetes
kolesterol dari makanan. pembatasan (Azrimaidaliza, 2011). Hasil
asupan lemak dikarenakan tingginya penelitian Nurlita (2015)
risiko menderita penyakit menunjukkan bahwa asupan vitamin
kardiovaskuler pada pasien diabetes. C yang diperoleh dari bahan
Menurut Kamandanu (2009), makanan dan suplemen vitamin C
tingginya asupan lemak tidak yang memenuhi kebutuhan sebanyak
mempengaruhi kadar gula darah tapi 98,6% dan 1,4% sampel dengan
dapat menyebabkan adanya asupan vitamin C yang kurang.
penyumbatan pembuluh darah Persentase sampel yang memiliki
koroner, dengan salah satu faktor kadar glukosa darah terkendali
risiko utamanya adalah dislipidemia berasal dari responden yang memiliki
yang merupakan pemicu kejadian asupan vitamin C cukup. Hasil ini
diabetes mellitus. menunjukkan bahwa asupan vitamin
Faktor pengaruh diet atau pola C mempengaruhi kadar glukosa
makan cukup besar dalam darah.
menyebabkan terjadinya DM tipe II,
seperti diet tinggi lemak dan rendah
serat (Depkes RI, 2005). Serat KESIMPULAN
pangan berkaitan dengan reduksi Jumlah responden yang memiliki
sekresi insulin karena serat pangan asupan karbohidrat kurang sebanyak
memiliki efek glikemik yang rendah 48,7%, asupan lebih sebanyak
pada glukosa darah. Serat pangan 28,2%, asupan baik sebanyak 23,1%.
larut air akan menurunkan kecepatan Rata-rata asupan karbohidrat
absorbsi glukosa sehingga responden adalah 252,73 g. Jumlah
menurunkan glukosa darah diikuti responden yang memiliki asupan
dengan rendahnya sekresi insulin. lemak lebih sebanyak 71,8%, asupan
dapat menghambat kenaikan gula kurang sebanyak 20,5% dan asupan
dalam darah (Nadimin, 2009). baik sebanyak 7,7%. Rata-rata
Penelitian Muliani (2013) asupan lemak responden adalah
menunjukkan hasil bahwa pasien 48,62 g. Seluruh responden (100%)
dengan serat yang baik mampu memiliki asupan serat yang kurang.
menurunkan kadar gula dalam darah. Rata-rata asupan serat responden
Zat gizi mikro juga berperan adalah 12,41 g. Jumlah respoden
terhadap penyakit DM. Salah satunya yang memiliki asupan Vitamin C
adalah vitamin C. Penelitian lain cukup sebanyak 76,9%, sedangkan
Azizah Estu, Gambaran Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat Dan Vitamin C 153

responden yang asupannya kurang PT Gramedia Pustaka


sebanyak 23,1%. Rata-rata asupan Utama : Jakarta
vitamin C seluruh responden adalah
162,73 mg. Responden yang Azrimaidaliza, Diana. M., Fifi, &
asupannya cukup sebagian besar Mery. R. 2010. Analisa Asupan
mengkonsumsi makanan sumber Energi, Serat dan Faktor
Vitamin C dengan cukup seperti Lainnya dengan Kadar Gula
buah dan sayur serta rutin Darah Orang Dewasa di Kota
mengkonsumsi suplemen Vitamin C. Padang Panjang Tahun 2010.
Laporan Penelitian Dana DIPA
SARAN PSIK FK Unand : Padang
Kepada pihak poli gizi instalasi
rawat jalan hendaknya Azrimaidaliza. 2011. Asupan Zat
mengembangkan strategi PenKes Gizi dan Penyakit Diabetes
(Pendidikan Kesehatan) tentang Mellitus. Jumal Kesehatan
contoh menu sehari serta daftar Masyarakat, September 2011-
penukarnya. Kepada keluarga Maret 2011,Vol. 6, No.1
sebaiknya memberikan motivasi dan
dukungan untuk pasien agar mau Basuki, E. 2005. Penyuluhan
merubah kebiasaan makannya yakni Diabetes Mellitus dalam
dengan diet karbohidrat normal, Penatalaksanaan Diabetes
rendah lemak, tinggi serat dan cukup Mellitus Terpadu. Balai
vitamin C, serta menyediakan jenis Penerbit FK UI : Jakarta
makanan yang dianjurkan. Kepada
pasien dan keluarga, sebaiknya lebih Departemen Kesehatan Republik
memilih sumber makanan Indonesia. 2005.
karbohidrat kompleks seperti nasi, Pharmaceutical Care untuk
oatmeal, jagung dan beras merah Penyakit Diabetes Mellitus
dengan porsi yang cukup; mengganti
cara pengolahan makanan yang Handayani. 2012. Modifikasi Gaya
mengandung sedikit lemak; Hidup dan Intervensi
mengkonsumsi sumber makanan Farmakologis Dini Untuk
tinggi serat terutama serat larut air Pencegahan Penyakit Diabetes
seperti beras, oatmeal, gandum, Mellitus Tipe 2. Jurnal Media
kentang, jeruk, brokoli, pepaya, Gizi Masyarakat Indonesia,
pisang, apel, dll; mengkonsumsi Vol. 1, No. 2, Februari 2012 :
sumber makanan tinggi Vitamin C 65-70,
seperti jeruk, pepaya, jambu biji, http://www.journal.unair.ac.id
brokoli, dll. (Diakses tanggal 18 Januari
2016)

DAFTAR PUSTAKA Hartono, A. 1995. Tanya-Jawab Diet


Afriansyah, N. 2003. Bawang Merah Penyakit Gula. Penerbit
dan Makanan Sarat Serat. Arcan : Jakarta
Kompas : Jakarta
Irawan. D. 2010. Prevalensi dan
Askandar. 2001. Hidup Sehat dan Faktor Risiko Kejadian
Bahagia Bersama Diabetes. Diabetes Melitus Tipe 2 di
154 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, November 2017, hlm 148-154

Daerah Urban Indonesia Vol. VII, Edisi 1, Januari –


(Analisa Data Sekunder Juni 2009
Riskesdas 2007). [Thesis].
Universitas Indonesia : Jakarta Nurlita, N. 2015. Hubungan Pola
Konsumsi Vitamin C Terhadap
Kamandanu. 2009. Penyebab Kadar Glukosa Darah dan
Diabetes, Trigliserida pada Pasien
http://gambarhidup.blogspot.co Diabetes Melitus Rawat Jalan
m/2009/04/berbagai-penyebab- Di RSUD Dr. Moewardi.
diabetesmiletus-dan.html. [Skripsi]. Universitas
(Diakses pada 25 Juni 2016 Muhammadiyah Surakarta :
pukul 16.30 WIB) Surakarta

Kasper DL, Braunwald E & Fauci PERKENI. 2011. Buku Pedoman


AS. 2005. Diabetes Mellitus in Konsensus Pengendalian dan
Harrison’s Principles of Pencegahan Diabetes Mellitus
Internal Medicine. Mc Graw Tipe 2 di Indonesia. PERKENI
Hill : USA : Jakarta

Kementerian Kesehatan. 2010. Sekeon, S.A.S. 2008. The


Petunjuk Teknis Pengukuran Epidemyologi and Control of
Faktor Risiko Diabetes Type 2 Diabetes Mellitus in
Mellitus North Sulawesi Province,
Indonesia [Thesis]. Vrije
Kusdiyani. 2008. Laporan Penelitian Iniversiteit : Amsterdam
Pola Makan Pasien DM.
Tersedia pada Soewondo. 2006. Hidup Sehat Bebas
http://www.adln.lib.unair.ac.id/ Diabetes. Araska : Yogyakarta.
go.php (Diakses 20 September
2015) Triplitt. C.L., Charles. A.R., &
William. L.I. 2008. Diabetes
Muliani, U. 2013. Asupan Zat-zat Mellitus, dalam Dipiro. Mc
Gizi dan Kadar Gula Darah Graw Hil : New york
Penderita DM Tipe 2 di
Poliklinik Penyakit Dalam Trisnawati, S.K. 2012. Faktor Risiko
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Kejadian Diabetes Mellitus
Provinsi Lampung. [KTI]. Tipe II di Puskesmas
Program Studi Gizi, Poltekkes Kecamatan Cengkareng
Kemenkes Tanjung Karang : Jakarta Barat Tahun 2012.
Lampung [Skripsi]. STIKES Thamrin :
Jakarta
Nadimin. 2009. Pengaruh Pemberian
Diit DM Tinggi Serat Terhadap World Health Organization. 2011.
Penurunan Kadar Gula Darah Diabetes Fact Sheet No. 312.
Pasien DM Tipe-2 Di RSUD Tersedia pada:
Salewangang Kab. Maros. http://www.who.int/mediacentr
Jurnal Media Gizi Pangan, e/.html. (Diakses pada tanggal
25 Oktober 2015, Pukul 16:45)

Anda mungkin juga menyukai