Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia, gangguan metabolisme serta masalah pada daya kerja insulin. Salah satu cara pengelolaan DM ialah kebiasaan makan, yang erat kaitannya dengan diet. Jumlah penderita DM di Indonesia menduduki rangking ke 4 terbesar setelah Amerika Serikat, India dan Cina. Tujuan penelitian ini untuk memberikan gambaran tentang asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan serat dan asupan vitamin C yang dikonsumsi oleh pasien DM. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2015 hingga Juli 2016 di Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Penyakit Dalam) RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Metode yang digunakan untuk mengukur asupan zat gizi yaitu wawancara dengan menggunakan kuesioner dan formulir food recall. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 39 orang responden. Pengolahan dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu responden dengan asupan karbohidrat lebih sebanyak 28,2%, baik sebanyak 23,1% dan kurang sebanyak 48,7%. Responden dengan asupan lemak lebih sebanyak 71,8%, yang asupannya kurang sebanyak 20,5% dan yang baik 7,7%. Seluruh asupan serat responden tergolong kurang. Responden dengan asupan vitamin C kurang sebanyak 23,1% dan cukup sebanyak 76,9%. Kepada pasien dan keluarga, agar lebih memilih sumber makanan karbohidrat kompleks dengan porsi yang cukup; mengganti cara pengolahan makanan yang mengandung sedikit lemak; mengkonsumsi sumber makanan tinggi serat terutama serat larut air; dan mengkonsumsi sumber makanan tinggi Vitamin C.
Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat dan
Vitamin C
PENDAHULUAN kematian. Kematian yang disebabkan
Di zaman era globalisasi saat oleh penyakit tidak menular ini, kemajuan dibidang teknologi dan industri, perbaikan ekonomi serta diantaranya ialah penyakit jantung, perubahan perilaku dan lingkungan kanker, hipertensi dan diabetes berkembang cukup pesat. Kemajuan mellitus (Kusdiyani, 2008). tersebut menyebabkan meningkatnya Diabetes Mellitus (DM) akan pergeseran pola penyakit tidak berdampak pada semua organ tubuh. menular yang berdampak kepada Dampak yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan,
147 148 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, November 2017, hlm 148-154
penyakit jantung, sakit ginjal, Asia menunjukkan prevalensi DM
gangren, stroke dan sebagainya tertinggi pada kelompok umur 30-49 (Depkes, 2005). Dampak tersebut tahun. Ini menunjukkan bahwa DM akan berpengaruh terhadap kualitas terjadi pada usia produktif di Asia. sumber daya manusia, maka sangat Berdasarkan penelitian Muliani diperlukan program pengendalian (2013) di Lampung, didapat hasil DM. Pengendalian DM dapat bahwa pasien yang asupan dilakukan dengan melaksanakan 4 karbohidratnya baik (90-109% dari pilar, yaitu kebiasaan makan, standar diet) mengalami penurunan aktivitas fisik, konsumsi obat dan kadar gula darah 95,5%, sedangkan edukasi (Kemenkes, 2010). pasien dengan asupan karbohidrat Menurut World Health yang kurang baik ( > 109% dan < Organization (2011), jumlah 90%, mengalami penurunan kadar penderita DM di Indonesia gula darah 60,0% dan dengan menduduki rangking ke 4 terbesar kenaikan kadar gula darah 40,0%. setelah Amerika Serikat, India dan Pasien dengan asupan lemak yang Cina. Diprediksi akan terjadi baik (90-109% dari standar diet) peningkatan jumlah penyandang DM mengalami penurunan kadar gula di Indonesia, yaitu dari 8,4 juta jiwa darah sebesar 76,7%. Penelitian pada pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 asupan serat, hasilnya sangat juta jiwa pada tahun 2030. berdampak signifikan yaitu pasien Dari data 15 penyakit terbesar dengan asupan serat yang baik ( > 25 pasien rawat jalan di Poliklinik g/hari) mengalami penurunan kadar Penyakit Dalam RSUD Arifin gula darah seluruhnya yaitu 100%. Achmad Pekanbaru menunjukkan Hasil penelitian dari bahwa prevalensi penyakit DM Tipe Azrimaidaliza, dkk (2010) II pada tahun 2013 adalah 26,03% menunjukkan bahwa asupan vitamin dengan urutan ke-3. Tahun 2014, C dapat berpengaruh pada penurunan DM tipe II sebanyak 38,40% dan kadar gula darah pada orang dewasa menempati urutan ke-1. Pada periode di Kota Padang Panjang. Pola yang Januari hingga Agustus 2015 yaitu ditunjukkan adalah semakin sebanyak 42,24%. meningkat asupan vitamin C, maka Menurut Karim (2007) dalam semakin menurun kadar gula Handayani (2012), penderita DM di darahnya. Beberapa penelitian Indonesia tidak hanya pada orang menunjukkan bahwa peranan vitamin tua, remaja dan dewasa muda pun C sebagai antioksidan dapat juga menderita DM. Distribusi usia menurunkan resistensi insulin penderita DM menunjukkan melalui perbaikan fungsi endothelial perbedaan pola antara negara maju dan menurunkan stres oksidatif dan negara berkembang. Prevalensi sehingga dapat mencegah penderita DM di negara maju lebih berkembangnya kejadian diabetes tinggi pada kelompok umur diatas 70 tipe II. tahun, sedangkan di negara Menurut Sulistijani (2001) berkembang umumnya pada rentang dalam Nadimin (2009), di dalam usia 45-64 tahun. Hasil penelitian di usus halus, serat dapat Depok menunjukkan DM lebih tinggi memperlambat penyerapan glukosa prevalensinya pada kelompok umur dan meningkatkan kekentalan isi 46-55 tahun. Data dari negara-negara usus yang secara tidak langsung Azizah Estu, Gambaran Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat Dan Vitamin C 149
dapat menurunkan kecepatan difusi diperoleh melalui pengukuran
permukosa usus halus. Akibat langsung, dan data konsumsi makan kondisi tersebut, kadar glukosa sehari yang diperoleh melalui dalam darah mengalami penurunan wawancara food recall, sedangkan secara perlahan, sehingga kebutuhan pengumpulan data sekunder meliputi insulin juga berkurang. Oleh karena data jumlah pasien DM yang itu, diit tinggi serat digunakan diperoleh dari rekam medis (bagian sebagai salah satu pengelolaan pengolahan data) dan gambaran penyakit DM. Penelitian Afriansyah umum RS yang diperoleh dari Diklat. (2003) menyatakan bahwa konsumsi makanan tinggi serat, khususnya serat larut air, dapat memperbaiki HASIL DAN PEMBAHASAN kontrol gula darah penderita diabetes tipe 2. 1. Gambaran Karakteristik Berdasarkan uraian latar Responden belakang diatas, maka dari itu Karakteristik sampel pada penelitian masalah yang akan dipecahkan ini, ialah dari 39 sampel yang diteliti, dalam penelitian ini adalah sampel dengan usia 60-64 tahun bagaimana gambaran asupan sebanyak 51,3% dan usia 40-59 karbohidrat, lemak, serat, dan tahun sebanyak 48,7%. Sampel vitamin C pada pasien rawat jalan berjenis kelamin perempuan diabetes mellitus Tipe II di RSUD sebanyak 56,4% dan berjenis Arifin Achmad Pekanbaru. kelamin laki-laki sebanyak 43,6%. Pekerjaan sampel sebagai pensiunan sebanyak 33,3%, sebagai Ibu Rumah METODOLOGI Tangga sebanyak 25,6%, sebagai Penelitian ini dilakukan pada Pegawai Negeri Sipil 20,5%, Oktober 2015 hingga Juli 2016, di pegawai swasta sebanyak 18%, dan Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik sebagai petani hanya 2,6%. Sampel Penyakit Dalam) RSUD Arifin yang lama menderita DM diatas 3 Achmad Pekanbaru. Jenis penelitian tahun sebanyak 71,8%, selama 1-3 ini adalah deskriptif dengan desain tahun sebanyak 20,5% dan kurang cross sectional. Populasi dalam dari 1 tahun sebanyak 7,7%. Sampel penelitian ini adalah semua pasien dengan diagnosa non-komplikasi rawat jalan Diabetes Mellitus Tipe II sebanyak 56,4% dan dengan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. diagnosa komplikasi sebanyak Teknik pengambilan sampel yang 43,6%. Tabel karakteristik responden digunakan adalah accidental terdiri dari, usia, jenis kelamin, jenis sampling, dan sampel yang diperoleh pekerjaan, lama menderita DM, sebanyak 39 orang. Pengumpulan status diagnosa data dengan cara wawancara Untuk lebih rinci, terlihat pada langsung menggunakan kuesioner Tabel 1. dan food recall 1x24 jam. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer meliputi data identitas sampel yang diperoleh melalui wawancara, data antropometri sampel yang 150 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, November 2017, hlm 148-154
manusia mengalami perubahan
fisiologis yang menurun dengan Tabel 1. Karakteristik Responden cepat setelah menginjak usia 40 tahun. DM sering muncul pada Karakteristik n % kelompok usia tersebut terutama pada mereka yang memiliki berat Usia (Tahun) badan lebih, terjadi kelebihan 60 – 64 tahun 20 51,3 glukosa dan dibutuhkan insulin dalam jumlah banyak untuk 40 – 59 tahun 19 48,7 mengubah glukosa menjadi energi. Menurut Sekoen (2008), prevalensi Jenis Kelamin penderita DM di negara-negara Asia tertinggi pada usia 30-49 tahun. Ini Perempuan 22 56,4 menunjukkan bahwa DM terjadi Laki-laki 17 43,6 pada usia produktif di Asia. Berdasarkan hasil penelitian Jenis Pekerjaan dari Awad, dkk (2013) dalam Triplit, dkk (2008), menyatakan bahwa Pensiunan 13 33,3 kejadian diabetes mellitus tipe II itu lebih banyak terjadi pada perempuan Ibu Rumah Tangga 10 25,6 dibandingkan laki-laki. Menurut Pegawai Negri Sipil 8 20,5 Irawan (2010), prevalensi kejadian DM Tipe II pada wanita lebih tinggi Swasta 7 18 dari pada laki-laki, karena secara fisik wanita memiliki peluang Petani 1 2,6 peningkatan indeks masa tubuh yang Lama Menderita DM lebih besar. Sindroma siklus bulanan (premenstrual syndrome), pasca- > 3 tahun 28 71,8 menopouse yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah 1-3 tahun 8 20,5 terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga wanita berisiko < 1 tahun 3 7,7 menderita DM Tipe II. Status Diagnosa Pekerjaan seseorang mempengaruhi tingkat aktivitas Non Komplikasi 22 56,4 fisiknya (Trisnawati, 2012). Menurut Soewondo (2006), ketika seseorang Komplikasi 17 43,6 dalam pekerjaannya kurang latihan fisik menyebabkan jumlah timbunan lemak dalam tubuh tidak akan Depkes RI (2005) menyatakan berkurang dan menyebabkan berat bahwa penderita Diabetes Mellitus badan berlebih dan menyebabkan (DM) umumnya berusia diatas 45 DM Tipe II. tahun. Prevalensi DM di negara Komplikasi kronik biasanya berkembang umumnya terjadi pada terjadi akibat lamanya pasien kelompok usia 45-64 tahun. Menurut menderita DM sehingga terjadinya Askandar (2001), orang yang berusia penyumbatan pembuluh darah. > 40 tahun mempunyai risiko lebih Contoh komplikasi yang menyebar tinggi menderita DM. Umumnya Azizah Estu, Gambaran Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat Dan Vitamin C 151
yaitu pada neuropati (nyeri, mati
rasa, kesemutan, pembuluh darah dan Tabel 2. Asupan Responden jantung), nefropati (ginjal), mata, dll (Kasper, dkk, 2005). Asupan Zat Gizi n % Sebagian besar sampel mengalami komplikasi dengan Karbohidrat penyakit hipertensi, hiperkolesterol Kurang 19 48,7 dan gagal ginjal. Menurut PERKENI (2011), komplikasi DM dapat Lebih 11 28,2 dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu komplikasi akut dan komplikasi Baik 9 23,1 kronik. Komplikasi akut menunjukkan perubahan relatif Lemak glukosa darah yang akut, seperti Lebih 28 71,8 hipoglikemia dan diabetik ketoasidosis. Sedangkan komplikasi Kurang 8 20,5 kronik yaitu biasanya terjadi akibat lamanya pasien tersebut menderita Baik 3 7,7 DM sehingga terjadi penyumbatan pembuluh darah. Contohnya ialah Serat penyakit mata, neuropati, nefropati, Kurang 39 100 penyakit vaskular perifer, saluran cerna, infeksi, katarak, dll. Vitamin C 2. Gambaran Asupan Responden Cukup 30 76,9 Asupan responden pada penelitian ini yaitu dari 39 sampel Kurang 9 23,1 yang diteliti, sampel yang asupan karbohidratnya kurang sebanyak Menurut Askandar (2001), 48,7%, karbohidrat lebih sebanyak syarat diet yang dianjurkan untuk 28,2% dan karbohidrat baik pasien DM adalah mengurangi dan sebanyak 23,1%. Rata-rata asupan mengatur konsumsi karbohidrat karbohidrat responden adalah 252,73 sehingga tidak menjadi beban bagi g. Sampel dengan asupan lemak mekanisme pengaturan kadar gula lebih sebanyak 71,8%, lemak kurang darah dengan anjuran karbohidrat sebanyak 20,5%, lemak baik kompleks dan mengandung serat. sebanyak 7,7%. Rata-rata asupan Hal ini dapat memperlambat lemak responden adalah 48,62 g. penyerapan dan pencernaan Seluruh sampel (100%) karbohidrat, dan membatasi insulin mengkonsumsi serat kurang, dengan yang dilepas pembuluh darah. rata-rata asupan 12,41 g. Sampel Pendapat itu sejalan dengan pendapat dengan asupan vitamin C yang cukup dari Kamandanu (2009), bahwa sebanyak 76,9% dan asupan yang tingginya asupan gula (karbohidrat) kurang sebanyak 23,1%. Rata-rata menyebabkan kadar gula darah asupan vitamin C seluruh responden melonjak tinggi. Menurut Sekoen adalah 162,73 mg. Untuk lebih rinci, (2008), apabila gula darah turun terlihat pada Tabel 2. (hipoglikemi) maka seseorang akan merasa gugup, lemas, pusing. 152 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, November 2017, hlm 148-154
Pengaturan kegagalan gula darah menunjukkan peran vitamin C terkait
terjadi karena terganggunya sistem fungsinya sebagai antioksidan, yaitu pengaturan gula darah dalam tubuh. menurunkan resistensi insulin Maka dalam perencanaan makanan melalui perbaikan fungsi endothelial harus memperhatikan jenis, jumlah dan menurunkan stress oksidatif karbohidrat, jadwal makan, agar sehingga mencegah berkembangnya terjadi keseimbangan kadar gula kejadian diabetes tipe II. Vitamin C dalam darah. terutama yang berasal dari bahan Menurut Azrimaidaliza (2011), makanan alami, yaitu sayuran dan tujuan diet yang utama dalam buahan, apabila dikonsumsi sesuai kaitannya dengan lemak makanan dengan kebutuhan akan memberikan pada penyandang DM adalah manfaat dalam mencegah terjadinya membatasi asupan lemak dan penyakit degeneratif seperti diabetes kolesterol dari makanan. pembatasan (Azrimaidaliza, 2011). Hasil asupan lemak dikarenakan tingginya penelitian Nurlita (2015) risiko menderita penyakit menunjukkan bahwa asupan vitamin kardiovaskuler pada pasien diabetes. C yang diperoleh dari bahan Menurut Kamandanu (2009), makanan dan suplemen vitamin C tingginya asupan lemak tidak yang memenuhi kebutuhan sebanyak mempengaruhi kadar gula darah tapi 98,6% dan 1,4% sampel dengan dapat menyebabkan adanya asupan vitamin C yang kurang. penyumbatan pembuluh darah Persentase sampel yang memiliki koroner, dengan salah satu faktor kadar glukosa darah terkendali risiko utamanya adalah dislipidemia berasal dari responden yang memiliki yang merupakan pemicu kejadian asupan vitamin C cukup. Hasil ini diabetes mellitus. menunjukkan bahwa asupan vitamin Faktor pengaruh diet atau pola C mempengaruhi kadar glukosa makan cukup besar dalam darah. menyebabkan terjadinya DM tipe II, seperti diet tinggi lemak dan rendah serat (Depkes RI, 2005). Serat KESIMPULAN pangan berkaitan dengan reduksi Jumlah responden yang memiliki sekresi insulin karena serat pangan asupan karbohidrat kurang sebanyak memiliki efek glikemik yang rendah 48,7%, asupan lebih sebanyak pada glukosa darah. Serat pangan 28,2%, asupan baik sebanyak 23,1%. larut air akan menurunkan kecepatan Rata-rata asupan karbohidrat absorbsi glukosa sehingga responden adalah 252,73 g. Jumlah menurunkan glukosa darah diikuti responden yang memiliki asupan dengan rendahnya sekresi insulin. lemak lebih sebanyak 71,8%, asupan dapat menghambat kenaikan gula kurang sebanyak 20,5% dan asupan dalam darah (Nadimin, 2009). baik sebanyak 7,7%. Rata-rata Penelitian Muliani (2013) asupan lemak responden adalah menunjukkan hasil bahwa pasien 48,62 g. Seluruh responden (100%) dengan serat yang baik mampu memiliki asupan serat yang kurang. menurunkan kadar gula dalam darah. Rata-rata asupan serat responden Zat gizi mikro juga berperan adalah 12,41 g. Jumlah respoden terhadap penyakit DM. Salah satunya yang memiliki asupan Vitamin C adalah vitamin C. Penelitian lain cukup sebanyak 76,9%, sedangkan Azizah Estu, Gambaran Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat Dan Vitamin C 153
responden yang asupannya kurang PT Gramedia Pustaka
sebanyak 23,1%. Rata-rata asupan Utama : Jakarta vitamin C seluruh responden adalah 162,73 mg. Responden yang Azrimaidaliza, Diana. M., Fifi, & asupannya cukup sebagian besar Mery. R. 2010. Analisa Asupan mengkonsumsi makanan sumber Energi, Serat dan Faktor Vitamin C dengan cukup seperti Lainnya dengan Kadar Gula buah dan sayur serta rutin Darah Orang Dewasa di Kota mengkonsumsi suplemen Vitamin C. Padang Panjang Tahun 2010. Laporan Penelitian Dana DIPA SARAN PSIK FK Unand : Padang Kepada pihak poli gizi instalasi rawat jalan hendaknya Azrimaidaliza. 2011. Asupan Zat mengembangkan strategi PenKes Gizi dan Penyakit Diabetes (Pendidikan Kesehatan) tentang Mellitus. Jumal Kesehatan contoh menu sehari serta daftar Masyarakat, September 2011- penukarnya. Kepada keluarga Maret 2011,Vol. 6, No.1 sebaiknya memberikan motivasi dan dukungan untuk pasien agar mau Basuki, E. 2005. Penyuluhan merubah kebiasaan makannya yakni Diabetes Mellitus dalam dengan diet karbohidrat normal, Penatalaksanaan Diabetes rendah lemak, tinggi serat dan cukup Mellitus Terpadu. Balai vitamin C, serta menyediakan jenis Penerbit FK UI : Jakarta makanan yang dianjurkan. Kepada pasien dan keluarga, sebaiknya lebih Departemen Kesehatan Republik memilih sumber makanan Indonesia. 2005. karbohidrat kompleks seperti nasi, Pharmaceutical Care untuk oatmeal, jagung dan beras merah Penyakit Diabetes Mellitus dengan porsi yang cukup; mengganti cara pengolahan makanan yang Handayani. 2012. Modifikasi Gaya mengandung sedikit lemak; Hidup dan Intervensi mengkonsumsi sumber makanan Farmakologis Dini Untuk tinggi serat terutama serat larut air Pencegahan Penyakit Diabetes seperti beras, oatmeal, gandum, Mellitus Tipe 2. Jurnal Media kentang, jeruk, brokoli, pepaya, Gizi Masyarakat Indonesia, pisang, apel, dll; mengkonsumsi Vol. 1, No. 2, Februari 2012 : sumber makanan tinggi Vitamin C 65-70, seperti jeruk, pepaya, jambu biji, http://www.journal.unair.ac.id brokoli, dll. (Diakses tanggal 18 Januari 2016)
DAFTAR PUSTAKA Hartono, A. 1995. Tanya-Jawab Diet
Afriansyah, N. 2003. Bawang Merah Penyakit Gula. Penerbit dan Makanan Sarat Serat. Arcan : Jakarta Kompas : Jakarta Irawan. D. 2010. Prevalensi dan Askandar. 2001. Hidup Sehat dan Faktor Risiko Kejadian Bahagia Bersama Diabetes. Diabetes Melitus Tipe 2 di 154 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, November 2017, hlm 148-154
Daerah Urban Indonesia Vol. VII, Edisi 1, Januari –
(Analisa Data Sekunder Juni 2009 Riskesdas 2007). [Thesis]. Universitas Indonesia : Jakarta Nurlita, N. 2015. Hubungan Pola Konsumsi Vitamin C Terhadap Kamandanu. 2009. Penyebab Kadar Glukosa Darah dan Diabetes, Trigliserida pada Pasien http://gambarhidup.blogspot.co Diabetes Melitus Rawat Jalan m/2009/04/berbagai-penyebab- Di RSUD Dr. Moewardi. diabetesmiletus-dan.html. [Skripsi]. Universitas (Diakses pada 25 Juni 2016 Muhammadiyah Surakarta : pukul 16.30 WIB) Surakarta
Kasper DL, Braunwald E & Fauci PERKENI. 2011. Buku Pedoman
AS. 2005. Diabetes Mellitus in Konsensus Pengendalian dan Harrison’s Principles of Pencegahan Diabetes Mellitus Internal Medicine. Mc Graw Tipe 2 di Indonesia. PERKENI Hill : USA : Jakarta
Kementerian Kesehatan. 2010. Sekeon, S.A.S. 2008. The
Petunjuk Teknis Pengukuran Epidemyologi and Control of Faktor Risiko Diabetes Type 2 Diabetes Mellitus in Mellitus North Sulawesi Province, Indonesia [Thesis]. Vrije Kusdiyani. 2008. Laporan Penelitian Iniversiteit : Amsterdam Pola Makan Pasien DM. Tersedia pada Soewondo. 2006. Hidup Sehat Bebas http://www.adln.lib.unair.ac.id/ Diabetes. Araska : Yogyakarta. go.php (Diakses 20 September 2015) Triplitt. C.L., Charles. A.R., & William. L.I. 2008. Diabetes Muliani, U. 2013. Asupan Zat-zat Mellitus, dalam Dipiro. Mc Gizi dan Kadar Gula Darah Graw Hil : New york Penderita DM Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Trisnawati, S.K. 2012. Faktor Risiko RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Kejadian Diabetes Mellitus Provinsi Lampung. [KTI]. Tipe II di Puskesmas Program Studi Gizi, Poltekkes Kecamatan Cengkareng Kemenkes Tanjung Karang : Jakarta Barat Tahun 2012. Lampung [Skripsi]. STIKES Thamrin : Jakarta Nadimin. 2009. Pengaruh Pemberian Diit DM Tinggi Serat Terhadap World Health Organization. 2011. Penurunan Kadar Gula Darah Diabetes Fact Sheet No. 312. Pasien DM Tipe-2 Di RSUD Tersedia pada: Salewangang Kab. Maros. http://www.who.int/mediacentr Jurnal Media Gizi Pangan, e/.html. (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2015, Pukul 16:45)