Anda di halaman 1dari 11

Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN SUMBER KROMIUM (Cr)TERHADAP


KADAR GULA DARAH PUASA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Vivi Wulandari*, Dian Handayani*, Kanthi Permaningtyas T*

Abstrak
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah. Laporan Riskesdas (2007), menunjukkan bahwa prevalensi DM di
Jawa Timur sebesar 6,8%. Salah satu pencegahan DM yaitu perencanaan makan.
Hal yang bisa diperhatikan dalam perencanaan makan adalah asupan maknonutrien
dan mikronutrien. Salah satu mikronutrien yang penting yaitu kromium. Kromium
membantu hormon insulin berfungsi lebih efisien dengan membantu pengambilan
glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pola konsumsi makanan sumber kromium terhadap kadar gula darah
puasa pasien DM tipe 2. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling dan besar sampel 90
orang. Asupan kromium responden di bawah Recommended Dietary Allowance
(RDA) yaitu laki-laki <30 mcg/hari, perempuan <20 mcg/hari, kadar gula darah
puasa responden rata-rata tinggi yaitu ≥126 mg/dL (70%) dan hasil korelasi pearson
p=0,228, r=0,128. Kesimpulan penelitian ini, tidak ada hubungan yang bermakna
antara pola konsumsi makanan sumber kromium dengan kadar gula darah puasa,
tetapi kekuatan hubungannya positif menunjukkan sangat lemah.

Kata Kunci: DM Tipe 2, Makanan Sumber Kromium, Kadar Gula Darah Puasa

Abstract
Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by elevated blood sugar
levels. Riskesdas (2007), showed that the prevalence of DM in East Java is 6,8%.
One of diabetes prevention is by meal planning. It could be considered in meal
planning is intake of macronutrient and micronutrient. One of the important
micronutrient is chromium. Chromium promote insulin to more efficient with taking
glucose from the bloodstream into the cells. This study purposed to determine the
correlations between food consumption source of chromium and fasting blood
glucose levels of patients with type 2 diabetes. The cross sectional study was
conducted. Samples have been selected 90 person by purposive sampling. The
result revealed that chromium intake from responden below the Recommended
Dietary Allowance (RDA). The average consumption of chromium is <30 mcg/day
and <20 mcg/day in male and female respectively. The average of fasting blood
glucose levels are ≥126 mg/dL (70%). The analysis of correlation by pearson
showed p=0.228 ,r=0.128. The conclusion of this study, there was no significant
correlations between the food consumption sources of chromium with fasting blood
glucose levels, but the strength of the positive correlations is very weak .

Keywords: Type 2 DM, Food Sources of Cromium, Fasting Blood Glucose Levels
* Program Studi Ilmu Gizi FK
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

PENDAHULUAN menambah jumlah reseptor insulin pada


membran sel dan memudahkan pengikatan
Diabetes mellitus (DM) merupakan insulin pada sel dan mengaktifkan reseptor
penyakit metabolik yang insiden dan insulin-kinase yang akan meningkatkan
prevalensinya meningkat setiap tahun di kepekaan terhadap insulin(9).
seluruh dunia. Jumlah DM di dunia tercatat Penelitian mengenai konsumsi
110,4 juta pada tahun 2002, kejadian ini kromium masih sangat jarang dilakukan,
terus meningkat sebesar 239,9 juta tahun khususnya penelitian mengenai riwayat pola
2010. International Diabetes Federation konsumsi makanan sumber kromium.
memperkirakan prevalensi DM akan Kebanyakan penelitian dilakukan dalam
meningkat pada tahun 2030 menjadi 552 juta bentuk desain intervensi dengan
orang(1). Indonesia merupakan salah satu suplementasi kromium pada penderita DM di
dari 10 besar negara dengan jumlah DM rumah sakit atau klinik.
terbanyak. Pada tahun 2000, mencapai 8,4 Tujuan umum penelitian ini untuk
juta orang. Peringkat ini diprediksi naik dua mengetahui hubungan pola konsumsi
tingkat menjadi peringkat ke-5 pada tahun makanan sumber kromium terhadap kadar
2025, dengan prakiraan jumlah pengidap gula darah puasa pasien DM tipe 2 di
sebanyak 12,4 juta jiwa(2). Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Saiful
Prevalensi DM di Jawa Timur Anwar Malang. Tujuan khusus penelitian ini
sebesar 6,8%(3). Daerah Jawa Timur dengan antara lain: (1) mengidentifikasi karakteristik
prevalensi DM tertinggi ke 2 setelah identitas pasien, (2) mengidentifikasi asupan
Surabaya yaitu Malang(4). Prevalensi DM di energi yang dikonsumsi pasien DM tipe 2,
Malang tahun 2008 dari data Dinkes kota (3) mengidentifikasi pola konsumsi makanan
Malang sebesar 2,16%(5). Berdasarkan hasil sumber kromium yang dikonsumsi pasien
survey di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang DM tipe 2, (4) mengidentifikasi kadar gula
tahun 2009 menunjukkan bahwa pasien DM darah puasa pasien DM tipe 2, (5)
rawat jalan menduduki urutan ke dua setelah menganalisis hubungan pola konsumsi
hipertensi sebesar 13.800 kasus(6). makanan sumber kromium dengan kadar
Diabetes mellitus sering disebut gula darah puasa pasien DM tipe 2
sebagai the great imitator, karena penyakit Manfaat penelitian ini untuk
ini dapat mengenai semua organ tubuh. DM memberikan informasi kepada pasien DM
tidak dapat disembuhkan, namun dapat tipe 2 tentang hubungan pola konsumsi
dikendalikan untuk mencegah terjadinya makanan sumber kromium terhadap kadar
komplikasi(7). Pengendalian untuk mencegah gula darah puasa sehingga diharapkan
komplikasi DM bisa dilakukan dengan pasien bisa memilih sumber bahan makanan
pengelolaan perencanaan makan. Hal yang yang tepat. Selain itu, bermanfaat sebagai
diperhatikan dalam perencanaan makan bahan referensi dan menjadi dasar untuk
yaitu asupan dari makronutrien dan mengembangkan teori yang sudah ada.
mikronutrien(8). Salah satu mikronutrien yang
berperan penting adalah kromium. Kromium METODE PENELITIAN
berperan dalam membantu hormon insulin
berfungsi lebih efisien dengan jalan Jenis penelitian analitik dengan
membantu pengambilan glukosa dari aliran pendekatan cross sectional. Sampel yang
darah ke dalam sel. Kromium akan dipilih yaitu memenuhi kriteria inklusi sebagai
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

berikut: (1) pasien DM tipe 2 yang bersedia Riwayat Konsultasi n %


dijadikan responden, (2) pasien DM tipe 2 Gizi
yang dapat berkomunikasi, (3) pasien DM Pernah 58 64,4
tipe 2 yang memiliki data rekam medis Tidak Pernah 32 35,6
berupa kadar gula darah puasa, (4) pasien Riwayat Keluarga n %
DM tipe 2 yang berusia 45-59 tahun. Adapun Diabetes Mellitus
kriteria ekslusi sebagai berikut: (1) pasien Keluarga Diabetes
DM tipe 2 yang tidak diikutsertakan dalam Mellitus 48 53,3
penelitian, (2) pasien DM tipe 2 Ya 42 46,7
mengundurkan diri pada saat penelitian. Tidak
Besar sampel 90 responden dipilih dengan Kebiasaan Olahraga n %
cara purposive sampling. Asupan kromium Ya 65 72,2
diperoleh dari SQ-FFQ. Tidak 25 27,8
Data distribusi karakteristik
responden, asupan energi, pola konsumsi Tabel 1 menunjukkan bahwa
makanan sumber kromium dan kadar gula responden dominan pada usia ≥50 tahun.
darah puasa diolah menggunakan software Jenis kelamin yang banyak dijumpai yaitu
SPSS 16.0, dianalisa secara deskriptif dan perempuan. Tingkat pendidikan paling
ditabulasikan. Untuk mengetahui hubungan dominan perguruan tinggi. Responden yang
antara pola konsumsi kromium dengan kadar mendapatkan konsultasi gizi lebih banyak
gula darah puasa pasien dilakukan uji daripada yang belum konsultasi gizi.
statistik korelasi pearson. Responden dominan mempunyai riwayat DM
tipe 2 dari keluarga. Rata-rata responden
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA sudah melakukan aktivitas olahraga.
Karakteristik Responden Asupan Zat Gizi
Karakteristik responden meliputi Asupan zat gizi yang diteliti dalam
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penelitian ini adalah asupan energi dan
riwayat DM, serta aktivitas olahraga disajikan kromium (Cr) yang disajikan pada gambar 1
pada tabel 1 yang diperoleh dari wawancara dan gambar 3. Akan tetapi, asupan protein
langsung dengan responden serta melihat berperan pada penyerapan kromium
data dari rekam medis. sehingga hasilnya disajikan pada gambar 2.
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Usia n %
< 50 12 13,3 80 67,78
≥ 50 78 86,7
Prosentase (%)

60
Jenis Kelamin n % Kurang
40
Laki-laki 33 36,7 24,44
Baik
Perempuan 57 63,3 20 7,78 Lebih
Tingkat Pendidikan n % 0
SD 25 27,8 Kategori Asupan Energi
SMP 13 14,4
SMA 23 25,6 Gambar 1. Rata-Rata Asupan Energi Pada
Perguruan Tinggi 29 32,2 Kelompok Sampel Berdasarkan Perkeni
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

Gambar 1. menunjukkan bahwa medik. Hasil rata-rata kadar gula darah


asupan energi pada laki-laki dan pada puasa pasien dapat dilihat pada gambar 4.
perempuan dalam kategori kurang.
80 70
80

Prosentase (%)
60 Baik
60
Prosentase (%)

60 Sedang
Kurang 40
18,9 Buruk
40 31,1 Baik 20 11,1
Lebih
20 8,89 0

0 Kategori Kadar Gula Darah


Puasa
Kategori Asupan Protein

Gambar 2. Rata-Rata Asupan Protein Pada Gambar 4. Rata-Rata Kadar Gula Darah
Kelompok Sampel Berdasarkan Perkeni Puasa Pada Kelompok Sampel Berdasarkan
Perkeni
Gambar 2. menunjukkan bahwa
asupan protein pada laki-laki dan perempuan Gambar 4. menunjukkan bahwa
dalam kategori baik yaitu sesuai pada penelitian ini didapatkan kadar gula
kebutuhannya sebanyak 10-20%. darah puasa responden DM tipe 2 dominan
pada kategori buruk/≥126 mg/dL yaitu
sebesar 70%.
80
66,67
Analisis Hubungan Pola Konsumsi
Prosentase (%)

60 Kurang Makanan Sumber Kromium dengan Kadar


40 33,33 Cukup
Gula Darah Puasa
Analisis pada penelitian ini untuk
20
mengetahui hubungan antara pola konsumsi
0 makanan sumber kromium dengan kadar
Kategori Pola Konsumsi gula darah puasa dilakukan uji korelasi
Kromium pearson. Hasil dari uji korelasi pearson
Gambar 3. Rata-Rata Pola Konsumsi disajikan pada gambar 5.
Kromium Pada Kelompok Sampel
Berdasarkan RDA

Gambar 3. menunjukkan bahwa


asupan kromium pada laki-laki dan pada
perempuan dalam kategori kurang.

Kadar Gula Darah Puasa


Kadar gula darah puasa merupakan
nilai laboratorium kadar gula darah yang
diambil setelah pasien dipuasakan selama 8 Gambar 5. Scatterplot Pola Konsumsi
jam. Pada penelitian ini kadar gula darah Makanan Sumber Kromium (Cr) dengan
puasa responden dilihat dari data rekam Kadar Gula Darah Puasa
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

Gambar 5. menunjukkan bahwa hubungan usia dengan kejadian DM tipe 2


sebaran pola konsumsi makanan sumber dengan nilai p=0,038 yang artinya terdapat
kromium dengan kadar gula darah puasa hubungan antara usia dengan DM dan pada
hasilnya kurang merata, tetapi ada sebagian usia ≥50 tahun berisiko 5,2 kali terkena
responden mempunyai pola konsumsi DM(12).
makanan sumber kromium rendah maka Penelitian ini menunjukkan bahwa
kadar gula darah puasanya tinggi atau perempuan lebih berisiko terhadap kejadian
sebaliknya. Hasil uji korelasi pearson pada DM tipe 2 dari pada laki-laki sebanyak 57
90 responden diperoleh nilai koefisien orang (63,3%). Hal ini sesuai dengan
korelasi (r) bernilai positif, hal ini penelitian Trisnawati (2013), yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan menunjukkan perempuan lebih berisiko
yang positif antara pola konsumsi makanan terkena DM tipe 2 dengan presentase 62,1%
sumber kromium dengan kadar gula darah dan berpeluang 1,007 kali terkena DM tipe 2
puasa. (13). Perempuan lebih berisiko terkena DM

Hasil uji statistik menunjukkan nilai tipe 2 karena secara fisik perempuan
signifikansi =0,228 (p>0.05) yang artinya memiliki peluang peningkatan indeks masa
terdapat hubungan korelasi yang tidak tubuh yang lebih besar. Hal ini dipengaruhi
bermakna antara pola konsumsi makanan oleh adanya premenstrual syndrome dan
sumber kromium dengan kadar gula darah pasca-menopouse yang membuat distribusi
puasa pasien DM tipe 2, dan nilai kekuatan lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi
korelasinya sangat lemah (r=0,128). Hasil akibat proses hormonal tersebut sehingga
penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh wanita berisiko menderita DM tipe 2(14).
pola konsumsi makanan sumber kromium Tingkat pendidikan responden yang
dengan kadar gula darah puasa, tetapi paling dominan adalah lulus perguruan tinggi
hubungannya tidak bermakna dan kekuatan yaitu sebanyak 29 orang (32,2%). Tingkat
hubungannya sangat lemah. pendidikan mempunyai pengaruh terhadap
kejadian DM tipe 2(14). Berdasarkan
PEMBAHASAN penelitian Rusimah (2011), menunjukkan
bahwa sebagian besar (52,9%) responden
Karakteristik Responden mempunyai pendidikan dengan kategori
Berdasarkan hasil pengolahan dan tinggi (>tamat SMP)(15). Tingkat pendidikan
analisis data diketahui bahwa rata-rata ini terkait dengan salah satu pilar DM yaitu
responden berusia ≥50 tahun (86,7%). Hal edukasi yang berhubungan dengan
ini sesuai dengan teori yang mengatakan kepatuhan terhadap diet(16). Kepatuhan diet
bahwa mereka dengan usia lebih dari 50 dipengaruhi oleh kepribadian seseorang,
tahun adalah kelompok yang rentan lingkungan keluarga dan lingkungan
terhadap DM(10). Lebih lanjut dikatakan sosial(17). Walaupun tingkat pendidikan pada
bahwa DM tipe 2 merupakan penyakit yang penelitian ini rata-rata tinggi tetapi kadar gula
terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh tinggi bisa dipengaruhi oleh perilaku dan
(degeneratif) terutama gangguan organ peran keluarga(18).
pankreas dalam menghasilkan hormon Responden pada penelitian ini yang
insulin sehingga DM tipe 2 akan meningkat pernah mendapatkan konsultasi gizi
kasusnya sejalan dengan pertambahan sebanyak 58 orang (64,4%). Pemberian
usia(11). Hasil penelitian Martha (2012), edukasi gizi dapat mengontrol gula darah
menunjukkan bahwa hasil uji statistik
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

puasa responden (0,76%) sedangkan tanpa responden yaitu jalan kaki 45 orang (50%)
pemberian edukasi gizi, gula darah puasa dengan frekuensi setiap hari (24,4%) dan
yang terkontrol hanya (0,26%)(19). Edukasi lama 30 menit (28,9%). Hasil penelitian
gizi bertujuan untuk membantu individu, Rachmawati (2010), terdapat hubungan
kelompok atau masyarakat dalam antara latihan jasmani berupa jalan kaki
meningkatkan pengetahuan dan selama 3-4 kali perminggu selama 30 menit
kemampuan responden menuju konsumsi dengan perubahan kadar gula darah
pangan yang sehat dan bergizi sesuai sewaktu(24). Aktivitas fisik seperti olahraga
dengan kebutuhan tubuh(20). Edukasi dapat mengontrol gula darah. Glukosa akan
berhubungan dengan kepatuhan responden diubah menjadi energi pada saat beraktivitas
terhadap diet(16). Berdasarkan teori tersebut fisik. Aktivitas fisik mengakibatkan insulin
walaupun mayoritas responden pernah semakin meningkat sehingga kadar gula
mendapatkan edukasi gizi tetapi hasil gula dalam darah akan berkurang. Pada orang
darah masih tinggi. Hal ini disebabkan yang jarang berolahraga, zat makanan yang
karena selain edukasi yang bisa masuk ke dalam tubuh tidak dibakar tetapi
mempengaruhi peningkatan kadar gula ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan
dilihat dari empat pilar DM tipe 2 adalah dari gula. Jika insulin tidak mencukupi untuk
perencanaan makanan, latihan jasmani dan mengubah glukosa menjadi energi maka
konsumsi obat(21). akan timbul DM(25).
Rata-rata responden mempunyai
riwayat keluarga menderita DM tipe 2 Asupan Zat Gizi
sebanyak 48 orang (53,3%) yang dominan Hasil analisis energi pada penelitian
diperoleh dari Ibu (18,9%). Responden yang ini menunjukkan bahwa rata-rata asupan
memiliki keluarga dengan DM tipe 2 harus energi pada laki-laki dan perempuan dalam
waspada. Risiko menderita DM bila salah kategori kurang 67,78%. Kategori energi
satu orang tuanya menderita DM adalah didasarkan pada tingkat konsumsi yang
sebesar 15%. Jika kedua orang tua memiliki dikelompokkan oleh Widya Karya Pangan
DM maka risiko untuk menderita DM adalah dan Gizi (26). Asupan energi pada laki-laki
75%. Risiko untuk mendapatkan DM dari ibu dan perempuan berbeda untuk perhitungan
lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan kebutuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh
DM. Hal ini dikarenakan penurunan gen perhitungan kebutuhan energi basal yang
sewaktu dalam kandungan lebih besar dari besarnya 25-30 kkal/kgBB ideal, ditambah
ibu. Jika saudara kandung menderita DM atau dikurangi bergantung pada beberapa
maka risiko untuk menderita DM adalah 10% faktor seperti: jenis kelamin, umur, aktivitas,
dan 90% jika yang menderita adalah berat badan(21).
saudara kembar identik(22). Orang yang Asupan energi tidak berhubungan
memiliki riwayat keluarga menderita DM 5 secara signifikan dengan kadar gula darah
kali lebih berisiko menderita DM tipe 2 puasa pasien DM tipe 2. Hal ini dipengaruhi
dibandingkan dengan orang yang tidak oleh asupan energi yang kurang dari
memiliki riwayat keluarga menderita DM tipe kebutuhannya dimana asupan energi hanya
2(23). 10% dalam kategori cukup(27). Kekurangan
Rata-rata responden melakukan energi yang berkepanjangan bisa
aktivitas fisik seperti olahraga 65 orang menyebabkan keseimbangan energi negatif
(72,2%). Olahraga yang banyak dilakukan sehingga terjadi proses glukoneogenesis
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

yaitu adanya pemecahan protein digunakan dampak perawatan dari obat misalnya
sebagai sumber energi(28). Keseimbangan steroid(34).
energi negatif yang lama mengakibatkan Mikromineral yang mempunyai
komplikasi seperti terjadinya penurunan peranan sebagai kofaktor dalam
berat badan pada DM(29). meningkatkan metabolisme glukosa adalah
Protein yang dianjurkan Perkeni kromium. Kromium bermanfaat dalam
(2011), sebanyak 10-20%(21). Hasil analisis meningkatkan massa otot, penurunan lemak
protein pada penelitian ini menunjukkan dan memperbaiki metabolisme glukosa dan
bahwa rata-rata asupan protein pada laki-laki kadar serum lemak pada pasien dengan
dan perempuan dalam kategori baik (10- atau tanpa DM(31).
20%) sebanyak 60%. Pada penelitian yang Hasil analisis kromium pada
dilakukan Agung (2013), menunjukkan penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata
bahwa tingkat asupan protein dengan kadar pola konsumsi kromium pada laki-laki dan
gula darah puasa diperoleh nilai p>0,05(30). perempuan dalam kategori kurang yaitu
Hal ini menunjukkan bahwa asupan protein sebesar 66,67%.Berdasarkan recommended
tidak secara langsung mempengaruhi daitary allowance (RDA) kromium pada laki-
perubahan kadar gula darah, akan tetapi laki usia <50 tahun sebesar 35 µg/hari, usia
asupan protein bisa mempengaruhi ≥50 tahun 30 µg/hari. Sedangkan pada
penyerapan kromium(31). Sejalan dengan perempuan usia <50 tahun sebesar 25
penelitian yang menyebutkan bahwa µg/hari, usia ≥50 tahun 20 µg/hari(35).
penyerapan glukosa pada tikus yang diberi Sumber kromium yang dikonsumsi
kromium dengan peningkatan protein responden rata-rata berasal dari nasi,
menunjukkan adanya perubahan kentang, mie, jagung, ayam, daging, ikan
penyerapan kromium(32). Pada DM tipe 2, tongkol, tahu, tempe, sawi, tomat, bayam,
protein akan dimanfaatkan untuk memenuhi wortel, buncis, kacang panjang, apel, jeruk,
kebutuhan zat gizi tubuh melalui proses pisang,teh, kopi. Konsumsi kromium dengan
deaminasi asam amino. Pemecahan protein frekuensi sering pada nasi, mie, tahu, tempe.
tersebut akan menyebabkan peningkatan Makanan yang dikonsumsi responden rata-
glukosa darah dan pembakaran asam lemak rata kandungan kromiumnya rendah seperti
yang tidak lengkap(33). pada nasi, tahu, tempe, wortel, buncis,
kacang panjang. Konsumsi makanan tinggi
Hubungan Asupan Kromium dengan kromium masih dalam frekuensi yang sedikit
Kadar Gula Darah Puasa seperti pada daging, roti, kentang, brokoli,
Hasil analisis kadar gula darah kacang-kacangan sehingga mempengaruhi
puasa responden DM tipe 2 dominan pada asupan kromium yang masih di bawah
kategori buruk/≥126 mg/dl yaitu sebesar RDA(36).
70% yang masih tinggi dibandingkan kadar Kromium dari makanan lebih efektif
gula darah puasa yang normal sebesar 80- dibandingkan suplementasi dalam hal
109 mg/dl. Faktor yang mempengaruhi pengendalian kadar gula darah DM tipe 2(37).
peningkatan kadar gula darah puasa adalah Konsumsi kromium dari makanan sebanyak
kurang berolahraga, bertambahnya jumlah 170 mcg/hari bisa membantu menurunkan
makanan yang dikonsumsi, pertambahan kadar gula darah DM sedangkan
berat badan, pertambahan usia serta suplementasi membutuhkan 200-600
mcg/hari untuk pengendalian gula darah(38).
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

Suplementasi ragi 200 µg/hari menunjukkan tidak terdapat hubungan secara signifikan
adanya penurunan gula darah puasa dan antara asupan kromium dengan kadar gula
trigliserida. Sedangkan HDL, kolesterol dan darah puasa dikarenakan beberapa faktor
serum kromium mengalami peningkatan(39). yaitu kemungkinan periode waktu kritis yang
Hasil uji statistik antara asupan diteliti untuk penilaian konsumsi makanan
kromium dengan kadar gula darah puasa terlalu pendek atau terlalu dekat jaraknya
pada penelitian ini didapat nilai p-value yaitu dengan diagnosa DM yaitu sekitar 1 tahun
0,228 yang artinya bahwa terdapat sebelum diagnosis DM serta kurang
hubungan korelasi yang tidak bermakna lengkapnya jenis makanan yang dimasukkan
antara pola konsumsi makanan sumber dalam FFQ(40).
kromium dengan kadar gula darah puasa
pasien DM, dan nilai kekuatan korelasi KESIMPULAN
antara pola konsumsi makanan sumber
kromium dan kadar gula darah puasa pasien Tidak ada hubungan antara pola
DM memiliki kekuatan korelasi yang sangat konsumsi makanan sumber kromium
lemah (r =0,128). Hal ini dipengaruhi oleh terhadap kadar gula darah puasa pasien DM
konsumsi kromium pada responden laki-laki tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.
maupun perempuan rata-rata masih di Saiful Anwar Malang. Rata-rata responden
bawah RDA yaitu laki-laki usia <50 tahun dominan pada usia ≥50 tahun (86,7%), jenis
sebesar 35 µg/hari, usia ≥50 tahun 30 kelamin lebih banyak perempuan (63,3%),
µg/hari dan perempuan usia <50 tahun tingkat pendidikan perguruan tinggi (32,2%),
sebesar 25 µg/hari, usia ≥50 tahun 20 responden pernah mendapatkan konsultasi
µg/hari. Konsumsi kromium masih rendah gizi (64,4%), mempunyai riwayat DM tipe 2
disebabkan karena proses pengolahan pada dari keluarga (53,3%), responden sudah
bahan makanan kromium dengan proses melakukan aktivitas olahraga (72,2%). Rata-
penggilingan, dihambat oleh fitat(35), dan rata asupan energi dalam kategori kurang
karena asupan vitamin C responden rata- (67,78%), asupan protein dalam kategori
rata dibawah kebutuhan yaitu 71 mg/hari. baik (60%). Pola konsumsi kromium dalam
Asupan kromium itu baru terlihat bisa kategori kurang (66,67%). Kadar gula darah
menunjukkan perubahan kadar gula darah puasa dalam kategori buruk (70%). Hasil
puasa jika asupannya sebanyak 170 µg/hari penelitian ini menunjukkan terdapat
pada pasien DM. Sedangkan jika hubungan yang positif antara pola konsumsi
menggunakan suplementasi sebanyak 200- makanan sumber kromium dengan kadar
600 µg/hari bisa menurunkan kadar gula gula darah puasa tetapi hubungannya tidak
darah puasa(38). bermakna dan kekuatan hubungannya
Hasil penelitian ini tidak signifikan sangat lemah.
juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang
mempengaruhi kadar gula darah puasa. Hal SARAN
ini bisa disebabkan oleh masih adanya
bahan makanan yang belum pernah diuji Bagi pasien DM tipe 2 hendaknya
kandungan kromiumnya sehingga memperhatikan pola konsumsi kromium
mempengaruhi jumlah asupan yang karena rata-rata pola konsumsi kromium
dikonsumsi pasien(31). Selain itu, terdapat masih di bawah RDA. Pola konsumsi
penelitian Aisyah (2010), menunjukan bahwa kromium 170 mcg/hari dapat diperoleh dari
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

konsumsi roti/penukar 3x/hr @100 gram, 7. Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus.


daging/penukar 2x/hr@100 gram, jambu biji Pustaka Populer Obor, Jakarta, hal. 50-
1x/hr@100 gram, susu 2x/hr @200 cc, dapat 57.
menggunakan bahan makanan lain yang 8. Sukardji, K. 2009. ”Penatalaksanaan Gizi
mengandung tinggi kromium sebagai variasi. pada Diabetes Mellitus Dalam Soegondo,
Diperlukan penelitian lanjutan untuk Sidartawan, Soewondo, Pradana dan
mengetahui hubungan kromium dengan Subekti,I. ”Penatalaksanaan Diabetes
kadar gula darah dengan melihat kadar Melitus Terpadu”. FKUI, Jakarta, hal. 47.
HBA1C supaya pengukuran kadar gula 9. Anderson, R.A. 2000. Cromium In The
darah lebih akurat dan penelitian dengan Prevention And Control Of Diabetes And
metode experiment yang melihat kadar Metabolism, American College Of
kromium pada tingkat darah dan urin untuk Nutrition, p.26.
mengetahui dosis yang efektif untuk 10. Guyton, A., Hall, J. 2006. Textbook Of
mengontrol kadar gula darah pasien DM tipe Medical Physiology, 11thEd., Elsevier,
di Indonesia. Singapore, p. 1012-1027
11. Park, P. The Performance Of A Risk
DAFTAR PUSTAKA Score In Predicting Undiagnosed
Hyperglycemia. Diabetes Care. 2002. p.
1. Bagchi. 2012. Nutritional and Therapeutic 25.
Interventions for Diabetes and Metabolic 12. Martha, A. 2012. Analisis Faktor-Faktor
Syndrome, Academi Press, USA, p. XI. Risiko Yang Berhubungan Dengan
2. Arisman. 2010. Obesitas, Diabetes Penyakit Diabetes Mellitus Pada
Mellitus, dan Dislipidemia: Konsep, Teori, Perusahaan X. Tesis. Tidak diterbitkan,
dan Penanganan Aplikatif, EGC, Jakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Hal 75-76. Universitas Indonesia, Depok.
3. Riskesdas. 2007. Laporan Nasional Riset 13. Trisnawati, S. Faktor Risiko Kejadian
Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Diabetes Mellitus Tipe II Di Puskesmas
Pengembangan Kesehatan Departemen Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat
Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
4. Persadia. 2010. Diabetes Mellitus Jawa 2013. hal. 3
Timur. Pusat Diabetes dan Nutrisi 14. Irawan, D. 2010. Prevalensi dan Faktor
Fakultas Kedokteran Airlangga. Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2
5. Diah,M. 2013. Pengaruh Penyuluhan di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data
Kesehatan Tentang Perencanaan Makan Sekunder Riskesdas 2007). Thesis. Tidak
Dengan Metode Food Model Terhadap diterbitkan, Fakultas Kesehatan
Ketepatan Jumlah Kalori Diabetes Masyarakat Universitas Indonesia,
Mellitus. Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes Depok.
Kemenkes Malang. 15. Rusimah. 2011. Hubungan Tingkat
6. Anggraini, A. 2010. Cardiovascular Pendidikan Dan Pengetahuan Gizi
Disease Pada Pasien Diabetes Mellitus di Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita
RS. Dr. Saiful Anwar. Tugas Akhir. Tidak Diabetes Mellitus Di Ruang Rawat Inap
diterbitkan, Politeknik Kesehatan RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh. Tugas
Kemenkes Malang. Akhir. Tidak diterbitkan, STIKES
HUSADA, Banjarbaru.
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

16. Essy, H. Hubungan Antara Pengetahuan Kedokteran Universitas Sebelas Maret,


Dan Sikap Penderita Diabetes Melitus Surakarta.
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes 25. Kementerian Kesehatan. 2010. Petunjuk
Mellitus Di RSUD AM. Parikesit Teknis Pengukuran Faktor Risiko
Kalimantan Timur. Jurnal Keperawatan Diabetes Melitus. Jakarta.
Medikal Bedah Volume 1 No 1, 2013, hal 26. Soekirman et al. 2004. Widyakarya
58-74 Nasional Pangan dan Gizi VIII. LIPI,
17. Basuki, E.2004. Penatalaksanaan Jakarta
Diabetes Mellitus Terpadu, Penerbit 27. Khusnah. 2011. Hubungan Asupan
FKUI, Jakarta Energi, Aktivitas dan Kadar Gula Darah
18. Muhlisin, A. Hubungan Antara Pada Pasien Diabetes Yang Menjalankan
Pengetahuan Tentang Penyakit Dan Puasa. Tugas Akhir. Tidak diterbitkan,
Komplikasi Pada Penderita Diabetes Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa
Melitus Dengan Tindakan Mengontrol Unggul, Jakarta.
Kadar Gula Darah Di Wilayah Kerja 28. Mansjoer, A, dkk. 2001. Kapita Selekta
Puskesmas I Gatak Sukoharjo. Jurnal Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Media
Ilmu Keperawatan. 2008. hal. 67 Aesculapius, Jakarta
19. Yustini. 2013. Pengaruh Edukasi Gizi 29. Mak, RH. 2011. Wasting In Chronic
Terhadap Pengetahuan, Pola Makan Dan Kidney Disease. Journal Of Cachexia
Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Sarcopenia Muscle, 2011 2:9–25.
Mellitus Tipe 2 RSUD Lanto Pasewang 30. Agung, I. 2013. Hubungan Tingkat
Jeneponto. Artikel Penelitian. Makasar. Asupan Makan Dengan Perubahan
20. Widhayati, R. 2009. Efek Pendidikan Gizi Kadar Gula Darah Pada Pasien Rawat
terhadap Perubahan Konsumsi Energi Inap Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUP
dan IMT pada Remaja Kelebihan Berat Dr. Sardjito Yogyakarta. Tugas Akhir.
Badan. Universitas Diponegoro Tidak diterbitkan. Universitas Gadjah
Semarang. Hal 48-52 Mada
21. Perkeni. 2011. Konsesensus 31. Cefalu W. Hu Frank. Role of Cromium in
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Human Health and in Diabetes in ADA.
Mellitus tipe 2 di Indonesia, hal. 7-52 2004, p. 2741-2747
22. Diabetes UK. 2010. Diabetes in the UK: 32. Evans GW, Bowman TD. Chromium
Key Statistics on Diabates.Canada Picolinate Increases Membrane Fluidity
23. Kekenusa, J. Analisis Hubungan Antara And Rate Of Insulin
Umur Dan Riwayat Keluarga Menderita Internalization. Journal of Inorganic
DM Dengan Kejadian Penyakit DM Tipe 2 Biochemistry,1992, 48, 243–250
Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik 33. Hiswani. 2005. Peran Gizi Dalam
Penyakit Dalam BLU RSUP.DR.RD Diabetes Mellitus. Fakultas Kedokteran
Kandou Manado. Jurnal Kesehatan, Universitas Sumatra Utara
2013, Manado. hal. 3-4 34. Kilvert, A. 2010. Bersahabat dengan
24. Rachmawati, O. 2010. Hubungan Latihan Diabetes Tipe 2. Penebar Plus, Jakarta,
Jasmani Terhadap Kadar Glukosa Darah hal 6.
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Tugas 35. Gropper. 2005. Advance Nutrition and
Akhir. Tidak diterbitkan, Fakultas Human Metabolism. Thomson Learning,
USA, hal. 463-466
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal

36. DTU. 2009. Danish Food Composition


Databank. Technical University Of
Denmark.
37. Expert Group Sekretariat, 2002. Expert
Group Vitamin And Mineral Reviw Of
Cromium. Expert Group Sekretariat
Journal
38. Expert Group Sekretariat, 2001. Expert
Group Vitamin And Mineral. Expert Group
Sekretariat Journal
39. Bahajiri. The Effects Of Inorganic
Cromium And Brewers Yeast
Supplementation On Glucose Tolerance,
Serum Lipids And Drug Dosage In
Individuals With Type 2 Diabetes. Saudi
Medical Journal, 2000 ; 21 (9): 831
40. Aisyah, R. 2010. Hubungan Asupan
Kromium Dengan Tingkat Gula Darah
Pada Anggota Persadia Samarinda.
Tesis. Tidak diterbitkan. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, Depok.

Mengetahui,
Pembimbing I

Dian Handayani, SKM,M.Kes.Ph.D


NIP. 197404022003122002

Anda mungkin juga menyukai