Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan
yang tidak efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar glukosa
dalam darah. Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama yang disebabkan
keturunan dan tipe kedua disebabkan gaya hidup. Secara umum, hampir 80 % prevalensi
DM adalah diabetes melitus tipe 2 (DM2). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh gaya
hidup yang tidak sehat.
Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan dunia. Jumlah penderita
penyakit ini terus meningkat drastis termasuk di Indonesia. Diperkirakan bahwa pada
tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Hasil riset kesehatan
dasar (Riskesdas) tahun 2007 diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM
pada kelompok usia 4554 tahun di daerah perkotaan menduduki peringkat ke-2 yaitu
14,7%, dan di daerah pedesaan menduduki peringkat ke-6 yaitu 5,8% (Depkes, 2012).
Terdapat 4 tatalaksana utama dalam penatalaksanaan DM yaitu edukasi, terapi
gizi medis, latihan jasmani, dan terapi farmakologis. Perencanaan diet merupakan terapi
gizi medis yang sangat direkomendasikan bagi penyandang DM sebelum terapi
farmakogis dilakukan. Diet yang baik yaitu dengan memilih bahan pangan dengan
kandungan tinggi serat.
Salah satu bentuk olahan sederhana dari beras merah dan gembili adalah tepung.
Manfaat pengolahan tepung dari pangan lokal yaitu agar lebih tahan lama, lebih mudah
dalam penyimpanan, lebih praktis untuk diversifikasi produk olahan, memberikan nilai
tambah dari beras merah dan gembili, dan mengurangi penggunaan serta pemakaian
terigu. Olahan tepung tersebut dapat dibuat sebagai bahan baku produk. Salah satunya
yaitu produk brownies karena masyarakat Indonesia mayoritas memiliki kebiasaan
ngemil terutama makanan yang manis dan mengandung kalori yang tinggi. Makanan
yang terbuat dari gula atau mengandung gula sederhana misalnya gula pasir, sirup dan
makanan yang terbuat dari terigu akan mnyebabkan kadar gula darah naik. Untuk itu,
kami berinisiatif membuat produk brownies dari tepung beras merah dan tepung gembili
sebagai alternatif (snack) yang rendah indeks glikemik untuk membantu mencukupi
kebutuhan gizi dan mengontrol kadar gula darah.
D. Nama Produk
Nama produk ini adalah “Brownies Bergembira” dimana gabungan dari tepung
beras merah dan tepung gembili yang diolah dengan cara dikukus.
E. Tujuan
Tujuan dibuatnya produk ini adalah
1. Menggunakan beras merah dan gembili sebagai pengganti tepung terigu untuk
mengurangi import tepung terigu.
2. Pembuatan produk berbasis kearifan lokal pada produk brownies kukus.
3. Mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.
G. Manfaat
1. Mengurangi import tepung terigu.
2. Memberdayakan sumber daya berbasis kearifan lokal.
3. Dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes mellitus.
H. Sasaran
Produk brownies kukus ini ditujukan untuk penderita Diabetes Melitus Tipe 2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
G. Tepung Gembili
Gembili (Dioscorea esculenta) merupakan salah satu spesies tanaman yang
mempunyai umbi dan secara botani termasuk dalam genus Dioscorea atau uwiuwian.
Genus ini memiliki ± 600 spesies, delapan diantaranya dapat menghasilkan umbi yang
dapat dimakan. Satu diantara kedelapan spesies tersebut adalah gembili. Karbohidrat
pada gembili tersusun atas gula, amilosa dan amilopektin. Komponen gula tersusun atas
glukosa, fruktosa dan sukrosa sehingga menyebabkan rasa manis. Gembili mengandung
polisakarida yang larut dalam air (WSP). Gembili mempunyai rendemen tepung umbi
dan tepung pati tertinggi (24,28% dan 21,44%) dibanding umbi-umbi lain. Sehingga
sangat potensial untuk dikembangkan menjadi tepung maupun pati. Gembili mempunyai
potensi tinggi kalsium, fosfor, potasium, zat besi dan serat makanan, vitamin B6 dan C.
Selain itu gembili mempunyai kadar lemak, sodium.
Sampai akhir tahun 1970 diyakini bahwa mencerna serat tertentu dapat
memperbaiki toleransi glukosa pada orang normal dan pada penderita penyakit diabetes.
Konsentrat kaya glukan dari oat atau produk barley, serta Polisakarida Larut Air (PLA)
dari psyllium menyebabkan perbaikan respon glikemik. Menurut (Lunn J, 2007), asupan
tinggi serat direkomendasikan bagi penderita diabetes. Sifat PLA yang kental dan
membentuk gel dapat menghambat penyerapan makronutrien dan menurunkan respon
glukosa postprandial. Fermentasi PLA di kolon menghasilkan asam lemak rantai pendek
(SCFA, short chain fatty acids) seperti asetat, propionat, dan butirat. Sebelumnya
(Juntunen KS, dkk, 2003), menyatakan bahwa roti tinggi PLA dari rye meningkatkan
sekresi insulin.
Semua umbi-umbian adalah bahan yang mempunyai kandungan air yang tinggi
dan masih mempunyai aktifitas metabolisme setelah panen. Untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan memperpanjang daya simpan, umbi disimpan dalam kondisi terkendali
atau dibuat produk kering atau tepung. Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan
dengan cara penggilingan atau penepungan. Pada proses penggilingan, ukuran bahan
diperkecil dengan cara diremuk yaitu bahan ditekan dengan gaya mekanis dari alat
penggiling. Tepung mekanis pada proses penggilingan diikuti dengan peremukan bahan
dan energi yang dikeluarkan akan dipengaruhi oleh kekerasan bahan dan kecenderungan
bahan untuk dihancurkan. Pengolahan menjadi tepung, disamping dapat memperpanjang
umur simpan karena rendahya kadar air juga memberikan keuntungan lainnya yaitu
mudah dalam pengemasan, memperluas pemasaran, serta dapat meningkatkan nilai
ekonomisnya.
H. Gula Stevia
Pemanis stevia berasal dari bagian dari tanaman Stevia rebaudiana yang
merupakan tanaman asli dari daerah Rio Monday, dataran tingi Paraguay. Pemanis stevia
dapat dijadikan sebagai alternatif yang tepat untuk pengganti pemanis buatan. Tingkat
kemanisan pemanis stevia antara 200-300 kali sukrosa (Philip, 1987), sedang siklamat
yang merupakan pemanis buatan hanya memiliki kemanisan 30-80 kali dari sukrosa.
Pemanis aspartam, pemanis buatan kontroversional tingkat kemanisannya 100-200 kali
sukrosa. Dibandingkan dengan gula pasir, tingkat kemanisan gula stevia yaitu 1:3.
Dengan kata lain tingkat kemanisan gula stevia memang lebih tinggi dibandingkan
dengan aspartam atau siklamat yang digunakan dalam pemanis berbagai macam produk
makanan dan minuman.
Menurut Tjasadihardja Fujita, produk dari Stevia rebaudiana dapat digunakan
sebagai makanan berkalori rendah bagi penderita diabetes, orang obesitas, serta penderita
gigi berlubang. Dari hasil penelitian pemberian pemanis stevia tanpa pemberian glukosa
dibandingkan dengan pemberian tolbutamida maka kadar gula darah turun 53,6% maka
dapat disimpulkan maka pemanis stevia dapat digunakan sebagai pemanis penderita DM,
karena disamping berkalori rendah juga mempunyai sifat hipoglikemik dan juga non
karsiogenik.
BAB III
ISI
B. Pembuatan Tepung
1. Beras merah
a. Beras merah dicuci dan direndam kurang lebih 1 jam
b. Tiriskan dan giling dengan mesin penggiling
c. Dijemur hingga kering
d. Diblender
e. Pengayakan
f. Tepung beras merah
2. Tepung gembili
a. Gembili dikupas dan dibersihkan
b. Diparut besar dau dicincang
c. Dijemur hingga kering
d. Diblender
e. Pengayakan
f. Tepung gembili
PARAMETER PENGAMATAN
A. Pengamatan Fisik
Berdasarkan pengamatan peneliti dan menurut mata kuliah pastry, maka dapat
disimpulkan bahwa kualitas brownies dapat dilihat dari aspek warna, rasa, aroma dan
tekstur yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Warna
Warna brownies pada umumnya adalah coklat pekat atau coklat kehitaman,
yang mempengaruhi warna dalam pembuatan brownies adalah coklat. Coklat yang
digunakan adalah coklat masak (dark cooking chocolate) dan coklat bubuk. Hal
tersebut yang menimbulkan warna coklat pekat atau coklat kehitaman pada brownies.
2. Aroma
Aroma brownies adalah harum khas coklat, bahan yang dapat mempengaruhi
aroma brownies adalah mentega, telur, dan coklat. Tetapi bahan yang mendominasi
aroma brownies adalah coklat sehingga aroma yang ditimbulkan brownies yaitu
harum khas coklat.
3. Tekstur
Teksture brownies adalah tampak luar kering, berpori rata lubang pori kecil.,
dalamnya lembab tetapi kurang mengembang dan agak kasar. Hal tersebut
disebabkan oleh adonan yang berat yaitu coklat dan mentega yang dicairkan sehingga
tekstur brownies lembab dan kurang mengembang.
4. Rasa
Rasa brownies merupakan kombinasi mutlak antara dua unsur rasa manis dan
rasa coklat. Hal yang dapat memberikan rasa manis adalah gula sedangkan coklat
memberikan rasa khas coklat pada brownies. jadi rasa brownies yang baik adalah
manis legit khas coklat.
BAB V
A. Hasil Pengamatan
1. Pengamatan Fisik
a. Rendemen :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
x 100% =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
b. Tingkat Pengembangan :
c. Hasil permukaan:
Atas :
Dalam :
d. Keempukan : mmd
e. Tinggi awal : cm
f. Tinggi akhir : cm
2. Pengamatan Organoleptik
Warna :
Rasa :
Aroma :
Tekstur :
BAB V
PEMBAHASAN
BAB IV
Yonathan, Christian dan Adrian Suhendra. Perbandingan Pengaruh Nasi Putih Dengan Nasi
Merah Terhadap Kadar Glukosa Darah.
Pratiwi, Tyas , dkk. 2016. Aplikasi Tepung Gembili (Dioscorea Esculenta) Sebagai Substitusi
Tepung Terigu Pada Filler Nugget Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis). Jurnal
Teknologi Hasil Pertanian. Vol. IX, No. 1.
Ulfa, Wydi Pradini, dkk. 2017. Efektivitas Nasi Merah untuk Menurunkan Kadar Kolesterol
Total Pasien DM Tipe 2. Journal of Agromedicine and Medical Sciences Vol. 3 No. 1.
Ruslan , Melissa. 2015. Daya Terima Dan Indeks Glikemik Makanan Brownies Yang Diperkaya
Tepung Beras Merah Dan Kurma. Media Gizi Indonesia. Vol. 10, No. 2, hlm. 166–172
Rimbawan dan Resita Nurbayani. 2013. Nilai Indeks Glikemik Produk Olahan Gembili
(Dioscorea esculenta) (Glycemic Index Value of Dioscorea esculenta Product). Jurnal
Gizi dan Pangan. Volume 8, Nomor 2.
Muharramah, Helyanti. 2016. Standarisasi Resep Brownies Kukus Dengan Penambahan Tepung
Pisang Owak (Musa Paradisiaca. L). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga. Vol: 1 No: 1. Juli. Hal: 3 2 – 42
Noor, Restyana Fatimah. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Volume 4 Nomor 5. Februari.
Vania, Annisa. 2010. Mutu Dan Potensi Brownies Kukus Sebagai Pangan Fungsional Dengan
Substitusi Tepung Pisang Modifikasi. Skripsi.
M, Suci. 2015. Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1,
Januari-April 2015
Indriyani, Fajar dan Agus Suyanto. 2013. Karakteristik Fisik, Kimia Dan Sifat Organoleptik
Tepung Beras Merah Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan. Jurnal Pangan dan Gizi.
Vol.04 No. 08.
Rahayuni, Arintina. Aplikasi Inulin Umbi Gembili (Dioscoreaesculenta) Pada Produk Roti Manis
Untuk Peningkatan Kadar Serat, Sifat Fisik dan Tingkat penerimaan. Hal. 499-506
Amanina, Aska, dkk. 2105. Hubungan Asupan Karbohidrat Dan Serat Dengan Kejadian Diabetes
Melitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari.
Prabowo, Aditya Yoga, dkk. 2014. Umbi Gembili (Dioscorea Esculenta L.) Sebagai Bahan
Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif : Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Vol.2 No.3 p.129-135, Juli 2014.
D’adamo, Peter, J. 2008. Diet Sehat Diabetes sesuai Golongan Darah. Yogyakarta:
Delapratasa.
American Diabetes Association (ADA). Standards of medical care in diabetes. Diabetes care
2015 January; 3 (1): 6-99.
Wicaksono, R.P. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2
(Studi Kasus di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi) [Skripsi].
Semarang :Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2011