Disusun Oleh
Human Nutrition
Latar Belakang: Kanker kolorektal (CRC) adalah kanker paling umum ketiga di
seluruh dunia, setelah kanker paru-paru dan payudara, dan berhubungan dengan
diet penduduk dan faktor gaya hidup.
Tujuan: Untuk menentukan hubungan antara diet dan faktor gaya hidup dan
pengembangan CRC pada pasien menghadiri pusat onkologi Minia dan
membandingkannya dengan kontrol mereka.
Metode: Studi termasuk 150 pasien CRC menghadiri pusat onkologi Minia dan
300 subyek kontrol sesuai dengan usia dan jenis kelamin. subyek yang
berpartisipasi dalam studi diisi kuesioner termasuk pertanyaan tentang data sosio-
demografis, data medis mengenai CRC dan pengobatannya
serta faktor makanan dan gaya hidup.
Hasil: Faktor risiko diet dan gaya hidup CRC paling signifikan adalah konsumsi
tinggi daging merah (OR = 57,1), makanan diawetkan (OR = 39,4),pemanis
buatan (OR = 20,8), makanan cepat (OR =12,8), minuman ringan (OR = 4,6),
makanan pedas (OR = 4,2), daging olahan (OR = 2,4), dan merokok (OR = 8,8).
Faktor pelindung yang paling signifikan adalah aktivitas fisik (OR = 0,001),
kalsium diet kaya (OR = 0,08), konsumsi lebih tinggi dari buah-buahan dan
sayuran (OR = 0,02), sayuran (brokoli OR = 0,11, kembang kol OR = 0,30 dan
kubis OR = 0,30), roti berserat tinggi (OR = 0,15), jus buah (OR = 0,18), dan
makanan laut (tuna OR = 0,28 dan ikan OR = 0,38).
Kesimpulan: Gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat yang umum di
kalangan kasus CRC. Studi ini memberikan bukti kuat bahwa gaya hidup dan
modifikasi diet merupakan faktor penting dalam pencegahan kanker kolorektal.
Kata kunci: kanker kolorektal, gaya hidup, diet, studi kasus-kontrol, Minia
Alamat untuk korespondensi: EM Mahfouz, Kesehatan Masyarakat dan
Pencegahan Departemen Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Minia,
Minia,Mesir. E-mail:emanmahfouz39@yahoo.com IN TR
PENDAHULUAN
Kanker kolorektal (CRC) adalah kanker ketiga yang paling sering terjadi
di dunia setelah paru-paru dan payudara. Kanker tersebut juga menempati urutan
ketiga yang paling umum terjadi pada pria setelah kanker paru-paru dan prostat
dan urutan kedua yang terjadi pada wanita setelah kanker payudara. Diperkirakan
1,23 juta baru kasus CRC didiagnosis pada tahun 2008 di seluruh dunia (1).
Kejadian tahunan global CRC ialah sekitar satu juta kasus, sedangkan
kematian tahunan lebih dari lima ratus ribu (WHO, 2011) (2). Di Mesir, frekuensi
relatif CRC sekitar 9 – 12 % dengan dominasi tinggi oleh laki-laki 3 : 1 (Mokhtar,
2010) (3). Menurut National Cancer Registry Mesir, tingkat insiden usia-spesifik
CRC per 100.000 yaitu 6,3 untuk laki-laki dan 4,3 untuk perempuan pada tahun
2009. Menurut Manila Cancer Registry pada tahun 2011, angka kejadian kasar
CRC adalah sekitar 3,4 per 100.000 penduduk di Minia (4).
Konsep "gaya hidup" didasarkan pada pola seseorang yang umumnya
dikenali dari perilaku mereka di kehidupan sehari-hari. Definisi WHO (5) gaya
hidup memberikan pemahaman yang lebih luas tentang faktor-faktor penentu gaya
hidup sehat yang menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara hidup berdasarkan
pola yang diidentifikasi dari perilaku interaksi antara karakteristik individu
pribadi, interaksi sosial, dan sosial ekonomi serta kondisi kehidupan lingkungan
(6).
Faktor gaya hidup yang terkait dengan risiko CRC termasuk merokok,
asupan alkohol, konsumsi daging merah dan daging olahan yang tinggi, asupan
diet tinggi lemak dan protein, kurangnya aktivitas fisik, dan kelebihan berat badan
(7, 8). Menurut Institut Nasional untuk Clinical Excellence, sekitar tiga perempat
dari kasus CRC berhubungan dengan gaya hidup penduduk (9).
Perubahan dalam diet tradisional di Mesir, seperti pengenalan jenis baru
makanan dan kebiasaan makan misalnya konsumsi makanan olahan atau semi-
olahan, daging kaleng atau dimasak, kentang goreng, hamburger, dan pizza.
Makanan cepat menjadi populer serta kurangnya aktivitas fisik dan merokok yang
mungkin menyebabkan peningkatan CRC antara penduduk Mesir (10). Oleh
karena itu, sebuah penelitian yang dilakukan dengan tujuan menentukan hubungan
antara faktor gaya hidup dengan perkembangan CRC pada pasien yang
mengunjungi pusat onkologi Minia.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Pada penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
menggunakan desain studi case control, yaitu membandingkan kelompok kasus
dengan kelompok kontrol berdasarkan status paparan. Data pada penelitian ini
didapat dari Departemen Kesehatan dan manajer dari pusat onkologi Minia untuk
memperoleh data tentang jumlah pasien CRC (Colorectal Cancer) yang
menghadiri pusat onkologi Minia dari Oktober 2010 - Juni 2011 dan untuk
pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner.
Subjek Penelitian
1. Subjek Kasus
a. Kriteria Inklusi :
- Subjek pada penelitian ini sebanyak 150 subjek adalah pasien dengan
CRC (Colorectal Cancer), usia dan jenis kelamin antara kasus dan
kontrol disamakan dilakukan pada Oktober 2010 - Juni 2011 yang
menerima pengobatan (yaitu operasi, kemoterapi, radioterapi, atau
kombinasi dari terapi tersebut) di pusat onkologi Minia.
b. Kriteria Ekslusi :
- Pasien yang memiliki riwayat dari keluarga yang terkena CRC
- Pasien dengan kanker selain CRC
- Pasien dengan kasus yang menderita sakit parah
2. Subjek Kontrol
a. Kriteria Inklusi :
- Subjek pada penelitian ini sebanyak 300, subjek yang dipilih secara acak
dari masyarakat pada Juni 2011-Agustus 2011.
b. Kriteria Ekslusi :
- Subjek yang memiliki keluarga atau kasus dan individu dengan kanker
kolorektal.
Variebel Penelitian
1. Variabel independen pada penelitian, yaitu:
- Asupan makanan, meliputi konsumsi daging merah, konsumsi ikan segar,
konsumsi ikan kaleng (kemasan), diet tinggi kalsium, konsumsi sayur dan
buah, konsumsi makanan pedas, konsumsi makanan yang diawetkan,
makanan cepat saji, minuman ringan (soft drink), dan jus buah.
- Gaya hidup, meliputi riwayat merokok, aktivitas fisik, asupan alkohol
2. Variabel dependen adalah pasien dengan CRC (Colorectal Cancer).
Analisis Statistik
Analisis statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 13. Data kuantitatif ( mean dan standar deviasi), data kualitatif
(distribusi frekuensi) diukur menggunakan uji Chi square, uji Fisher exact
digunakan untuk membandingkan proporsi, uji t-test digunakan untuk
membandingkan dua rata-rata. Odds Rio (OR) dihitung untuk memprediksi faktor
risiko dan faktor protektif dalam kaitannya dengan CRC. Analisis regresi ganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen dengan variabel
dependen. Probabilitas yang digunakan dalam uji statistik ini kurang dari 0,05.
Kanker kolorektal adalah kanker yang berkembang dari sel-sel usus besar.
Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Rektum adalah bagian 15 cm terakhir
dari usus besar dan terletak di dalam rongga panggul ditengah tulang pinggul. Ini
merupakan daerah yang sangat kecil sehingga jarak antara sel kanker dan organ
normal sekitarnya sangat pendek. Oleh karena itu, kemungkinan kanker menyebar
ke organ sekitarnya dalam di panggul cukup signifikan. Bagian lain dari usus
besar yang posisinya terletak di atas pinggul, disebut Kolon. Kolon dikelilingi
oleh jaringan lemak, yang disebut omentum, dan dilekatkan pada dinding rongga
perut oleh jaringan lemak yang lebih banyak lagi, disebut mesenterium. Dalam
mesenterium terdapat kelenjar getah bening. Kanker dapat berkembang dari sel-
sel lapisan usus besar. Kanker dapat menyebabkan penyumbatan usus, atau
perdarahan dalam tinja.
Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang
pria dengan persentase 10,0% dan yang kedua terbanyak pada wanita dengan
persentase 9,2% dari seluruh penderita kanker di seluruh dunia (WHO, 2012). Di
Indonesia kanker kolorektal adalah keganasan yang sering terjadi baik pada pria
dan wanita setelah kanker prostat dan kanker payudara dengan persentase 11,5%
dari jumlah seluruh pasien kanker di Indonesia (Depkes, 2015). I
Untuk mengetahui pengaruh makanan dan gaya hidup (pola makan, merokok,
aktivitas fisik, dan konsumsi minuman) terhadap perkembangan kanker
kolorektal, penelitian dengan desain kasus-kontrol dilakukan pada pasien kanker
kolorektal yang menjalani pengobatan di Pusat Onkologi di Minia dari bulan
Oktober 2010 sampai Juni 2011. Pasien yang telah terdiagnosis kanker diminta
untuk mengubah gaya hidup dan pola makannya untuk meningkatkan hasil
pengobatan, sehingga kuesioner yang diminta untuk diisi oleh pasien adalah untuk
menilai pola makan dan gaya hidup pasien selama 2 tahun yang lalu sebelum
didiagnosis kanker. Pengambilan data ini dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya recall bias, karena responden diminta untuk mengingat kembali pola
makannya dalam 2 tahun terakhir sebelum didiagnosis kanker.
Dalam penelitian ini juga diperoleh bahwa kejadian kanker kolorektal paling
banyak terjadi pada bagian distal (74%), sedangkan pada bagian proximal sebesar
26%. Penemuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang juga mendapatkan
hasil yang sama yaitu kejadian kanker kolon pada bagian distal (72.9%) lebih
besar dibandingkan pada bagian proximal (27.1%) (Duijhoven et al., 2009).
Hansen (2007) mengemukakan bahwa 60% kejadian kanker kolorektal paling
banyak terjadi pada bagian distal khususnya di negara dengan tingkat insidensi
tinggi terhadap kejadian kanker kolon. Pada penelitian ini juga diperoleh bahwa
42.4% kanker kolon terjadi di bagian sigmoid, 75% kanker rektum terjadi di
bagian rektum bawah, dan 18,7% di bagian recto sigmoid (Hansen, 2007) .
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dalam jurnal penelitian ini. (Tabel 2).
Gambar 1. Bagian-Bagian Usus Besar dan Rektum
Obesitas juga menjadi faktor resiko terjadinya kanker kolorektal. Pada tabel 4
menunjukkan bahwa kejadian obesitas lebih tinggi pada kelompok kasus (20.7%)
dibandingkan kelompok kontrol (16.7%). Penemuan ini sejalan dengan beberapa
penelitian sebelumnya, diantaranya penelitian antara aktivitas fisik dan kanker
kolorektal dan menemukan bahwa kejadian obesitas lebih tinggi pada kelompok
kasus (21.3%) dibandingkan padaa kelompok kontrol (18%) (Slattery et al.,
2003), penelitian Hu et al. (2010) juga menemukan kejadian obesitas pada
kelompok kontrol (21.2%) dibandingkan kelompok kasus (14.4%). Penelitian
mengenai hubungan antara total konsumsi energi dengan konsumsi makronutrient
terhadap kejadian kanker kolorektal menemukan bahwa kejadian obesitas lebih
tinggi pada kelompok kasus (22.4%) dibandingkan pada kelompok kontrol
(18.5%) (Sun et al., 2012). Orang yang menderita kelebihan berat badan, berarti
terjadi keseimbangan energi negatif dalam tubuhnya. Ketidakseimbangan ini
menyebabkan sekresi sistemik seperti TNF-alpha, IL-6, insulin, IGF-1,
adiponectin dan leptin yang memegang peranan penting dalam karsinogenesis
termasuk kanker kolorektal (Harvey et al., 2012).
Tabel 5. Hasil analisis regresi linier ganda tentang pengaruh gaya hidup terhadap
kejadian kanker kolorektal pada kelompok kasus.
Dari hasil penelitian dalam jurnal ini diperoleh bahwa tingginya konsumsi
daging merah (OR = 57.1), makanan berpengawet (OR = 39.4), pemanis buatan
(OR = 20.8), makanan siap saji (OR = 12.8), soft drink (OR = 4.6), makanan
pedas (OR = 4.2), daging olahan (OR = 2.4), dan meroko (OR = 8.8) menjadi
faktor risiko dalam kejadian kanker kolorektal. Almurshed (2009) menemukan
bahwa tingginya konsumsi daging merah (OR = 44) dapat meningkatkan risiko
kanker kolorektal. Chiu et al. ((2003) menemukan bahwa makanan berpengawet
akan meningkatkan resiko kanker kolorektal (OR = 2 untuk laki-laki, OR = 2.7
untuk wanita). Giles (2011) menemukan bahwa pemanis buatan dapat
meningkatkan risiko kanker kolon dan rektal sebesar 1.07 dan 1.1 pada laki-laki,
dan 1.02 dan 1.04 terhadap kejadian kanker kolon, pada responden dengan BMI
kurang dari 25 kg/m2. Bener et al. (2010) juga menemukan bahwa merokok (OR
= 2.12) dan soft drinks (OR = 1.62) dapat meningkatkan kejadian kanker
kolorektal. Demikian pula dengan penelitian di India yang mendapatkan hasil
bahwa bumbu-bumbu dapat meningkatkan kejadian kaner kolorektal sebesar 9.62
kali lipat. Chiu dan Gapstur (2004) meneliti pengaruh perubahan diet selama
dewasa dan menemukan bahwa tingginya konsumsi daging olahan dapat
meningkatkan resiko kanker kolorektal sebesar 3.7 kali lipat. Ramadas dan
Kandiah (2009) menemukan bahwa konsumsi makanan cepat saji dapat
meningkatkan kejadian kanker kolorektal sebesar 1.96 kali lipat.
Alexander DD, Cushing CA. 2011. Red meat and colorectal cancer: a critical
summary of prospective epidemiologic studies. Obes Rev., Vol.12, No. 5, hlm.
e472-93.
Arafa MA, Waly MI, Jriesat S, A1 Khafajei A, Sallam S. 2011. Dietary and
lifestyle characteristics of colorectal cancer in Jordan: a case-control study.
Asian Pac J Cancer Prev., Vol. 12, No. 8, hlm. 1931-1936.
Azeem Salman, Syed Wasif Gillani, Ammar Siddiqui, Suresh Babu Jandrajupalli,
Vinci Poh, Syed Azhar Syed Sulaima. 2015. Diet and Colorectal Cancer Risk
in Asia - A Systematic Review. Research Article. Asian Pac J Cancer Prev, 16
(13), 5389-5396.
Bener A, Moore MA, Ali R, El Ayoubi HR. 2010. Impacts of family history and
lifestyle habits on colorectal cancer risk: a case-control study in Qatar. Asian
Pac J Cancer Prev., Vol. 11, No. 4, hlm. 963-8.
Bresalier, R.S., 2003. Malignant and Premalignant Lesions of The Colon. In:
Friedman,
S.C., McQuaid, K.R. & Grendell, J.H., Current: Diagnosis & Treatment in
Gastroenterology 2nd edition. United States: McGraw-Hill, 407-435.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2014. Colorectal (Colon)
Cancer. Diakses di
http://www.cdc.gov/cancer/colorectal/basic_info/risk_factors.htm pada 9
Januari 2015
Chiu BC, Ji BT, Dai Q, Gridley G, McLaughlin JK, Gao YT, et al. 2003. Dietary
factors and risk of colon cancer in Shanghai, China. Cancer Epidemiol
Biomarkers Prev., Vol. 12, No. 3, hlm. 201-208.
Chiu BC, Gapstur SM. 2004. Changes in diet during adult life and risk of
colorectal adenomas. Nutr Cancer., Vol. 49, No. l, hlm. 49-58.
Cockbain AJ, Toogood GJ, Hull MA. 2012. Omega-3 polyunsaturated fatty acids
for the treatment and prevention of colorectal cancer. Gut, 61, 135-49.
Demeyer, Daniel, Birgit Mertens, Stefaan De Smet, and Michele Ulens. 2015.
Mechanism Linking Colorectal Cancer to the Consumption of (Processed)
Red Meat : A Review. Critical Review in Food Science and Nutrition, DOI:
10.1080/10408398.2013.873886
Giles GG, English DR. 2002. The Melbourne Collaborative Cohort Study. IARC
Sci Publ., Vol. 156, hlm. 69-70.
Hall MN, Chavarro JE, Lee IM, Willett WC, Ma J. 2008. A 22-year prospective
study of fish, n-3 fatty acid intake, and colorectal cancer risk in men. Cancer
Epidemiol Biomarkers Prev. 17(5):1136-43.
Harvey, A. E., Lashinger, L. M., Otto, G., Nunez, N. P., and Hursting, S. D. 2012.
Decreased systemic IGF- 1 in response to calorie restriction modulates
murine tumor cell growth, nuclear factor-kappaB activation, and
inflammation-related gene expression. Mol. Carcinog. doi:10.1002/mc.21940.
Kushi, LH, er al., 2012. American Cancer Society guidelines on nutrition and
physical
activity for cancer prevention. Cancer Journal for Clinicians. Volume 62,
Issue 1; 30-67
Lamson, D W and Matthew S B, 2009. Antioxidant in Cancer therapy; Their
Actions
and Interactions with Oncologic Therapies. Altern Medical Review 4(5):304-
329.
Limsui D, Vierkant RA, Tillmans LS, Wang AH, Weisenberger DJ, Laird PW, et
al. 2010. Cigarette smoking and colorectal cancer risk by molecularly defined
subtypes. J Natl Cancer Inst., Vol. 102, No. 14, hlm. 1012-1022.
Nayak SP, Sasi MP, Sreejayan MP, Mandal S. 2009. A case-control study of roles
of diet in colorectal carcinoma in a South Indian Population. Asian Pac J
Cancer Prev., Vol. 10, No. 4, hlm. 565-568.
Nashar RM, Almurshed KS. 2008. Colorectal cancer: a case control study of
dietary
factors, King Faisal Specialist Hospital and Researh Center, Riyadh, Saudi
Arabia.
J Family Community Med; 15(2):57-64.
Pham NM, Mizoue T, Tanaka K, et al., 2013. Fish consumption and colorectal
cancer risk: an evaluation based on a systematic review of epidemiologic
evidence among the Japanese population. Jpn J Clin Oncol, 43, 935-41.
Rosen. 2006. Cauliflower and broccoli boost cancer protection. British Journal of
Cancer. Vol.94. Issue 3
Sanjoaquin MA, Appleby PN, Thorogood M, Mann JI, Key TJ. 2004. Nutrition,
lifestyle and colorectal cancer incidence: a prospective investigation of
10998 vegetarians and non-vegetarians in the United Kingdom. Br J
Cancer.12;90(1):118-21.
Santarelli RL, Pierre F, Corpet DE. 2008. Processed meat and colorectal cancer:
a review of epidemiologic and experimental evidence. Nutr Cancer. , Vol. 60,
No. 2, hlm. 131-44.
Slattery ML, Edwards S, Curtin K, Ma K, Edwards R, Holubkov R, et al. 2003.
Physical activity and colorectal cancer. Am J Epidemiol., Vol. 158, No. 3,
hlm. 214-224.
Sun Z, Liu L, Wang PP, Roebothan B, Zhao J, Dicks E, et al. 2012. Association of
total energy intake and macronutrient consumption with colorectal cancer
risk: results from a large population-based case-control study in
Newfoundland and Labrador and Ontario, Canada. Nutr J. , Vol. 11, doi:
10.1186/1475-2891-11-18.
Terry, Paul et al., 2001. Fruit, Vegetables, Diettary Fiber and Risk of Colorectal
Cancer. Journal of the National Cancer Institute, Vol. 93, No. 7.
World Cancer Research Fund; American Institute for Cancer Research. 2007.
Food, nutrition, physical activity, and the prevention of cancer: a global
perspective [Internet], Washington DC: AICR; Available from:
http://www.wcrf.org/sites/default/files/Second-Expert-Report.pdf.
WHO IAFRIC. 2012. Globocan 2012 Estimated Cancer Incidence, Mortality and
Prevalence Worldwide in 2012. Available from :
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx