PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker usus besar adalah tumor ganas yang timbul dari usus besar,
yang terdiri dari usus besar (bagian terpanjang dari usus besar). Kanker usus
pendarahan atau tinja berdarah, sakit perut, merasa bahwa usus besar tidak
benar-benar kosong setelah buang air besar, cepat lelah, dan penurunan berat
secara pasti ((Hartati, 2020). Secara umum, perkembangan kanker usus besar
merupakan interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor yang
dapat dimodifikasi: riwayat pribadi dan keluarga kanker usus besar atau
adenoma polipoid, dan penyakit radang usus tertentu. Faktor risiko yang dapat
dimodifikasi termasuk tidak aktif, obesitas, asupan daging merah yang tinggi,
2015)
tahun 2018 mencapai 348. 809, dengan 207210 orang yang meninggal
peningkatan sebesar kira-kira 18,1 juta penderita baru dan menyebabkan 9,6
juta orang meninggal dunia akibat penyakit ini berdasarkan data kasus (Bray
et al. , 2018) Menurut informasi dari GLOBOCAN 2020, kanker usus besar
1
2
Indonesia, terjadi sebanyak 14,34 kasus kanker usus besar per 100. 000 orang
rektum tercatat sebesar 14,36 per 100. 000 populasi dewasa, dengan angka
misalnya diare atau sembelit, perdarahan saat buang air besar atau keluarnya
darah pada tinja, rasa tidak nyaman di perut, sensasi bahwa usus besar tidak
sepenuhnya kosong setelah buang air besar, kelelahan yang cepat dan
penurunan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas (Sumber:
Yayasan Kanker Indonesia, 2018). Kesulitan dalam sistem usus sering terjadi
Masalah yang terjadi pada usus besar dapat beragam, seperti inflamasi, yang
yang tidak menular yang muncul akibat pembiakan dan pertumbuhan sel-sel
ada. sumber ini dari Lembaga Kanker Nasional (2015) menjelaskan tentang
. (Hartati, 2020)
perkembangan sel yang berlebihan, tak terkendali, dan tidak normal dapat
terbatas pada lokasinya yang sebenarnya dan dalam keadaan fisik yang
normal, maka disebut sebagai tumor jinak. Namun, jika sel-sel tidak normal
terus tumbuh dan tidak terkendali, itulah yang disebut sebagai tumor ganas
atau kanker. Tumor usus besar ialah bentuk neoplasma yang berasal dari
beragam jaringan yang tidak normal dalam usus besar, sebagaimana yang
disampaikan oleh Lydia Boyle dan Langman (2017). Ada beberapa faktor
yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang dapat meningkatkan risiko
pertumbuhan ekonomi baru dan menerapkan gaya hidup modern. Selain itu,
peningkatan kasus kanker usus besar stadium awal juga berhubungan erat
usus besar yang ganas (polip) dan kanker pada usus besar. (Bishehsari et al.,
2020).
Sistem pengobatan kanker usus besar pada tahap awal hingga tahap
yang tidak normal atau menyebabkan penyumbatan pada usus besar. Selain
itu, ketika kanker telah menyebar ke organ lain, disarankan untuk menjalani
4
efek samping yang mungkin terjadi. Efek-efek dari Kanker usus besar tahap
terdapat pada usus besar serta kelenjar getah bening yang berdekatan (operasi
pengangkatan sebagian usus besar), yang diikuti dengan terapi kimia. Pada
jika kanker sudah menjalar dengan luas, terapi obat dapat digunakan sebagai
kemoterapi juga dapat mengganggu sel yang sehat, inilah alasan mengapa
timbul efek negatif obat tersebut. Terapi kimia merupakan salah satu metode
berlebihan, mual, muntah, kerontokan rambut, dan diare. (Sari, Wahid and
Suchitra, 2019).
yang sedang menjalani terapi. Rasa khawatir pada penderita kanker bisa
kemoterapi, ada peluang terkena infeksi karena proses pemasangan infus dan
Falah, & Dasong, 2018). Terapi kimia adalah jenis pengobatan yang bekerja di
efek negatif dari terapi kimia dapat berdampak pada gizi pasien. Tanda-tanda
gangguan pencernaan, peradangan pada mulut, dan kesulitan buang air besar
menyebabkan kurangnya asupan gizi yang memadai. (Usolin, D. N., Falah, F.,
merasa cemas akan penggunaan jangka panjang. Selain itu, 15,8% pasien
6
kemoterapi dan radioterapi. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa
menderita kanker usus besar masih tergolong rendah. Sebanyak 68,4% dari
negatif terhadap kedua jenis pengobatan ini. Sebab itu, petugas kesehatan
pesakit yang sedang menjalani terapi kimia, baik sebelum terapi kimia (pra-
terapi kimia), semasa terapi kimia (terapi kimia dalaman), dan selepas terapi
adalah memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien agar mau menjalani
obat setelah perawatan, dan menjaga kondisi pasien tetap terkontrol. Tugas
kemoterapi, dan memberikan dukungan psikologis. (Usolin, D. N., Falah, F., &
Dasong, 2018)
dalam paliatif. Dukungan mental sangat penting karena pengaruh terapi obat
kimia pada individu dapat memengaruhi mereka dalam hal biologis, kesehatan
tubuh, kejiwaan, dan interaksi sosial (Setiawan 2015). Penting bagi layanan
B. Rumusan Masalah
ini, yaitu Asuhan Keperawatan pada pasien yang menderita kanker usus besar
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
penatalaksanaan.
D. Manfaat
1. Untuk peneliti
pada pasien kanker usus besar dewasa sehingga perawat dapat melakukan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Kanker kolorektal (Ca Colon) atau sering disebut tumor usus besar
adalah jenis kanker ganas yang muncul di dalam jaringan usus besar di
bagian usus besar (yang merupakan segmen terpanjang dari usus besar)
dan di rektum (ujung dari usus besar). Usus besar merupakan bagian dari
mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus halus.
Saluran pencernaan dan bagian tubuh yang berhubungan dengan usus dan
sekum (usus buntu) (Selts AC. Pada tahun 2014, Kanker kolorektal
merupakan jenis kanker yang menyerang kolon dan rektum, yang terletak
menyerang lapisan dinding usus besar atau rektum. Kanker yang sudah
menyerang struktur juga bisa menyerang aliran darah atau kelenjar getah
yang menyerupai biji kacang yang berperan dalam melawan infeksi. Sel-
10
11
sel kanker ini dapat bergerak melalui saluran darah (pembuluh darah)
menuju hati, paru-paru, perut, indung telur, atau organ lainnya (Alteri dkk,
2017:4). Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang jinak yang muncul
dari usus besar, yang terdiri dari usus besar (bagian paling panjang dari
2. Etiologi
terpapar kanker kolorektal. Beberapa faktor risiko ini tidak dapat diubah,
seperti usia di atas 50 tahun, polip, infeksi usus besar (kolitis ulserativa
atau penyakit Crohn), dan anggota keluarga dengan riwayat polip atau
kanker usus besar. Beberapa faktor risiko yang lain adalah gaya hidup
kanker usus besar pada individu yang berusia di bawah 40 tahun. Salah
secara berlebihan. Oleh karena itu, agar mencegah risiko terkena kanker
usus besar. Mengasumsikan bahwa satu dari lima situasi keganasan pada
3. Patofisiologi
terjadi dari polip adenoma. Tingkat kejadian tumor di usus besar sebelah
bagian rektum dan kolon sigmoid. Polip tumbuh secara perlahan, dan
umumnya memerlukan waktu antara 5-10 tahun atau bahkan lebih lama
dalam rongga dan mulai menembus struktur usus. Biasanya, tumor besar
di bagian kanan usus memiliki ukuran yang besar dan karena itu bisa
sebelah kiri muncul sebagai benjolan kecil yang menyebabkan luka pada
yang lebih dalam dan organ yang berdekatan. Kanker usus besar menyebar
permukaan usus, dan lapisan luar usus. Perpanjangan juga bisa berdampak
pada susunan terdekat seperti organ jantung, perut, bagian pertama usus,
usus kecil, kelenjar pankreas, limpa, saluran kencing, dan bagian pinggir
13
tidak selalu terlihat, mungkin ada kelenjar yang terkena jauh, namun
kanker yang berasal dari tumor utama juga bisa menyebar melalui kelenjar
getah bening atau peredaran darah ke lokasi lain seperti hati, paru-paru,
otak, tulang, dan ginjal. Penyebaran tumor ke area lain dalam perut bisa
terjadi ketika tumor tumbuh melalui serosa atau saat dilakukan operasi
atas lebih sering terjadi dibandingkan tumor kolon bagian tengah (dua kali
lebih banyak). Menurut Black and Hawks (2014), kanker usus yang
4. Manisfestasi Klinis
b. Pendarahan pada tinja atau adanya darah pada tinja, yang biasanya
nyeri berulang
alasannya
5. Klasifikasi
6. Pemeriksaan penunjang
Studi pada pasien dengan kanker kolorektal meliputi berikut ini (Sayuti
Mengambil sampel dari jaringan usus besar yang diduga kanker adalah
kolonoskopi atau pada bagian tertentu dari usus besar. Temuan studi
karakteristik dari beragam jenis kanker pada bagian besar usus dan
karsinoma..
20
c. Radiologi
panjang pada pasien dengan riwayat polip atau kanker yang telah
d. Kolonoskopi
7. Penatalaksanaan
.
Stadium Terapi
Stadium Eksisi lokal atau polipektomi sederhana
0
(TisN0M0) Pembedahan en-bloc segmental dilakukan untuk
mengatasi lesi yang tidak memenuhi syarat untuk
dieksisi secara lokal.
Stadium I Wide surgical resection dengan anastomosis
(T1-2N0M0) tanpa kemoterapi adjuvan
Stadium II (T3N0M0, Wide resiko badan operasi dengan hubungan
T4a-bN0M0) kembali
Terapi tambahan setelah operasi pada pasien
dengan risiko tinggi
8. Konsep Kemoterapi
bisa berdampak negatif pada sel sehat yang berkembang dengan cepat,
seperti yang ada pada rongga mulut dan saluran pencernaan, atau
melibatkan kerusakan pada sel-sel yang sehat. Banyak kali dampak negatif
itu, pengaruh obat kemoterapi terhadap jaringan atau sel yang sehat
kelemahan, kejang, atau rasa nyeri pada bagian lengan dan/atau kaki
1) Kemoterapi kuratif
2) Kemoterapi adjuvant
yang tidak dapat dioperasi, setelah reseksi lesi primer, sisa tumor
3) Kemoterapi neonadjuvan
beberapa pasien.
4) Kemoterapi paliatif
Banyaknya kasus kanker pada saat ini dominan terjadi pada kanker sel
kecil pada paru-paru, hati, perut, pankreas, usus besar, serta jenis kanker
5) Kemoterapi investigative
1) Injeksi.
perut.
dioleskan ke kulit
sintase
Menambah efek
terapi 5-FU sama dengan
5-FU
Mengalami hidrolisis
intraseluler Sistem hepatopoetik,
Menghambat replikasi sistem saraf tepi,
Oxaliplatin DNA sistem gastrointestinal
Kematian sel
Irinotecan Menghambat enzim Diare, gangguan
topoisomerase I hepar, insomnia,
Replikasi DNA alergi, gangguan
hematopoetik,
bradikardi, oedema,
hipotensi, demam,
9. Komplikasi
Salah satu masalah yang bisa terjadi pertama kali adalah gangguan
bisa jadi dipicu oleh tumor yang mengisi saluran pencernaan. Kehadiran
sembelit dan rasa sakit di area perut. Terkadang, tumor tidak hanya
usus (perforasi).
serius seperti nyeri perut yang amat kuat, pembengkakan dan merasa
kembung pada perut, mual serta infeksi yang parah. Kanker usus besar
berlokasi di dalam bagian rektum yang menjadi salah satu bagian terakhir
29
merah).
serius lain yang dapat timbul akibat kanker usus besar. Fenomena yang
dikenal sebagai metastasis sering kali terjadi pada berbagai jenis tumor,
terutama tumor yang bersifat kwa ganas. Organ yang sering menjadi target
pada leher, kesulitan bernapas dan rasa tidak nyaman perut, juga
B. Terapi Relaksasi
respon relaksasi.
mental..
1) Ketentraman hati
6) Meningkatkan keyakinan
ke otak yang mengatur fungsi tubuh seperti bangun atau bangun dari
mana saraf simpatik diaktifkan untuk sementara. Pada saat yang sama,
hati dan suasana tenang. Selain itu gangguan pada GABA di sistem
2. Kompres hangat
a. Pengertian
Kompres hangat berarti memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian
nyeri, mengurangi atau mencegah kejang otot dan memberikan rasa hangat
(SULTONI, 2018).
menggunakan cairan atau alat yang dapat memberikan panas atau dingin
b. Tujuan
sirkulasi
4) Merangsang penyembuhan
36
c. Manfaat
a) Hot water bag (buli-buli) atau kain yang dapat menyerap air.
o o
b) Air hangat dengan suhu 38 C sampai 40 C.
c) Thermometer air.
2) Tahap kerja
e) Keluarkan botol atau kain setelah 15 menit dan tekan kembali jika
Nafisa, (2013)
c) Suhu air 40.5ºC-46ºC untuk yang lemah dan atau pasien yang
ujungnya
yang dikompres
1) Mempersiapkan alat
40º46ºC
8) Cuci tangan
dan mengurangi nyeri atau nyeri tekan (Andarmoyo, 2013). Prinsip kerja
yang menekan reseptor nyeri melalui teori gate control (Ozgoli et. 2016)..
40
mengaktifkan transmisi serabut saraf sensorik A-beta yang lebih besar dan
lebih cepat. Proses ini mengurangi transmisi nyeri melalui serabut C dan A
oksigen dan zat gizi pada jaringan. Suhu yang tinggi juga meningkatkan
Kushartanti, 2019).
BAB IV
PEMBAHASAN
kepada pasien yaitu Ny. S dan Tn. P di ruang darussalam RSI Sultan Agung
Semarang pada tanggal 16-18 Mei 2023 dan tanggal 2-4 Juni 2023. Proses
keberhasilan atas proses asuhan keperawatan yang dilakukan semua proses ini
A. Pengkajian
sosial, dan lingkungan, berdasarkan hasil pengkajian pada dua klien. Klien
klien ke-2 yang bernama Tn. Seseorang yang berusia 51 tahun didiagnosis
dengan kanker kolon. Informasi usia yang diperoleh dari kedua klien
individu yang berusia di atas 50 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi
41
42
mengeluh merasakan rasa tidak enak di perut yang sesuai dengan teori
cukup tajam di area perut bagian kiri. Hal ini konsisten dengan gejala-
perut bagian tengah dan nyeri di bagian kanan bawah. Sementara itu,
sakit pada bagian perut sebelah kiri bagian bawah. Ini juga sesuai dengan
bahwa konjungtiva klien terlihat pucat. Selain itu, data yang mendukung
menunjukkan kadar yang rendah. Selain itu, juga tidak ada data klien yang
klien 2.
43
adanya informasi yang tidak lengkap dari kedua klien. Klien 1 mengalami
Berdasarkan teori yang diajukan oleh Usolin et al. (2018), efek samping
yang teliti agar dapat menemukan permasalahan pada pasien yang ada.
sakit saat ditekan pada daerah perut dan juga terasa sakit saat abdomen
diraba. Tidak ada keluhan nyeri yang dilaporkan oleh klien dalam data
karena tidak ada keluhan yang disampaikan oleh klien dan tidak juga ada
Dari hasil evaluasi dua pasien dengan kasus kanker usus besar
dalam dan juga lebih fokus untuk mengevaluasi mengenai keluhan pasien
dialami oleh pasien dari hasil evaluasi dapat diketahui masalah apa yang
B. Diagnosa Keperawatan
perawatan yang diberikan kepada pasien (Dinarti & Yuli Muryanti, 2017).
45
nyeri merujuk pada situasi di mana pasien mengalami nyeri akut yang
bulan. Jika dilihat dari waktu operasi 2 bulan yang lalu telah
intens. Stresor dari luar berdampak pada kualitas dan jumlah tidur
PPNI, 2017).
diagnosis.
istilah yang digunakan untuk merujuk pada risiko infeksi. Jika melihat
klien 1, di mana penyakit ini terkonfirmasi melalui hasil tes yang juga
C. Intervensi Keperawatan
yang tercatat dengan baik akan memberikan petunjuk dan makna dalam
intervensi keperawatan.
Teknik yang digunakan oleh penulis untuk mengatasi rasa sakit pada
pengelolaan rasa sakit meliputi semua faktor dalam rasa sakit seperti fisik
dan psikologis kognitif. Ada dua metode yang digunakan untuk mengelola
Menurut riset yang dilakukan oleh (Bashir, 2020), terungkap bahwa untuk
infeksi..
50
D. Implementasi Keperawatan
perawatan yang akan dilakukan. Salah satu tugas awal seorang perawat
kemajuan rasa sakit yang dirasakan oleh pasien serta mengawasi efisiensi
perawatan yang terjadi pada kasus rasa sakit. Pada pasien 1 dan 2 telah
sesuai dengan rencana yang telah disusun mengikuti keadaan pasien pada
saat itu.
E. Evaluasi Keperawatan
rasa nyeri, wajah lebih rileks dan skala nyeri yang masih 3, sehingga harus
dilakukan ulang intervensi terutama tarik nafas maupun kompres dan juga
merasa tidur terpenuhi, dan mampu tidur enam jam sehingga keadaan
umum pasien baik, pasien tidak menguap lagi, pasien tampak rileks dan
colostomy yang terlihat terpasang dengan sekitar luka yang agak merah.
Diagnosa risiko infeksi dapat diatasi karena terlihat tidak ada gejala infeksi
di sekitar luka pasien seperti luka pasien terlihat merah dan tidak ada
nanah di area luka. Agar risiko infeksi dapat diatasi hingga perawatan
selesai..
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengkajian
kasus review pasien. Dari kedua pasien memiliki tanda dan gejala yang
memiliki keluhan
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
53
54
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
B. SARAN
1. Bagi penulis
dari Ca Colon, serta konsep kemoterapi. Selain itu, peneliti juga harus
Salah satu cara untuk melakukan pengkajian pada klien secara efektif
diberikan.
rawat inap..
selanjutnya.
56