Disusun Oleh :
Nim : P2305108
A. Definisi
Kanker rektum adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas didalam
permukaan usus besar atau rektum (Dyayadi MT, 2009). Kanker rektum
merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus
menyerang bagian rektum yang terjadi akibat timbulnya di mukosa/epitel
dimana lama kelamaan timbul nekrose dan ulkus (Nugroho, 2011). Kanker
rektum adalah pertumbuhan sel abnormal atau maligna pada daerah rektum
(Sodikin, 2011).
B. Etiologi dan Faktor Predisposisi
Penyebab Kanker rektum masih belum diketahui pasti,namun telah
dikenali beberapa faktor predisposisi. Faktor predisposisi lain mungkin
berkaitan dengan kebiasaan makan. Hal ini karena Kanker rektum terjadi
serkitar sepuluh kali lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang
mengkonsumsi lebih banyak makanan mengandung karbohidrat murni dan
rendah serat,dibandingkan produk primitif (Misalnya,di Afrika) yang
mengkonsumsi makanan tinggi serat (Arderson S, 2006).
Beberapa faktor risiko/faktor predisposisi terjadinya kanker rectum menurut
(Smeltzer, Burke, Hinkle & Cheever, 2010) sebagai
berikut:
1. Diet rendah serat
Kebiasaan diet rendah serat adalah faktor penyebab utama, (Price Sylvia
A, 2012) mengemukakan bahwa diet rendah serat dan kaya karbohidrat
refined mengakibatkan perubahan pada flora feses dan perubahan
degradasi garam-garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak,
dimana sebagian dari zat-zat ini bersifat karsinogenik. Diet rendah serat
juga menyebabkan pemekatan zat yang berpotensi karsinogenik dalam
feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu masa transisi feses
meningkat, akibat kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan
mukosa usus bertambah lama.
2. Lemak
Kelebihan lemak diyakini mengubah flora bakteri dan mengubah steroid
menjadi senyawa yang mempunyai sifat karsinogen.
3. Polip (colorectal polyps)
Polip adalah pertumbuhan sel pada dinding dalam kolon atau rektum, dan
sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip
bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat
menjadi kanker.
4. Inflamatory Bowel Disease
Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada rectum
(misalnya colitis ulcerativa) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang
lebih besar.
5. Riwayat kanker pribadi
Orang yang sudah pernah terkena kanker kolorectal dapat terkena kanker
kolorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker
di indung telur, uterus (endometrium), atau payudara mempunyai tingkat
risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker rektum.
6. Riwayat kanker rektal pada keluarga
Jika mempunyai riwayat kanker rekti pada keluarga, maka kemungkinan
terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika terkena kanker pada usia
muda.
7. Faktor gaya hidup
Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan
sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar
terkena kanker kolorectal serta kebiasaan sering menahan tinja/defekasi
yang sering.
8. Usia di atas 50
Kanker rektum biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih
dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia
50 tahun ke atas.
C. Klasifikasi
Dokter membagi kanker kolorektal berdasarkan stadium berikut
kolon atau rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker
kolorektal stadium 0.
getah bening.
berusia tua. Lebih dari 90% orang yang menderita penyakit ini di
Menghentikan
Pertumbuhan
Sel
Pemasangan
Klien khawatir Infus Adanya filtrasi obat Toksisitas
pencernaa
di jaringan sekitar n
MK : Resiko Gangguan
Intregitas Kulit Keengganan untuk
maka
n
MK : Resiko
Defisit Nutrisi
Menyerang-sel yang
sel
tumbuh dengan
cepat
Kerontokan
MK : Gangguan
Citra Tubuh
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan kanker rektum, antara
lain (Suratun & Lusianah, 2014) :
1. Endoskopi
Endoskopi merupakan prosedur dignostik utama dan dapat dilakukan
dengan sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau
dengan kolonoskopi total.
2. Enema barium dengan kontras ganda
Pemeriksaan enema barium yang dipilih adalah dengan kontras ganda
karena memberikan keuntungan seperti tingkat kberhasilanya sangat
tinggi.
3. CT colonography (pneumocolon CT)
Keunggulan CT colonography adalah:memiliki sensifitas tinggi di
dalam mendiagnosis kanker kolorektal dan dapat memberikan
informasi keadaan diluar kolon, termasuk untuk menentukan stadium
melalui penilaian invasi lokal, metastasis hepar, dan kelenjar getah
bening.
G. Penatalaksanaan
Dalam tatalaksana kanker rektum, radioterapi memiliki peran yang
tumor. Peran radiasi pada tumor letak rendah dapat meningkatkan preservasi
sfingter.
Pilihan dan rekomendasi terapi tergantung pada beberapa faktor, terapi
bedah merupakan modalitas utama untuk kanker stadium dini dengan tujuan
kuratif. Kemoterapi adalah pilihan pertama pada kanker stadium lanjut dengan
kanker rektum. Saat ini, terapi biologis (targeted therapy) dengan antibodi
situasi klinis, baik sebagai obat tunggal maupun kombinasi dengan modalitas
1. Pembedahan
lokasi tumor pada rektum. Prinsip utama dari pembedahan pada kanker
karena fiksasi atau ekstensi tumor yang luas, maka tumor dikatakan tidak
Secara umum, dikenal beberapa teknik reseksi pada kanker rektum yang
lazim digunakan, yaitu eksisi transanal untuk kanker rektum stadium dini,
yaitu tumor yang berukuran kecil (<3 cm), dalam jarak 8 cm dari anal
rektum. Teknik lain adalah Low Anterior Resection (LAR) untuk tumor
melibatkan sfingter atau muskulus levator. Satu hal yang juga penting
2. Kolostomi
Kolostomi adalah pembuatan lubang sementara atau permanen dari
usus besar melalui dinding perut dengan tindakan bedah bila jalan ke anus
tidak bisa berfungsi, dengan cara pengalihan aliran feses dari kolon karena
patologis pada kolon dista dan untuk proses dekompresi karena sumbatan
usus besar distal dan selalu dibuat pada dinding depan abdomen. Indikasi
karena infeksi berat lama, fibrosis pasca infeksi, sumbatan diluar lumen
a. Kolostomi permanen
b. Kolostomi temporer/sementara
Pembuatan kolostomi temporer biasanya untuk tujuan dekompresi
3. Radioterapi
radiasi pada karsinoma rektum dapat diberikan baik pada tumor yang
tidak resektabel.
kiri). Batas atas lapangan pada interspace lumbal 5 dan sakral 1. Batas
ekstrarektum. Baker et al. (2012) melaporkan hasil studi dari German Rectal
Cancer Study Group yang membandingkan pemberian kemoradiasi pre-
operatif dan posto peratif pada kanker rektum T3-4 atau N+, bahwa
4. Kemoterapi
Pasien dengan kanker rektum stadium II-III berisiko tinggi untuk mengalami
pemberian radioterapi pra- dan pasca bedah saja dapat menurunkan angka
5-FU bersama radioterapi adalah efektif dan dapat dianggap sebagai terapi
failure rates) yang lebih rendah, disamping sasaran pengobatan lain seperti
pada kanker rektum. Dalam beberapa tahun terakhir ini, sudah banyak
kemajuan yang dicapai pada kemoterapi untuk kanker rektum. Beberapa
terapi lini pertama pada tahun 1996, oxaliplatin pada tahun 2004 dan
sesudah bedah kuratif adalah standar pada kanker rektum stadium III dan
toksik.
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat
2012).
a. Pengumpulan Data
tempat tinggal
2) Riwayat penyakit sekarang: Pada pengkajian ini yang perlu dikaji adanya
anggota keluarga yang lain dan lingkungan sekitar sebelum maupun saat
Bagaimana kebiasaan makan, minum sehari- hari, jenis makanan apa saja
yang sering di konsumsi, makanan yang paling disukai, frekwensi
makanannya.
2) Pola Eliminasi
7) Hubungan peran
T: Time: Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala dirasakan? tiba-
tiba atau bertahap? seberapa lama gejala dirasakan?
d. Pemeriksaan fisik
37,5 C, nadi 60
a) Kepala dan leher: Dengan tehnik inspeksi dan palpasi: Rambut dan kulit
kepala: Pendarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
trauma?
e) Mulut: Benda asing, gigi, sianosis, kering?
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada
Pre kemoterapi
Post kemoterapi
B. Saran
Gale, Danielle dan Jane Charette. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
Jakarta : EGC. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemoterapi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2022. Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Cetakan III. Jakarta : DPP
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.