PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Usus besar adalah usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus
halus. Memiliki panjang 1.5 m dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar
dibagi menjadi 3 daerah yaitu: kolon asenden, kolon transversum, dan kolon
makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Kanker usus besar atau
kanker kolorektal, termasuk pertumbuhan sel kanker pada usus, anal dan usus
buntu. Kanker ini adalah salah satu dari bentuk kanker yang paling umum dan
penyebab kedua kematian yang disebabkan oleh kanker di Dunia Barat. Kanker
usus besar menyebabkan 655.000 kematian diseluruh dunia setiap tahun. Banyak
kanker usus besar yang diketahui berasal dari polip adenoma pada usus dan
penderita kanker mencapai 19,1 per 100.000 populasi laki laki di indonesia dan
15,6 per 100.000 populasi perempuan di Indonesia. Dan yang paling rentan
mengidap penyakit usus besar adalah masyarakat yang tinggal di kota. Hal ini
menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di
1
Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga
kian memprihatinkan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan mulai dari masa abnormal
neoplasma yang muncul di jaringan epithel dari kolon menurut (Haryono 2010).
Kanke korektal di temukan di kolon dan rectum. Rectum dan kolon adalah
bagian dari usus besar dalam system pencernaan di sebut traktus gastrointestinal
(Smeltzer, 2012).
Kolon berada di bagian proksimal usus besar dan rectum di bagian distal
5-7 cm di atas anus. Rectum dan kolon merupakan bagian dari system
adalah suatu tumor malignant yang muncul pada jaringan ephitelial dari kolon/
Fungsi utama kolon adalah menyerap air dari veses dan pada mamalia
3
4. Kolon sigmoid & rectum
Sedangkan kolon mulai dari bagian usus buntu sering di sebut juga
dengan kolon kanan dan bagian sisi kiri nya di sebut kolon kiri.
B. Etiologi
1. Usia
kebanyakan penderita kanker kolon itu berkisar usia nya antara 60-70 tahun.
Dan sangat di temui penderita kanker kolon yang umurnya di bawah 50 taun.
2. Polip
3. Riwayat kanker
Orang yang sudah pernah terdiagnosis mengindap penyakt kanker kolon akan
beresiko sangat tinggi akna terkena penyakit kanker kolon itu lagi di
dan kanker payudara memiliki resiko yang lebih besar akan terkena penyakit
kanker kolorektal.
4
4. Genetic/ factor keturunan
Dalam sejarah adanya kanker kolon dalam keluarga, khususnya itu keluarga
atau penyakit polip adenomatosa familial itu memiliki 100% resiko terkena
penyakit kaker kolorektal sebelum usia 40 tahun apabila FAP nya tidak di
6. Kebiasaan makan
suka makan danging merah dan sangat sedikit makan buah dan sayur akan
7. Kebiasaan merokok
Orang yang merokok cenderung memiliki resiko jauh lebih besar terkena
10. Obesitas
12. Terkena zat zat kimia seperti mercury, toksin and ototoksin dan gelombang
elektromagnetik
5
14. Berkerja sambil duduk.
C. Patofisiologi
Kanker kolorektal (95%) muncul dari lapisan epitel usus dan di mulai dari
polip jinak tetapi berubah menjadi tidak terkendalikan dan merusak fungsi usus
dan meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker dapat terlepas dai tumor
primer dan menyebar kebagian tubuh yang lain dan umunya menyebar ke hati
(Japaris, 2013).
Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker usus yang tumbuh secara
local dan bermetastase secara luas. Cara penyebaran kanker kolorektal ini ada
Penyebaran cara ini biasaanya masuk kedalam lapisan dinding usus sampai
keserosa dan lemak mesentrik dan setelah itu sel kanker tersebut akan
6
2. Penyebaran yang lebih luas
Adapun penyebaran yang lebih luas di dalam lumen usus yaitu melalui
limfatik dan system sirkulasi. Apabila sel tersebut masuk keorgan hati
ginjal, kulit, tulang dan otak. Sel kankerpun dapat menyebar ke daerah
Hampir semua kanker kolon ini berkembang dari polip adenoma jenis
premaligna, tapi dari ketiga jenis polip tersebut hanya jenis villous dan
4. Jenis villous berstuktur tonjolan seperti jari jari tangan tangan dan tidak
bertagkai. Kedua jenis polip tersebut tumbuh seperti bunga kol didalam kolon
yang terus menerus akan mengaalmi lesi lesi ulserasi yang pada akhirnya
Perubahan genetic sering kali dikaitkan dengan perkembangan dari lesi lesi
7
Adenomatous Polyposis=FAP). Protein yang di kodekan AOC sangat penting
Tanda tanda dan gejala kanker kolerektal itu sangatlah bervariasi dan
tidak spisifik,dan yang sering jadi keluhan utama dari pasien adalah hal yang
berhubugan dengan buang air besar dan lokasi dari tumor. Tumor yang berada
pada sisi kolon kanan yang mana isinya itu berupa cairan cenderung tersamar
hingga lanjut sedikit sekali cenderung menyebabkan abstruksi karena lumen usus
2. Nyeri abdomen,
3. Pendarahan
badan.
abstruksi
8
8. Sedangkan tumor pada rectum bersifat lebih infiltrative saat diagnosis dari
Kanker usus besar di bagi menjadi dua stadium menurut (Japiries, 2013)
sebagai berikut ;
1. Stadium Dini
e. Tenesmus
h. Pada pasien lansia bereaksi tumpul dan lambat, tidak peka nyeri,
berobat
2. Stadium lanjut
tumor adalah penyakit yang sistemik, pada fase akhir progresi kanker kolon
timbulnya stadium lanjut misalnya invasi area tumor dalam kavum pelvis
9
menimbulkan nyeri daah lumbosakra, iskialgia dan neuralgia obturatoria
b. Asites adalah hambatan saluran limfatik atau tekanan pada vena iliaka
(Japaries 2013)
E. Pemeriksaan Penunjang
Ada beberapa macam pemeriksaan penunjang menurut Casciato 2014 yang dapat
1. Biopsi
penting jika terdapat sebuah abstruksi yang tidak dapat di lakukannya biopsy
10
2. Carsinoembrionik antigen (CEA) screening
CEA adalah glikoprotein yang terdapat di permukaan kulit sel yang masuk
memonitor status kanker kolon dan untuk mendeteksi status rekurensi dini
Pada pemeriksaan yang ini dapat di lapisi dinding lateral, posterior dan
anterior serta spina iskiadika, sacrum dan coccygeus dapat diraba dengan
mudah.
4. Barium anema
Cara yang sering digunakan adalah dengan memaikai double kontras varium
anema yang sesitifitasnya 90% dalam mendeteksi polip ukuran >1 cm. cara
yang hemat biaya sebagai alternative peganti kolonoskopi untuk pasien yang
5. Endoskopi
Tes ini di indikasikan untuk menilai seluuh mukosa kolon kerna 3% dari
polip premaligna.
11
F. Penatalaksanaan Umum
1. Kolonoskopi
cara yang paling akurat untuk dapat menunjukkan polip yang berukuran
2. Pembedahan
Ini adalah salah satu cara yag telah diterima oleh masyarakat luas sebagai
atas rectum, untuk tumor dengan reseksi minimum margin 5 cm bebas tumor
3. Terapi radiasi
berenergi tinggi guna untuk membunuh sel kanker. ada dua cara memberikan
terapi radiasi;
5. Internal radiasi
Pemilihan terapi ini berdasarkan tipe dan stadium kanker (henry ford 2006)
12
6. Kemoterapi
13
BAB III
A. Pengertian
B. Indikasi
4. Kolonoskopi diagnostic
C. Kontraindikasi
1. Peradangan kolon fase akut dan berat dimana resiko perforasi meningkat
2. Dugaan adanya perforasi kolon dank lien yang baru saja menjalani operasi
abdomen
14
D. Persiapan tindakan kolonoskopi
1. Persiapan alat
b. Xylocain jel 2%
d. Apron, underpad
e. Baju pasien
k. Dua buah ember kecil, ember pertama berisi air bersih, ember kedua
l. Botol PA (terisi dengan cairan formalin 10%), kertas saring, dan tusuk
gigi
m. Plaster
n. Selang O2 nasal
q. Biopsy forsep
r. Suction kateter
15
s. Water jet bila perlu
u. Kassa steril
v. Objek glass
w. Alcohol 96%
d. BT, CT normal
g. Informant consent
E. Asuhan keperawatan
16
c. Rawat I memastikan adanya surat persetujuan tindakan pada rekam medic
melepaskan kaca mata dan hapus liptik serta cat kuku bila ada
memasang IV line
1) Skup kolonoskopi
4) Oksigen
6) Sumber cahaya
8) Suction
17
10) Obat-obatan emergency dan sedasi
kanan berada dibawah bantal, kaki kanan lurus dan kaki kiri ditekuk
pendokumentasian
18
h. Perawat II menyiapkan hasil pemeriksaan seperti jaringan yang telah
pemulihan
e. Mencatat nama obat dan dosis pemberian serta cairan infuse yang
h. Mencuci tangan
19
F. Komplikasi
1. Perdarahan
2. Komplikasi anastesi
3. Perforasi
20
BAB IV
PENGKAJIAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 46 tahun
Suku/Bangsa : Aceh
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Pernah menderita polip kolon, radang kronik kolon dan kolotis ulseratif yang
tidak teratasi, adaya infeksi dan obstruksi pada usus besar dan DIET atau
konsumsi diet yang tidak baik,tinggi protein,tinggi lemak dan rendah serat.
21
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Pemeriksaa fisik
c. Mulut; mukosa mulut kering dan pucat ,bau mulut yag tidak enak dan
prses penyakit
menurun.
C.
tekstur feses bervariasi dan bentuk lunak dan bau,hilang dan timbul,
keseringan tidak dapat di kontrol sampai 20-30 kali /hari. rasa perasaan
22
yang tidak nyaman, mukosa berdarah dengan atau tidak keluar feses,
tindakan endoskopi
C. Intervensi keperawatan
faktor pendukung
23
7. Kolaborasi dalam pemberian trombosit dan monitoring jumlah trombosit
sesuai kebutuhan
24
BAB V
A. Precleaning
Gunakan APD minimal sarung tangan, pelindung wajah, apron, plastic dan
masker. Siapkan wadah berisi larutan enzymatic dan lap atau busa segera setelah
dipakai pasien, swab scoupe dengan busa/ lap yang telah dibasahi dengan larutan
B. Tes Kebocoran
Lakukan test kebocoran sesuai petunjuk pabrik baik manual atau dengan mesin
C. Pembersihan Manual
sikat. Sikat dispossible, jika digunakan kembali untuk scoupe yang lain maka
harus di DTT
Bilas seluruh bagian scoupe dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran dan
benar bersih. Keringkan bagian luar scoupe dengan lap lembut dan lumen dengan
25
E. Inspeksi Visual
Tahap ini memastikan kalau scope tampak benar-benar bersih serta menentukan
Rendam dengan desinfektan yang mengandung zat aktif glutaradelhid 2%, OPA
0, 55%, hydrogen peroksida 7,5% atau paracetic acid 0,2%. Lakukan pengecekan
konsentrasi dengan test strip. Jika dilakukan dengan manual pastikan probe
Bilas sscoupe dengan air bersih hingga benar-benar bersih dari sisa-sisa
desinfektan
H. Pengeringan
Bilas lumen dengan alcohol 70% hingga tampak keluar dari sisi sebelahnya.
Keringkan scope bagian luar dengan lap lembut bersih atau steril dan dorong sisa
I. Pelabelan
Label scope (No seri probe, tanggal DTT, expired date 7 hari dan petugas DTT).
Tempelkan label dalam laporan tindakan pasien dan logbook sesudah pemakaian
J. Penyimpanan
Simpan scope bersih dilemari bersih, ventilasi bagus dan bebas debu, lemari
menggantung bebas.
26
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
besar (kolon) atau rektum. Lokasi yang sering timbulnya kanker kolon
adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid. Kanker kolon adalah
suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan
jaringan sehat disekitar kolon (usus besar). Kanker kolon bukan merupakan
penyakit yang sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa
disembuhkan.
ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak
diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan
ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin
B. Saran
27
mengandung bahan zat kimia atau pengawet karena dapat membahyakan
28
DAFTAR PUSTAKA
29