A. LATAR BELAKANG
Kanker lambung menempati peringkat kedua dari jenis kanker
yang palingumum terjadi di dunia. Di banyak negara berkembang, angka
kejadian kanker lambung telah menuruh secara drastis selama setengah
abad yang lalu. Di amerika serikat, keganasan kanker lambung
menjadikan penyakit itu menduduki peringkat ke-14 yang paling sering
terjadi di negri itu.
Menurunya kasus kanker lambung sebagian di hubungkan dengan
semakin banyaknya masyarakat yang mengunakan kulkas, yang
mempunyai beberpa efek menguntungkan, seperti meningkatkan
konsumsi buah dan sayuran segar, menurunkan asupan garam dan
menurunkan kontaminasi makanan oleh senyawa-senyawa karsinogenik
yang muncul dari busuknya produk produk daging yang tidak di masukan
ke dalam kulkas. Garam dan makanan bergaram mungkin merusak
mukosa lambung (menyebabkan peradangan) dan berkaitan dengan
peningkatan sintesis DNA serta perkembangbiakan sel. Faktor faktor lain
yang kemungkinan memberi andil dalam menurunkan angka kanker
lambung adalah angka infeksi Helicobacter pylori kronis yang lebih
rendah, yang disebabkan oleh semakin baiknya sanitasi dan penggunaan
antibiotik serta meningkatan screening test di banyak negara.
Kedati demikian, kanker lambung masih menjadi penyebab
kematian akibat kanker nomor dua di dunia. Selain itu, kanker lambung
tetap menjadi penyakit yang sangat sulit di obati di negara negara barat,
terutama karena kebanyakan pasien telah mengalami penyakit yang
sudah sangat parah. Bahkan pasien yang berada dalam kondisi sangat
baik dan menjalani operasi kuratif pun sering kali meninggal karena
kambuhnya kanker ini. Kebanyakan kasus kanker lambung (sekitar 85 %)
merupakan adenokarsinoma yang terjadi di sepanjang jalur lambung
(mukosa). Kira-kira 40% kasus kanker lambung berkembang di bagian
bawah lambung (pylorus), 40% bekembang di bagian tengah (tubuh) dan
15% berkembang di bagian atas (kardia). Semetara itu, sekitar 10%
kasus kanker lambung berkembang di lebih dari satu bagian organ tubuh.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kanker lambung merupakan bentuk neopasma maligna
gastrointestial. Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma
lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari
semua kematian akibat kanker (cancer facts and figures, 1991).
Neoplasma ialang kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi
dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (patologi, dr.
Achmad tjarta, 2002)
Kanker lambung adalah suatu keganasan yang terjadi di lambung,
sebagian besar adalah dari jenis adenokarsinoma. Jenis kanker lambung
lainya adalah leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker
lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker
tertentu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun (osteen, 2003). Kanker
lambung pada pria merupakan keganasan terbanyak ketiga setelah
kanker paru dan kanker kolorektal, sedangkan pada wanita merupakan
peringkat ke 4 setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker
kolorektal (christian, 1999).
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Lambung
Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya
antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen di bawah
diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang
karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, tekanan organ
lain dan postur tubuh. Struktur lambung.
a. Fundus ventrikuli
Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum
kardiakum dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus
terdapat katup sfingter kardiak.
b. Korpus ventrikuli
Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung
dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum
pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke duodenum.
c. Antrum pylorus
Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan
mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum
pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.
d. Kurvantura minor
Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum
kardiak sampai ke pylorus. Kurvantura minor dihubungkan ke hepar
oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dari peritoneum.
e. Oesteum kariakum
Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke
lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pylorus yang tidak
mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang membuka
dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat
tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot pada dasar
esophagus.
2. Fungsi lambung
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus,
menghancurkan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan
getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara:
Penyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Namun para penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan
merupakan faktor penting dalam kejadian karsinoma Gaster. Makanan
tersebut seperti ;
1. Gastritis kronis.
2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
3. Herediter.
4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar
atau diasapkan.
5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.
6. Kurang makanan yang mengandung serat.
7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-
karsinogenik.
E. TANDA dan GEJALA
Di Negara-negara seperti jepang, di mana kanker lambung lima
kali lebih umum terjadi di bandingkan di Amerika Serikat, mass screening
terhadap populasi telah membantu menemukan banyak kasus sejak
stadium dini yang mampu diobati dan ditangani dengan baik, dan telah
mengurangi angka orang yang meninggal dari penyakit ini. Namun, kajian
yang dilakukan di Amerika Serikat tidak menemukan manfaat dari mass
screening bagi kanker lambung, karena penyakit ini tidak begitu umum di
sana. Di sisi lain, orang dengan faktor resiko kanker lambung tertentu bisa
mengambil manfaat dari mass screening tersebut. Jika anda mempunyai
pertanyaan tentang resiko kanker lambung atau manfaat screening,
tanyakan kepada dokter.
Apabila mass screening bagi kanker lambung tidak dilakukan,
maka penderita akan terdiagnosis ketika tanda-tanda dan gejala-gejala
tertentu mengindikasikan kebutuhan untuk mendapatkan pemeriksaan
medis lebih lanjut. Dan, sayangnya, pasien yang mengalami kanker
lambung jarang yang mengalami gejala-gejala pada stadium awal
penyakitnya. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa kanker
lambung menjadi sangat sulit dideteksi sejak dini.
Adapun tanda-tanda dan gejala-gejala kanker lambung,
diantaranya sebagai berikut:
1. Rasa penuh pada perut bagian atas dan sedikit dibawah tulang dada
setelah makan makanan kecil. Dokter menyebut ini sebagai kenyang dini,
dan ini juga menjadi gejala paling awal kanker lambung. Jika hal ini terjadi
bersamaan dengan berjalannya waktu, maka penderitanya akan mulai
kehilangan berat badan.
2. Tidak sanggup mencerna, keasaman tinggi, dan sering bersendawa. Ini
adalah gejala paling awal kanker lambung, tetapi juga menjadi gejala-
gejala masalah perut yang lain. Kebanyaan orang yang mengalaminya
tidak bisa mencerna dalam jangka waktu yang lama. Sekitar 1 dari setiap
50 orang yang pergi ke dokter untuk pertama kalinya karena susah
mencerna dan bersendawa akan terkena kanker lambung.
3. Pendarahan atau kelelahan dan susah bernafas. Bahkan, kanker
lambung awal bisa mengeluarkan darah ke lambung. Kehilangan darah
selama lebih dari saru periode waktu bisa membuat penderitanya
mengalami anemia. Ini berarti jumlah sel darah merahnya terlalu rendah.
Anemia membuat penderita merasa lelah dan terlihat pucat. Jika sangat
kekurangan darah, maka penderita juga mungkin merasa susah bernafas.
Namun, muntah darah bukanlah gejala awal yang umum, tetapi bisa saja
terjadi. Jika itu terjadi, darah mungkin tidak terlihat dengan jelas. Darah
yang naik mungkin menjadi merah terang, yang berarti itu adalah
perdarahan darah segar. Atau, darah itu mungkin terlihat coklat gelap,
seperti dasar kopi, jika perdarahan tersebut terjadi di lambung ntuk
sesaat.
4. Terjadi bekuan darah. Penderita kanker lambung kemungkinan besar
mendapatkan bekuan darah. Jika penderita merasa nyeri atau bengkak
pada bagian kaki, atau tiba-tiba dada nyeri dan susah bernafas, ia bisa
saja mengalami bekuan darah pada kaki atau paru-paru. Karena itu, ia
harus bergegas menghubungi dokter, dan dokter pun akan segera
memberikan obat anti bekuan darah.
5. Merasa sakit atau nyeri dan sulit menelan. Lebih dari separuh orang yang
terdiagnosis terkena kanker lambung akan mengalami nyeri atau sulit
menelan. Area pasti dari rasa nyeri tersebut bisa bervariasi. Namun, biasa
nya terjadi di bagian atas perut. Atau nyeri itu juga bisa terjadi di bawah
tulang dada (sternum) atau sedikit lebih ke bawah. Penderitaannya bisa
merasa sakit atau benar-benar sakit.
6. Bengkak terhadap perut yang mengarah pada akumulasi cairan dan sel-
sel kanker. Dokter menyebut hal ini sebagai ascites (akumulasi cairan
serosa dalam rongga peritoneal) yang berbahaya. Gejala ini merupakan
tanda bahwa kankernya sudah berada pada tahap parah, dan dokter
akan merasakan adanya benjolan di perut.
7. Kehilangan nafsu makan serta berat badan yang tidak diharapkan. Ini
sering kali menjadi gejala paling akhir dan bisa menjadi tanda bahwa
kankenya sudah begitu parah, meski sebagian orang yang terkena kanker
lambung pada awalnya juga akan kehilangan nafsu makan.
Sebagian dari gejala-gejala tersebut bisa terjadi dengan kondisi
bukan kanker, seperti virus lambung atau jenis kanker yang lain. Namun,
orang yang mengalami gejala-gejala ini untuk jangka waktu yang lama
harus memeriksakan diri ke dokter, khususnya jika mereka sudah berusia
di atas 50 tahun atau mempunyai faktor risiko kanker lambung. Dan, perlu
diketahui, sejak gejala-gejala kanker lambung sering tidak Nampak
sampai penyakit itu sudah parah, hanya sekitar 10-20% kanker lambung
yang ditemukan pada stadium awal, sebelum mereka menyebar ke area
tubuh yang lain.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTK
1. Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan
menurun dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan
suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang
iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.
2. Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras
ganda dengan berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik
yang disertai dengan komprsi.
3. Gastroskopi dan Biopsi
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk
melihat adanya tumor gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969)
dengan biopsi ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas gaster
sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.
4. Pemeriksaan darah pada tinja
Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult
blood), untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
5. Sitologi
Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan
tumor ganas lambung dengan hasil 80 90 %. Tentu pemeriksaan ini
perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.
G. KOMPLIKASI
1. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
2. Hematemesis
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas
lambung sehingga dapat menimbulkan anemia.
3. Obstruksi
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang
disertai keluhan mintah-muntah.
4. Adhesi
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan
infiltrasi dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri
perut
H. PENATALAKSANAAN
a. Pembedahan
Jika kanker terdiagnosis sebelum menyebar, penderitanya hampir
pasti akan menjalani pembedahan. Sekali lagi,jumlah pembedahan
yang akan dijalani tergantung pada stadium kanker penderita. Pasien
kemungkinan aka menjalani CT-Scan dan laparoskopi untk membantu
dokter jika pembedahan mejadi pilihan. Tetapi, dokter mungkin tidak
mampu mengatakan secara pasti stadium apa yag diderita hingga
setelah pembedahan dilakukan. Usai pembedahan, spesimen dari
operasi tersebut dikirimkan ke laboratorium, dimana seorang patolog
mengmaati spesimen tersebut dengan mikroskop. Pengamatan ini
memberikan sebuah ukuran stadium kanker yang paling akurat.
Tergantung pada kanker yang diderita pasien mungkin akan
menjalani pembedahan untuk mengangkat kanker atau hanya untuk
meredakan gejala-gejalanya saja.
b. Kemoterapi
Kemoterapi bekerja dengan menganggu pertumbuhan sel-sel
kanker. Untuk menghancurkan sel-sel kanker, digunakan obat anti
kanker ( sitotoksik ). Obat tersebut bersirkulasi dalam darah dan bisa
menjangkau sel-sel kanker dimanapun mereka berada dalam tubuh.
Untuk kanker lambung pasien akan mejalani kemoterapi sebelum
atau setelah pembedahan atau bisa juga dilakukan sebelum dan
sekaligus sesudah pembedahan. Kemoterapi ini bertujuan untuk
mengurangi atau mengontrol gejala-gejala pada kanker yang sudah
parah serta menurunkan laju kanker yang sudah parah.
c. Radioterapi
Radioterapi merupakan sebuah terapi yang menggunakan
gelombang energi tinggi untuk mengobati kanker. Radioterapi tidak
biasa digunakan untuk kanker lambung dini, meski ujicoba
menunjukkan bahwa radioterapi yang berkombinasi dengan
kemoterapi dapat membantu menghentikan kanker datang kembali
setelah operasi. Tetapi, biasanya pasien menjalani radio terapi untuk
menyusutkan kanker yang sudah parah. Tetapi ini mungkin
meredakan tekanan yang telah menyebabkan rasa nyeri. Radioterapi
juga sangat berguna dalam menghentikan perdarahan dari kanker
yang sudah parah.
d. Uji coba klinis
Berbagai kajian menjanjikan perawatan baru atau eksperimental
kepada pasien yang dikenal sebagai uji coba klinis. Uji coba klinis
hanya di lakukan ketika ada beberapa alasan yang bisa diyakini
bahwa perawatan yang telah di kajitersebut mungkin bermanfaat bagi
pasien. Perawatan yang digunakan dalam uji coba klinis sering kali
ternyata mempunyai manfaat yang nyata.
e. Pilihan perawatan berdasarkan stadium kanker
Berdasarkan penjelasan diatas, jenis perawatan yang diambil
tentu harus disesuaikan dengan stadium kankernya. Berikut ini
penjelasan lebih terperinci mengenai hal itu.
a. Stadium O
Karena pada stadium O kanker masih terbatas pada lapisan
lambung dan tidak menyerang jaringan yang mendasari
lambung, maka kankernya bisa ditangani dengan pembedahan
saja. Tidak ada kemoterapi ataupun terapi radiasi. Kanker pada
stadium ini biasanya ditangani dengan gastrektomi, yakni
pembedahan dengan menghilangkan bagian atau semua
lambung, dan limfadenektomi, yakni penghilangan kelenjar getah
bening di dekatnya.
b. Stadium I
Kebanyakan pasien pada kanker lambung stadium I ini
kankernya dihilangkan dengan cara bedah, yakni melalui
gastrektomi total atau parsial, serta penghilangan omentum
(jaringan lemak di perut) dan kelenjar getah bening di dekatnya.
Tidak ada terapi tambahan yang bisa diberikan.
c. Stadium II
Penghilangan semua atau sebagian organ lambung dan
diperluas dengan limfadenektomi merupakan perawatan pilihan.
Uji coba klinis dengan memberikan kemoterapi adjuvant dan/atau
terapi radiasi mungkin di coba jika kankernya ternyata telah
menyerang bagian luar dinding lambung atau menyebar ke lebih
dari tiga kelenjar getah bening. Terapi adjuvant mungkin juga
direkomendasikan jika oeperasi tidak menghilangkan semua
kanker di lambung.
d. Stadium III
Pasien yang berada pada stadium ini harus menjalani
pembedahan, kecuali kalau ia mempunyai kondisi medis lain
yang membuatnya terlalu beresiko untuk melakukan
pembedahan. Lebih dari 15% pasien sukses ditangani dengan
pembedahan. Pasien dengan kanker lambung stadium III ini
harus dipertimbangkan untuk menjalani uji coba klinis dengan
memberikan kemoterapi adjuvant dan/atau terapi radiasi,
tergantung pada seberapa jauh pastinya kankernya telah
menyebar dan berapa jumlah kelenjar getah bening yang telah
diserang. Terapi adjuvant mungkin juga direkomendasikan jika
operasi tidak menghilangkan semua kanker dari lambung.
e. Stadium IV
Karena kanker lambung stadium IV telah menyebar ke organ-
organ yang jauh, kesembuhan tentu tidak munbgkin terjadi.
Terkadang, pembedahan hanya untuk mencegah halangan pada
lambung dan/atau usus, atau untuk mengontrol perdarahan yang
diperlukan. Dalam sebagian kasus, sinar laser yang diarahkan
secara langsung melalui endoskop bisa menguapkan
kebanyakan tumor dan mengurangi halangan tanpa harus
melewati pembedahan.
Kemoterapi dan/atau terapi radiasi tidak diharapkan bisa
menyembuhkan kanker, tetapi sering kali bisa mengurangi
beberapa gejala. Perawatan baru dalam uji coba klinis mungkin
bermanfaat bagi sebagian pasien. Meski perawatan tambahan
untuk menghancurkan atau menyusutkan kanker tidak lagi
menjadi pilihan, namun perawatn yang tersedia mampu
meredakan nyeri dan berbagai gelaja lainnya. Pasien
seharusnya tidak ragu untuk mengatkan kepada tim penanganan
kanker tentang berbagai gejala yang telah di alami.
Sementara itu, angka kebertahan hidup 5 tahun akibat kanker
lambung yakni lebih dari 90% pada stadium 0 dan I, sekitar 50%
pada stadium II, 15% atau kurang dari pada stadium III, dan
sekitar 3% pada stadium IV. Kebanyakan pasien yang
terdiagnosis kanker lambung telah menginjak stadium III dan IV.
Karena itulah, penting untuk diingat bahwa angka kebertahanan
hidup ini hanyalah rata-rata dan ramalan pada individu pasien
tidak bisa di prediksi dengan akurasi yang besar. Meski stadium
kanker sangat berguna dalam memperkirakan harapan hidup
pasien, itu bukan satu-satu nya faktor yang mempengaruhi
angka kebertahanan hidup. Sebagian pasien bertahan hidup
lebih lama dibandingkan dengan prediksi dokter dengan hanya
mempertimbangkan stadiumnya saja.
f. Terapi nutrisi
Sangatlah penting bagi pasien untuk makan dengan baik selama
dan setelah perawatan kanker. pasien membutuhkan jumlah kalori
yang benar, juga protein, vitamin, dan mineral. Makan dengan baik
akan membantu pasien merasa lebih baik dan mempunyai lebih
banyak energi.
Tak dapat di pungkiri, makan dengan baik memang bisa menjadi
susah. Terkadang, khusunya selama atau setalah perawatan, pasien
mungkin tidak merasa bernafsu untuk makan. Pasien mungkin tidak
nyaman atau merasa lelah. Pasien mungkin menemukan bahwa
makan tidaklah enak seperti biasa. Pasien juga mungkin mengalami
efeksamping perawatan, nafsu makan berkurang, mual, muntah, atau
diare. Pasien tidak perlu khawatir, sebab ahli gizi bisa menunjukan
cara-cara untuk menghadapi masalah tersebut. Sebagia penderita
kanker lambung dibantu dengan menerima nutrisi menggunakan
tabung makanan atau suntikan pada pembuluh darah. Sebagian yang
lain dibantu dengan produk-produk makanan nutrisional.
Disamping itu, kehilangan berat badan setelah melakukan
pembedahan kanker lambung sudah biasa terjadi. Pasien mungkin
membutuhkan perubahan jenis makanan yang pasien konsumsi. Ahli
gizi bisa membantu pasien merencanakan makanan yang akan
memberi pasien nutrisi yang dibutuhkan.
7. Penyakit Menetrier
Penyakit ini juga disebut gastropati hipertropik dan merupakan
sebuah kondisi lipatan besar dalam lambung yang berkaitan dengan
perubahan-perubahan dalam garis lambung dan produksi asam yang
rendah. Karena penyakit ini sangat jarang terjadi, resiko kanker
lambung yang pasti belumlah di ketahui.
8. Jenis Kelamin
Kanker lambung akan terjadi dua kali lebih besar pada pria
dibandingkan pada wanita.
9. Usia
Ada sebuah peningkatan kanker lambung yang tajam setelah
seseorang berusia 50 tahun. Banyak orang yang didiagnosis kanker
lambung berada pada kisaran usia 60 hingga 70-an tahun.
10. Golongan Darah A
Golongan darah merujuk pada antigen-antigen (kimiawi yang
diakui oleh system kekebalan) tertentu yang normalnya hadir dalam
sel darah merah dan sebagian jenis sel yang lain. Golongan darah ini
penting dalam penyesuaian darah dalam tranfusi. Untuk alasan yang
tidak diketahui; orang yang mempunyai golongan darah A
mempunyai resiko terkena kanker lambung yang lebih tinggi.
B. DIAGNOSA
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnose keperawatan utama
mencakup yang berikut:
Intervensi Keperawatan
D. EVALUASI
Hasil yang diharapkan