Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

CA OROFARINGEAL
Dosen Pengampu : Ucik Indrawati, S. Kep., Ns., M. Kep.

Disusun Oleh :
Kelompok 16
Eva Nia Septika (183210014)
Halimah (183210018)
Vivian Arni Andita (183210044)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami sekelompok, bisa menyelesaikan tugas makalah tentang “CA
Orofaringeal”. Adapun maksud dari pembuatan makalah ini sebagai perkuliahan mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 3.

Terima kasih juga di sampaikan kepada teman- teman yang telah terlibat dalam
pembuatan makalah ini, yang sudah meluangkan waktu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisannya kami sudah berusaha agar apa yang kami tulis dapat dimengerti oleh
pembaca. Semoga dengan makalah ini juga dapat menambah wawasan atau pengetahuan kita
baik sebagai penulis maupun pembaca.

Namun sebagai manusia biasa kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, kami mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun
dari para pembaca agar dapat tercipta suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan kita
sebagai mahasiswa.

Jombang, 26 September 2020

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

COVER
KATA PENGANTAR

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Definisi........................................................................................................................3
2.2 Etiologi........................................................................................................................3
2.3 Patofisiologi................................................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis......................................................................................................4
2.5 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................5
2.6 Penatalaksanaan........................................................................................................6
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................8
3.1 Pengkajian Keperawatan..........................................................................................8
3.2 Diagnosa.....................................................................................................................8
3.3 Intervensi....................................................................................................................8
3.4 Implementasi..............................................................................................................9
3.5 Evaluasi......................................................................................................................9
BAB IV
PENUTUP...............................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker orofaring relatif jarang terjadi, terhitung kurang dari 1% dari semua
kanker yang baru.1 Data kanker yang diperoleh dari rongga mulut dengan
orafaring. Diperkirakan lebih dari 39.000 kasus kanker rongga mulut dan faring
didiagnosis di Amerika Serikat pada tahun 2010.2 Sekitar sepertiga dari jumlah
tersebut diperkirakan berasal dari orofaring. Angka kejadian yang tinggi terjadi
antara dekade keenam dan ketujuh kehidupan. Namun demikian, pada dekade
kelima dan keempat kehidupan tidak ditemukan kasus. Penyakit ini banyak terjadi
pada laki-laki, namun berdasarkan data terbaru menunjukkan peningkatan
kejadian pada wanita.
Etiologi yang paling penting adalah paparan tembakau dan alkohol. Namun,
sebagian besar kasus yang terlihat saat ini terkait dengan infeksi HPV.3 Lebih dari
90 % dari kanker orofaring adalah karsinoma sel skuamosa (SCC). Pertumbuhan
dari sel datar bersisik yang melapisi rongga mulut dan orofaring. Kanker ini
seringnya dilakukan pembedahan dengan radiasi sebagai terapi lanjutan dan
kemoterapi. Karsinoma sel skuamosa berkembang sangat cepat dan sangat
berbahaya.1
Pengobatan penyakit ini sangat kompleks, dan terdiri dari tim termasuk
didalamnya ahli bedah kepala dan leher, ahli bedah rekonstruksi, radiasi onkologi,
ahli onkologi medis, prostodontis, dan bicara dan ahli patologi bahasa yang dapat
memberikan kesempatan terbaik bagi pasien untuk pengendalian penyakit dengan
pengobatan yang terkait toksisitas.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam latar belakang sudah dijelaskan apa kanker orofaring, dari itu dapat
disimpulkan permasalahan yang diambil, yaitu:
a. Apa definisi ca orofaringeal..?
b. Bagaimana Etiologi ca orofaringeal..?
c. Bagaimana Patofisiologi ca orofaingeal..?
d. Apa saja Manifestasi klinis dari ca orofaringeal..?
e. Apa saja Pemeriksaan Penunjang ca orofaringeal..?
f. Apa saja Penatalaksanaan ca orofaringeal..?
g. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan ca orofaringeal..?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi ca orofaringeal
b. Untuk mengetahui Etiologi ca orofaringeal
c. Untuk mengetahui Patofisiologi ca orofaingeal
d. Untuk mengetahui Manifestasi klinis dari ca orofaringeal
e. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang ca orofaringeal
f. Untuk mengetahui Penatalaksanaan ca orofaringeal
g. Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan ca orofaringeal
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tenggorokan adalah sebuah organ pada leher yang berfungsi sebagai saluran
pernafasan untuk udara masuk ke paru-paru. Secara umum tenggorokan akan
dibagi menjadi tenggorok (faring) dan kotak suara (laring). Kanker tenggorokan
merupakan pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada salah satu bagian dari
leher dan tenggorokan, dapat terjadi di faring atau laring.
Fungsi dari tenggorokan sendiri adalah memastikan proses makan dan
bernapas dapat berjalan dengan baik, sehingga Anda tidak tersedak.Kemudian
tepat di belakangnya terdapat tonsil (amandel), yang berfungsi sebagai bagian dari
sistem imun dan sebagai organ yang mencegah benda asing masuk ke paru-
paru.Tepat di bawah tenggorokan, terdapat pita suara yang berfungsi sebagai
penghasil suara dan membantu kelancaran proses bernapas serta menelan.
Sel abnormal paling sering muncul pada sel datar yang melapisi bagian dalam
tenggorokan. Di samping itu, sel abnormal juga bisa muncul pada bagian tulang
rawan (epiglotis) yang berfungsi sebagai penutup tenggorokan
2.2 Etiologi
SCC pada daerah kepala dan leher diketahui timbul akibat akumulasi beberapa
perubahan genetik dari gen yang penting untuk regulasi pertumbuhan dan
kematian sel. Perubahan ini, yang mungkin dapat diwariskan, tetapi lebih sering
diperoleh dari paparan agen lingkungan, menyediakan sel dengan keunggulan
pertumbuhan yang selektif. Sel-sel kemudian menjalani seleksi yang selanjutnya,
yang akhirnya menghasilkan kloning yang dapat mengatasi pengendalian
pertumbuhan yang normal dan pertahanan inang yang dapat membentuk tumor.
Beberapa faktor lingkungan yang berhubungan dengan scc dari orofaring.
Menurut sejarah yang paling penting adalah paparan tembakau dan alkohol.
Pengguna tembakau yang berat memiliki resiko 5 sampai 25 kali lebih besar
terkena kanker kepala dan leher dibanding bukan perokok. Efek dari agen ini
berhubungan dengan dosis, dan paparan yang bersamaan, sehingga risiko yang
terjadi lebih besar daripada risiko yang diakibatkan dari salah satu saja. Risiko
yang relatif dapat menyebabkan kanker meningkat dari 2,7 sampai 9, pada mereka
yang merokok 10 batang per hari sampai yang merokok 1 bungkus per hari.
Risiko relatif juga meningkat dengan peningkatan konsumsi alkohol. Risiko relatif
meningkat menjadi 8,8 pada mereka yang mengonsumsi 30 atau lebih minuman
per minggu dibandingkan dengan 1,2 pada mereka yang mengonsumsi 1 sampai 4
gelas per minggu. Kombinasi merokok dan minum memiliki efek aditif lebih
besar seperti yang disebutkan sebelumnya. Orang yang memiliki sejarah merokok
lebih dari 40 bungkus per tahun dan mengkonsumsi 5 minuman beralkohol per
hari memiliki 40 kali risiko relatif .
2.3 Patofisiologi
Asap rokok mengandung sekitar 50 karsinogen dan procarcinogens. Yang
paling menonjoladalah procarcinogens hidrokarbon polisiklik aromatik dan amina
aromatik. Ke-banyakankarsinogen dan procarcinogens membutuhkan aktivasi
oleh enzim metabolisme seperti sitokromP450. Enzim lain
membantumendetoksifikasi karsinogen seperti glutathione-S-transferase.
Alkohol-induced karsinogenesis adalah dimediasi melalui asetaldehida. itus
anatomi yangsecara langsung langsung terkena alkohol seperti orofaring
danhipofaring beresiko cancerization.Orang yang merokok dan minum beresiko
untuk keganasan kedua, karena mengaktifkandehidrogenase Alkohol dan aldehida
dehidrogenase mendetoksifikasiasetaldehida. Kerentananindividu dan karsinogen
ini procarcinogens diyakinisekunder untuk polimorfisme genetik enzim ini.
Kanker dapat menyebar dengan tiga cara:
 Kanker menyerang jaringan normal di sekitarnya.
 Kanker menyerang sistem getah bening dan menyebar melalui
pembuluh getah bening ke tempat lain di tubuh.
 Kanker menyerang vena dan kapiler dan menyebar melalui darah ke
tempat lain di tubuh.
2.4 Manifestasi Klinis
a. Sakit tenggorokan yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu
b. Sakit tenggorokan atau kesulitan menelan
c. Penurunan berat badan yang cepat tanpa sebab yang jelas
d. Perubahan suara (lebih serak)
e. Sakit telinga
f. Benjolan di bagian belakang tenggorokan atau mulut
g. Benjolan di leher
h. Nyeri tumpul di belakang tulang dada
i. Batuk Terus Menerus
2.5 Pemeriksaan Penunjang
1) CT scan (CAT scan)
Sebuah prosedur yang membuat serangkaian gambar detil dari daerah
di dalam tubuh, yang diambil dari sudut yang berbeda. Gambar-gambar
yang dibuat oleh komputer yang terhubung ke mesin x-ray. Sebuah zat
kontras yodium dapat disuntikkan ke dalam vena atau ditelan untuk
membantu organ-organ atau jaringan muncul lebih jelas. Prosedur ini juga
disebut tomografi komputer, computerized tomography, tomografi aksial
atau komputerisasi.
2) MRI (magnetic resonance imaging)
Sebuah prosedur yang menggunakan magnet, gelombang radio, dan
komputer untuk membuat serangkaian gambar detil dari daerah di dalam
tubuh. Prosedur ini juga disebut nuklir Magnetic Resonance Imaging
(NMRI). MRI dengan gadolinium adalah pemeriksaan yang terbaik untuk
mengevaluasi keterlibatan jaringan lunak seperti dasar lidah, ruang
parapharyngeal, atau fasia prevertebral.
3) X-ray
X-ray dari organ dan tulang. X-ray adalah jenis balok energi yang
dapat masuk melalui tubuh dan ke film, membuat gambar dari daerah di
dalam tubuh.
4) PET scan (positron emission tomography scan)
Suatu prosedur untuk menemukan sel-sel tumor ganas dalam tubuh.
Sejumlah kecil radionuklida glukosa (gula) yang disuntikkan ke pembuluh
darah. PET scan berputar di sekitar tubuh dan membuat gambar dari mana
glukosa sedang digunakan dalam tubuh. Sel tumor ganas muncul terang
dalam gambar karena mereka lebih aktif dan mengambil glukosa lebih dari
sel normal. PET Scan dapat membantu dalam mendeteksi tumor primer
tersembunyi, yang biasanya ditemukan di amandel atau dasar lidah.
Kebanyakan ahli onkologi menggunakan PET / CT untuk mengevaluasi
pasien dengan stadium III / IV penyakit.
5) Endoskopi
Suatu prosedur untuk melihat organ-organ dan jaringan dalam tubuh
untuk memeriksa daerah abnormal. Sebuah endoskopi yang dimasukkan
melalui hidung atau mulut pasien untuk melihat area di tenggorokan yang
tidak bisa dilihat selama pemeriksaan fisik tenggorokan. Endoskopi adalah
tipis, tabung-seperti instrumen dengan cahaya dan lensa untuk melihat. Hal
ini juga mungkin memiliki alat untuk menghapus sampel simpul jaringan
atau getah bening, yang diperiksa di bawah mikroskop untuk tanda-tanda
penyakit.
6) Biopsi
Penghapusan sel atau jaringan sehingga mereka dapat dilihat di bawah
mikroskop oleh seorang ahli patologi untuk memeriksa tanda-tanda
kanker.
7) Laboratorium
Evaluasi laboratorium dari pasien kanker oropharyngeal termasuk
hitung darah lengkap, kimia darah; tes fungsi hati, dan elektrokardiogram.
Fungsi tiroid dan evaluasi gizi dapat dimasukkan dalam hal ini.
2.6 Penatalaksanaan
Pengobatan kanker orofaringeal, terutama untuk pasien dengan tumor yang
meluas dan melibatkan dasar lidah, telah berkembang dalam sepuluh tahun
terakhir. Perubahan awalnya dari operasi utama untuk "strategi preservasi organ
menggunakan CRT, mencerminkan keberhasilan CRT untuk menghindari untuk
dilakukan laringektomi pada pasien dengan kanker laring. Komunitas ahli
onkologi kepala dan leher tampaknya ingin menghindari morbiditas fungsional
yang signifikan dari pendekatan pembedahan untuk orofaring. Kemajuan terbaru
dalam pembedahan minimal invasif transoral dari orofaring memberikan
peningkatan potensi untuk hasil secara fungsional.
Pengobatan kanker oropharyngeal yang kompleks dan membutuhkan
pendekatan multidisiplin, memberikan kesempatan bagi pasien untuk rencana
perawatan terbaik yang komprehensif. Tim ini termasuk bedah kepala dan leher,
ahli bedah rekonstruksi, ahli radiasi onkologi, ahli onkologi medis, onkologi gigi,
prosthodontist, dan ahli bicara dan patologi bahasa. Dokter bedah harus
mempertimbangkan berbagai faktor ketika memutuskan jenis pengobatan untuk
masing-masing pasien. Ini termasuk jenis perawatan yang dibutuhkan untuk tumor
primer dan leher, modalitas paling cocok untuk preservasi fungsional atau
restorasi, kondisi medis umum pasien, dan, yang paling penting, keinginan pasien.
Ketersediaan fasilitas, keahlian, dan dukungan sosial juga memainkan peran.
Semua pasien harus diberi konseling dan dibantu untuk berhenti merokok dan
mengkonsumsi alkohol. Sementara hubungan infeksi HPV dengan tumor ini
umumnya diterima, sedikit yang diketahui tentang potensi penularan.
1. Terapi Non-Pembedahan
Manajemen non-bedah terdiri dari radioterapi dengan atau
tanpa kemoterapi secara bersamaan. Kebanyakan kemoterapi
didasarkan pada bahan platinum. Kursus radiasi biasanya terdiri dari
memberikan dosis 60 sampai 70 Gy melalui sinar pada lesi primer dan
leher selama 6 hingga 7 minggu.
Radiasi biasanya digunakan adalah IMRT. Pasien yang diterapi
non-bedah harus dievaluasi dengan menggunakan PET / CT pasca
pengobatan untuk menentukan respon terhadap terapi, 8 sampai 12
minggu setelah selesai terapi. Pasien dengan N2 dan N3 harus
dilakukan pembedahan leher, jika dengan hasil CT PET positif atau
tetap ada.
2. Terapi pembedahan
Tumor primer
Kebanyakan tumor orofaringeal dilakukan eksisi bedah.
Namun, berdasarkan bukti yang ada menunjukkan bahwa CRT
memberikan hasil yang sama bila dibandingkan dengan operasi dan
radiasi. Hal ini terutama terjadi pada pasien dengan tumor stadium
lanjut karena pengendalian penyakit yang buruk dan gangguan
fungsional berat yang terkait dengan reseksi tumor yang besar. Hal ini
berlaku ketika tumor lebih dari 1/2 dari dasar lidah meluas ke lidah
atau meluas ke laring. Ekstensi ke dalam ruang parapharyngeal, fasia
prevertebral, atau melibatkan arteri karotis membuat perkembangan
tumor yang tidak terkontrol. Ekstirpasi kanker oropharyngeal
dikatakan berhasil bergantung pada eksposur yang baik dan margin
dari reseksi luas (1 sampai 2 cm), karena tumor ini memiliki
kecenderungan untuk menyebar ke bagian submukosa.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama, warga negara
Penanggung Jawab
Nama, alamat, hubungan dengan klien
b. Riwayat kesehatan
 Keluhan Utama
 Riwayat Kesehatan Sekarang
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu)
 Riwayat Kesehatan Keluarga
c. Pengkajian bio,psiko,sosial dan spiritual
d. Pengkajian fisik
3.2 Diagnosa
1) Nyeri akut b.d pengaruh kanker
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d asupan nutrisi yang
tidak adekuat
3) Resiko aspirasi b.d gangguan menelan
3.3 Intervensi
1) Nyeri akut b.d pengaruh kanker
Intervensi:
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi dan frekuensi.
 Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri.
2) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d asupan nutrisi yang
tidak adekuat
Intervensi:
 Kaji adanya alergi makanan.
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan Pasie.
 Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
3) Resiko aspirasi b.d gangguan menelan
Intervensi:
 Monitor tingkat kesadaran, refleksi batuk dan kemampuan
menelan.
 Monitor status paru.
 Lakukan suction jika diperlukan.
3.4 Implementasi
Pelaksananan keperawatan adalah langkah keempat proses keperawatan
dengan melaksanakan tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan yang yang telah disusun.
3.5 Evaluasi
Hasil yang diharapkan:
a. Pasien dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang, mengenali nyeri,
menyatakan rasa nyaman, tanda vital dalam rentang norma, dan tidak
mengalami gangguan tidur.
b. Pasien menunjukkan jalan nafas yang paten, dapat mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dispnea,
mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor penyebab, foto thorak
dalam batas normal, saturasi O2 dalam batas normal.
c. Nutrisi kurang pada pasien teratasi.
d. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan, pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar pasien dan keluarga
mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya.
e. Pasien dapat bernafas dengan mudah, tidak irama, frekuensi pernafasan
normal, pasien mampu menelan, mengunyah tanpa terjadi aspirasi, dan
mampu melakukan oral hygiene, jalan nafas paten, mudah bernafas, tidak
merasa tercekik dan tidak ada suara nafas abnormal.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebagian besar (90%) karsinoma sel skuamosa yang timbul dari pangkal lidah,
langit-langitlunak, tonsil palatina fosa dan pilar, dan dinding faring lateral dan
posterior. Nonepithelialtumor seperti karsinoma kelenjar ludah kecil dan sarkoma
jarang terjadi.(1,3)Tembakau dan penyalahgunaan alkohol adalah prediktor
terkuat mengembangkankarsinoma orofaringeal. Infeksi HPV sangat terlibat
dalam orang tidak terkena merokok ataualkohol. Mengunyah sirih di negara
berkembang juga merupakan faktor risiko.
Tanda-tanda termasuk sakit tenggorokan, sakit mulut, disfagia, penurunan
berat badan,massa leher, dan trismus. Pasien harus dirujuk ke telinga, hidung, dan
ahli bedah tenggorokanuntuk diagnosis histologi kanker.Staging adalah melalui
CT scan atau MRI kepala dan leher dengan kontras, diikuti olehtiga endoskopi
dengan anestesi umum. Namun, PET scan baik sendiri atau dikombinasikan
denganCT scan telah menjadi metode yang dapat diterima.
Rejimen pengobatan bervariasi tergantung pada stadium kanker dan
melibatkan operasi,kemoterapi, radiasi, dan antibodi monoklonal. Pasien harus
dikelolaoleh sebuah tim multidisiplinuntuk mengoptimalkan hasil.
DAFTAR PUSTAKA

Pou AM, Johnson JT. Oropharyngeal Cancer. Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD. Head &
Neck Surgery-Otolaryngology. 5th edition: Lippincott Williams & Wilkins. 2014.p :1898–
1915

Siegel R. Ward. E. Brawley O, et al. Cancer statistics. CA Cancer J Clin. 2011;61:212–236.

Olatwvedi AK. Engels EA. AndersonWF, et al. Incidence trends for human
papillomavirusrelated and un-related oral squamous cell carcinomas in the United States. J
Clin Oncol. 2008;26:612–619.

Tauzin M, Rabalais A, Hagan JL. et al. PET-CT staging of the neck in cancers of the
oropharynx: patterns of regional and retropharyngeal nodal metastasis. World J Surg Oncol.
2010;8:70–74.

Anda mungkin juga menyukai