DENGAN CA COLORECTAL
Tugas ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Disusun Oleh:
FERO HADE AL GHAZY (1941312077)
KELOMPOK T
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
A. Teoritis kanker kolorektal
1. Defenisi colorektal
Ca Colorectal ialah suatu tumor malignant yang muncul pada jaringan epithelial
dari colon / rectum. Pada mumnya tumor Colorectal merupakan adenokarsinoma yang
telah berkembang dari polyp adenoma (Wijaya & Putri, 2013). Ca Colerectal bisa
muncul sebagai polip jinak tetapi bisa juga dapat menjadi ganas, menginvasi dan
menghancurkan jaringan normal, dan meluas ke sruktur sekitarnya. Sel-sel kanker dapat
bermigrasi dari tumor primer dan mennyebar ke organ lain di dalam tubuh (sebagian
besar ke hati, peritoneum, dan paru). Angka keberlangsungan hidup setelah diagnosis
sangat rendah(Brunner & Sudarth, 2016).
Robinson & saputra (2014) mengatakan Ca Colorectal merupakan tumor ganas
yang terdapat pada kolon atau rectum biasanya berawal dari adenokarsinoma yang
berkembang dengan lambat dan terlokasi dalam waktu yang cukup lama.
2. Etiologi
Penyebab kanker kolorektal menurut American cancer society, (2014) terbagi dua yaitu
yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.
a. Yang tidak dapat di ubah
1) Keturunan dan riwayat keluarga
Jika ada anggota keluarga yang memeiliki riwayat kanker kolorektal makan
keluarga delanjutnya memiliki 2 sampai 3 kali beresiko terkena kanker kolorektal
dibandingkan keluarga yang tidak mempunyai riwayat kanker kolorektal. sekitar
5% dari pasien kanker kolorektal mempunyai sindrom genetic yang menyebabkan
penyakit ini.
2) Riwayat polip adnomatonus
Merupakan salah satu penyebab peningkatan resiko ca kolon, terutama bila
ukuran polip besar atau jika lebih dari satu. Seseorang dengan inflammatory
bowel disease, kondisi dimana terjadi peradangan usus selama jangka waktu yang
panjang, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal
3. Patofisiologi
Kanker kolorektal (95%) muncul dari lapisan epitel usus.dan di mulai dari polip jinak
tetapi berubah menjadi tidak terkendalikan dan merusak fungsi usus daan meluas kedalam
struktur sekitarnya,sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar kebagian
tubuh yang lain dan umunya menyebar ke hati.
Tingkatan kanker kolon menurut adalah sebagai berikut:
1. Stadium 1 yaitu ;terbatas hanya pada mukosa kolon
2. Stadium 2 yaitu ; sudah menembus dinding otot dan belum metastase
3. Stadium 3 yaitu ; sudah melibatkan kelenjar limfe
4. Stadium 4 yaitu ; sudah metastase ke kelenjar limfe yang berjauhan
dan ke organ organ yang lain.
Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker usus yang tumbuh secara local dan ber
metastase secara luas.cara penyebaran kanker kolorektal ini ada beberapa cara sebagai
berikut:
4. Manifestasi klinis
Manifestasi seseorang yang terkena kanker kolon menurut priscilla lemone, dkk (2016)
adalah sebabgai berikut
a. Letak tumor juga berpengaruh terhadap bentuk feses yang dikeluarkan, makin
menipis atau seperti kotoran kambing atau lebih cair disertai lendir atau darah.
Perubahan kebiasaan defekasi merupakan manifestasi gejala yang paling sering
terjadi, keduanya darah di dalam atau pada feses
b. Mual dan muntah merupakan kondisi yang sering dikeluhkan dan biasanya selalu
berhubungan dengan kerja involuner gastrointestinal.
c. Anemia yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya , tetapi bisa diakibatkan oleh
pendarahan yang lama didalam colon akibat kompresi tumor, anoreksia, penurunan
berat badan, dan keletihan
d. Dalam banyak kasus, gejala tidak muncul sampai Ca Colorectal berada dalam
stadium lanjut.
e. Lesi rectal dikaitkan dengan tenesmus nyeri rectal, merasa tidak lampias setelah
defekasi, mengalami konstipasi dan diare secara bergantian, dan feses berdarah.
f. Lesi disisi kanan kemungkinan disertai dengan nyeri abdomen yang tumpul dan
melene
g. Tanda-tanda komplikasi: obstruksi usus parsial atau komplit, ekstensi tumor dan
ulserasi ke pemmbuluh darah sekitar
h. Lesi sisi kiri dikaitkan dengan obstruksi dan darah berwarna mrah terang di feses.
5. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Black & Hawk ( 2014).Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada pasien
yang mengalami ca koon adalah sebagai berikut
a. Pemeriksaan laboratorium
Anemia dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit.
Pemeriksaan benzidin untuk darah samar bukanlah pemeriksaan yang khas tetapi
petunjuk adanya perdarahan di dalam saluran cerna
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Fecal occult blood test (FOBT),dilakukan untuk mendeteksi adanya darah, harus
dicari sari mana sumber darah tersebut, apakah dari rectum, colon atau bagian
usus lainnya dengan pemeriksaan yang lain
2) Test penanda Tumor CEA
Pemeriksaan melalui pengambilan sampel darah untuk meneliti adanya
peningkatan protein tertentu yang terkait dengan keberadaan kanker, khususnya
pada usus
3) Colonoscopy, caranya menggunkan kabel yang lebih panjang, shingga seluruh
rectum dan usus besar dapat diteropong dan diperiksa. Alat yang digunakan ialah
colonoscope
4) Double-contrast barium enema, yakni pemeriksaan radiologi dengan sinar
ronstgen (sinar X) pada kolon dan rectum.
5) sigmoidoscopy, yaitu suatu pemeriksaan dengan alat dimasukkan melalui lubang
dubur ke dalam rectum sampai kolon sigmoid, sehingga dinding dalam rectum
dan kolon sigmoid dapat dilihat. Bila ditemukan adanya polip, dapat disekalian
diangkat. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada tumor
6) Colok dubur, yakni pemeriksaan yang sangat sederhana dan dapat di
lakukan oleh semua dokter, yaitu dengan memasukkan jari yang sudah dilapisi
sarung tangan dan zat lubrikasi ke dalam dubur kemudian memeriksa bagian
dalam rectum
6. Penatalaksanaan
Smeltzer (2016), penatalaksanaan pada pasien dengan kanker kolon ialah sebagai berikut
a. Penatalaksanaan medis
1) Pembedahan
Bagian kolon yang terkena kanker akan diangkat termasuk getah bening di
dekatnya. Kemudian disambungkan kembali dengan bagian usus yang tersisa
tindakan pembedahan terdiri dari Pembangunan reservoir coloanal, Kolostomi
permanen, sementara Kolostomi , Reseksi segmental dengan anastomosis ,
Reseksi Abdominoperineal
2) Kolostomi
kolostomi akan lebih mudah dirawat jika dilakukan lebih dekat dengan kolon
sigmoid karena lokasi inilah feses sudah lebih terbentuk dibandingkan pada kolon
transversal atau kolon kanan. Kolostomi dapat silakukan di kolon asendens,
transversal, desendens, atau sigmoid dan dapat berifat permanen atau sementara
3) Terapi radiasai
merupakan penanganan karsinoma dengan menggunakan x-ray berenergi tinggi
untuk membunh sel karsinoma.
4) Radioterapi
digunakan untuk mengobati kanker ketika sel-sel kanker sudah menempel ke
dalam perut atau organ lain. Hal ini dilakukan setelah operasi pengangkatan sel
kanker dengan tujuan untuk memastikan apakah sel-sel kanker yang tersisa telah
mati dan mencegah kekambuhan.
5) Kemoterapi
Dilakukan jika sel kanker sudah menyebar dan apabila dilakukan tindakan
pembedahan tidak akan menimbulkan penyembuhan pada pasien
6) Msar drugs ( target terapi)
Pengobatan hanya mematikan sel-sel kanker sehingga tidak mengganggu sel
normal lainya
2. Diagnosa keperawatan
a. Sebelum operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.
2) Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah, anoreksia
4) Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot
abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon
b. sesudah operasi
1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan lapisan kulit.
2) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan primer dan sekunder
No Diagnosa NOC NIC
1 Nyeri akut a. Pain Level Pain Management
Indikator : 1) Lakukan pengkajian nyeri secara
Batasan karakteristik: 1) Blood pressure dalam komprehensif
1) Ekspresi wajah nyeri rentang normal 2) Observasi reaksi nonverbal dari
2) keluhan tentang 2) Melaporkan lamanya nyeri ketidaknyamanan
karakteristik nyeri dirasakan 3) pengalaman nyeri pasien
dengan menggunakan 3) Respiration rate dalam 4) Pilih dan lakukan penangan nyeri
standar instrumen nyeri rentang normal (farmakologi, non farmakologi,
3) sikap melindungi area 4) Tidak mengerang 5) Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri/perubahan 5) Ekspresi wajah releks mempengaruhi nyeri seperti suhu
aktivitas 6) Melaporkan nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
4) keluhan tentang berkurang 6) interpersonal)
intensitas 7) Pasien tidak mondar- 7) Kaji kultur yang mempengaruhi
menggunakan skala mandir respon nyeri
nyeri 8) Kurangi faktor presipitasi nyeri
5) Perilaku ekspresif b. Pain Control 9) Monitor penerimaan pasien tentang
Indikator : manajemen nyeri.
faktor yang berhubungan: 1) Tanda-tanda vital dalam 10) Ajarkan tentang teknik non
1) agen cidera biologis batas normal farmakologi
2) agen cidera kimiawi 2) Mampu mengenali nyeri, 11) Berikan analgetik untuk mengurangi
3) agen cidera fisik (skala, intensitas, frekuensi, nyeri
dan tanda nyeri) 12) Evaluasi tingkat keefektifan kontrol
3) Menyatakan rasa nyeri
nyamanstelah nyeri13) Tingkatkan istirahat
berkurang 14) Gunakan teknik komunikasi terapeutik
4) Mampu mengontrol nyeri, untuk mengetahui
5) Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan Analgesic Administration
menggunakan manajemen 1) Evaluasi efektifitas analgesik, tanda
nyeri dan gejala
2) Berikan analgesik tepat waktu
c. Comfort Level terutama saat nyeri hebat
Indikator : 3) Cek instruksi dokter tentang jenis
1) Ketakutan berkurang obat,dosis dan frekuensi
2) Kecemasan berkurang 4) Cek riwayat alergi
3) Stres berkurang 5) Monitor vital sign sebelum dan
4) Nyeri berkurang sesudah pemberian analgesik pertama
kali
6) Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2 Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari Nutritional status : food andNutrition Management
Kebutuhan Tubuh fluid intake 1) Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
Batasan Karakteristik: Kriteria Hasil: 2) Kaji adanya alergi makanan
1) Kelemahan otot untuk 1) Tidak terjadi penurunan 3) Anjurkan pasien untuk meningkatkan
menelan berat badan yang berarti intake fe
2) Nyeri abdomen 2) Berat badan ideal sesuai 4) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
3) dengan tinggi badan menentukan jumlah kalori dan nutrisi
4) Bising usus hiperaktif 3) Mampu mengidentifikasi yang dibutuhkan pasien
5) Kelemahan otot untuk kebutuhan nutrisi
mengunyah 4) Adanya peningkatan berat Nutrition Monitoring
6) Berat badan 20% atau badan sesuai dengan tujuan 1) Monitor mual muntah
lebih dibawah rentang 5) Tidak ada tanda-tanda 2) Monitor lingkungan selama makan
berat badan ideal malnutrisi 3) Monitor kulit kering dan perubahan
7) Ketidakmampuan pigmentasi
memakan makanan 4) Catat adanya edema, hiperemik,
8) Kehilangan rambut hipertonik, papilla lidah dan cavitas
berlebihan oral
9) Membran mukosa 5) Monitor kekeringan, rambut kusam,
pucat dan mudah patah
6) Monitor kadar albumin, total protein,
Faktor yang Hb, Ht
Berhubungan: 7) Monitor adanya penurunan berat
1) Kurang asupan badan
makanan
2) Faktor biologis
3) Ketidakmampuan
mencerna makanan
3 Ansietas berhubungan Status kecemasan Indikator: Penurunan kecemasan
dengan stressor a. monitor intensitas Aktivitas:
cemas a. dorong pasien untuk mengungkapkan
Batasan b. menghilangkan kecemasan perasaan, ketakutan, persepsi
karakteristik: c. menurunkan rangsangan b. nyatakan dengan jelas harapan terhadap
a. Peningkatan keringat lingkungan saar cemas pelaku pasien
b. Wajah tegang d. mencari informasi c. jelaskan semua prosedur dan apa yang
c. Gelisah untuk mengurangi dirasakan selasa prosedur
d. Kontak mata yang buruk kecemasan d. dengarkan dengan penuh perhatian
e. Gemetar e. berencana mengatasi e. identifikasi tingkat kecemasan
f. Tremor situasi stres f. bantu pasien mengenal situasi yang
g. Peningkatan denyut nadi f. mempertahankan menimbulkan kecemasan
h. Nyeri abdomen kinerja peran, g. instruksikan pasien
i. Peningkatan denyut nadi memelihara menggunakan teknik relaksasi
j. Gangguan pola tidur hubungan sosial,
k. Gugup mempertahankan
konsentrasi
g. mempertahankan
tidur yang cukup
h. kontrol respon
i. cemas pasien
4.Implementasi Keperawatan
Implemntasi adalah tindakan keerawataan yang telah disusun untuk menangani masalh yang
dialami oleh pasien
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan hasil observasi hasil yang telah perawat lakukan kepada pasien
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan. Edisi 8. Buku 2. Indonesia: CV Pentasada Media Edukasi
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier
Lemone & Priscilla. 2016. Keperawatan Medikal Bedah edisi 5. Jakarta : EGC Padila.
2012. Buku ajar: Keperawatan Medikal Bedah Dilengkapi Asuhan
Robinson & Saputra. 2014. Buku Ajar: Visual Nursing (medikal – bedah) sebuah panduan
diagnosis penyakit, keterampilan, serta asuhan keperawatan. Jilid satu.
Tanggerang: BinaRupa Aksara
Smeltzer, 2016. Keperawatan medical-bedah Brunner & Suddarth edisi 12. Jakarta: EGC
Wijaya & Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuhamedika.