A
DENGAN SIROSIS HEPATIS
KELOMPOK W
OLEH
YOLANDA PUTSI ABDARI, S.Kep
NIM: 1941312056
Seorang laki-laki, berusia 57 tahun, dirawat di ruang rawat penyakit dalam dengan keluhan
semakin hari semakin membesar dan bertambah tegang, namun keluhan perut membesar ini
tidak sampai membuat pasien sesak dan kesulitan bernapas. Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu
hati sejak 1 bulan namun memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati
dikatakan seperti ditusuk-tusuk dan terus-menerus dirasakan oleh pasien sepanjang hari. Keluhan
ini dikatakan tidak membaik ataupun memburuk dengan makanan. Keluhan nyeri juga disertai
keluhan mual yang dirasakan hilang timbul namun dirasakan sepanjang hari, dan muntah yang
biasanya terjadi setelah makan. Muntahan berisi makanan atau minuman yang dimakan
sebelumnya, dengan volume kurang lebih 1⁄2 gelas aqua, tapi tidak ada darah. Keluhan mual dan
muntah ini membuat pasien menjadi malas makan (tidak nafsu makan). Pasien juga mengeluh
lemas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.Keluhan lemas dikatakan dirasakan terus
menerus dan tidak menghilang walaupun pasien telah beristirahat.Keluhan ini dikatakan
dirasakan di seluruh bagian tubuh dan semakin memberat dari hari ke hari hingga akhirnya 6 hari
sebelum masuk rumah sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain itu, pasien juga mengeluh adanya bengkak pada kedua kaki sejak 6 minggu sebelum
masuk rumah sakit yang membuat pasien susah berjalan. Bengkak dikatakan tidak berkurang
ataupun bertambah ketika dipakai berjalan ataupun diistirahatkan.Keluhan kaki bengkak ini tidak
disertai rasa nyeri dan kemerahan.Riwayat trauma pada kaki disangkal oleh pasien.
Pasien mengatakan bahwa buang air besarnya berwarna hitam seperti aspal dengan konsistensi
sedikit lunak sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 2 kali per hari dan
volume kira-kira 1⁄2 gelas setiap buang air besar. Buang air kecil dikatakan berwarna seperti teh
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, dengan frekuensi 4-5 kali per hari dan volumenya
kurang lebih 1⁄2 gelas tiap kali kencing.Rasa nyeri ketika buang air kecil disangkal oleh pasien.
Pasien juga mengatakan bahwa kedua matanya berwarna kuning sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit.Warna kuning ini muncul perlahan-lahan.Riwayat kulit tubuh pasien menguning
disangkal. Selain itu, dikatakan pula bahwa beberapa hari terakhir, pasien merasa gelisah dan
susah tidur di malam hari. Keluhan panas badan, rambut rontok dan gusi berdarah disangkal oleh
pasien. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien dalam sakit sedang, kesadaran
kompos mentis, berat badan 69 kg, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 92x
per menit, laju respirasi 20x per menit, suhu axilla 37 C. Tampak konjunctiva anemis pada
pemeriksaan mata dan ginekomastia pada pemeriksaan thoraks. Dari pemeriksaan abdomen,
pada inspeksi tampak adanya distensi, dari palpasi didapatkan hepar dan lien sulit dievaluasi dan
ada nyeri tekan pada regio epigastrium dan hipokondrium. Dari perkusi abdomen didapatkan
undulasi (+), shifting dullness (+) dan traube space redup. Tampak edema pada kedua
ekstremitas bawah.Dari pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menunjang diagnosis
pasien ini, didapatkan bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek, SGOT, SGPT, BUN dan
kreatinin pada pasien meningkat, sedangkan albumin rendah.Pemeriksaan HbsAg dan anti HCV
hasilnya nonreaktif. Dari pemeriksaan USG abdomen didapatkan kesan pengecilan hepar dengan
splenomegali sesuai dengan gambaran sirosis hepatis dan ascites. Dari pemeriksaan
Esophagogastroduodenoscopy didapatkan varises esofagus, perdarahan mucosa bleeding pada
gaster .
Penugasan :
Sirosis hepatis disebabkan oleh konsumsi alkohol yang kronis, virus hepatitis B dan C,
intoksitifikasi zat kimia, malnutrisi, gangguan metabolic, dan obstruksi duktus empedu di
ulu hati. mengakibatkan distorsi arsitektur sel hati dan kegagalan fungsi hati. Distorsi
arsitektur hati mengakibatkan obstruksi aliran darah portal ke dalam hepar, karena darah
sukar masuk ke dalam sel hati. Sehingga meningkatkan aliran darah balik vena portal dan
tahanan pada aliran darah portal yang akan menimbulkan hipertensi portal dan terbentuk
pembuluh darah kolateral portal (esofagus, ambung, rektum, umbilikus). Hipertensi
portal meningkatkan tekanan hidrostatik di sirkulasi portal yang akan mengakibatkan
cairan berpindah dari sirkulasi portal ke ruang peritoneum (asites). Penurunan volume
darah ke hati menurunkan inaktivasi aldosteron dan ADH sehingga aldosteron dan ADH
meningkat di dalam serum yang akan meningkatkan retensi natrium dan air, dapat
menyebabkan edema. Kerusakan fungsi hati; terjadi penurunan metabolisme bilirubin
(hiperbilirubin) menimbulkan ikterus dan jaundice.
WOC
Terjadi fibrosa
Rasa penuh diperut
Distorsi pembuluh
Menekan gaster darah
Sirosis Hepatis
Ggn Metabolisme
zat besi
Bilirubin tak Ggn fungsi hati
terkonjugasi
Penurunan sel
darah merah
Ggn sintesis Vit.K
Urin Feses
pekat pucat Faktor pembekuan Anemia
darah
Kelemahan
MK: Resti
Pendarahan
MK: intoleransi
aktifitas
Ggn Met.Protein
Penurunin albumin
Oedema
MK: kelebihan
Vol.Cairan
;
Lampiran 10
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama : Tn.A (L)
No. MR : 012125
MEDIKAL BEDAH
Tanggal Lahir/usia:....................../ 57th
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
Ruang : Interne Pria Tgl. MRS : 29/6/2020 Tgl. Pengkajian: 30/06/2020 Pukul :
13.00 wib
A. PENGKAJIAN
DATA DASAR
Kesadaran: () CM □ Apatis □ Delirium □ Somnolen □ Soporocoma □ Coma
TTV: TD : 110/80 mmHg, N : 92 X/mnt, S : 37 oC, P : 20 X/mnt, Nyeri: () Ya □Tidak
Gol Darah: O Rh: + TB: 155 kg BB: 69 cm (Aktual/Perkiraan) LILA...........
Penanggung jawab: Keluarga (keluarga/suami/istri/.....) Pembiayaan: Keluarga
Pekerjaan: Swasta Diagnosis Medis: Sirosis Hepatis
1. Riwayat Kesehatan
1) RKS
Alasan masuk Tn A masuk melalui IGD rumah sakit M. Djamil atas rujukan dari RS
Unand pada tgl 29/6/2020 sekitar jam 15.00 WIB dengan keluhan semakin hari
semakin membesar dan bertambah tegang, namun keluhan perut membesar ini tidak
sampai membuat pasien sesak dan kesulitan bernapas. Pasien juga mengeluh nyeri
pada ulu hati sejak 1 bulan namun memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri ulu hati dikatakan seperti ditusuk-tusuk dan terus-menerus dirasakan oleh pasien
sepanjang hari. Keluhan ini dikatakan tidak membaik ataupun memburuk dengan
makanan. Keluhan nyeri juga disertai keluhan mual yang dirasakan hilang timbul
namun dirasakan sepanjang hari, dan muntah yang biasanya terjadi setelah makan.
Pasien juga mengeluh lemas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
lemas dikatakan dirasakan terus menerus dan tidak menghilang walaupun pasien telah
beristirahat. Keluhan ini dikatakan dirasakan di seluruh bagian tubuh dan semakin
memberat dari hari ke hari hingga akhirnya 6 hari sebelum masuk rumah sakit pasien
tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain itu, pasien juga mengeluh adanya bengkak pada kedua kaki sejak 6 minggu
sebelum masuk rumah sakit yang membuat pasien susah berjalan. Bengkak dikatakan
tidak berkurang ataupun bertambah ketika dipakai berjalan ataupun diistirahatkan.
Pasien mengatakan bahwa buang air besarnya berwarna hitam seperti aspal, dan buang
air kecil dikatakan berwarna seperti teh. Pasien juga mengatakan bahwa kedua
matanya berwarna kuning sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit
Saat pengkajian
Saat pengkajian didapatkan data TD : 110/80 mmHg, Nadi 92X/Menit, R: 20X/menit,
S: 37C. perut pasien tampak membesar, pasien mengeluh nyeri dengan Q: terasa
tertusuk tusuk, R: pada hulu hati pasien, T:nyeri di rasakan secara terus menerus.Dari
pemeriksaan abdomen, pada inspeksi tampak adanya distensi, dari palpasi didapatkan
hepar dan lien sulit dievaluasi dan ada nyeri tekan pada regio epigastrium dan
hipokondrium. Dari perkusi abdomen didapatkan undulasi (+), shifting dullness (+)
dan traube space redup. Tampak edema pada kedua ekstremitas bawah. Dari
pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menunjang diagnosis pasien ini,
didapatkan bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek, SGOT, SGPT, BUN dan
kreatinin pada pasien meningkat, sedangkan albumin rendah. Pemeriksaan HbsAg dan
anti HCV hasilnya nonreaktif. Dari pemeriksaan USG abdomen didapatkan kesan
pengecilan hepar dengan splenomegali sesuai dengan gambaran sirosis hepatis dan
ascites. Dari pemeriksaan Esophagogastroduodenoscopy didapatkan varises esofagus,
perdarahan mucosa bleeding pada gaster .
2) RKD
Di kasus tidak dijelas kan riwayat kesehatan dahulu pada pasien. Pada riwayat
kesehatan dahulu perlu kita tanyakan adanya riwayat penyakit kuning (hepatitis), DM,
penyakit autoimun, dan riwayat malnutrisi, adanya riwayat penggunaan alcohol dalam
waktu lama, penggunaan obat-obatanyang potensial bersifat hepatoksis, riwayat
mendapatkan tranfusi dan pola makan yang tidak seimbang.
3) RKK
Di kasus ini juga tidak dijelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga, pada riwayat
kesehatan keluarga ini perlu kita tanyakan adanya riwayat keluarga yang memiliki
penyakit seperti pasien atau keluarga saudara yang memiliki penyakit seperti
Hipertensi, DM, autoimun, dan jantung.
Genogram
Ket:
O : perempuan,
□ : laki-laki,
† : meninggal,
: pasien
X : meninggal
(dengan .......)
b. Pola Nutrisi/Metabolisme: Keluhan: Mual (+), Muntah, Muntahan berisi makanan atau
minuman yang dimakan sebelumnya, dengan volume kurang lebih 1⁄2 gelas aqua, tapi tidak
ada darah
Diet/Suplemen Khusus .........................................Perubahan BB 6 Bulan Terakhir: 75 kg.
BB saat sakit: 69 kg (↑/↓). Asupan nutrisi: () Oral □ NGT () Parenteral □Gastrostomi
Riwayat Masalah Kulit/Penyembuhan: Tak ada
Pantangan/Alergi: Tidak ada
Gambaran diet pasien dalam sehari (komposisi& ukuran):
Makan & Minum Sebelum sakit Makan & Minum Selama dirawat
(jenis, porsi yg dihabiskan) (jenis, porsi yg dihabiskan)
Diwaktu sehat, klien makan nasi 3 x/hari Selama sakit, Pasien mengalami penurunan
dengan porsi sedang satu piring disertai sayur nafsu makan ,dan pasien hanya mampu
dan buah. Dan Klien minum air putih ± 8 menghabiskan 2 sampai 3 sendok makan dari
gelas /hari tanpa ada gangguan menelan. porsi yang disediakan rumah sakit.pasien
mual dan muntah, Muntahan berisi makanan
atau minuman yang dimakan sebelumnya,
dengan volume kurang lebih 1⁄2 gelas aqua,
tapi tidak ada darah Pasien mengalami
penurunan berat badan 6 kg dan pasien
mengeluh sulit menelan karena tenggorokan
terasa perih
Kesimpulan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurang asupan
makanan yang di tandai dengan mual dan muntah.
Klien buang air besar (BAB) 1x2 hari dengan Pasien mengatakan buang air besar (BAB) 2/
konsistensi padat, warna kuning khas ke WC. hari dengan konsistensi sedikit
lunak,berwarna hitam seperti aspal volume
kira-kira 1⁄2 gelas setiap buang air besar
buang air kecil (BAK) frekuensi ± 4x/hari Buang air kecil (BAK) frekuensi ± 4-5 x/hari
berwarnah kuning keruh, volume kurang lebih berwarna seperti teh volumenya kurang lebih
2 gelas setiap kali kencing dengan ke WC. 1⁄2 gelas tiap kali kencing dengan
menggunakan urinal
Kesimpulan :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/Minum
Mandi
Berpakaian/berdandan
Toileting
Berpindah
Berjalan
Menaiki Tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
ALAT BANTU: Tdak ada, Kruk (-) Pispot ditempat tidur (-) Walker (-) Tongkat (-)
Belat/Mitela (-) Kursi roda (-). Kekuatan Otot :
Kekuatan otot : 444 444
333 333
Kesimpulan : hambatan mobilitas fisik
e. Pola Istirahat Tidur: Keluhan :
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien memiliki kebiasaan tidur 6-8 jam/malam dan
kadang-kadang tidur siang 30 menit – 1 jam. Namun semenjak di rawat di rumah sakit
pasien mengeluh sulit tidur pada malam hari. Pasien mengatakan ketika bangun tidur tubuh
masih terasa lemah, dan pasien sering mengantuk di siang hari.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Gambaran
Tanda vital TD : 110/80 mmHg
N : 92 x/i
S : 37 °C
P : 20 x/i
Kesadaran Komposmentis kooperatif
Kepala Tidak ada benjolan dan lesi, rambut tidak mudah
dicabut, tidak berketombe
Mata Konjungtiva anemis, sklera ikterik, reflek pupil (+/+),
pupil isokor 3mm/3mm
Telinga Daun telinga simetris, membran tymphani utuh,
pendengaran baik
Hidung Lobang hidung simetris, tidak ada penyumbatan,
tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada
pembengkakan dan perdarahan
Tenggorokan/ Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
leher getah bening
Mulut dan gigi Mukosa bibir pucat dan kering, bau mulut (+), gigi
lengkap, gigi berwarna kekuningan
Dada dan paru I : Pergerakan dada simetris, penggunaan otot bantu
(-)
Pa : Fremitus kiri kanan, ada nya ginekomastia
Pe : Sonor
A : ronchi +/+
Jantung I : Ictus cordis tidak terlihat
Pa : Ictus teraba 1 jari LMCS RIC V
Pe : Batas jantung atas RIC II, kanan LSD, kiri
LMCS RIC V
A : Irama jantung murni, tidak ada bunyi tambahan
Abdomen I : Distensi abdomen (+), Ascites (+)
Pa : hepar dan lien sulit dievaluasi, ada nyeri tekan
pada regio epigastrium dan hipokondrium
Pe : undulasi (+), shifting dullness (+) dan traube
space redup
A : Bising usus (+)
Punggung Tidak ada kelainan
Genitalia Tidak terpasang alat bantu
Ekstremitas Atas : kiri terpasang Comafusin Hepar 8 jam, akral
hangat
Bawah : edema pada kedua kaki
Lokasi Luka/nyeri/injuri*:
Penatalaksanaan Medis :
Dari pemeriksaan USG abdomen : didapatkan kesan pengecilan hepar dengan
splenomegali sesuai dengan gambaran sirosis hepatis dan ascites
Dari pemeriksaan Esophagogastroduodenoscopy: didapatkan varises esofagus, perdarahan
mucosa bleeding pada gaster .
ANALISA DATA
Inisial Nama Pasien: Tn.A No MR: 012125
NO
DATA ETIOLOGI PROBLEM
/TGL
1 DS : Gangguan Resiko pendarahan
- Pasien mengatakan BAB berwarna hitam fungsi hati
seperti aspal
- Pasien mengatakan BAK berwarna teh
DO :
- BAB pasien berwarna hitam seperti aspal
- Urin pasien berwarna pekat seperti teh
- Dari pemeriksaan
Esophagogastroduodenoscopy didapatkan
varises esofagus, perdarahan mucosa
bleeding pada gaster
- Konjungtiva anemis
DO :
- Distensi abdomen (+)
- Tampak edema pada kedua ektremitas
bawah
- Nyeri tekan pada tungkai pasien dan
kemerahan
- Pasien terlihat gelisah
- TD : 110/80 mmHg
- N : 92 x/i
- RR : 20 x/i
- S : 37 oC
- Ikterik (+)
- bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin
indirek, SGOT, SGPT, BUN, dan kreatinin
meningkat
INTERVENSI KEPERAWATAN
hepatojugular
positif 2. Manajemen elektrolit
Perubahan tekanan - Monitor serum elektrolit
arteri pulmonal abnormal
Kongesti paru - Monitor manifestasi
Perubahan berat imbalance cairan
jenis - Pertahankan kepatenan
Gelisah akses IV
Bunyi jantung S3 - Berikan cairan sesuai
Pertambahan berat kebutuhan
badan dalam - Catat intake dan output
periode singkat secara akurat
- Berikan cairan intravena
yang berisi elektrolit
dengan aliran yang
konstan
- Berikan suplemen
elektrolit (oral, NG, IV)
sesuai anjuran
- Konsultasikan dengan
dokter tentang medikasi
elektrolit
(spiranolactone,)
- Minimalkan konsumsi
oral
- Berikan diet yang tepat
untuk mengatasi
imbalance cairan
- Ajarkan pasien/ keluarga
tentang modifikasi diet
- Berikan lingkungan yang
aman pada pasien dengan
manifestasi neurologis
dan atau neuromuskular
- Berikan orientasi
- Monitor respon cairan
untuk pemberian terapi
elektrolit
- Monitor efek samping
pemberian suplemen
elektrolit (iritasi
gastrointestinal)
- Monitor secara ketat
serum K pada pasien
dengan obat digitalis dan
diuretik