Anda di halaman 1dari 4

AL-QUR’ AN DAN HADIST HIV/AIDS

Tugas ini
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan HIV/AIDS
Dosen Pengampu : Rubino, M.Psikolog

Disusun Oleh:
Kristin Indaryani (108116017)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2019
A. Hadist dan Al-Qur’ an tentang HIV/AIDS
1. HADIST
a. Sesungguhnya Alloh tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan
menurunkan obatnya, obat itu diketahui oleh orang yang bias mengetahuidan
tidakdiketahui oleh orang yang tidak bias mengetahuinya (HR Ahmad, Ibnu
Majah, dan Al-Hakim)
b. Hadist Riwayat Bukhari dan HR Bukhari dan muslim " setiap penyakit pasti
ada obatnya"
c. Hadist Riwayat Ibny Majah "Transmisi penyakit HIV"
d. Tidak boleh menimpakan bahaya pada diri sendiri dan juga bahaya bagi orang
lain dalam islam (HR Ibnu Majah no 2340 Ahmad 1/133 hadist sahih)
e. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal 35
f. (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud)
g. (HR S.A.W Arba’ah)
h. (HR Thabani dalam almu’jam al-kabir) "Lesbianisme adalah bagaikan zina
diantara wanita"

2. AL-QUR’AN
a. QS Al-Araf :80
b. QS. An-Nuur :30
c. QS Ar-Rum :21
d. QS An-Nur :33
e. QS An-Nur :63
f. QS Al-A’raaf :81
g. QS Al-Isra’ :32
h. QS As-Syura :30
i. QS Al-An’am :17
j. QS Al-An’am :151
k. QS Yunus :44
l. QS Al-Furqaan : 43-44
m. QS AlBaqoroh :223

B. Kandungan Al-Qur’ an terkait HIV/AIDS

Al Quran surat Al Isra ayat 32 dan surat An Nur ayat 33. “Dan janganlah
kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk.”
“Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan
pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari
keuntungan duniawi. Dan barang siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah
mereka dipaksa (itu).”

Dari kedua ayat di atas, mengajak para pembaca sadar bahwa segala bentuk
perbuatan mendekati zina (main perempuan), pelacuran, dan seterusnya itu dilarang.

Bahhwa sebagai akibat dari perbuatan tersebut adalah munculnya penyakit


HIV-AIDS yang hingga sekarang belum ditemukan obatnya.

“Seks bebas dalam agama Islam itu dinamakan zina, yaitu hubungan seksual
antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat pernikahan yang sah. Zina dalam
ilmu fikih digolongkan menjadi dua golongan, yaitu zina muhshan dan zina ghairu
muhshan.

Penggolongan ini berdasarkan dari pelaku yang sudah menikah dan belum
menikah. Zina muhshan ialah zina yang dilakukan oleh orang yang sudah pernah
melakukan pernikahan, sedangkan zina ghairu muhshan, zina yang dilakukan oleh
orang yang belum pernah menikah."

Untuk mempertegas konsekuensi yang harus ditanggung oleh pezina, ia


menyitir surat An Nur ayat 2, “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina,
maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika
kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”.

Dari kandungan surat di atas, ia mengajak kita semua untuk memahami bahwa
perbuatan zina adalah perbuatan yang sangat dilaknat, sehingga para pelakunya
dihukum dengan cambuk 100 kali.

“Dan pezina gadis dan jejaka hukumannya jilid 100 kali dan diasingkan, dan
perempuan yang sudah bersuami dan laki-laki yang sudah beristri hukumannya jilid
100 kali dan rajam.“

Anda mungkin juga menyukai