CA. COLON
Disusun Oleh :
NIM : 2011515081
FAKULTAS KESEHATAN
T.A 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
CA COLON
A. DEFINISI CA COLON
Kolon adalah bagian terbesar dari usus besar. Panjangnya hampir 5 kaki. Kolon
memiliki empat bagian yaitu kolon ascending, transverse, descending, dan sigmoid.
Dindingnya memiliki empat lapisan utama mukosa, submukosa, muskularis propia, dan
serosa atau adventitia. Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan selyang
abnormal, bila hal ini terjadi di usus besar atau rectum maka disebut kanker kolorektal
(American Cancer Society, 2017).
American Cancer Society (ACA) tahun 2016, menjelaskan bahwa kanker kolorektal
adalah kanker yang dimulai di usus besar atau rektum. Kanker ini juga bisa disebut kanker
usus besar atau kanker rektum, tergantung tempat bermulanya. Kanker usus besardan kanker
rektum sering dikelompokkan bersama karena memiliki banyak kesamaan.
Hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma. Adenokarsinoma adalah
kanker sel yang melapisi kelenjar dan, dalam kasus kanker usus besar, memmproduksi lendir
(National Comprehensive Cancer Network, 2016) Awalnya kanker kolorektal dapat muncul
sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas, menginvasi dan menghancurkan jaringan
normal, dan meluas ke struktur sekitarnya (Smeltzer, 2015).
B. ETIOLOGI
Sebagian besar kanker kolon dimulai dari polip pada lapisan dalam usus besar atau
rektum Beberapa jenis polip dapat berubah menjadi kanker selama beberapa tahun, namun
tidak semua polip menjadi kanker. Kemungkinan berubah menjadi kanker tergantung pada
jenis polip. 2 jenis polip utama adalah:
1. Adenomatous polyps (adenoma): Polip ini kadang berubah menjadi kanker. Karenaitu,
adenoma disebut kondisi pra-kanker.
2. Hyperplastic polyps dan inflammatory polyps: Polip ini lebih sering terjadi,
namunsecara umum tidak bersifat pra-kanker. Adapun faktor resiko dari kanker
kolorektal berdasarkan National Cancer Institute(2017) adalah :
1. Usia
Menurut ACA (2017), risiko kanker kolorektal meningkat seiring
dengan bertambahnya usia. Proporsi kasus yang di diagnosis pada individu yang
berusia dibawah 50 tahun meningkat dari 6 % pada tahun 1990 menjadi 11% pada
tahun 2013. Sebagian besar (72%) pada kasus ini terjadi pada individu dengan usia
di atas 40 tahun.
2. Genetik
Hampir 30% pasien kanker kolorektal memiliki riwayat keluarga dengan penyakit
ini, sekitar 5% diantaranya disebabkan oleh kelainan genetic yang diwariskan.
Individu dengan riwayat keluarga tingkat pertama (orangtua, saudara kandung atau
anak) yang didiagnosis dengan kanker kolorektal memiliki risiko 2 sampai 4 kali
dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit
tersebut.
3. Riwayat menderita adenoma beresiko tinggi ( polip kolorektal yang berukuran 1
sentimeter atau lebih besar atau memiliki sel yang terlihat abnormal di bawah
mikroskop).
4. Riwayat menderita kolitis ulserativa kronis atau penyakit Crohn selama 8 tahun
atau lebih. Penyakit Crohn juga sering disebut colitis granulomatosis atau colitis
transmural, merupakan peradangan di seluruh dinding granulomatois, sedangkan
colitis ulseratif secara primer adalah inflamasi yang terbatas di selaput lendir
kolon.Risiko terjadinya kanker kolon pada Crohn;s lebih besar.
5. Mengonsumsi alcohol
Konsumsi alcohol sedang dan berat (<12,5 gram perhari, sekitar satu minuman),
dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolon. Dibandingkan dengan
seseorang yang tidak minum alcohol dan hanya mengonsumsi sesekali, seseorang
yang rata-rata mengonsumsi 2 sampai 3 minuman beralkohol per hari memiliki
risiko kanker 20% lebih tinggi, dan yang mengonsumsi lebih dari 3 minuman per
hari memilikisekitar 40% peningkatan risiko.
6. Merokok
Badan Penelitian Kanker Internasional pada November 2009 melaporkan bahwa
merokok dapat menyebabkan kanker kolorektal. Kaitan terhadap rectum lebih
besardibandingkan dengan kolon.
7. Gaya hidup (obesitas)
Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker kolon yang lebih tinggi pada pria
dibandingkan wanita. Secara khusus seseorang dengan berat badan normal, pria
obesitas memiliki 50% risiko kanker kolon lebih tinggi dan kanker rectal
20%,sedangkan wanita obesitas memiliki sekitar 20% peningkatan risiko kanker
kolon dan risiko kanker rectal 10%. Obesitas dapat berdampak negative pada
kesehatan metabolic yang merupakan fungsi utama dari semua proses biokimia
didalam tubuh. Studi terbaru menunjukkan bahwa kesehatan metabolic yang buruk
memiliki kaitan dengan kejadian kanker kolorekta.
C. MANIFESTASI KLINIS
Kanker kolon seringkali dapat dideteksi dengan prosedur skrining. Adapun
manifestasi klinis dari kanker kolon menurut (Network, 2016) adalah :
1. Anemia
2. Perdarahan pada rectum
3. Nyeri abdomen
4. Perubahan kebiasaan defekasi
5. Obstruksi usus atau perforasi.
Sementara (Smeltzer, 2015) menjelaskan manifestasi klinis dari kanker kolon
maupunkanker rektum yaitu :
1. Keluarnya darah di dalam atau pada feses
2. Penurunan berat badan dan keletihan
3. Lesi di sisi kanan kemungkinan disertai dengan nyeri abdomen yang tumpul dan melena
4. Lesi sisi kiri dikaitkan dengan obstruksi (nyeri dan kram abdomen, penyempitan ukuran
feses, konstipasi dan distensi) dan darah berwarna merah terang di feses.
5. Lesi rectal dikaitkan dengan tenesmus (mengejan yang nyeri dan tidak efektif saat
defekasi), nyeri rectal, mengalami konstipasi dan diare secara bergantian, feses berdarah
6. Tanda-tanda komplikasi : obstruksi usus parsial atau komplet, ekstensi tumor danul serasi
ke pembuluh darah sekitar (perforasi, pembentukan abses, peritonitis,sepsis, atau syok)
7. Dalam banyak kasus, gejala tidak muncul sampai kanker kolorektal berada dalam stadium
lanjut.
D. PATOFISIOLOGI
1) Anatomi fisiologi kolon
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama
organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon tediri dari kolon
menanjak (ascending), kolon melintang transverse), kolon menurun (descending),
sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon
melintang sering di sebut dengan “kolon kanan”, sedangkan bagian sisanya serng di sebut
dengan “kolon kiri” .
2) Perubahan patologi
Karsinoma kolon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumorini
tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara perlahan dan tampak
membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin
menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan
mesenterikfat, kemudian umor ini mulai mendekat pada organ yang ada disekitarnya,
kemudian meluas ke dalam lumen pada usus besar atau menyebar kelimfa atau pada
sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh
darah pada usus besar melalui limfa, setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,
biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tampat yang jauh
kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain di antaranya :
Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang, Otak. Penambahan untuk infeksi secara
langsung dan menyebar melalui limfa dansistem sirkulasi, tumor kolon juga dapat
menyebar pada bagian peritonialsebelum pembedahan tumor di lakukan. Penyebaran
terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga
peritonial.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal, antara lain :
1. Obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi
2. Perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi organ peritoneal
3. Perluasan langsung ke organ-organ yang berdekatan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Smeltzer (2015) mengemukakan pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk diagnosis
kanker kolorektum adalah :
1. Pemeriksaan abdomen dan rectal; pemeriksaan darah samar pada feses; barium
enema; proktosigmoidoskopi; dan kolonoskopi, biopsy, atau apusan sitologi
2. Pemeriksaaan CEA (carsinoembryogenic antigen) adalah ditemukannya glikoprotein
di membran sel pada banyak jaringan, termasuk kanker kolorektal. Pemeriksaan ini
harus kembali normal dalam 48 jam sejak eksisi tumor (reliable dalam memprediksi
prognosis dan kekambuhan).
G. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan Data
Biodata identitas klien dan penanggung jawab
1. Identitas Klien
Dikaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan dan lain-lain.
2. Identitas penanggung jawab
Dikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan klien.
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
(Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat ini)
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
(Menjelaskan uraian kronologis sakit klien sekarang sampai klien dibawa ke RS,
ditambah dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan dalam konsep PQRST)
1) P : Palitatif /Provokatif
(Apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat memperberat dan
menguranginya)
2) Q : Qualitatif /Quantitatif
(Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar, sejauhmana
merasakannya sekarang)
3) R : Region
(Dimana gejala terasa, apakah menyebar)
4) S : Skala
(Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10)
5) T : Time
(Kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tiba-tiba atau
bertahap)
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
(Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan atau
memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita klien saat ini. Termasuk
faktor predisposisi penyakit dan ada waktu proses sembuh)
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
(Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit turunan atau
riwayat penyakit menular)
e. Pola Aktivitas Sehari-hari
(Membandingkan pola aktifitas keseharian klien antara sebelum sakit dan saat
sakit, untuk mengidentifikasi apakah ada perubahan pola pemenuhan atau tidak)
4. Pemeriksaan Fisik
(Fokus pada struktur dan perubahan fungsi yang terjadi dengan tehnik pemeriksaan
yang digunakan Head to Toe yang diawali dengan observasi keadaan umum klien.
Dan menggunakan pedoman 4 langkah yaitu Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
5. Data Psikologis
(Berisi tentang status emosi klien, kecemasan, pola koping, gaya komunikasi, dan
konsep diri)
6. Data Sosial
(Berisi hubungan dan pola interaksi klien dalam keluarga dan masyarakat)
7. Data Spiritual
(Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap kesembuhan
penyakit, gangguan dalam melaksanakan ibadah)
8. Data Penunjang
(Berisi tentang semua prosedur diagnostik dan laporan laboratorium yang dijalani
klien, dituliskan hasil pemeriksaan dan nilai normal, dituliskan hanya 3 kali
pemeriksaan terakhir secara berturut-turut. Bila hasilnya fluktuatif, buat keterangan
secara naratif)
9. Program dan Rencana Pengobatan
(Berisi tentang program pengobatan yang sedang dijalani dan yang akan dijalani oleh
klien)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran
yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
2. Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual / muntah
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot
abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.
C. Rencana asuhan keperawatan
American Cancer Society.(2016, October 15). About Colorectal Cancer. Retrieved December
01, 2020, from American Cancer Society: https://www.cancer.org/cancer/colon-
rectal-cancer/about/what-is-colorectal-cancer.html
American Cancer Society.(2017). Colorectal Cancer. Facts & Figures 2017-2019. Atlanta:
American Cancer Society.
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Douchterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). Singapore: Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Inc. Nursing Diagnoses :
Definitions & Classifications 2015-2017. Jakarta: EGC.
National Cancer Institute. (2017, March 6). Colorectal Cancer. Retrieved May 13, 2017,
from National Cancer Institute:
https://www.cancer.gov/types/colorectal/patient/rectal-treatment-pdq
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classifications (NOC). Singapore: Elsevier.
Smeltzer, S. C. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.