DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5A
Shafira Prawita Islamiyah 4006230058
Shilviani Rahayu 4006230055
Sinta Julyani 4006230063
Siska Mardiana 4006320071
Siti Anisa 4006230038
Sondari 4006230041
Tsani Fida Islami 4006230057
Wisnu Setiawan 4006230033
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. Pendahuluan…………………………………………………..…………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….4
C. Tujuan …………………………………………………………………..4
BAB II KONSEP TEORI………………………………………………….....5
A. Konsep Ca Rektum ...…………………………………………………...5
B. Teori Asuhan Keperawatan Ca Rektum..………………………………21
BAB III ASUHAN
KEPERAWATAN…………………………………………..........................58
A. Asuhan Keperawatan Pada Ny.M..…………………………………….58
B. Asuhan Keperawatan Pada Tn.S…………………………………….....60
BAB IV REVIEW JURNAL......................…………………………………..61
A. Analisis Jurnal...……………………………………………………......62
B. Pembahasan Jurnal dan Kasus....…………………………….................63
BAB V PENUTUPAN................................…………………………………...88
A. Kesimpulan...………………...…………………………………….......88
B. Saran...........................................……………………………................88
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….…………..89
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
jaringan epitel dari kolon atau rektum. Kanker rektum merupakan salah satu
dimana lama kelamaan timbul nekrose dan ulkus . Kanker kolorektal adalah
kanker yang terdapat pada kolon dan rektum. Kanker ini disebut kanker kolon
atau kanker rektum bergantung dari mana kanker tersebut berawal. Kanker
Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang ditemukan di kolon dan
bagian dari usus besar pada sistem pencernaan yang disebut dengan traktus
tubuh dan membuang zat-zat yang tidak berguna. Kanker adalah istilah
prevalensi kanker yang tidak terkendali. Salah satu jenis kanker dengan faktor
risiko terkait perilaku yang tidak sehat adalah kanker kolorektal. Masalah
keperawatan yang timbul pada penderita kanker rektum yaitu, nyeri, defisit
kanker penyebab kematian ketiga terbanyak pada pria dan wanita di Amerika
kasus dari jumlah seluruh penderitakanker diseluruh dunia, dan kanker kedua
dengan jumlah kematian 9.2% atau 880.792 di tahun 2018 . Dalam kurun
waktu 5 tahun terjadi 1.021.005 kasus di Asia dengan 43.324 kasus baru
terjadi baik pada pria dan wanita, prevalensi tahun 2013 sampai 2018 terjadi
32.069 kasus dengan 14.112 kasus baru di tahun 2018 (The Global Cancer
rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus sebanyak
3
Studi yang dilakukan oleh Sudoyo et al. (2013) didapatkan angka kejadian
Kesintasan 5 tahun pada kanker rektum yang masih lokal dapat mencapai
90%, menurun menjadi 70% bila telah melibatkan regional dan 10% bila
telah terjadi metastasis jauh. Angka kesintasan 5 tahun kanker rektum yang
(FAP) dan inflammatory bowel syndrome (IBS), beberapa faktor lain yang
usia, jenis kelamin laki-laki, konsumsi alkohol berlebih dan rokok. (Indarti et
al., 2015). Faktor risiko secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu faktor
risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko
yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, ras, jenis kelamin, dan riwayat
keluarga. Lebih dari 30% kasus kanker rektum di Indonesia ditemukan pada
pasien yang berusia 40 tahun atau lebih muda (American Cancer Society,
2015 dalam (Dirseciu, 2017). Faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti
aktivitas fisik, diet, merokok, konsumsi alkohol, dan diabetes. Aktivitas fisik
reguler dan diet sehat membantu menurunkan risiko kanker rektal. Merokok,
Kanker rektum stadium dini tidak ada gejala yang jelas, namun setelah
penyakit berkembang ketingkat lanjut akan timbul gejala klinis. Tanda iritasi
usus seperti sering buang air besar, diare atau konstipasi dan nyeri pada
abdomen. Tumor yang sudah mengalami ulserasi akan terjadi pendarahan dan
akan terlihat dari warna feses yang bercampur dengan darah seperti selai
hitam. Masa di abdomen akan terus tumbuh hingga batas tertentu didaerah
ketidak patenan irigasi stoma), retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi
5
terapi bisa secara kuratif, paliatif, kemoterapi dan radioterapi tergantung dari
stadium kanker (Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dr. Soetomo, 2010).
meningkatkan preservasi sfingter. Saat ini, peran radiasi terutama pada masa
Pengenalan gejala klinis awal yang dapat mengarah kepada kanker rektum
Menurut Kristianto et al., gejala klinis awal yang banyak dijumpai pada
pasien kanker rectum adalah perubahan pola defekasi, perdarahan per rektum,
nyeri bersifat kronik.. Insidensi nyeri sejumlah 28% dari penderita kanker
pada awal diagnosis dan akan meningkat menjadi 40% hingga 80% 4–6.
Nyeri pada pasien kanker kolorektal disebabkan oleh penekanan sel kanker,
nyeri yang dirasakan oleh pasien kanker kolorektal yaitu nyerti tumpul
hingga kolik (Beck, DE. 2011). Lokasi nyeri dapat terjadi dibeberapa tempat
Dampak dari nyeri secara fisik antara lain; kelelahan, nafsu makan
kolorektal yang sering mengalami gangguan antara lain duduk, berjalan, dan
buang air besar. Efek jangka panjang dari adanya gangguan aktivitas adalah
mengurangi nyeri dan stres, karena dalam hipnosis 5 jari ini terdapat
7
nonfarmakologi yang dapat memberikan efek relaksasi serta mengurangi
respons relaksasi.
dirasakan pasa pasien dengan kanker rektum dapat berkurang jika dilakukan
Bandung.
B. Rumusan masalah
Apakah terdapat pengaruh terapi hipnosis 5 jari terhadap tingkat nyeri yang
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
rektum
b. Menganalisis pengaruh terapi hipnosis 5 jadi pada pasien kanker
9
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
permukaan usus besar atau rektum (Dyayadi MT, 2009). Kanker rektum
merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus
dimana lama kelamaan timbul nekrose dan ulkus (Nugroho, 2011). Kanker
rektum adalah pertumbuhan sel abnormal atau maligna pada daerah rektum
(Sodikin, 2011).
Fungsi utama dari rektum dan kanali anal ialah untuk mengeluarkan masa
feses yang terbentuk di tempat yang lebih tinggi dan melakukan hal tersebut
dengan cara yang terkontrol. Rektum dan kanalis anal tidak begitu beperan
dalam proses pencernaan, selain hanya menyerap sedikit cairan. Selain itu sel-
sel goblet mukosa mengeluarkan mucus yang berfungsi sebagai pelicin untuk
keluarnya masa feses. Pada saat rektum tidak berisi feses hal ini sebagian
diakibatkan adanya otot sfingter yang tidak begitu kuat terdapat pada
dari tempat ini juga member tambahan penghalang masuknya feses ke rektum.
Akan tetapi, bila suatu gerakan mendorong feses ke arah rektum, secara normal
hasrat defekasi akan timbul, yang ditimbulkan oleh reflek kontraksi dari
rektum dan relaksasi dari otot sfingter. Feses tidak keluar secara terus-menerus
dan sedikit demi sedikit dari anus berkat adanya kontraksi tonik otot sfingter
berkaitan dengan kebiasaan makan. Hal ini karena Kanker rektum terjadi
serkitar sepuluh kali lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang
11
mengkonsumsi lebih banyak makanan mengandung karbohidrat murni dan
Kebiasaan diet rendah serat adalah faktor penyebab utama, (Price Sylvia A,
2012) mengemukakan bahwa diet rendah serat dan kaya karbohidrat refined
garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak, dimana sebagian
dari zat-zat ini bersifat karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebabkan
lebih kecil. Selain itu masa transisi feses meningkat, akibat kontak zat yang
Polip adalah pertumbuhan sel pada dinding dalam kolon atau rektum, dan
sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip
menjadi kanker.
lebih besar.
Orang yang sudah pernah terkena kanker kolorectal dapat terkena kanker
kolorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker
terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika terkena kanker pada usia
muda.
13
g. Faktor gaya hidup
Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan
sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar
yang sering.
h. Usia di atas 50
Kanker rektum biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih
dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia
50 tahun ke atas.
D. Manifestasi klinis
defekasi atau perdarahan rektum. Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker,
tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala yang
d. Anoreksia
f. Keletihan
g. Mual dan muntah-muntah
Gejala yang dihubungkan dengan lesi rectal adalah evakuasi feses yang
gejala gejala pada tungkai atau perineum, hemoroid, nyeri pinggang bagian
15
Pathway
17
E. Patofisiologi
epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar
perubahan dalam bahan genetika yang memicu sel menjadi ganas, promosi
yaitu perubahan sel menjadi ganas dan progresi yaitu tahap akhir
rektum.
b. Stadium I
d. Stadium III
e. Stadium IV
G. Pemeriksaan Penunjang
b. Endoskopi
c. Biopsi
d. Ultrasonografi (USG)
e. Laboratorium
19
Pemeriksaankimia darah alkaline phosphatase dan kadar bilirubin
H. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
nonkuratif. Tindak bedah terdiri atas reseksi luas karsinoma primer dan
kelenjar limf regional. Bila sudah terjadi metastasis jauh, tumor primer akan
b. Kolostomi
besar melalui dinding perut dengan tindakan bedah bila jalan ke anus tidak
bisa berfungsi, dengan cara pengalihan aliran feses dari kolon karena
c. Radiasi
pemberian terapi radiasi, yaitu dengan radiasi eksternal dan radiasi internal.
dimana radiasi tingkat tinggi secara tepat diarahkan pada sel karsinoma.
d. Kemoterapi
kanker rektum stadium II dan stadium III yang memiliki risiko tinggi
21
2. Konsep Asuhan Keperawatan Ca Rektum
A. Pengkajian Keperawatan
(Dermawan, 2012).
a) Pengumpulan Data
1) Pola Nutrisi
makanannya.
2) Pola Eliminasi
23
Kegiatan sehari-hari, olaraga yang sering dilakukan, aktivitas diluar
sekitarnya.
7) Hubungan peran
dirasakan
berapah?
d) Pemeriksaan Fisik
C, nadi 60
penekanan
25
Mata: Perlukaan, pembengkakan, replek pupil, kondisi kelopak mata,
trauma?
c. Patofisiologi
2010).
B. Manifestasi Klinis
27
k. Gejala anemia tanpa diketahui penyebabnya
l. Anoreksia
n. Keletihan
(Fauziyyah, 2015).
ii. Stadium I
iii. Stadium II
29
dan ke jaringan sekitar tetapi belum menyebar pada
v. Stadium IV
ii. Endoskopi
iii. Biopsi
iv. Ultrasonogrsfi(USG)
v. Laboratorium
8. Penatalaksanaan
31
a. Pembedahan
primer dan kelenjar limf regional. Bila sudah terjadi metastasis jauh,
de Jong, 2011).
b. Kolostomi
permanen dari usus besar melalui dinding perut dengan tindakan bedah
bila jalan ke anus tidak bisa berfungsi, dengan cara pengalihan aliran
feses dari kolon karena gangguan fungsi anus (Suratun & Lusianah,
2010)
c. Radiasi
2013).
d. Kemoterapi
kanker rektum stadium II dan stadium III yang memiliki risiko tinggi
33
(Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015
9. Komplikasi
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengumpulan Data
35
5) Riwayat psikososial dan spiritual: Bagaimana hubungan pasien
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
37
7) Hubungan peran
adat?
gejala dirasakan
skala berapah?
dirasakan?
d. Pemeriksaan fisik
37,5 C, nadi 60
penekanan
39
Bibir: Perlukaan, pendarahan, sianosis, kering?
tiroid
e. Pemeriksaan dada
f. Kardiovaskuler
g. System pencernaan/abdomen
41
menonjol atau tidak, apakah ada benjolanbenjolan / massa.
2) Palpasi: Adakah nyeri tekan abdomen, adakah massa ( tumor,
35 kali permenit.
43
7) Edema tidak ada, jari-jari lengkap dan utuh
8) Reflek patella
i. Pemeriksaan pelvis/genitalia
2. Diagnosa Keperawatan
b. Gangguan defekasi
f. Kecemasan pemenuhan
g. Resiko infeksi
3. Intervensi Keperawatan
2018).
Pada perumusan tujuan antara pustaka dan tinjauan kasus. Pada tinjauan pustaka
dengan alasan penulis ingin berupaya memandirikan pasien dan keluarga dalam
(Psikomotor).
Dalam tujuan pada tinjauan kasus dicantumkan kriteria waktu karena pada kasus
nyata keadaan pasien secara langsung. Intervensi diagnose keperawatan yang ditampilkan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan namun masing-masing
intervensi tetap mengacu pada sasaran, data dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
45
asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan Nyeri Akut menjadi menurun, Tanda –
tanda vital kembali normal. Pada rencana tindakan dilakukan dengan mengkaji
karakteristik nyeri. Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik nafas dalam untuk
4. Implementasi Keperawatan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
pustaka mengacu pada teori. Pelaksaan tinjauan kasus mengacu pada kasus nyata atau
kasus sebenarnya yang dapat disusun dan direncanakan dalam tindakan keperawatan.
kasus dan tidak semua sama dengan keadaan pasien yang sebenarnya.
asuhan keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Wardani, 2013):
analisis.
47
penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan
a. Masalah teratasi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I. Pengkajian
a) Identitas Pasien
2) No.RM : 2260208
3) Usia : 45 tahun
5) Pekerjaan : MRT
6) Agama : Islam
7) Pendidikan : SLTA
8) Suku : Sunda
Kab.Sukabumi
b) Identitas Penanggungjawab
1) Nama : Ny.F
2) Umur :
49
4) Pendidikan : SLTA
a. Keluhan Utama
Nyeri
abdomen ,sakit yang dirasakan seperti di tusuk dan diremas dengan skala nyeri 8
dan lalu gangguan BAB dan pernah mengalami BAB berdarah dan dibawa ke
Keluarga pasien mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit yang sama
1) Support Sistem
2) Komunikasi
Pasien masih bisa berkomunikasi bila nyeri di abdomen tidak sedang kambuh
51
f. Lingkungan
1) Rumah
Kebersihan : bersih
2) Pekerjaan
Kebersihan :-
Polusi :-
Bahaya :-
g. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit
1. Pola Nutrisi
f. 65 kg f. Dari 65 kg ke 59kg
2. Pola Cairan
b. Jenis Parenteral
d. 1500-1700ml/hari d. 1000ml/hari
3. Pola Eliminasi
BAK
53
c. Warna c. Kuning jernih c. Kuning jernih
BAB
pencahar
Loss
Waktu
c. Cuci rambut
tidur tidur
obat-obatan terlarang
55
III. Pengkajian Fisik
Nadi : 89x/menit
Suhu : 36,6 C
TB/BB : 59 kg
a. Sistem Penglihatan
b. Sistem Pendengaran
c. Sistem Wicara
Tidak ada kesulitan dalam berbicara dan tidak ada gangguan wicara
d. Sistem Pernafasan
Tidak ada sumbatan jalan nafas,Respirasi Rate=21x/menit,Irama pernafasan
e. Sistem Kardiovaskuler
1) Sirkulasi Perifer
Nadi= 89x/menit, tidak ada distensi vena jugularis,temperature kulit normal,warna kulit
sawo matang merata di seluruh tubuh,CRT <2 detik,tidak ada flebitis,tidak ada varises
2) Sirkulasi Jantung
Bunyi jantung lub dub,tidak ada kelainan bunyi jantung,tidak ada keluhan dalam
palpitasi,gemetaran,kesemutan dll. , tidak ada nyeri dada, ictus cordis tidak tampak
f. Sistem neurologi
4) Pemeriksaan reflek
Normal
5) Kekuatan otot
5 5
57
5 5
g. Sistem pencernaan
h. Sistem Imunologi
i. Sistem Endokrin
Nafas tidak berbau keton,tidak ada luka,tidak ada exopthalamos,tidak ada tremor,tidak
ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada peniingkatan gula darah
j. Sistem Urogenital
k. Sistem Integumen
1) Keadaan rambut
2) Keadaan kuku
Kekuatan kuku baik,warna kuku merah muda dan bersih,tidak ada tanda radang pada
kuku
3) Keadaan kulit
Turgor kulit <2 detik,warna kulit sawo matang,tidak ada luka ,tidak ada tanda
l. Sistem musculoskeletal
Keterbatas gerak bila nyeri sedang timbul,tidak ada deformitas,rentang gerak baik,tidak
ada sakit pada tulang atau sendi,tidak ada tanda-tanda fraktur,tidak ada kontraktur pada
sendi ekstremitas,tidak ada kelainan bentuk tulang ataupun otot,tidak ada tanda radang
I. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan diagnostic
59
1) Tindakan medis yang sudah dilakukan
Pemasangan infus
2) Pemberian Obat
C. Analisa Data
61
Nyeri
↓
Ketidaktahuan keluarga&
pasien mengenai tanda
dan gejala penyakit yang
diderita
↓
Kurang terpapar
informasi dan tidak
mengenal sumber
infromasi
↓
Defisit pengetahuan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi
Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238)
b.d gangguan Tindakan keperawatan Observasi
fungsi selama 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi,
metabolik Tingkat nyeri karakteristik, durasi,
(D.0078) (L.08066)menurun frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil : dan intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala
menurun nyeri
2. Meringis meurun 3. Indentifikasi respon
3. Sikap protektif nyeri non verbal
menurun 4. Identifikasi faktor
4. Gelisah menurun yang memperberat
5. Kesulitan tidur dan memperingan
menurun nyeri
5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
6. Identifikasi pengeruh
nyeri pada kualitas
hidup
7. Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
8. Monitor efek samping
penggunaan analgetic
Terapeutik
9. Berikan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS,
hypnosis, akupresure,
terapi music,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi
terbimbing, compress
hangat/dingin, terapi
bermain)
10. Control lingkungan
yang memperberat
69
rasa nyeri failitasi
istirahat dan tidur
11. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
12. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
13. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
14. Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
15. Anjurkan
menggunakan
analgetic secara tepat
16. Ajarkan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
17. Kolaborasi pemberian
analgetic jika perlu
Diare b.d Setelah dilakukan Manajemen diare (I.03101)
inflamasi Tindakan keperawatan Observasi
gastrointestinal selama 3x24 jam 1. Identifikasi penyebab
(D.0020) eliminasi fekal diare
(L.04033) membaik 2. Identifikasi penyebab
dengan kritera hasil : Riwayat pemberian
1. Kontrol makanan
pengeluaran 3. Monitor warna,
feses menurun volume, frekuensi dan
2. Keluhan konsistensi tinja
defekasi 4. Monitor tanda dan
menurun gejala hypovolemia
3. Konsistensi feses 5. Monitor iritasi dan
membaik ulserasi kulit didaerah
4. Frekuensi perianal
defekasi 6. Monitor jumlah
membaik pengeluaran diare
7. Monitor keamanan
penyiapan makanan
Terapeutik
8. Berikan asupan cairan
oral
9. Pasang jalur intravena
10. Berikan cairan
intravena jika perlu
11. Ambil sample darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
12. Ambil sample feses
untuk culture jika
perlu
Edukasi
13. Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
14. Anjurkan
menghindari makanan
pembentuk gas,
pedas, dan
mengandung laktosa
Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian
obat anti motilitas
16. Kolaborasi pemberian
obat anti spasmodic
atau spasmolitik
17. Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses
Deficit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan (I.12383)
pengetahuan Tindakan keperawatan Observasi
b.d kurang selama 3x24 jam 1. Identidikasi kesiapan
terpapar diharapkan Tingkat dan kemampuan
informasi pengetahuan (L.12111) menerima informasi
(D.01333) meningkat dengan 2. Identifikasi faktor-
kriteria hasil : faktor yang dapat
1. Perilaku sesuai meningkatkan dan
anjuran menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih
2. Verbalisasi dan sehat
minat dalam Terapeutik
belajar 3. Sediakan materi dan
meningkat media Pendidikan
3. Pertanyaan Kesehatan
tentang masalah 4. Jadwalkan Pendidikan
yang dihadapi Kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
4. Persepsi yang 5. Berikan kesempatan
71
keliru terhadap untuk bertanya
masalah Edukasi
meningkat 6. Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
Kesehatan
7. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
8. Ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi
Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238)
b.d gangguan Tindakan keperawatan Observasi
fungsi selama 3x24 jam 18. Identifikasi lokasi,
metabolik Tingkat nyeri karakteristik, durasi,
(D.0078) (L.08066)menurun frekuensi, kualitas, dan
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
6. Keluhan nyeri 19. Identifikasi skala nyeri
menurun 20. Indentifikasi respon
7. Meringis meurun nyeri non verbal
8. Sikap protektif 21. Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan
9. Gelisah menurun memperingan nyeri
10. Kesulitan tidur 22. Identifikasi
menurun pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
23. Identifikasi pengeruh
nyeri pada kualitas
hidup
24. Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
25. Monitor efek samping
penggunaan analgetic
Terapeutik
26. Berikan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
27. Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri failitasi istirahat
dan tidur
28. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
29. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
30. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
31. Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
32. Anjurkan
menggunakan analgetic
secara tepat
33. Ajarkan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
34. Kolaborasi pemberian
analgetic jika perlu
Diare b.d Setelah dilakukan Manajemen diare (I.03101)
inflamasi Tindakan keperawatan Observasi
gastrointestinal selama 3x24 jam 18. Identifikasi penyebab
(D.0020) eliminasi fekal diare
(L.04033) membaik 19. Identifikasi penyebab
dengan kritera hasil : Riwayat pemberian
5. Kontrol makanan
pengeluaran 20. Monitor warna,
feses menurun volume, frekuensi dan
6. Keluhan konsistensi tinja
defekasi 21. Monitor tanda dan
menurun gejala hypovolemia
7. Konsistensi 22. Monitor iritasi dan
feses membaik ulserasi kulit didaerah
8. Frekuensi perianal
defekasi 23. Monitor jumlah
membaik pengeluaran diare
24. Monitor keamanan
73
penyiapan makanan
Terapeutik
25. Berikan asupan cairan
oral
26. Pasang jalur intravena
27. Berikan cairan
intravena jika perlu
28. Ambil sample darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
29. Ambil sample feses
untuk culture jika perlu
Edukasi
30. Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
31. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk
gas, pedas, dan
mengandung laktosa
Kolaborasi
32. Kolaborasi pemberian
obat anti motilitas
33. Kolaborasi pemberian
obat anti spasmodic
atau spasmolitik
34. Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses
Deficit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan (I.12383)
pengetahuan Tindakan keperawatan Observasi
b.d kurang selama 3x24 jam 9. Identidikasi kesiapan
terpapar diharapkan Tingkat dan kemampuan
informasi pengetahuan menerima informasi
(D.01333) (L.12111) meningkat 10. Identifikasi faktor-
dengan kriteria hasil : faktor yang dapat
5. Perilaku sesuai meningkatkan dan
anjuran menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih
6. Verbalisasi dan sehat
minat dalam Terapeutik
belajar 11. Sediakan materi dan
meningkat media Pendidikan
7. Pertanyaan Kesehatan
tentang 12. Jadwalkan Pendidikan
masalah yang Kesehatan sesuai
dihadapi kesepakatan
meningkat 13. Berikan kesempatan
8. Persepsi yang untuk bertanya
keliru terhadap Edukasi
masalah 14. Jelaskan faktor risiko
meningkat yang dapat
mempengaruhi
Kesehatan
15. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
16. Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
75
intensitas nyeri 2. Skala nyeri 7
2. Mengidentifikasi 3. Pasien
skala nyeri mengatakan
3. Mengidentifikasi nyeri semakin
faktor yang terasa jika
memperberat dan banyak
memperingan nyeri pergerakan dan
4. Mengidentifikasi aktivitas, nyeri
pengeruh nyeri berkurang jika
pada kualitas hidup tuhunya tidak
5. Memantau Monitor banyak
efek samping pergerakan.
penggunaan 4. Pasien merasa
analgetic terganggu
6. ajarkan tehnik non untuk
farmakologis untuk melakukan
mengurangi rasa kegiatan
nyeri beraktivitas
7. mengontrol 5. Susah buang
lingkungan yang air besar dan
memperberat rasa sulit tidur
nyeri failitasi 6. Pasien
istirahat dan tidur mengikuti
8. Mengidentifikasi yang di
penyebab, periode, arahkan
dan pemicu nyeri perawat dan
9. Menganjurkan pasien
strategi meredakan mengatakn
nyeri cukup
10. Menganjurkan membantu
menggunakan mengurai nyeri
analgetic secara 7. Pasien
tepat mengatakn
11. Menganjurkan lingkungan
tehnik non nyaman
farmakologis untuk 8. Pasien
mengurangi rasa mengatakan
nyeri cukup
mengerti yang
di jelaskan
oleh perawat
9. Pasien
mengatakan
paham cara
meredakan
nyeri yang
telah di
jelaskan oleh
perawat
10. Pasien
mengatakan
selalu tepat
waktu
penggunaan
analgetic
11. Pasien
mengatakan
nyeri sedkit
berkurang
2 Diare b.d 1. Mengidentifikasi 1. Pasien
inflamasi penyebab diare mengatakan
gastrointestina 2. Meonitor warna, tidak
l volume, frekuensi mengetahui
(D.0020) dan konsistensi penyebab diare
tinja yang di alami
3. Memonitor tanda 2. Pasien
dan gejala mengatakan
hypovolemia warana BAB
4. Memonitor iritasi kekuningan
dan ulserasi kulit kuningan
didaerah perianal untuk
5. Memonitor jumlah frequensi
pengeluaran diare pengeluar
6. Menganjurkan BAB 10-11 /
asupan cairan oral hari dan
7. Melakukan konsistensi
pemasangan jalur BAB cair
intravena 3. Pasien
8. Menganjurkan mengatakan
makanan porsi kecil tubuhnya
dan sering secara lemas
bertahap 4. Pasien
9. Menganjurkan mengatakan
menghindari bagian kulit
makanan sekitar perianal
pembentuk gas, cukup perih
pedas, dan dan sakit
mengandung 5. Pasien
laktosa mengatan
10. Menganjurkan BAB 10-11
pemberian obat anti kali / hari
motilitas 6. Pasien
77
mengatakan
mengkonsumsi
susu dan air
putih
7. Pasien merasa
terbantu untuk
memenuhi
volume cairan
dalam tubuh
8. Pasien
mengatakan
hanya
mengkonsumsi
susu yang
anjurkan
9. Pasien
mengatakan
tidak
mengkonsumsi
makanan iya
hanya minum
susu
10. Pasien merasa
terbantu
dengan obat
yang telah di
berikan
3 Deficit 1. Mengidentidikasi 1. Pasien dan
pengetahuan kesiapan dan keluarga
b.d kurang kemampuan mengatakn
terpapar menerima siap untuk
informasi informasi menerima
(D.01333) 2. Menyediakan informasi yang
materi dan media di dapatkan
Pendidikan tentang
Kesehatan kesehatannya
3. Menjadwalkan 2. Keluarga dan
Pendidikan klien melihat
Kesehatan sesuai media yang di
kesepakatan berikan
4. Menganjurkan 3. Keluarga
kesempatan untuk pasien
bertanya berpartisipasi
5. Menjelaskan faktor 4. Keluarga klien
risiko yang dapat bertannya
mempengaruhi 5. Keluarga
Kesehatan pasien cukup
mengerti dan
paham yang di
sampaikan
perawat
79
farmakologis untuk nyaman
mengurangi rasa 8. Pasien
nyeri mengatakan
cukup
mengerti yang
di jelaskan
oleh perawat
9. Pasien
mengatakan
paham cara
meredakan
nyeri yang
telah di
jelaskan oleh
perawat
10. Pasien
mengatakan
selalu tepat
waktu
penggunaan
analgetic
11. Pasien
mengatakan
nyeri cukup
berkurang
5 Diare b.d 1. Mengidentifikasi 1. Pasien
inflamasi penyebab diare mengatakan
gastrointestina 2. Meonitor warna, penyebab diare
l volume, frekuensi yang di alami
(D.0020) dan konsistensi karena factor
tinja penyakit yang
3. Memonitor tanda di alaminya
dan gejala 2. Pasien
hypovolemia mengatakan
4. Memonitor iritasi warana BAB
dan ulserasi kulit kekuningan
didaerah perianal kuningan
5. Memonitor jumlah untuk
pengeluaran diare frequensi
6. Menganjurkan pengeluar
asupan cairan oral BAB 6-7 / hari
7. Melakukan dan konsistensi
pemasangan jalur BAB cair
intravena 3. Pasien
8. Menganjurkan mengatakan
makanan porsi kecil tubuhnya
dan sering secara masih terasa
bertahap lemas
9. Menganjurkan 4. Pasien
menghindari mengatakan
makanan bagian kulit
pembentuk gas, sekitar perianal
pedas, dan cukup perih
mengandung dan sakit
laktosa 5. Pasien
10. Menganjurkan mengatan
pemberian obat anti BAB 6-7 kali /
motilitas hari
6. Pasien
mengatakan
mengkonsumsi
susu dan air
putih
7. Pasien merasa
terbantu untuk
memenuhi
volume cairan
dalam tubuh
8. Pasien
mengatakan
hanya
mengkonsumsi
susu yang
anjurkan
9. Pasien
mengatakan
tidak
mengkonsumsi
makanan iya
hanya minum
susu
10. Pasien merasa
terbantu
dengan obat
yang telah di
berikan
Catatan perkembangan
81
Diagnosa Hari/tgl/jam SOAP
keperawatan
Nyeri kronis b.d S : pasien mengatakan nyeri sedikit
gangguan fungsi berkurang
metabolik
(D.0078) O: Pasien masih tampak gelisah dan
lemas
Ttv :
Tekanan Darah : 120/80 mmhg
Nadi :89x/ meneit
Respirasi : 21x/ menit
Suhu : 36,6 C
Spo : 97%
P: intervensi di lanjutkan
Diare b.d
inflamasi S: Pasien mengatakan diare
gastrointestinal berkurang
(D.0020)
O: Pasien masih tampak lemas
Frekuensi BAB : 5x/hari
Konsistensi BAB: cair
Turgor kulit <2 detik
O: intervensi di lanjutkan
P: intervensi di hentikan
Nyeri kronis b.d
gangguan fungsi S : pasien mengatakan nyeri
metabolik berkurang
(D.0078)
O: Pasien masih tampak gelisah dan
lemas
Ttv :
Tekanan Darah : 110/80 mmhg
Nadi : 89x/ meneit
Respirasi : 21x/ menit
Suhu : 36,6 C
Spo : 97
P: intervensi di lanjutkan
Diare b.d
inflamasi S: Pasien mengatakan diare
gastrointestinal berkurang
(D.0020)
O: Pasien masih tampak lemas
Ttv :
Tekanan Darah : 110/80 mmhg
Nadi :89x/ meneit
Respirasi : 21x/ menit
Suhu : 36,6 C
Spo : 97
O: intervensi di lanjutkan
83
BAB IV
EBP DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Jurnal
Review journal
terdiri atas dua tahap. Tahap pertama = 0,000, secara berurutan). Kesimpulan,
memberikan pelatihan keperawatan pelatihan hipnosis 5 jari pada perawat
dasar berupa teknik hipnosis 5 jari komunitas dapat menurunkan tingkat nyeri
kepada 13 perawat komunitas untuk dan stres pada warga di sekitar kic semarang.
menurunkan tingkat nyeri dan stres.
85
No Judul Peneliti Publikasi Metode penelitian Hasil
(63 tahun) dengan diagnosis medis memberikan intervensi hipnosis lima jari
anxiety rating scale (hars) dan visual membantu mengurangi tingkat nyeri dan
87
No Judul Peneliti Publikasi Metode penelitian Hasil
89
B. Pembahasan Jurnal dan Kasus
Di dapatkan pada jurnal 1 terapi hypnosis 5 jari menurunkan Tingkat kecemasan,
pada jurnal 2 di dapatkan setelah dilakukan intervensi hypnosis 5 jari Tingkat
nyeri pada pasien berkurang 1 poin bahkan ada yang 6 poin dan pada jurnal 3 di
dapatkan setelah dilakukan intervensi terapi hypnosis 5 jari cukup berpengaruh
mengurangi rasa nyeri.
Berdasarkan hasil analisis dari ketiga jurnal diatas didapatkan hasil bahwa terapi
hipnosis 5 jari efektif digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri pada
pasien,Tingkat nyeri nya pun minimal berkurang 1 poin dari pada sebelumnya.
Setelah kami melakukan intervensi hypnosis 5 jari kepada pasien kurang lebih
selama 5 menit, menunjukkan bahwa intensitas nyeri pada pasien berkurang 1
poin. Hal diatas menunjukkan bahwa terapi hipnosis 5 jari efektif digunakan
untuk menurunkan intensitas dan skala nyeri pada pasien,dengan catatan pasien
harus rutin untuk melakukan terapi tersebut agar inntensitas nyeri terus menurun
di setiap harinya, terapi hipnosis 5 jari ini bisa terus dilakukan secara berkala jika
pasien masih mengeluh nyeri ,jadi intervensi hypnosis yang telah di
implementasikan dengan hasil yang efektif menurunkan intensitas nyeri sesuai
dengan jurnal yang sudah kita analisis.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan terapi komplementer yang digunakan yaitu terapi
hipnosis 5 jari untuk meredakan nyeri. Implementasi ini digunakan untuk
pasien yang mengalami keluhan nyeri dari mulai nyeri ringan sampai nyeri
berat,setelah dilakukan asuhan keperawatan yang menggunakakan
intervensi hypnosis 5 jari untuk meredakan nyerinya didapatkan hasil
adanya pengurangan nyeri sebanyak 2 poin,,maka hasil ini selaras dengan
jurnal yang telah di analisis yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
dan pengurangan nyeri setelah dilakukan intervensi terapi hypnosis lima
jari.
B. SARAN
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
masukan dalam bahan belajar dan dapat memberikan sumbangan pikiran
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyakit yang dibahas
di atas dengan melihat dari aspek yang berbeda dan sebagai informasi bagi
penulis selanjutnya
2. Bagi penulis selanjutnya
Diharapkan informasi ini menjadi bahan atau materi pembelajaran baik
kalangan mahasiswa pendidikan sarjana maupun diploma-III agar dapat
melaksanakan penatalaksanaan pada pasien yang mengalami keluhan nyeri
.
3. Bagi perawat
Disarankan untuk memberikan intervensi ini sebagai penanganan pada
pasien yang mengalami keluhan nyeri, dan bisa menyalurkan informasi ini
kepada perawat sejawat manapun karena sudah terbukti secara evidance
base.
DAFTAR PUSTAKA
91
Beck DE, Roberts, Patricia L. Saclarides, Theodore J. Senagore, Anthony J.
Stamos MJ , Wexner SD. (2011). The ASCRS Textbook of Colon and Rectal
Surgery. second edi. New York: Spinger
Di, K., & Djamil, R. M. (n.d.). Profil Dan Kesintasan Penderita Kanker. 45–49.
Lowery AE, Starr T, Dhingra LK, Rogak L, Hamrick-price JR, Farberov M, et al.
(2011). Frequency , Characteristics , and Correlates of Pain in a Pilot Study of
Colorectal Cancer Survivors 1 – 10 Years Post-Treatment. journal Pain Med. vol
14:1673–8
Wahyudi B. Pengaruh Intervensi Auditori Hipnosis Lima Jari terhadap Vital Sign:
Tekanan Darah, Frekuensi Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan Nyeri pada Klien
Fraktur Ekstremitas. (Skripsi). Surabaya: Fakultas Keperawatan, Universitas
Airlangga. 201
Joyce, B., & Hokanson,H.J. (2018). Keperawatan Medikal Bedah. Nuha Medika.
PPNI.(2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia definisi dan indikator
diagnostik (II).
PPNI. (2018). Standar Intervensi keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1sted.).
Purwanto, H. (2016). Keperawatan Medikal
Wijaya, andra saferi, & Putri, yessie mariza. (2019). Keperawatan Medikal Bedah
2. Nuha Medika.
Di, K., & Djamil, R. M. (n.d.). Profil Dan Kesintasan Penderita Kanker. 45–49
93